The reports of the event which involved PII at several links below
https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:7243223163839381504
The reports of the event which involved PII at several links below
https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:7243223163839381504
Thanks to BINUS Civil Engineering Students Union and The Institute of Civil Engineers UK, BINUS Chapter for the invitation on “The Civil on Duty, International Seminar”
I was glad to deliver engineering contemporary issues with topic “Enhancing Indonesia’s Infrastructure Sustainability, Strategy to Reduce Embodied Carbon in Indonesia Construction Industry”.
Thanks to Mbak Putri Arumsari for being a moderator, Dr Riza Suwondo as Steering Committee and Dr Oki Setyandito as our host.
Sebagai Civil Engineer or any discipline engineers, satu hal yang menarik adalah bagaimana Insinyur Indonesia mampu berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 dari kegiatan-kegiatan keinsinyuran yang kita lakukan semisal di sektor konstruksi. Diambil dari berbagai sumber, sektor building & construction di Indonesia memberikan kontribusi sekitar 37% emisi CO2equivalent yang merupakan kombinasi dari 2 jenis emisi CO2 yakni embodied carbon dan operational carbon.
Embodied carbon—also known as embodied greenhouse gas (GHG) emissions—refers to the amount of GHG emissions associated with upstream—extraction, production, transport, and manufacturing or construction—stages of a product’s life. Sementara Operational carbon refers to ‘the emissions associated with energy used to operate the building or in the operation of infrastructure’, including heating, hot water, cooling, ventilation, lighting systems, equipment and lifts.
Dalam konteks kota besar seperti Jakarta, embodied carbon yang berasal dari aktivitas kegiatan konstruksi suatu proyek infrastruktur memberikan kontribusi negatif 10,000 (sepuluh ribu) ton CO2equivalent. Bagaimana Insinyur Indonesia bisa mengurangi setidaknya 20% saja dari CO2 footprint ini?
Strategi seperti apa yang Insinyur kita mesti lakukan untuk mengurangi emisi dan mengadopsi sustainable construction practices sebagai bagian dari long term strategy for low carbon and climate resilience 2050? PII mengangkat isu kontemporer seperti ini, hendaknya menjadi bahan kontemplasi kita bersama-sama sebagai insan aktivis Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Sabtu pagi diselenggarakan Seminar Nasional yang dituanrumahi oleh FIM PII Wilayah Riau dengan tema “Pemahaman UU ditinjau dari perspektif penyelenggara Infrastruktur dan Penegakan Hukum Untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045”
Hadir sebagai pembicara antara lain perwakilan PII Pusat Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) Direktur Eksekutif PII, Kepala Balai Jalan Nasional Riau Kementerian PUPR, Kejaksaan Tinggi, Polda Riau, LPJK, dan Badan Otorita IKN.
Sambutan sambutan oleh Ketua FIM PII Riau Ir. Ulul Azmi, IPP, Ketua Umum FIM PII Ir. Haudhi Ramdayuza, IPM, Perwakilan Gubernur dan PII Pusat.
Suasana Malam Anugerah Young Engineers Riau (MAYER) 2024.
Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FIM PII) memberikan penghargaan di beberapa kategori antara lain:
Tokoh Insinyur Inspiratif Untuk Para Insinyur
Tokoh Peduli Keinsinyuran/Insinyur Untuk Tokoh yang peduli pada keinsinyuran tapi bukan berlatar belakang insinyur
Lembaga Pendidikan/Universitas/Perusahaan yang Peduli Terhadap Keinsinyuran atau Pengembangan Keinsinyuran
Semoga dengan adanya upaya memberikan penghargaan sejenis mampu mentrigger gairah para Insinyur Indonesia untuk menjadi lebih produktif dan dalam kerja-kerja keinsinyurannya.
Makasih kepada Ketua FIM Riau sebagai host, Dinda Ir. Ulul Azmi.
Hari ini Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FIM PII) Wilayah Riau menggelar webinar keinsinyuran dengan tema “Estafet Kepemimpinan Insinyur Muda menuju Indonesia Emas 2045” dengan Keynote Speech oleh Ketum PII Dr Ir Danis Hidayat Sumadilaga melalui prerecording session, Direktur Eksekutif PII Pusat Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) dan Ketum FIM PII Haudhi Ramdayuza
Hadir juga sebagai pembicara pada webinar ini Ir. Muh. Agung Triady Putra Ketua FIM PII Wilayah Sulsel dan Ketua PII Wilayah Jawa Tengah Ir. Herry Wahyono.
Webinar ini merupakan rangkaian dari Malam Anugerah Young Engineers (MAYER) FIM 2024 tanggal 24 Agustus ini yang dikoordinir oleh Ir. Ulul Azmi, IPM Ketua FIM PII Wilayah Riau.
Ir Habibie Razak memaparkan topik tentang Praktik Keinsinyuran Global and Profil Insinyur Masa Depan. Insinyur masa depan wajib memasukkan kompetensi terkait sustainable design aspect, reduce of materials usage and carbon footprint (embodied carbon) calculation.
Beberapa slides yang ditampilkan Ir. Habibie Razak antara lain terkait highlight of PII yang menyebutkan pencapaian PII di era kepempimpinan Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga antara lain: kenaikan jumlah anggota PII menjadi 87 ribu, keanggotaan internasional PII pada International Engineering Alliance (IEA) antara lain sebagai full signatory of Washington Accord for Engineering Education, full signatory of Seoul Accord for Computing Discipline dan full signatory of APEC Engineer Register for Competence and Mobility Agreement, kenaikan signifikan 2.5x lipat registrasi Insinyur Indonesia menjadi ASEAN Engineer yang saat ini menjadi lebih dari 3100 orang dan lebih dari 400 Insinyur Indonesia teregistrasi sebagai APEC Engineer.
“Increase of membership, ASEAN Engineering Register & APEC Engineering Register number by two-fold in 2.5 year-time under current leadership and Members & PEs are majority working/practicing engineering in non-government clients/projects” lanjut Ir. Habibie memaparkan.
Malam Anugerah Young Engineers sebagaimana disampaikan oleh Ketua FIM Wilayah Riau Ir. Ulul Azmi, ST., IPP akan diselenggarakan di Pekan Baru mengundang para Insinyur Indonesia yang berkarir di provinsi ini. “Akan ada penyerahan penghargaan kepada para Insinyur Indonesia di berbagai kategori tentunya mereka yang memiliki pencapaian mengagumkan di bidang keinsinyuran” pukau Ir. Ulul Azmi yang akrab dipanggil dinda Ulul ini.
Ir. Habibie Razak was honoured to deliver the presentation this afternoon on behalf of Indonesia – PII in the IES – AFEO – AER Seminar: Future Ready Engineering Excellence – ASEAN Case Studies infrastructure, Geotech & Fire Safety, 12 July 2024. This seminar is part of AFEO Midterm Meeting program which is being held from 11 to 13 July 2024 in Singapore.
The topic of his presentation stresses out “Opportunity in the Indonesia Construction Industry: Enhancing Sustainability in Indonesia’s Infrastructure Development”
He highlighted Construction Industry Overview in Indonesia, Overview on Embodied Carbon & Strategy to Reduce in Indonesia Construction Industry and ASEAN Collaboration under AFEO. There are at least 5 construction sectors in Indonesia which will give more opportunities to grow in the foreseeable future, water & wastewater, port and coastal, energy, resources and transport.
Habibie provided the example of project opportunities mostly in 4 different sectors which are considerably potential inviting the foreign investors and foreign contractors to pursue. In addition to that, engineering and construction players have mandates also to strategize their business on how reduce the embodied carbon in construction industry. Ir. Habibie said “when I flew from Jakarta to Singapore, I contributed to at least 200 kgCO2e while for sizeable construction projects from mobilization until commissioning and commercial operation, It contributes 10,000-ton CO2e. As an engineer, how then we reduce the carbon footprint by design the structure/infrastructure with circular economy concept including to use low carbon materials, reuse materials, minimize design load, improve construction factors, etc.
In term of ASEAN collaboration through ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), there were at least 3 large programs initiated by PII; Develop roadmap for ASEAN Integrated Battery and EV Ecosystem, Support the realization of ASEAN Blue Economic Framework as one of priority economy in the region and Cross-Border Electricity Trade in ASEAN in collaboration with ASEAN Center for Energy.
This seminar initiated by the Institution of Engineers Singapore (IES) invited several speakers from IEM Malaysia, IES Singapore and PII Indonesia. The event was attended by at least 40 engineers in various sectors.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kota Bekasi menyelenggarakan webinar series hari Sabtu pagi, 29 Juni 2024 dengan tema “PERAN INSINYUR DALAM MENGHADAPI TANTANGAN BERBASIS EBT MENUJU KETAHANAN & KEMANDIRIAN ENERGI” menghadirkan Ketua Umum PII Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, IPU sebagai keynote speech, Ir. Habibie Razak, IPU Direktur Eksekutif PII Pusat/Direktur Energi Surbana Jurong Group Indonesia dan Efendi Manurung Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi, Direktorat Bionergi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM.
Ketua PII Cabang Kota Bekasi, Dr. Ir. Supriyanto, IPM memberikan sambutan dengan memberikan pesan kepada para peserta webinar yang berlatar berlakang sarjana teknik/sarjana hayati yang belum menjadi Anggota PII untuk segera menjadi bagian dari keanggotaan Persatuan Insinyur Indonesia. “Webinar kali ini mengelaborasi peran insinyur Indonesia di sektor EBTKE dan webinar berikutnya akan mengangkat topik-topik keinsinyuran menarik lainnya” lanjut Dr. Supriyanto.
Dalam keynote speechnya Ketum PII berpesan, hendaknya webinar ini dan webinar series berikutnya membahas isu-isu kontemporer terkait transisi energi dan energi baru terbaharukan antara lain:
Sebutlah, salah satu sumber energi terbaru yang sedang diteliti adalah energi hidrogen. Hidrogen dipandang bebas karbon dan dapat digunakan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar kendaraan.
Hidrogen merupakan salah satu senyawa paling melimpah di bumi, dan dapat ditemukan di udara, air, dan material organik. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogen dapat menghasilkan energi tanpa membahayakan lingkungan dan cocok untuk dekarbonisasi. Selain pembangkit listrik rumah tangga dan industri, sel bahan bakar hidrogen juga dapat menggerakkan kendaraan. Dalam sel bahan bakar hidrogen, hidrogen bereaksi dengan oksigen secara elektrokimia untuk menghasilkan listrik dan air, lalu menyimpan dan menghasilkan energi tanpa pembakaran atau emisi.
Sekitar 21% emisi global berasal dari transportasi. Karena itu, mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan bertenaga hidrogen dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan karena menggunakan motor listrik dan menghasilkan nol emisi, layaknya kendaraan bertenaga baterai.
Selain hidrogen hijau, kita mendapatkan salah satu isu kontemporer sektor energi di era transisi energi dan dekarbonisasi yang lagi hangat dibicarakan adalah Carbon Capture Storage & Trading di mana para Insinyur Indonesia mendorong penyiapan regulasi yang bersahabat, pengembangan teknologi dan strategi investasinya supaya proyek-proyek CCS/CCUS di Indonesia bisa terealisasi.
Sementara itu Ir. Habibie Razak memaparkan “Profesionalisme Keinsinyuran Global dan Peran Insinyur Indonesia di Era Transisi Energi”. Paparan Ir. Habibie dimulai dengan filosofi praktik keinsinyuran profesional di Indonesia dan global untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya para Insinyur Indonesia memiliki kompetensi yang berisikan 3 elemen; knowledge, skills and attitude. “Ethics, Knowledge, and Experiences should come together as Professional Engineer’s Attributes” ucap Ir. Habibie Razak.
“Dalam konteks transisi energi, Insinyur Indonesia sudah terlibat di berbagai proyek transisi energi termasuk proyek-proyek EBTKE, pengembangan kawawan industri hijau dan hilirisasi industri dengan memasukkan muatan program dekarbonisasi dan transisi energi” lanjut Ir. Habibie.
Ir. Habibie juga dalam sesi ini memberikan informasi bahwa PII sudah memiliki Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Engineers Australia yang memberikan kesempatan lebih besar lagi buat para Insinyur Indonesia untuk meningkatkan mobilitas keinsinyurannya bekerja dan berpraktik keinsinyuran di Australia.
Sementara itu, narasumber kedua, Efendi Manurung memaparkan program EBTKE Kementerian ESDM secara umum dan juga pengembangan bioenergi di Indonesia. Kebijakan dan strategi pengembangan bionenergi antara lain: pengembangan pembangkit listrik bioenergi, pemanfaatan biomassa melalui cofiring PLTU dan pemnafaatan langsung, pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebagai substitusi BBM dan pemanfaatan biogas/biometana pada skala komersial.
Persatuan Insinyur Indonesia kembali mempertahankan status keanggotaannya hingga Juni tahun depan sebagai bagian dari APEC Engineers Agreement, tim reviewer dari International Engineering Alliance (IEA) akan berkoordinasi dengan tim APEC Engineers Register Indonesia Monitoring Committee (APEC ER IMC) terkait annual report yang mesti disubmit. Keputusan ini diambil di IEAM yang diselenggarakan di New Delhi India dari tanggal 9 hingga 15 Juni 2024.
Tim APEC ER IMC berangkat dari Indonesia tanggal 10 Juni untuk menghadiri International Engineering Alliance Meetings (IEAM) yang berlangsung selama seminggu. Sedikit tentang IEA, The International Engineering Alliance (IEA) is a global not-for-profit organisation, which comprises members from 41 jurisdictions within 29 countries, across seven international agreements. These international agreements govern the recognition of engineering educational qualifications and professional competence.
Through the Educational Accords and Competence Agreements members of the International Engineering Alliance establish and enforce internationally bench-marked standards for engineering education and expected competence for engineering practice.
PII is part of IEA membership, the member of APEC Engineers Agreement and PII under IABEE is also full signatory member of Washington Accord, Educational Accord Agreement.
Selanjutnya bisa mengunjungi website IEA di Home » International Engineering Alliance (ieagreements.org)
Tim APEC ER IMC yang berangkat di IEAM 2024 antara lain: Ir. Andi Taufan Marimba, IPU., Ir. Habibie Razak, IPU dan Ir. Prastiwo Anggoro, IPU. Sementara tim IABEE yang berangkat dipimpin langsung oleh Head of Executive Committee Prof. Dr. Ir. Muhammad Romli.
IEAM akan diselenggarakan di Merida, Yucatan, Mexico, 8 – 13 Juni 2024.
Sesi Kuliah Umum Program Profesi Insinyur Universitas Indonesia menghadirkan Narasumber dari Persatuan Insinyur Indonesia.
Kembali Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) Direktur Eksekutif PII memaparkan Profesionalisme Keinsinyuran Global dan Peran Insinyur Indonesia dalam Pembangunan Nasional.
Foto-foto kegiatan pada link di bawah.
Program Profesi Insinyur menyelenggarakan lokakarya keinsinyuran terkait pembaharuan kurikulum Program Studi Program Pofesi Insinyur menurut Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023. Acara dibuka langsung oleh Dekan FT UNDIP Prof. Dr. Jamari, ST., MT., IPU.
Acara yang dihadiri civitas akademika Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP) mengundang para mitra industri untuk sama-sama merumuskan kurikulum PSPPI yang relevan dengan kebutuhan dunia industri. Hadir sebagai narasumber antara lain: Ir. Habibie Razak, FIEAust., APEC Eng., IntPE(Aus) mewakili Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. Subagyo, PhD., IPU., ASEAN Eng mewakili Forkom PPPI, Prof. Dr. Widayat, ST., MT., IPM. ASEAN Eng mewakili Prodi PPI UNDIP, Dwi Agus Kuncoro, ST., MT. dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, dan Dr. Ir. Sriyono, ST., MT., IPM Manager Riset dan Asesment Teknologi Sistem Transmisi dan Distribusi PLN Puslitbang.
Lokakarya yang dimoderasi oleh Prof. Dr. Ir. Silviana, ST., MT., IPM., ASEAN Eng. untuk sesi pertama berlangsung interaktif menghadirkan perwakilan PII, Forkom PPPI, dan UNDIP. Dalam paparannya Ir. Habibie Razak memberikan masukan dalam rangka memperkaya isi kurikulum antara lain:
Di Amerika misalnya, melalui program Engineer in Training (EiT) atau similar program to PSPPI saat ini sesuai Peraturan Menteri tadi, peserta bekerja di industri yang kemudian diawasi oleh minimum level Insinyur Profesional Madya yang ditunjuk langsung sebagai mentor di dalam mengobservasi kompetensi teknis dan kompetensi perilaku/attitudes dari peserta program profesi insinyur ini.
Ir. Habibie juga menambahkan bahwa ada 3 aspek kompetensi yang dikembangkan dan wajib didemonstrasikan oleh mahasiswa PSPPI antara lain: Knowledge and Skill Base – 6 elements, Engineering application ability – 4 elements dan Professional and personal attributes – 6 elements.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dan memberikan kesempatan kepada para peserta lokakarya untuk bertanya langsung kepada narasumber.
PII Chapter United States dan PII Cabang Batam menyelenggarakan international webinar yang dihadiri oleh setidaknya 120 peserta dari berbagai disiplin keinsinyuran di Indonesia maupun Amerika Serikat. Dr. Ir. Hartanto Wibowo Ketua PII Chapter US membuka acara setelah dikumandangkannya lagu Indonesia Raya dan Hymne Persatuan Insinyur Indonesia.
Ir. Bambang Goeritno Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan sejenis sangat penting buat para Insinyur Indonesia supaya bisa memahami model praktik keinsinyuran dan licensing system in case di kemudian hari Insinyur Indonesia tertantang bekerja dan berpraktik keinsinyuran di luar negeri seperti Amerika ini.
Moderator Dr. Eza Tjung membuka sesi webinar dengan memperkenalkan dua pembicara, Dario Rosidi, PE Senior Geotechnical Engineer yang bekerja di Jacobs US yang juga merupakan Ketua Indonesian Civil Engineers Society of North America (ICESNA). Topik paparan Rosadi adalah Professional Licensing in California, USA. Dalam paparannya, terkait Practice Act: Civil, electrical and mechanical, only a person appropriately licensed with the Board may practice or offer to practice and may sign and stamp reports, drawings and specifications.
Persyaratan menjadi seorang PE di state of California antara lain haruslah Engineering degree, memiliki work experience minimum 4 tahun dan pass the PE examination. Sedangkan pengalaman kerja kandidat haruslah diverifikasi oleh seorang PE yang mengawasi kandidat selama bekerja keinsinyuran. Di kebanyakan states di Amrik, graduate of engineering di akhir studi haruslah melulusi Fundamental Engineering (FE) exam baru setelah 4 tahun pengalaman sudah bisa mengikuti PE exam untuk mendapatkan ijin praktik Insinyur Profesional.
Sementara pembicara kedua Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia memaparkan sistem ijin praktik keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan amanah UU 11/2014 tentang keinsinyuran. Ir. Habibie menginfokan bahwa PII sudah menjadi anggota dari International Engineering Alliance (IEA) untuk 2 jenis keanggotaan, Education Accord (Washington Accord) dan Competence/Mobility Agreement (APEC recognition).
Artinya, Insinyur Indonesia yang sudah tersertifikasi sebagai Insinyur Profesional (Madya) sudah bisa mendapatkan pengakuan internasional baik di tingkat ASEAN maupun Asia Pasifik. Selain itu, PII juga sudah menandatangani MRA dengan Engineers Australia sejak Juni 2023 di mana Insinyur Indonesia setelah teregistrasi APEC Engineer juga bisa menjadi bagian dari keanggotaan Engineers Australia dan teregistrasi sebagai Chartered Professional Engineer (CPEng).
Closing remarks oleh Ir. Wahyu Hendrastomo Direktur LSKI mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan Insinyur yang hadir.