Monthly Archives: May 2016

PII Cabang Makassar dan Bone Menambah Jumlah Anggota PII melalui P3I, 27 – 29 Mei 2016

Kegiatan Program Pembinaan Profesi Insinyur berturut-turut diadakan secara massif dan sporadis di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Adalah PII Cabang Makassar berhasil merekrut lebih dari 100 Anggota PII di dua kelas yakni kelas Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan kelas Umum Hotel Clarion yang dilaksanakan mulai Tanggal 27 sampai dengan 29 Mei 2016. Sekretaris PII Cabang Makassar melaporkan bahwa kelas UMI menghadirkan lebih dari 40 peserta yang didominasi oleh staff tenaga pengajar dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Fakultas Teknik. Tanggal 29 Mei 2016 bertepatan Hari Minggu, PII Cabang Bone tidak ketinggalan menyumbangkan anggota baru PII lebih dari 40 nama yang didominasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pengusaha konstruksi yang bekerja di Kabupaten ini.

Ngadiyanto Program Pembinaan Profesi Insinyur selain tujuannya untuk merekrut anggota PII tapi juga mengawal para anggota baru ini untuk segera menyelesaikan sertifikasi Insinyur Profesional paling lambat 3 tahun setelah UU No. 11 Tahun 2014 dikeluarkan. Ketentuan peralihan butir B menyatakan bahwa: “Setiap Insinyur, sarjana teknik, sarjana teknik terapan yang telah tersertifikasi dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan Undang-Undang ini paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan”.

MSP background TNPPPI kelas UMI, kelas umum bertempat di Hotel Clarion dan juga kelas Bone menghadirkan beberapa Instruktur antara lain: Ir. Sapri Pamulu, PhD tentang Hukum dan Advokasi Insinyur, Prof. Ir. Saleh Pallu membawakan Etika Profesi, Ir. Habibie Razak membawakan materi sertifikasi keinsinyuran Internasional, Ir. Ngadiyanto membawakan materi sosialisasi UU Keinsinyuran dan profil Organisasi Profesi, materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibawakan oleh Ir. Isradi Zainal. Workshop tata cara pengisian FAIP menghadirkan kolaborasi apik Dr. Ir. Rusman, Ir. Taufik Nur dan Ir. Oesman Reza. Peserta pada sesi workshop ini diharapkan melakukan pengisian FAIP langsung dari laptop masing-masing.

TN vs SubhanSertifikasi Keinsinyuran Internasional yang dipaparkan oleh Habibie terdiri dari ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer dan APEC Engineer. Habibie menjelaskan latar belakang lahirnya ketiga sertifikasi ini dan syarat-syarat mendapatkannya. Ketiga sertifikasi ini mensyaratkan professional engineer Indonesia minimum tersertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM) dan memiliki pengalaman minimum 7 tahun di dunia keinsinyuran dan 2 tahun in-charge significant position. Materi ini banyak mengundang pertanyaan dari peserta dan memperlihatkan betapa kuatnya animo mereka mengikuti program sertifikasi tingkat internasional ini.

OR okPenutupan acara PPPI kelas Umum di Hotel Clarion kali ini mengundang decak kagum dari pesertanya karena salah satu peserta teridentifikasi berulang tahun hari itu dan Pengurus PII Cabang Makassar segera berinisiasi merayakan ulang tahun Saudara Ir. Nur Taufik atau biasa dikenal dengan panggilan Labank, alumni Fakultas Teknik perkapalan Universitas Hasanuddin.

Acara ditutup dengan foto bersama antara pengurus, panitia dan peserta PPPI ini.

 

Ultah dan Foto Bersama

Untuk kelas PPPI Bone, Ir. Ngadiyanto bersama Ir. Sapri dan Ir. Subhan harus menempuh perjalanan selama 5 Jam dari Makassar ke Watampone di mana kegiatannya dilaksanakan di Hotel Novena, salah satu hotel berbintang dua di kota Watampone.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

 

Wujud Sinergi PII Kalimantan Timur dan IKATEK Unhas melalui PPPI Balikpapan, 21 Mei 2016

PII Wilayah Kalimantan Timur di bawah arahan Ir. Isradi Zainal, IPM untuk ketiga kalinya mengadakan Program Pembinaan Profesi Insinyur yang kali ini melahirkan 40 Anggota baru PII dari berbagai instansi dan perusahaan yang beroperasi di Propinsi Kaltim ini. Terlihat beberapa dari mereka adalah para tenaga pengajar dari Fakultas Teknik Universitas Mulawarman termasuk Dekannya Ir. Dahlan Balfas.

(1) Rudianto HandojoSekretaris PII Wilayah Kaltim Ir. Mustamin juga mengajak beberapa teman seprofesi Beliau yang bekerja di salah satu perusahaan minyak terkemuka yang beroperasi di pesisir pantai tidak jauh dari kota Balikpapan. Beliau menyampaikan bahwa sertifikasi Insinyur adalah suatu keharusan yang harus dilaksanakan sesuai amanah UU No. 11 Tahun 2014.

 

 

 

(2) HR1Bapak Ir. Rudianto Handojo Direktur Eksekutif PII memimpin tim instruktur dari PII Pusat terdiri dari Ir. Sapri Pamulu, Ph.D dan Ir. Habibie Razak. Mereka bertiga untuk kesekian kalinya diberi mandat mengawal pelaksanaan kegiatan PPPI ini yang merupakan kerjasama antara Persatuan Insinyur Indonesia dan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH). Ir. Rudianto dalam sambutannya menyampaikan kepada para peserta bahwa Indonesia saat ini krisis Insinyur dan diharapkan para Anggota PII segera menyelesaikan sertifikasi Insinyur Profesional agar mereka bisa mengisi posisi-posisi strategis pada proyek-proyek infrastruktur terkait logistik dan energi di Indonesia.

(3) SP1 (1)Materi Etika dan Hukum Insinyur seperti biasa dibawakan oleh Ir. Sapri Pamulu, Ph.D yang juga adalah Dewan Pembina Ikatan Alumni Teknik Unhas menyampaikan bahwa Insinyur Profesional atau yang dalam UU No. 11 Tahun 2014 ini adalah Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) akan dilindungi oleh Professional Indemnity Insurance setara sistem asuransi Internasional. Upaya ini sementara digodok oleh Komite Advokasi Insinyur di bawah koordinasi Ir. Sarwono HardjoMuljadi yang juga adalah Direktur Himpunan Ahli Kontrak Konstruksi Indonesia (HAKKI).

(4) IZ K3Habibie Razak dalam paparannya memasukkan beberapa slides tentang program Jokowi-JK di dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5-7 persen per Tahun dengan menargetkan pembangunan infrastruktur prioritas di bawah koordinasi Komite Percepatan Penyediaan Insfrastruktur Prioritas (KPPIP). Ir. Triharyo Soesilo adalah Project Director di bawah KPPIP memberikan daftar Proyek Insfrastruktur Prioritas yang harus segera diselesaikan tahun ini. Proyek-proyek yang masuk di daftar ini antara lain: proyek PLTU 2×1000 MW Batang Jawa Tengah, Makassar – Parepare Railway, Sumatera 500 KV Transmission Line, Tuban Refinery, Mine-Mouth Power Plant Sumsel 8, 9, 10, Trans-Sumatera Toll Road dan banyak lagi. Pertanyaan: “Insinyur Indonesia apakah hanya akan menjadi penonton saja atau menjadi bagian dari suksesnya proyek-proyek ini?”

(5) SubhanWorksop pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) dipresentasekan oleh duet Ir. Subhan Mustari dan Ir. Taufik Nur yang keduanya adalah Pengurus PII Cabang Makassar. Penutupan acara PPPI oleh Ir. Isradi Zainal yang juga membawakan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

 

 

 

(6) TN

Pihak PII Pusat memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada pihak pelaksana kegiatan ini. Ir. Abdul Rahman yang biasa dipanggil Atoel bersama timnya berhasil melaksanakan acara ini sebanyak tiga kali dalam kurun waktu tiga bulan ini. Acara ditutup dengan foto bersama para peserta, instruktur, panitia, pengurus IKATEK UH dan PII.

 

 

Atoel(7) Foto Bersama

 

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Persatuan Insinyur Indonesia Pusat

Berpacu Meraih Bintang Melalui Program Pembinaan Profesi Insinyur bersama PII dan IKATEK Unhas, 14 Mei 2016

Gedung Nindya Karya tepatnya Lantai 8 tempat diadakannya Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) kerjasama Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Memorandum of Understanding (MoU) kedua institusi ditandatangani dua tahun yang lalu yang salah satu agendanya adalah melaksanakan kegiatan ini. PPPI ini sudah dilakukan untuk ketiga kalinya di wilayah Jakarta dan sekitarnya oleh IKATEK UH dan akan terus dilaksanakan untuk semaksimal mungkin merekrut calon Anggota PII dari Alumni Universitas Hasanuddin.

AdvokasiProgram ini dibuka oleh perwakilan dari IKATEK-UH yang juga adalah pengurus PII Pusat, Ir. Sapri Pamulu, Ph.D yang kesehariannya bekerja di PT Wiratman Indonesia dan pada kegiatan kali ini juga membawakan materi Etika Profesi dan Hukum Profesi Insinyur . Beliau menyampaikan PII sekarang ini adalah PII yang jauh lebih progresif lagi setelah dikeluarkannya UU Keinsinyuran No. 11 Tahun 2014 di mana PII dalam UU tersebut ditunjuk sebagai penyelenggara keinsinyuran di Indonesia. Tak lepas dari itu, secara external, penyetaraan internasional menjadi suatu keharusan dan untuk mewujudkan itu sistem pendidikan profesi insinyur dan sistem layanan keinsinyuran banyak mengadopsi dari apa yang sudah diterapkan di luar negeri. Bagian dari perlindungan Insinyur berprofesi keinsinyuran PII juga akan menetapkan sistem advokasi Insinyur secara baku dan penetapan professional indemnity insurance bagi setiap Insinyur yang sudah mendapatkan STRI.

HR-2Pengenalan sistem sertifikasi Insinyur, bakuan kompetensi dan tata cara pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) disampaikan oleh Ir. Habibie Razak pada kesempatan kali ini. Habibie dalam pemaparannya menampilkan contoh CV yang padat, lengkap dan komprehensif yang bisa dijadikan referensi untuk pengisian FAIP lebih cepat dan lengkap. Format CV yang mumpuni yang diupdate secara terus-menerus sangat bisa membantu pada kandidat Insinyur Profesional untuk mengisi FAIP mereka lebih cepat. Penentuan scoring pada FAIP yang diisi oleh kandidat Insinyur Profesional ini didasarkan pada tiga faktor yaitu: lamanya pengalaman atau kegiatan keinsinyuran yang diikuti, peranan dan tanggung jawab atau posisi Insinyur di kegiatan atau proyek itu dan kompleksitas atau tingkat resiko proyek atau kegiatan keinsinyuran yang diikuti.

 

 

Mul MuhadirMateri Sosialisasi UU Keinsinyuran, Profil Organisasi PII dan Penutupan PPPI kali ini dipaparkan oleh Ir. Rudianto Handojo. Beliau pada kesempatan ini menjawab pertanyaan dari seorang penanya yang merupakan alumni Sarjana Perkapalan, bahwa saat ini Perkapalan belum memiliki Badan Kejuruan Khusus terkait disiplin perkapalan. Teknik Perkapalan adalah berbeda dengan Teknik Kelautan karena disiplin ini lebih spesifik pada naval architect dan naval construction di mana para profesional di bidang ini banyak bekerja di Industri Galangan Kapal di Indonesia maupun luar negeri. Ir. Rudianto menjawab secara lugas bahwa BK/BKT Perkapalan ini sangat bisa dibentuk apabila sudah ada lebih dari 25 anggota PII yang kemudian berkumpul bersama dan menyatakan siap menjadi pengurus BK/BKT ini dan kemudian hasil risalah rapat dan dokumentasi pendukungnya diserahkan ke PII Pusat untuk disahkan. BK/BKT Perkapalan kemudian harus bisa menelurkan Insinyur Profesional Madya dan Utama yang selanjutnya akan mengikuti pelatihan Assessor dan kelak akan menjadi Majelis Penilai (MP) untuk kejuruan Perkapalan ini.

RH -1PPPI ini dihadiri oleh 47 peserta, 10 diantaranya berasal dari PT Nindya Karya dan 80 persen peserta adalah dari Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang tersebar bekerja di bidang engineering and construction di berbagai sektor seperti oil & gas, public infrastructure, ship fabrication yard dan lainnya. Pembacaan kode etik Insinyur Indonesia dipimpin oleh Ir. Mulyawan Samad, Project Manager Oil & Gas di salah satu perusahaan terkemuka di dunia. Terlihat di sebelah Ir. Mulyawan adalah Ir. Muhadir Pagalay, seorang profesional di sektor offshore & marine di salah perusahaan internasional yang bergerak di bidang marine and offshore classification and certification. Kegiatan ini ditutup dengan berfoto bersama peserta, panitia dan pengurus PII.

Berpacu meraih bintang tidak lain adalah berpacu meraih sertifikasi Insinyur Profesional yang mendapatkan pengakuan nasional maupun internasional. PII mengajak para Sarjana Teknik yang bekerja keinsinyuran untuk segera menjadi bagian dari PII dan teregistrasi menjadi Insinyur Profesional Indonesia.

Mul

Salam Insinyur Indonesia, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

 

 

Foto bersama

Menjadi Anggota PII melalui PPPI dan Workshop Sertifikasi Insinyur, 12 Mei 2016

Hari Kamis, 12 Mei 2016, Program Pembinaan Profesi Insinyur kembali diadakan di Gedung BPPT. Program ini juga menghadirkan workshop yang berlangsung setengah hari yang terdiri dari pengenalan sertifikasi Insinyur Profesional, bakuan kompetensi Insinyur dan tata cara pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP).

Kegiatan PPPI ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan sebelumnya seperti rundown materi dan instruktur yang diberi tugas antara lain: Sosialisasi UU Keinsinyuran dipaparkan oleh Ir. Rudianto Handojo yang sekaligus membuka acara ini. Ir. Rudi Purwondho memberikan sesi pengenalan sistem sertifikasi Insinyur Profesional, Ir. Habibie Razak dengan sesi Profil Organisasi PII dan sesi terakhir adalah workshop tata cara pengisian FAIP oleh Ir. Ngadiyanto.

RP-1Kegiatan PPPI ini cukup interaktif dihadiri oleh 25 peserta dan hampir semua pesertanya mendapatkan kesempatan mengemukakan pendapat dan pertanyaan pada tiap sesi. Salah satu pertanyaan yang disampaikan oleh salah seorang peserta “Usaha-usaha apa yang saat ini dilakukan PII dalam rangka meningkatkan jumlah Insinyur Profesional Indonesia dan bagaimana membuat profesi Insinyur menjadi lebih seksi sehingga diminati sebagai profesi yang memberikan benefit bagi yang menggeluti?”

Habibie Razak menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai misi ini antara lain:

  • Terus-menerus menggiatkan sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran dan mendorong pemerintah untuk segera mengesahkan peraturan turunan UU keinsinyuran ini termasuk pengaturan standar kompensasi dan benefit para Insinyur yang sudah teregistrasi sebagai Insinyur Profesional.
  • Kebijakan pemerintah untuk tidak berorientasi pada penjualan hasil mentah atas SDA yang diperoleh dari bumi Indonesia dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar bagi sarjana teknik. Dengan bertambahnya industri mulai dari hulu, midstream sampai pada industri hilir akan menyerap lebih banyak tenaga Insinyur dan Insinyur profesional sehingga Insinyur Indonesia akan lebih banyak berkarya di dalam negeri.
  • Insentif dari pemerintah kepada profesi insinyur yang telah memperoleh sertifikat ASEAN. Sebab jika tidak ada penghargaan lebih atau insentif dari pemerintah, maka dorongan bagi insinyur untuk mengambil sertifikasi Insinyur Profesional ASEAN tidak akan terwujud.
  • Pemerintah perlu melakukan desentralisasi pendidikan tinggi di mana dibutuhkan lebih banyak Perguruan Tinggi berbasis keteknikan di luar Jawa. Para calon mahasiswa teknik untuk bisa mengecap pendidikan keinsinyuran tidak perlu lagi jauh-jauh ke pulau Jawa karena mereka sudah bisa mendaftar di perguruan tinggi di daerahnya dengan kualitas yang sama.
  • Pola pikir yang mengatakan bahwa profesi dokter lebih prospektif dari profesi Insinyur juga perlu dipatahkan dan secara berkelanjutan mempromosikan profesi Insinyur ini kepada masyarakat luas mulai dari Sabang sampai Merauke.

HR in action (4)Salah seorang peserta yang berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara pada sesi coffee break mengutarakan keinginannya untuk menginisiasi kegiatan workshop sertifikasi Insinyur di daerahnya dan rencana akan mengundang Gubernur Sulawesi Tenggara untuk membuka acara. Inisiatif-inisiatif seperti ini sangat patut untuk diapreasiasi dan perlu segera ditindaklanjuti oleh Pengurus Pusat. Sulawesi Tenggara terkenal kaya akan sumber daya mineral seperti tambang nikel dan emas. Saat ini, setidaknya ada 9 investor yang sementara membangun pabrik Nickel Smelter di  propinsi ini dan rencana tahun depan sudah ada beberapa di antaranya yang akan beroperasi.

Reportase oleh: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

Silaturahim dan Workshop Pengisian Aplikasi ASEAN Engineer di Fakultas Teknologi Industri UMI, 7 Mei 2016

Undangan ini datang tak disangka sebelumnya. Adalah Ir. Taufik Nur, dosen muda dan enerjik Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI-UMI) yang juga adalah Sekretaris PII Cabang Makassar memfasilitasi saya bersilaturahim dengan Bapak Ir. Zakir Sabara, Dekan FTI-UMI dan jajarannya sekaligus menjadi narasumber pada Workshop pengisian aplikasi ASEAN Engineer-Registered (AER) yang diadakan di ruangan kerja Beliau.

Suasana SilaturahimHari Sabtu, 7 Mei 2016 tepatnya, saya diundang oleh Bapak Ir. Zakir Sabara untuk bersilaturahmi dan sekaligus memandu pengisian aplikasi AER yang dihadiri oleh 5 calon AER yang tidak lain adalah tim dosen FTI-UMI yang dikoordinir oleh Ir. Taufik Nur. Pengisian formulir AER terdiri dari formulir aplikasi yang harus diisi sendiri oleh applicant dan juga form khusus untuk country registrar atau endorser dari host institution di mana calon AER itu berada. PII Pusat dalam hal ini Direktur Eksekutif PII dan ketua Tim AFEO meeting yang akan mengendorse calon AER ini. Dekan FTI-UMI menyampaikan bahwa Beliau akan membayar biaya sertifikasi AER ini kepada seluruh staff dosen yang berhasil lulus tadi. Biayanya adalah sekitar USD 220 per orang.

Depan Meja Pak DekanFTI-UMI di bawah kepemimpinan Dekan Ir. Zakir Sabara setidaknya akan mengirimkan 5 berkas AER application di antaranya Dekan sendiri, Ir. Taufik Nur dan Ir. Nusran, Ph.D. Mereka sementara menyiapkan formulir dan Curriculum Vitae dan akan segera dikirimkan ke PII Pusat paling lambat 11 Mei ini untuk final review oleh PII Pusat. Curriculum Vitae adalah bagian yang paling vital pada aplikasi AER ini karena ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) Monitoring Committee mendasarkan assessment pada pengalaman keinsinyuran yang dimiliki oleh calon-calon tadi. Workshop ini memberikan presentase pembuatan CV dalam bentuk bahasa Inggris yang attraktif dan berisi.

Suasana WorkshopHari yang sama, FTI-UMI juga mengadakan seminar internasional yang dihadiri oleh beberapa rektor Universitas Swasta lainnya dan menghadirkan pembicara dari salah satu Universitas di Malaysia. Ir. Zakir Sabara telah menjabat Dekan FTI-UMI selama dua tahun dan telah memberikan banyak kontribusi terhadap kemajuan fakultas. Pencapaian-pencapaian telah dilakukan di bawah kepemimpinan Beliau di antaranya membawa UMI sebagai salah satu dari 40 Perguruan Tinggi di Indonesia yang diberikan mandat sebagai pelaksana Program Profesi Insinyur (PPI) dan juga menorehkan sejarah bahwa UMI satu-satunya Universitas Swasta di luar Jawa yang mendapatkan amanah ini. Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana terus dilakukan oleh Beliau termasuk pembangunan gedung perkuliahan, laboratorium dan terkhusus lagi Beliau sementara menyiapkan gedung khusus untuk kegiatan Program Profesi Insinyur (PPI) ini.  Ada satu lagi yang saya dapatkan menarik di fakultas ini bahwa semua dosen memiliki ruangan kerja sendiri yang tentunya memberikan kenyamanan dan ketenangan untuk bisa bekerja dan mengajar lebih baik lagi.

Dpn SpandukSaya adalah salah satu dari 10 calon pengajar PPI yang diusulkan oleh FTI-UMI yang akan mulai digulirkan bulan September 2016 ini. Sukses buat Universitas Muslim Indonesia (UMI) di bawah kepemimpinan Fakultas Teknologi Industri di dalam menelurkan Insinyur-Insinyur handal yang siap memajukan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Salam Insinyur.

Perekrutan Insinyur melalui PPPI Balikpapan Kerjasama PII dan IKATEK Unhas, 1 Mei 2016

Persatuan Insinyur Indonesia dalam upayanya mensosialisasikan UU Keinsinyuran termasuk sertifikasi Insinyur Profesional untuk meraih Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) saat ini diadakan minimal dua kali dalam seminggu. Bahkan, kegiatan PPPI yang dulunya terpusat di Jakarta kini terdistribusi ke daerah-daerah luar Jawa termasuk Kalimantan, Sumatera bahkan Maluku. Animo Sarjana Teknik mengikuti kegiatan ini karena adanya amanah UU keinsinyuran yang menyatakan hanya Insinyur dan Insinyur yang teregistrasi yang berhak melakukan aktifitas dan praktek keinsinyuran di Indonesia.

1-NgadiyantoSertifikasi Insinyur Profesional oleh PII dalam sejarah perjalanannya mulai mendapatkan pengakuan internasional di tahun 2003 oleh APEC menyusul menyusul pengakuan tingkat ASEAN di Tahun 2004. Ini disampaikan oleh Habibie Razak pada saat memberikan kuliah tentang sistem sertifikasi Insinyur Profesional. Habibie juga menambahkan, proses untuk mendapatkan lisensi Insinyur Profesional di luar negeri seperti Amerika, Canada dan Australia selain memiliki perbedaan dalam proses juga memiliki kesamaan yaitu untuk mendapatkan pengakuan sebagai professional engineer, engineer in training atau graduate engineer harus memiliki pengalaman minimum 4 tahun di dunia keinsinyuran. Indonesia melalui PII mengadopsi sistem bakuan kompetensi dari the Institution of Engineers Australia.

2-HR kelas AProgram Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) yang diadakan hasil kerjasama PII dan Ikatan Alumni Teknik Unhas untuk kedua kalinya diadakan di Balikpapan mengumpulkan para professional di bidang keinsinyuran di wilayah Kalimantan yang mayoritas bergerak di sektor pertambangan dan migas. Sebutlah beberapa kawan dari Chevron yang tak kalah antusiasnya mengikuiti program ini sampai penutupan. Tidak seperti biasanya, PPPI kali ini terdiri dari dua kelas untuk mengakomodir lebih dari 70 peserta agar sesi tanya jawab dengan para instruktur bisa lebih efektif.

3-RusmanPPPI ini dihadiri oleh Ir. Ngadiyanto, IPM mewakili PII Pusat membuka acara ini setelah sebelumnya Ir. Isradi Zainal memberikan kata sambutan selaku Ketua PII Wilayah Kalimantan Timur. Isradi yang juga adalah Ketua Asosiasi Pengusaha K3 ini diberi tugas memberikan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengutarakan bahwa regulasi K3 di Indonesia saat ini tidak tersentralisasi pada satu kementerian saja begitu pun terkait perijinannya ada pada tiap kementerian dan departemen-departemen di bawah kementerian. Semisal, Direktorat Migas memiliki regulasi K3 sendiri dan berbeda dengan Direktorat Minerba dan saat ini berdiri Direktorat Panas Bumi yang juga memiliki regulasi sendiri. Untuk berpraktek K3 di suatu proyek harus mendapatkan ijin sesuai regulasi di direktorat yang membawahi proyek itu. Kementerian Ketenagakerjaan pun memiliki regulasi K3 yang berbeda. Jadi, untuk bekerja sebagai ahli K3 bahkan mendirikan perusahaan yang menyediakan jasa K3 kita harus mendapatkan ijin kerja dari berbagai direktorat dan kementerian tersebut di atas. Tumpang tindih antar-regulasi pun sudah sering terjadi dan semakin membingungkan para pelaku penyedia jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini.

6-Isradi K3Materi advokasi dan hukum profesi keinsinyuran seperti biasa diadakan oleh Ir. Sapri Pamulu, PhD yang merupakan Wakil Ketua Komite Advokasi Insinyur PII Pusat. Fokus materi adalah memberikan gambaran rancangan sistem perlindungan Insinyur hubungannya dengan malpraktek keinsinyuran dan upaya untuk mensetarakan program Professional Indemnity Insurance dengan apa yang ada di luar negeri saat ini. Sapri Pamulu adalah Manager Project Management Office di PT Wiratman saat ini dan aktif sebagai staff ahli di Kementerian Pekerjaan Umum.

4-SapriMateri Organisasi Profesi dipaparkan oleh Dr. Ir. Rusman adalah Ketua PII Cabang Makassar juga adalah Dosen Teknik Industri di Fakultas Teknik Unhas. Tata cara pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional dijabarkan secara mendetail oleh Ir. Andi Subhan dan Ir. Taufik Nur yang juga merupakan sesi materi terakhir pada kegiatan PPPI kali ini sebelum akhirnya ditutup secara resmi dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama antara panitia, instruktur dan pengurus PII dan peserta. Habibie sebagai reporter pada kegiatan ini menyempatkan berfoto dengan beberapa kawan dari Chevron dan Adaro. Ternyata, melalui PII kita bisa dipertemukan dan menjadi keluarga besar Insinyur Indonesia yang diyakini akan lebih solid mengikuti organisasi kedokteran yang merupakan organisasi profesi pertama di Indonesia.

5-Bebens

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia

Reportase oleh: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat.

 

 

7-Taufik Nur8-Foto bersama