Monthly Archives: October 2014

Delivering the Speech “LNG & Electricity Coproduction from Coal” at IBC 2nd LNG Conference, October 14, 2014

??????????????????????LNG Conference yang diadakan oleh IBC Singapore pada Tanggal 14-15 Oktober 2014 adalah kali kedua di Indonesia dan menghadirkan para delegate dari berbagai perusahaan lokal maupun asing. Event kali ini lebih banyak menghadirkan pembicara-pembicara handal dari dalam dan luar negeri dan tidak ketinggalan pembicara dari perusahaan BUMN seperti PGN, Pertamina, PLN, Nusantara Regas dan Perta Arun Gas. Konten lokalnya kini jauh lebih banyak dari konferensi sebelumnya bahkan IBC tetap mengundang SKK Migas untuk mengisi slot materi hari pertama.

Perusahaan produsen LNG di Indonesia pun diundang hadir meramaikan suasana dua hari konferensi ini, yakni Donggi Senoro LNG memaparkan tentang perkembangan proyek DSLNG, estimasi penyelesaiannya dan commercial operation awal Tahun 2015. Delegasi dari Tangguh LNG juga hadir membawakan sekilas update tentang ekspansi kedua 3.8 MTPA dan strategi produksinya termasuk status perkembangan proyeknya saat ini dan target penyelesaiannya. Seperti biasa, IBC sebagai organizer menyiapkan panel diskusi pada hari pertama dan kedua menambah suasana diskusi dan tanya jawab semakin seru dan informatif.

 

 

Event kali ini, saya bertemu beberapa pelaku industri LNG termasuk LNG technology providers dan suppliers. Sebutlah salah satu Direktur Pemasaran perusahaan desain dan fabrikasi tangki LNG termasuk LNG isotainers. Perusahaan saya baru saja memenangkan Feasibility Study dari salah satu perusahaan lokal yang akan membangun small scale LNG Liquefaction Plant dan mereka rencananya akan mentransportasi dan mendistribusikan LNG menggunakan kombinasi LNG truck dan kereta api. Ya sudah, sekalian saja saya undang Client saya bertemu dengan LNG storage solution provider ini. Mungkin inilah yang dinamakan sambil menyelam minum susu he he he…

???????????????????????????????Kesempatan kali ini perusahaan kami diwakili saya sendiri menjadi presentation sponsorship dengan judul “LNG and Electricity Coproduction from Coal”. Chairman pada event ini memperkenalkan saya dan menyebutkan posisi saya sebagai project manager dan seller doer. Sambil tersenyum, dia menanyakan apa arti dari titel sebagai Seller Doer ini. Seller Doer adalah posisi dan role tipikal di mana seorang project manager (doer) juga dituntut untuk menjadi seorang seller (salesman), proposal manager dan setelah dapat proyeknya dia harus mengeksekusi proyek itu sampai selesai dan hand over ke Client. Role ini banyak diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan engineering dan EPC Amerika. Beratkan kerjaanya? Iya yang menjalani posisi ini harus punya bakat menjual bukan bakat project management saja. It’s a challenging role, indeed.

Mengapa saya pribadi ketika menawarkan ke atasan harus mengambil tema ini? Pertama, mengisyaratkan kepada pemerintah bahwa batubara kita lebih dari 160 Milyar Ton dan 50% di antaranya dikategorikan sebagai kalori rendah. Untuk bisa mengutilisasi kalori rendah ini saat ini dikenal teknologi gasifikasi batubara untuk mengkonversi menjadi fuels, chemicals bahkan electricity. Pada kesempatan kali ini saya mempresentasekan bagaimana batubara Indonesia dikonversi menjadi SNG yang kemudian dialirkan pipa gas menuju PLTGU untuk menghasilkan listrik, sebagian lagi dalam kondisi offpeak of electricity bisa dibuat LNG dan kemudian ditransportasi dengan barge maupun truck.

???????????????????????????????Investasi ini kemudian menjadi sangat menarik dan menantang dengan beberapa alasan sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Gasification can produce high value, clean energy products from low quality Indonesian coal
  • Economics favor large scale projects, over US$1 billion which requires foreign direct investment (FDI)
  • Indonesian government support is needed to attract this investment
  • Removal of Indonesia subsidies for oil and electricity (forced by decreased oil and gas production) will increase the need for producing internationally competitive alternative energy in Indonesia. Coal gasification to electricity, clean fuels, and high value chemicals has the potential to mitigate this problem and invest in Indonesia

WP_001940

Tak luput juga saya menghadirkan keunggulan teknologi PRICO® patent Black & Veatch dan portfolio proyek yang sudah dikerjakan dan sementara progress di seluruh dunia. Berikut ini sekilas tentang 50 tahun pengalaman bergelut di LNG Liquefaction Project.

 

 

 

 

 

 

  • 30 plants in operation
  • Experience with SMR, Expander, Cascade, N2
  • 160 MM tons of LNG
  • Focus on PRICO® SMR
  • 26 plants in operation
  • 16 new plants in development worldwide
  • Broad range of sizes (3 to 150 MMSCFD)
  • Covered by 3 U.S. and international patents / 3 new filings
  • LNG without limits, on-shore, near-shore and off-shore

Dan salah satu profil floating LNG Liquefaction Unit yang sementara dibangun dan akan mulai commercial operation awal tahun depan adalah WISON/EXMAR CARIBBEAN FLNG

  • PRICO® LNG technology – 72 MMSCFD
  • LM2500+ turbine drive
  • Water cooled interstage
  • PRICO® detailed design in China
  • Onboard storage 16,000 m3 – 140,000 m3 FSU along side
  • Regasification capacity – 400 MMSCFD
  • 140m x 32m x 18m
  • Draft 4.98m
  • B&V PROC Certified

Presentase ini berlangsung 30 menit dan diikuti oleh babakan tanya jawab. Karena waktu yang terbatas Chairman hanya membatasi pada  satu pertanyaan. Seorang penanya menanyakan biaya produk SNG dan LNG dari batubara cukup mahal dibandingkan harga gas dari upstream. Betul sekali, harganya memang mahal dan investasinya pun cukup mahal, tapi kembali lagi ini biasa disiasati dengan mengatur harga batubara termasuk biaya penambangan menjadi lebih kompetitif dan yang kedua untuk CAPEX bisa dikurangi dengan menerapkan strategi procurement yang biasa disebut Chinese Procurement Model dan juga memperbanyak local content. Asumsi harga keekonomian dan investasi kapital pada slides yang dipresentasekan belum mempertimbangkan aspek-aspek yang saya sebutkan di atas.

Demikian reportase saya kali ini semoga bisnis LNG untuk domestik terutama small to mid scale menjamur di masa depan dan juga upaya mengutilisasi batubara kalori rendah kita menjadi kenyataan di Pemerintahan yang baru dilantik hari ini oleh MPR.

Salam Insinyur, Salam Gasifikasi dan salam LNG untuk Rakyat Indonesia

Mengajar Cost Planning & K3L di KPP Diselenggarakan oleh PII Cabang Sukabumi, 19 September 2014

Jumat malam Tanggal 18 September 2014 Pukul 20.00 saya ditemani 2 junior kampus saya, Arno dan Madin berangkat menuju Sukabumi, tempat di mana diadakannnya Kursus Pembinanaan Profesi Persatuan Insinyur Indonesia yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Sukabumi. Ini adalah kali pertama KPP diadakan di Sukabumi sebagai followup baru terbentuknya Pengurus Cabang salah satu Kabupaten di Jawa Barat ini.

Menunggu Peserta

Perjalanan menempuh kurang lebih 4 jam kami akhirnya tiba dinihari di lokasi acara, Hotel Anugrah Jl Surya Kencana No. 38 Kota Sukabumi. Hotel diadakannya kegiatan ini adalah juga ternyata milik dari Pak Willy, ketua cabang, saya surprise ketika check-in ternyata Beliau juga sudah menyiapkan kamar buat kami.

Kursus Pembinaan Profesi kali ini, saya diberi tanggung jawab untuk membawakan 2 materi sekaligus pada Hari Sabtu, 19 September 2014 yaitu: Construction Cost Management dan K3L. Saya diberi waktu masing-masing 1.5 jam untuk kedua materi ini. Peserta yang hadir sekitar 25 orang dan kebanyakan dari mereka bergelut di dunia konstruksi bangunan seperti bangunan kantor dan hotel. Selain itu, beberapa dari mereka berasal dari dinas PU yang banyak mengurusi jalan dan jembatan. Saya lebih banyak memberikan beberapa studi kasus di mana cost planning sangat memegang peranan penting dalam mensukseskan proyek dan juga pengenalan tentang K3L di industri minyak, gas dan pertambangan sebagai bahan informasi mereka tentang betapa pentingnya K3L bagi profesional dan perusahaan yang bekerja di bidang tersebut.

KPPPII 200915

Saya melihat ada lack of knowledge dan experiences oleh para pengusaha konstruksi  dan juga konsultan jasa engineering di daerah ini dan sangat perlu dilakukan sesi khusus tentang cost management oleh PII selama 2 sampe 3 hari supaya mereka bisa lebih paham dan terlatih dengan perencanaan, estimasi dan pengontrolan biaya proyek. Mereka juga diharapkan bisa langsung menerapkannya dalam aktifitas proyek-proyek mereka supaya target proyek hubungannya dengan anggaran dan biaya bisa dicapai.

 

 

Foto bareng bung KumisPerjalanan kali ini cukup mengesankan buat saya, tanpa direncanakan alias tak terduga pada sabtu malam, teman saya di Inco Sorowako dulu Pak Firman Wahyudi juga baru tiba di Sukabumi dan walhasil kami menikmati obrolan warung kopi di warkop Mamih Ungu, Jl. Brawijaya No. 16 Sukabumi. Diskusi lepas selama hampir 2 jam mengingatkan saya nostalgia Sorowako di mana saya memulai karir sebagai engineer di sana dari Tahun 2003 sampai akhirnya resign pada pertengahan 2010.

 

Foto Bareng

 

 

 

 

 

 

 

Sabtu malam sehabis ngopi dengan Pak Firman kami diajak makan malam sama Pak Willy, Pak Yoseph dan kawan-kawan dari PII Pusat Jakarta. Di samping saya ada Pak Andi Taufan Marimba juga akan membawakan materi project management keesokan harinya.

Foto dinner bersama pengurus Sukabumi

 

Malam semakin larut, tak terasa Pukul 11.00 malam sesuai rencana kami harus balik lagi ke Jakarta. Perjalanan menempuh 2.5 jam dari Sukabumi ke Jakarta malam itu Honda CRV DD 313 IE melesat bagai bayangan menembus kegelapan malam ha ha ha sampe-sampe si Arno dan Madin susah tidur.