Persatuan Insinyur Indonesia Pusat sukses menyelenggarakan Workshop ” ASEAN Electrical Inspection Guidelines” di Gedung BPPT Thamrin Tanggal 26 Juli kemarin. Workshop ini dihadiri lebih dari 50 peserta dari berbagai instansi dan perusahaan dan menghadirkan pembicara dari regional ASEAN. Workshop dibuka secara formal oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.
Sesi pertama workshop dimoderasi oleh Ir. Tumpal Gultom, MT., IPU menghadirkan beberapa panelis antara lain: Panelis pertama mewakili Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dengan topik “Peraturan di Bidang Ketenagalistrikan”, Panelis kedua Ir. Yau Chau Fong, P.E., ASEAN Eng., ACPE dan Ir. Lim Kim Ten, the Institution of Engineers Malaysia (IEM) membawakan topik tentang standard kelistrikan negara ASEAN dan standard instalasi listrik Malaysia. Panelis ketiga menghadirkan Prof. Pekik Argodahono Badan Kejuruan Elektro PII juga Ketua Asosiasi Power Quality Indonesia (APQI) dengan topik “Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik” dan Panelis keempat Ir. Simon K A Leong, P.E., ACPE perwakilan dari PUJA Brunei Darussalam dengan topik “Electrical Installation Standard in Brunei Darussalam”.
Simon dalam paparannya menyampaikan bahwa di Brunei untuk bisa berpraktek keinsinyuran haruslah tersertifikasi sebagai Professional Engineer (PE). Engineer yang sudah berpredikat PE sudah bisa bertanda tangan di atas gambar atau dokumen teknis lainnya untuk construction approval. Foreign engineer yang bekerja di Brunei juga bisa mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional tentunya melalui proses yang disyaratkan oleh Board of Engineers Brunei Darussalam. Penulis menyebutkan bahwa saat ini untuk regional ASEAN sudah ada MRA terkait profesi keinsinyuran. Mereka menyelenggarakan ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) certification untuk mempemudah mobilitas insinyur bekerja di regional ASEAN.
Sesi kedua workshop menghadirkan perwakilan dari PT Multifabrindo Gemilang dengan topik “Standard Peralatan Distribusi Listrik” dan Pusat Pengembangan Ketenagalistrikan PLN dengan topik “Standard Peralatan Pembangkit Listrik”. Sesi ini dimoderasi oleh Ir. Bambang Praptono, MM., IPU Pengurus Badan Kejuruan Elektro PII.
Ada beberapa points of discussion yang dicatat dari workshop berdasarkan catatan dari PJ Low utusan dari IEM Electrical Engineering Technical Division yang juga menghadiri workshop ini. Few interesting discussion from first session: 1) Discussion on power factor where what does it means by negative 2) How does regulation handles the harmonic and how to inspect 3) Safety electrical for transmission & distribution 4) Efficiency vs Price/Cost 5) Products that causes harmonics and the needs for awareness 6) Government’s view on foreign contractors that may use incompetent person for work. 7) Area of authority for Hospital between Health Ministry and Energy Ministry 8) Warehouses with harmonic issues.
Sementara di sesi kedua captures: 1) How to counter the counterfeit on electrical products 2) Internal standards of large corporate, 3) and how to perform sharing session with the other smaller companies or association to benefit from it.
ASEAN Electrical Inspection Guidelines yang akan segera diluncurkan ini adalah merupakan hasil kerja dari tim kecil AFEO Energy Networking Group yang dikoordinir oleh Ir. Yau Chau Fong yang sudah bekerja lebih dari dari 2 tahun untuk bisa mewujudkan guidelines ini. AFEO adalah singkatan dari ASEAN Federation of Engineering Organization merupakan Federasi organisasi Persatuan Insinyur di tingkat ASEAN di mana Persatuan Insinyur Indonesia (PII) adalah organisasi profesi yang menjadi anggota AFEO yang mewakili Indonesia sejak akhir Tahun 90-an.