Monthly Archives: May 2017

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional Sukses Digelar di Kepulauan Sumbawa, 20 Mei 2017

Suasana Aula Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), nampak hidup. Puluhan sarjana teknik dan sains terlibat aktif dalam diskusi cerdas. Pada ajang Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) tingkat Provinsi NTB di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Kegiatan ini, merupakan hasil besutan Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (PW IKATEK Unhas) Bali-Nusra, yang bekerjasama dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).
Acara yang didukung penuh oleh Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia(PII) itu Sukses menghadirkan peserta dari beragam latar belakang. Baik delegasi dari instansi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, Kementerian Agama, BUMN, maupun sektor swasta.
“Alhamdulillah LSIP kali ini, disambut antusias oleh berbagai pihak. Sehingga, mereka berbondong-bondong mengirimkan utusannya. Para peserta, berasal dari delegasi Pemkot/Pemda/Kemenag lingkup Pulau Sumbawa, asosiasi/konsultan. Bahkan, Pemprov NTB melalui UPT Balai ESDM Pulau Sumbawa. Termasuk PT PLN Wilayah NTB. Adapula dari Pejabat UTS, dan Universitas Samawa. Tidak ketinggalan PT BBS Sumbawa yang merupakan Subkon PT AMNT (dulu Newmont, red). Ini sungguh kebahagian tersendiri bagi Panitia,” ujar Ketua Panita Pelaksana, Trisman, ST, MP.
Karenanya, Trisman yang juga merupakan Wakil Ketua PW IKATEK Unhas Bali-Nusra ini menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya pada semua pihak yang telah merespon secara baik kegiatan tersebut sehingga acara dapat berjalan sukses, sesuai target panitia.
Hal senada diungkapkan oleh Rektor UTS, Dr. Andy Tirta, M.Sc, saat menyampaikan sambutannya. Sebelum membuka secara resmi acara LSIP. Pihaknya, bahkan terobsesi untuk menggelar acara serupa, dalam waktu dekat.
“Jujur, sebelumnya kami belum terlalu paham pentingnya acara ini. Namun, setelah membaca berbagai regulasi terkait Insinyur, PII, dan pentingnya sertifikasi insinyur. Termasuk, banyak berdiskusi dengan Pengurus Pusat PII, akhirnya kami paham. Bahwa, kegiatan ini sangat penting, demi peningkatan kualitas para insinyur di Indonesia terutama dalam menyongsong ajang persaingan bebas saat ini,” ujar Andy Tirta kalem.
Sementara itu, Ketua PW IKATEK Unhas Prov. Bali-Nusra, Hadi Santoso, ST, MM selain mengapreasiasi kerjasama apik, pihaknya dengan UTS. Juga menyampaikan, bahwa LSIP hanyalah awal bagi para peserta menuju insinyur profesional bersertifikat. Sehingga, harus di tindak lanjuti dengan berbagai kegiatan riil dan kolaboratif.
“LSIP ini, jembatan menghantarkan kita menuju insinyur profesional. Sehingga, diharapkan kita bisa serius menyelesaikan persyaratan untuk menjadi Insinyur Profesional Pratama (IPP, red) lanjut ke Insinyur Profesional Madya (IPM, red) bahkan semoga mampu mencapai Insinyur Profesional Utama (IPU, red).  Karena, dari banyak pengalaman, para peserta hanya berhenti di LSIP. Dan itu juga disebabkan karena minimnya pendampingan oleh pihak terkait,” ingat Hadi.
Ajang LSIP kali ini, langsung menghadirkan dua orang instruktur dari PII Pusat. Yaitu, Ir. Habibie Razak, MM, ASEAN Eng, ACPE (Sekretaris Bidang Gas) dan Ir. Muhammad Sapri Pamulu, M.Eng, Ph.D (Wakil Ketua Komisi Advokasi) antara lain menjelaskan materi tentang Organisasi PII, UU No. 11/2014 tentang Keinsinyuran. Sistem sertifikasi insinyur profesional, Bakuan Kompetensi Insinyur Profesional (BKIP), serta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
“Para instruktur juga langsung memandu pengisian FAIP (Formulir Aplikasi Insinyur Profesional, red), sebagai syarat utama untuk mendapatkan sertifikat insinyur profesional. Dan terakhir, para peserta melakukan ikrar Kode Etik sebagai anggota PII, yang luhur, dan memaksimalkan potensi demi kemaslahatan umat,” lanjut Hadi.
Acara ditutup oleh Dewan Pembina PW IKATEK Unhas Prov. Bali-Nusra, Ir. Syamsul Ma’arif. Yang juga menjabat Kepala Balai ESDM Pulau Sumbawa. Syamsul mengapresiasi semangat peserta yang tidak surut sedikitpun dalam menerima berbagai materi. Dan menekankan pentingnya kolaborasi dari peserta sehingga bisa menghasilkan karya besar.
“Kita harus bisa mengukuhkan kebersamaan ini sehingga bisa optimal hasilnya. Para insinyur, khususnya Geologis mengenal istilah divergen dan konvergen pada batuan. Jadi mari kita berusaha menjadi konvergen. Yakni, layaknya pergerakan lempeng yang saling mendekati. Kita pun harus bergerak konvergen (menyatu, red)di tengah divergennya (perbedaan, red) kita ini,” nasehat Syamsul.
Di akhir acara. Para peserta LSIP menyepakati berbagai komitmen bersama secara tertulis. Diantaranya, segera dibentuknya PII Cabang dan Wilayah di Provinsi NTB serta menyelenggarakan LSIP selanjutnya di lingkup Propinsi NTB. Forum itu, secara aklamasi menunjuk tiga orang sebagai mandataris, yakni Hadi Santoso, ST, MM, Dr. Andy Tirta, M.Sc, serta Ir. Syaiful Rahman. (TGoY)
Sumber: Visioner Berita, Sumbawa

Mengajar Manajemen Proyek Rancang-Bangun untuk Calon EPC Project Manager, 6 Mei 2017

Waktu libur tidak pernah mengurangi semangat para professional untuk mengembangkan dan memutakhirkan pengetahuannya melalui kegiatan program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan (PKB). Badan Pelaksana PKB kembali mengadakan kegiatan kursus Manajemen Proyek dan Kontrak Rancang Bangun pada Hari Sabtu yang dihadiri oleh beberapa professional dari perusahaan ternama seperti WIKA, Technip, RHDHV dan Rekayasa Industri.

Instruktur tetap Bapel PKB PII untuk materi EPC/Rancang Bangun adalah Ir. Habibie Razak yang berpengalaman di area ini selama kurang lebih 15 tahun di sektor ketenagalistrikan, minyak dan gas termasuk LNG, pertambangan dan infrastruktur publik. Beliau adalah pengurus PII Pusat di Bidang Gas/LNG. Keseharian Beliau bekerja di salah satu perusahaan asal Perancis – Belgia bergerak di area engineering, EPCM dan consultancy services untuk proyek-proyek infrastruktur energi.

Materi yang dihadirkan terdiri dari beberapa modul penting terkait EPC contract and project management antara lain: EPC project management responsibilities, karakteristik proyek EPC termasuk term and conditionnya, cara menyiapkan proposal EPC, sistem perpajakan dan asuransi, sistem pengadaan barang dan jasa pada proyek EPC, dan manajemen konstruksi pada proyek EPC. Sesi sehari ini diharapkan memberikan modal utama bagi para professional untuk bisa memahami kontrak dan manajemen proyek EPC lebih dalam lagi untuk bisa diterapkan apabila ke depan mereka akan dipromosi menjadi Project Manager Rancang-Bangun di perusahaan sekarang.

Sesi ini berlangsung sangat interaktif di mana peserta juga mengutarakan pengalaman mereka pada beberapa proyek EPC di mana mereka terlibat sebagai construction engineer, pipeline design engineer, dan assistant project manager.

Terima kasih kepada staff BAPEL PKB, Jafar dan Erni Wahyuni yang mengorganize kegiatan ini bisa berjalan sesuai direncanakan. Sesi EPC selanjutnya akan diadakan lagi dalam dua minggu mendatang, sampai ketemu di sesi selanjutnya.


Sukses Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Distribusi Gas PII Pusat

Forum of Entities Associated with ASEAN, 4 May 2017

JAKARTA, 4 May 2017 – The ASEAN Secretariat hosted the inaugural Forum of Entities Associated with ASEAN today in an effort to strengthen cooperation for community building efforts. The forum brought together 150 participants comprising of ASEAN parliamentarians, legal experts, bankers, youth, civil society representatives, women, disability advocates and business and professional associations representing 56 entities and centres associated with ASEAN.

At the forum, participants were briefed on the goals of the three community pillars and how they can contribute to realising the ASEAN Vision 2025. These three pillars consist of political security blueprint, socio-cultural blueprint and economic blueprint which have been set till 2025. Interactive discussions, questions and answers during the presentation of three pillars by panelist. One of the delegates from the textile traditional art associations within ASEAN demanding more supports of this traditional art as it has been a heritage which needs to be preserved.

They also learned about the privileges and obligations of entities associated with ASEAN, such as the use of ASEAN name, anthem and logo. Further, they discussed how to access third-party funding mechanism managed by the ASEAN Secretariat and its project management cycle. During the forum, entities shared their aspiration for ASEAN to further enhance engagement with the grassroots level to fully realise a people-oriented and people-centred ASEAN. They also shared their views and suggestions for the 50th anniversary of ASEAN.

During the open forum, representatives of accredited entities expressed their appreciation to ASEAN Secretariat for gathering the entities for the first time. “This forum is a great platform to meet with other organisations and entities. We found so many great opportunities to work together to achieve ASEAN goals,” said Mr. Senjaya Mulia from ASEAN Youth Organisation, which is currently seeking accreditation. The one-day forum was also graced by the representatives of Permanent Missions of ASEAN Member States and supported by the German Government through GIZ cooperation project.

ASEAN Federations of Engineering Organization (AFEO), one of ASEAN accredited civil society organizations assigned Habibie Razak to attend the forum on behalf of AFEO Chairman. AFEO is the federation of engineering institutions within ASEAN which was established since 1998 and have been very active in exchanging and sharing knowledge and information with regard to science, engineering and technology within ASEAN Countries.

Reported by Habibie Razak, Secretary of Gas Department, the Institution of Engineers, Indonesia (PII), Source: www.asean.org