Suasana upacara perayaan kemerdekaan RI ke-77 hari ini secara offline di kantor PII Pusat Gedung Graha Rekayasa Indonesia berlangsung hikmat dipimpin langsung oleh Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU.,, ACPE. Bertindak selaku inspektur upacara Sekretaris Jenderal PII Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU., APEC Eng.
Ketum dalam pidatonya menyampaikan, kita membutuhkan Insinyur untuk bangun negeri ini menjadi lebih baik. Berikut isi pidato lengkap keinsinyuran Ketum PII pada perayaan Kemederkaan RI hari ini.
“Bapak dan Ibu serta Saudaraku sekalian, Sahabat Insinyur se-Indonesia dan para Insinyur kita yang saat ini berkarya di Luar Negeri.
Pagi ini kita hadir bersama untuk merayakan 77 tahun Indonesia meraih kemerdekaannya. Sebagai insan Insinyur Indonesia, kontribusi kita baik secara individu maupun secara organisasi telah banyak melahirkan karya-karya dan Inovasi Keinsinyuran yang mewarnai perjalanan bangsa ini menuju bangsa besar, bangsa yang maju, mandiri dan berdaulat.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa kelahiran PII di tanggal 23 Mei 1952, jelang 7 tahun usia Republik Indonesia juga menandai betapa pentingnya kehadiran PII untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah kita rebut dari kolonialisme. Negeri yang kala itu masih berusia belia membutuhkan infrastruktur dan industri untuk membuktikan eksistensi kita sebagai bangsa.
PII adalah gagasan besar Founding Father Indonesia Ir. Soekarno bersama pendiri Ir. Djuanda dan Ir. Rosseno.
Visi besar Founding Father kita adalah Insinyur Indonesia hadir untuk membangun bangsa dan mensejahterakan masyarakat melalui karya-karya dan inovasi keinsinyuran. Ir. Soekarno sangat memahami bahwa tanpa insinyur, Indonesia tidak akan menjadi negara maju dan tidak akan bisa setara dengan bangsa-bangsa lain. Indonesia butuh insinyur.
Bapak dan Ibu serta saudaraku para Insinyur yang berkarya di berbagai sektor,
Saat ini kita menghadapi perekonomian dunia yang begitu dinamis, penuh ketidakpastian. Kehidupan berbangsa dan bernegara pun yang melibatkan multi-sektor, multi-aktor sehingga permasalahan yang muncul pun semakin beragam dan begitu kompleks. Begitu pun tantangan keinsinyuran baik skala global maupun nasional yang sungguh dinamis.
Visi Menuju Indonesia Emas di Tahun 2045 yang salah satu pilarnya adalah Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang di dalamnya termasuk tantangan pemenuhan sumber daya Insinyur Indonesia baik secara Kuantitas maupun Kualitas. Secara Kuantitas, saat ini kita masih berada kisaran rasio 5300 Insinyur per juta penduduk yang perlu ditingkatan secara eksponensial untuk setidaknya berada pada rasio 25000 Insinyur per juta penduduk di tahun 2045.
Tentunya, ini menuntut kita, para aktifis Keinsinyuran (yang berada di sisi industri, akademisi, Pemerintah maupun melalui PII sendiri) untuk bersinergi dan berkolaborasi di dalam melakukan proses akselerasi tadi, yang tidak cukup lagi dengan business as usual untuk mencapai target itu. Saat ini, kita jauh tertinggal dari Amerika Serikat (20000 Insinyur per juta penduduk), Korea (25000 Insinyur per juta penduduk) dan bahkan Vietnam (9000 per juta penduduk).
Sebagai organisasi besar, kita patut berbangga, PII telah bertransformasi menjadi Otoritas Keinsinyuran melalui mandat UU 11/2014 telah mencapai milestones of achievement yang di antaranya pengakuan PII sebagai bagian dari International Engineering Alliances sejak awal 2000-an dan baru-baru ini kita mendapat kabar yang sangat menggembirakan beberapa minggu lalu bahwa PII melalui Indonesian Accreditation Board of Engineering Education (IABEE) telah menjadi full signatory member of Washington Accord, sungguh pencapaian yang luar biasa.
Tantangan global keinsinyuran (Digitalisasi dan Automasi, Transisi Energi, Penyediaan Infrastruktur Handal dan Revolusi Industri Kesehatan) menuntut para Insinyur Indonesia fokus pada upskilling dan peningkatan kompetensi secara terus-menerus.
Semoga dengan credentials yang kita miliki sebagai Organisasi bisa secara konsisten menjadi barometer penyelenggaraan Keinsinyuran di Indonesia maupun global yang lebih professional, lebih berkualitas, dan lebih bermartabat. Peran Insinyur Indonesia di dalam berbagai sektor pun harus terus didorong dan ditingkatkan untuk memberikan nilai tambah buat pembangunan nasional dan juga berdaya saing global.
Semoga dengan momentum perayaan kemerdekaan ke-77 ini “INSINYUR INDONESIA SEMAKIN KONSISTEN MENGEKSPRESIKAN NASIONALISME DAN KECINTAAN PADA TANAH AIR MELALUI KARYA DAN INOVASI KEINSINYURAN DI BERBAGAI SEKTOR”
Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-77 tahun.
Indonesia Maju, PII Jaya, Insinyur Indonesia Semakin Tangguh dan Bermartabat”
Ketum PII – Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU., ACPE
Hadir juga secara offline Bendahara Umum PII Dr. Ir. Arlan Septia, IPU., Wasekjen PII Ir. Dandung Sri Harninto, IPU., Sekretaris Komite Penjaminan Mutu PII Pusat Ir. Taufik Nur, MT., IPM., ASEAN Eng, Direktur Eksekutif PII Ir. Habibie Razak, IPU., ACPE., APEC Eng dan Wakil Direktur Eksekutif PII Ir. Mucharom, ST yang diberi amanah membacakan doa di perayaan dirgahayu RI ke-77 ini.