Monthly Archives: April 2016

Strategi Pemasaran Produk dan Jasa Keinsinyuran pada Program Pembangkitan Listrik 35.000 MW

Oleh: Habibie Razak – Energy Practitioner and Power, Oil & Gas Project Manager

Program pembangunan pembangkit listrik oleh Pemerintah Republik Indonesia yang dijalankan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang saat ini dikenal sebagai program 35.000 MW yang ditargetkan selesai dalam 5 tahun satu periode pemerintahan Jokowi-JK. Begitu banyaknya proyek pembangkit listrik sebagai bagian dari program ini dimulai dari pembangkit berskala kecil, menengah sampai besar, dari bahan bakar gas, batubara dan renewable energy yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Perusahaan yang memiliki reputasi internasional baik domestik, nasional maupun asing bertarung memenangkan ratusan bahkan ribuan paket pekerjaan pada program 35.000 MW di antaranya sebagai Kontraktor Rancang-Bangun (EPC), Major Equipment Provider seperti Turbin, Boiler, Water Treatment Package dan lainnya. Insinyur Indonesia dituntut berperan serta bukan hanya pada saat fase eksekusi proyek berlangsung tapi di tahap di mana mereka sebagai perwakilan dari perusahaan-perusahaan raksasa tadi turut andil memenangkan proyek-proyek mercusuar di program 35.000 MW ini.

Salah satu jenis kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang Insinyur yang bergelut di bidang pemasaran produk atau jasa keinsinyuran adalah manajemen pemasaran. Insinyur yang bergelut sebagai Sales dan Business Development memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain: memasarkan produk berbau teknologi atau jasa keinsinyuran kepada client atau customer dan memenangkan proyek-proyek tersebut dengan menggunakan segala sumber daya yang ada di dalam organisasinya. Suatu perusahaan memungkinkan untuk mengembangkan bisnisnya termasuk menambah sumber dayanya seiring dengan produktifitas di dalam memasarkan produk dan jasanya secara sustainable atau berkelanjutan. Insinyur Pemasaran harus mampu menerapkan strategic selling untuk mampu memenangkan proyek-proyek Pembangkit Listrik di mana pihak pemilik proyek adalah PLN maupun pihak swasta atau dikenal sebagai Independent Power producer (IPP). Sebagai contoh, seorang Insinyur pemasaran yang berusaha menjual major equipment package yang digunakan pada pembangkit listrik di dalam langkahnya untuk meraih kontrak ataupun orderan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Target utama pemilik proyek. Apabila pihak pemilik itu adalah perusahaan IPP maka target finalnya adalah memenangkan tender IPP dan finalisasi Power Purchase Agreement (PPA). Insinyur Pemasaran perlu membekali diri pengetahuan dan pengalaman tentang mekanisme tender IPP dan regulasi terkait dengan bisnis ini. Insinyur pemasaran yang berpengalaman di bisnis ini akan mampu memberikan rekomendasi bahkan solusi pada beberapa hal terkait tender IPP antara lain: saran tentang pemasok bahan bakar pembangkit, opsi lender atau pihak pemberi pinjaman untuk proyek sejenis ini, rekomendasi kontraktor EPC yang berpengalaman pada pembangunan pembangkit listrik tergantung tipe dan kapasitasnya, dan juga saran tentang opsi kontraktor pengoperasian dan pemeliharaan pada saat fasilitas pembangkit sudah mulai bekerja. Seorang Insinyur Pemasaran memiliki nilai tambah di mata pemilik proyek apabila dia mampu memfasilitasi komunikasi antara PLN dan IPP.
  • Insinyur Pemasaran diharapkan mampu menghitung Return on Investment (ROI) setidaknya membantu Client atau Owner di dalam menyediakan opsi-opsi strategis untuk menurunkan biaya investasi proyek yang tidak lain tujuan akhirnya adalah untuk meraih keekonomian proyek. Perhitungan struktur tarif yang akan ditawarkan ke PLN terdiri dari 4 komponen antara lain: komponen A adalah total pinjaman, bunga dan Return on Equity, komponen B adalah biaya tetap pengoperasian dan pemeliharaan, komponen C adalah biaya bahan bakar dan komponen D adalah biaya variabel pengoperasian dan pemeliharaan.
  • Insinyur Pemasaran memahami bahwa keberlanjutan operasi adalah penting buat pemilik proyek untuk bisa mencapai periode pengembalian yang lebih cepat. Pembangkit listrik yang bisa bekerja minimum 8.000 Jam per Tahun tanpa ada gangguan signifikan akan memaksimal profitabilitas pemiliknya. Setidaknya ada tiga faktor yang mendrive kehandalan suatu pembangkit antara lain: komponen equipment utama seperti turbin dan boiler adalah merupakan teknologi yang teruji dan handal, program pemeliharaan yang tepat sasaran, dan ketersediaan suku cadang.
  • Analisis kompetitor yang terkait dengan produk yang dijual. Insinyur pemasaran selain menguasai produk yang dia jual juga memahami kelebihan dan kekurangan teknologi lain yang bisa menjadi pesaing utama dari produk yang dia pasarkan.

Insinyur Pemasaran yang akrab kita sebut sebagai sales engineer atau bahkan business development apapun yang dia berusaha pasarkan secara garis besarnya memiliki kompetensi kunci antara lain:

  • Memahami sepenuhnya secara teknis dan komersil tentang produk dan/atau jasa yang dia pasarkan. Dia memahami dan mengimplementasikan konsep Value Proposition. Value Proposition adalah perusahaannya memiliki produk yang membedakannya dengan competitor lainnya dan secara signifikan mempengaruhi investasi pemilik proyek ke arah yang tepat.
  • Akses langsung ke organisasi customer atau client. Insinyur Pemasaran yang handal dan berpengalaman menemukan siapa yang dia bisa dekati yang bakalan bisa mengambil keputusan final untuk memenangkan produk atau jasa yang dia jual.
  • Subject Matter Expert (SME) pada satu atau beberapa organisasi profesi keinsinyuran dan komunitas professional seperti: Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Komunitas Migas Indonesia (KMI), Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI). Dengan berpartisipasi aktif pada organisasi atau komunitas di atas dia akan mampu berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan para professional dari berbagai level seperti President Direktur, Direktur Operasi, General Manager, Manager sampai pada level Engineer yang tidak menutup kemungkinan di antara mereka adalah potential clients.
  • Bagaimana pun juga, sehebat apapun seorang Insinyur Pemasaran dia tetap tidak akan mampu menjual sendiri tanpa dukungan dari anggota tim lainnya. Menjual proyek atau produk bukanlah pencapaian individual tapi melainkan kerjasama tim. Kuncinya adalah zippering the relationship di setiap lapis struktur organisasi Client.

 

 

Inhouse PPPI PT Nindya Karya, 21 April 2016

Program Pembinaan Profesi Insinyur kembali bergulir sebagai entry point buat para Sarjana Teknik yang bekerja lebih dari tiga tahun di dunia keinsinyuran untuk meraih sebutan Insinyur dan gelar Insinyur Profesional. UU No. 11 Tahun 2014 mengamanahkan kepada para Sarjana Teknik mengikuti program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sebagai salah satu upaya menjadi Insinyur yang teregistrasi.

Rudianto2

Inhouse workshop ini lahir dari permintaan Ir . Haedar A. Karim Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT Nindya Karya setelah sebelumnya membuka kegiatan serupa hasil kerjasama Ikatan Alumni Unhas dan PII pada Tanggal 9 Maret 2016. Peserta PPPI bukan hanya dihadiri oleh staff Insinyur perusahaan konstruksi berpelat merah ini tetapi melihat absensi kehadiran peserta, dari 40 peserta dihadiri oleh level manager, kepala divisi, general manager sampai pada level direksi perusahaan ini.

 

Sapri

Ir. Rudianto Handojo membuka acara PPPI dan sekaligus memaparkan materi Sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran. Terlihat Direktur Utama Nindya Karya, Ir. Indradjaja Manopol intens mendengarkan pemaparan Ir. Rudianto selama sesi ini.

 

 

 

 

Tjipto

Materi Etika dan Hukum Profesi Insinyur disampaikan oleh Ir. Sapri Pamulu, Ph.D dan kemudian dilanjutkan materi Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional oleh Ir. Tjipto Kusumo. Bapak Tjipto pada beberapa slides menggambarkan perbandingan antara proses mendapatkan sertifikasi Insinyur di Indonesia dan di negara maju seperti Amerika. Seperti yang disampaikan Beliau, Sarjana Teknik yang telah mengikuti Program Profesi Insinyur disebut Insinyur sedangkan Sarjana Teknik di US setelah lulus Fundamental Engineering diberi gelar Engineer-in-Training atau Engineer Intern kemudian kedua-duanya baik di Indonesia maupun di US mereka akan berhak mendapatkan lisensi Insinyur Profesional setelah mengikuti uji kompetensi keinsinyuran. Uji kompetensi keinsinyuran bisa dilakukan setelah Engineer memiliki pengalaman keinsinyuran lebih dari 4 tahun.

My show time

Materi pengenalan Bakuan Kompetensi dipaparkan oleh Ir. Habibie Razak kemudian dilanjutkan panduan pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional oleh Ir. Wahyu Hendrastomo. Habibie dalam paparannya memberikan contoh isian FAIP kepada peserta dan menyatakan akan siap membantu profesional-profesional Nindya Karya apabila dibutuhkan pada saat pengisian FAIP setelah workshop PPPI.

 

 

Wahyu

Salam Insinyur, Bravo PII.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

 

Program Pembinaan Profesi Insinyur PII Kerjasama IKATEK dan ISP Unhas, 16 April 2016

Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK-UH) dan Ikatan Sarjana Perkapalan Unhas (ISP-UH) untuk yang kesekian kalinya bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia menggelar Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) yang diadakan pada Hari Sabtu, 16 April 2016 di Gedung BPPT, Jl. MH Thamrin. Peserta seperti biasa didominasi oleh Alumni Unhas sebagaimana target program kerja Ikatan Alumni untuk menginsinyurkan lebih dari 1000 alumni Teknik Unhas yang saat ini kebanyakan bekerja di sektor keinsinyuran yan mencakup konstruksi infrastruktur publik, minyak dan gas, galangan kapal dan industri manufaktur.

Pembukaan.jpgAcara dibuka oleh Ir. Ngadiyanto, IPM sekaligus memberikan sambutan kepada peserta PPPI ini. Beliau menyampaikan bahwa Alumni Universitas Hasanuddin dan PII Cabang Makassar adalah termasuk yang paling proaktif di dalam mengikuti program PPPI dan workshop sertifikasi ini. Kesadaran mereka akan sertifikasi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN patut diapresiasi dan dijadikan contoh supaya alumni lain juga mengikuti jejak alumni Unhas ini. Sosialisasi UU Keinsinyuran adalah materi pertama seperti biasa yang juga dibawakan oleh Ir. Ngadiyanto.

Roby

Ir. Habibie Razak, IPM., ACPE pada kesempatan kali ini diminta membawakan dua materi yaitu Organisasi PII dan Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional. Habibie sedikit bercerita tentang benefit yang dimiliki oleh Insinyur yang bersertifikasi. Beberapa bulan yang lalu, suatu perusahaan EPC India membutuhkan seorang Professional Engineer untuk melakukan verifikasi invoice yang disubmit oleh beberapa subkontraktor yang bekerja di bawah kontraktor EPC ini. Main EPC contractor ini ternyata mendapatkan pembiayaan proyek dari Bank India termasuk membayarkan segala tagihan atau invoice dari subkon mereka. Teman yang bekerja di sana menghubunginya dan meminta melakukan peer-review terhadap payment milestone termasuk scope of works dan Bill of Quantities yang diklaim telah dilakukan oleh subkon mereka. Setelah mereview dokumen invoice itu Habibie diminta bertanda tangan di atas kertas invoice menyatakan bahwa subkon memenuhi syarat untuk dibayarkan oleh pihak Kontraktor EPC. Habibie dibayar oleh Kontraktor India ini sebagai independent verificator sebagai syarat untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank India.

materi Sapri.jpg

Ir. Sapri Pamulu, PhD sebagai perwakilan dari IKATEK Unhas menutup acara PPPI ini setelah membawakan materi Etika Profesi dan Advokasi Insinyur. Beliau dalam pemaparannya menyampaikan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Komite Advokasi di dalam mengupayakan Insinyur Profesional mendapatkan Professional Indemnity Insurance sebagai upaya perlindungan terhadap Insinyur terhadap resiko malpraktek keinsinyuran.

 

 

Penyerahan simbolis.jpg

Hadir sebagai peserta dalam acara ini adalah Ir. Trigunawan Wardana alumni Perkapalan Unhas yang bekerja di Industri Perkapalan di area Jakarta Utara. Ali Mahmudi, peserta yang bekerja di British Petroleum penugasan LNG Tangguh Papua juga tampak aktif bertanya dan mengemukakan pendapat selama program ini berlangsung. Ir. Ali Mahmudi mendapatkan mandat dari PII Pusat untuk segera membentuk PII Cabang Batang di mana Beliau berdomisili. Sebagaimana diketahui bersama, tidak lama lagi Kabupaten Batang akan menjadi daerah strategis untuk pengembangan industri termasuk dibangunnya Pembangkit Listrik berkapasitas 2×1000 MW yang akan menjadi pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara yang akan rencana beroperasi Tahun 2019 nanti.

Di luar ruangan berlangsungnya PPPI ini, di depan meja registrasi bertugas staff PII Pusat dan IKATEK Unhas terdiri dari Ibu Ita Sulistiawaty, Bapak Zul, Bapak Jafar dan Ibu Titi Tri Kuntarti.

Foto bersama.jpg

Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama peserta, panitia dan Pengurus Pusat PII.

Panitia.jpg

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas

 

 

 

Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI), Medan, 5 April 2016

Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) kembali dilaksanakan di Medan, Selasa, 5 April lalu. Kegiatan sehari yang diselenggarakan oleh PII Wilayah Sumatera Utara berlokasi di Ruang Nuri Hotel Garuda Plaza dihadiri lebih dari 30 peserta dari berbagai instansi dan perusahaan yang beroperasi di Kota Medan dan sekitarnya.

Ngadiyanto

Acara dibuka secara resmi oleh Ir. Ngadiyanto, SE., IPM sekaligus membawakan materi sosialiasi UU No. 11 Tahun 2014. Hadir pada pembukaan ini adalah Ir. Ricson Simarmata – Ketua Wilayah Sumut beserta pengurus lainnya. Ir. Ricson dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada perwakilan PII Pusat yang menyempatkan hadir dan membuka acara PPPI ini. Kata Beliau “Diharapkan ke depannya Pengurus Wilayah minimal akan bisa mengkoordinir lebih dari 10 Cabang di wilayah Sumatera Utara untuk lebih menguatkan peran serta PII dalam pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana di Propinsi ini”.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat memberikan mandat kepada Ir. Ngadiyanto dan Ir. Habibie Razak sebagai Instruktur pada PPPI kali  ini. Di antara peserta yang hadir, Ibu Murniati Pasaribu Ketua LPJK Daerah Sumatera Utara dan Rikardo B. Manurung Ketua INKINDO Sumatera Utara bersama rekan-rekannya tampil sangat proaktif bertanya dan berpendapat di sesi pemaparan sosialisasi UU Keinsinyuran yang dibawakan oleh Ir. Ngadiyanto dan sesi Etika Profesi dan Advokasi yang dipaparkan oleh Ir. Habibie Razak.

Habibie show time

Malam sebelum pelaksanaan acara, Ir. Budhi Santri, IPM dan Ir. Abdul Rojak Pengurus PII Sumut menjemput perwakilan Pengurus Pusat PII di Bandara Kualanamu yang kemudian dijamu dengan makan malam di salah satu restoran Padang tidak jauh dari Bandara. Tidak jauh sebelum diantar ke Hotel Garuda Plaza tempat mereka menginap, mereka menyempatkan singgah di Warung Durian Pelawi. Durian pun akhirnya menjadi makanan penutup malam itu. “Kami sangat menikmati jamuan Pengurus Wilayah Sumatera Utara ini dan berharap akan mendapatkan undangan lagi supaya bisa menikmati durian medan untuk kesekian kalinya” Kata Habibie kepada salah seorang panitia PPPI ini.

 

Suasana Kegiatan

Reportase oleh: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat.

 

 

 

 

 

 

 

 

Makan Durian

Kunjungan Teknis Tim Persatuan Insinyur Indonesia pada Proyek Pembangunan MRT

Hari Kamis, 31 Maret 2016, Ir. Heru Dewanto Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Ir. Bobby Gafur Umar Mantan Ketum PII Periode lalu yang saat ini menjabat Ketua Dewan Pakar PII bersama  Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia lainnya melakukan kunjungan teknis pada Proyek Pembangunan MRT yang sudah memasuki tahap konstruksi kira-kira pertengahan tahun lalu. Saat ini, Terowongan kereta bawah tanah pertama di Jakarta telah mencapai setengah dari jarak 6 kilometer, meningkatkan harapan bahwa proyek Mass Rapid Transit (MRT) senilai 1,6 miliar dolar (atau setara Rp 16 triliun) yang sempat tertunda lama ini bisa diselesaikan.

IMG-20160401-WA001

MRT Jakarta  (Mass Rapid Transit Jakarta) yang berbasis rel  rencananya akan membentang kurang lebih 110.8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus – Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih 23.8 km dan Koridor Timur – Barat  sepanjang kurang lebih 87 km.

Pembangunan koridor Selatan – Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap:
Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada 2018.
Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8.1 Km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai.

 

 

IMG-20160331-WA003Koridor Timur – Barat saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2027 sebagaimana diinfokan oleh PT Jakarta MRT.

Proyek Pembangunan MRT dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Dukungan JICA diberikan dalam bentuk penyediaan dana pembangunan dalam bentuk pinjaman.

Pelaksanaan Pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik pada tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT. MRT Jakarta. Oleh karena itu, Dokumen Anggaran yang diperlukan juga melibatkan lembaga-lembaga tersebut dengan nama program dan kegiatan berbeda namun dengan satu output yang sama, pembangunan MRT.

Rute MRT

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency, telah menunjuk PT. MRT Jakarta sebagai sub implementing dari program pembangunan MRT Jakarta.

Agenda kunjungan tim PII kali ini diantaranya, mereka mendapat penjelasan tentang proyek pembangunan MRT Jakarta mulai dari nilai proyeknya, status pekerjaan konstruksi, skema kerjasama dan pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam proyek ini termasuk informasi-informasi teknis desain, spesifikasi dan standard yang digunakan pada proyek ini. Tim PII juga menyempatkan meninjau progress pengeboran dan pembangunan terowongan (tunneling) sampai pada kedalaman 20 meter.

Pengurus PII memberikan beberapa rekomendasi kepada pihak project developer antara lain dengan melihat ke depan bahwa kota-kota besar lainnya di Indonesia akan mengikuti rencana jangka panjang Jakarta terkait dengan pengembangan MRT maka diharapkan Kontraktor Nasional kita diberikan porsi yang lebih besar lagi pada proyek sejenis termasuk penggunaan bahan baku dan material konstruksi dalam negeri akan lebih termaksimalkan lagi (local content maximization).

IMG-20160331-WA004

Rekomendasi yang lebih penting lagi adalah dengan adanya proyek Pembangunan MRT ini bisa memberikan kesempatan lebih besar kepada Insinyur-Insinyur Indonesia mengisi posisi-posisi strategis di proyek sejenis seperti sebagai design engineer, construction manager, quality assurance/quality control bahkan sebagai project manager dan project director. Bobby dalam kunjungannya mengatakan “Inilah waktunya Insinyur kita terlibat lebih dalam di proyek ini dan mengambil ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya sehingga untuk proyek selanjutnya Indonesia sudah bisa melakukan secara mandiri baik dari sisi sumber daya Insinyur, bahan baku maupun teknologi yang digunakan”.

Hadir pada Kunjungan Teknis ini antara lain Ir. Rauf Purnama, Ketum PII Periode  2004-2006, Ir. Airlangga Hartarto, Ketum PII Periode 2006-2009 dan beberapa pengurus senior PII lainnya.

Reportase oleh: Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat Periode 2015-2018