Setelah 4.5 tahun meninggalkan PT Vale Indonesia (dulunya PT Inco) yang berlokasi di Sorowako akhirnya bisa menginjakkan kaki lagi di Perusahaan tambang dan penghasil nickel matte ini. Ini terjadi berkat undangan dari teman-teman Utilities Department PT Vale Indonesia terkhusus buat Ricky seorang engineer muda yang bergelut mengurusi Utilities di perusahaan ini.
Sedikit profil mengenai PT Vale Indonesia, PT Vale Indonesia is part of global Vale operating in more than 30 countries. PT Vale produces nickel in matte, an intermediate product, from lateritic ores at their integrated mining and processing facilities near Sorowako on the island of Sulawesi. Their entire production is sold in US dollars under long-term contracts for refining in Japan. Since the establishment in July 1968, PT Vale has been operating under the contract of Work agreement with the Government of Indonesia to explore, mine, process, and produce nickel. The total area of COW is 190.510 hectares. Their main product is nickel in matte, which is an intermediate product used to manufacture refined nickel that has an average content of 78% nickel, 1% cobalt and 20% sulfur and other metals. Vale applies sustainable product development and product stewardship that integrate with the company’s business and culture. They pour millions of dollars into assisting product research and development and the exploration of nickel reserves.Vale Indonesia generated USD 921.6 Million Revenue in 2013.
Utilities Department adalah salah satu Departemen dari beberapa Department besar yang menyediakan steam, water, air dan power untuk pabrik dan seluruh infrastruktur yang ada di wilayah Kontrak Karya PT Vale Indonesia, Sorowako dan sekitarnya. Departemen ini mengurusi 3 Hydropower, Thermal Power Plant dan beberapa unit genset untuk pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah Sorowako.
Tepatnya hari Selasa pagi saya menemani Direktur Operasi saya berangkat dari Jakarta menuju Makassar dan sekitar sejam kemudian berangkat lagi menuju Sorowako dengan menggunakan Pesawat Kecil Type ATR milik Indonesia Air Transport (IAT). Setibanya di Sorowako Pukul 01.30 siang kami dijemput mobil dinas dari bandara menuju ke Taman AntarBangsa Salonsa untuk menikmati makanan siang. Kami adalah tamu Vale jadinya kami menginap di Dormitory Pontada. Kamar Dormitory ini didesign untuk karyawan PT Vale yang masih single di dalamnya memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti kamar mandi dalam dengan shower, kulkas, AC, tempat tidur dan furniture pendukung lainnya.
Selasa malam kami mengundang teman-teman yang semuanya adalah karyawan perusahaan menikmati angin malam alias nongkrong di Hotel Grand Mulia, Sumasang. Saya pun mulai bernostalgia menceritakan kembali pengalaman pribadi sewaktu bekerja di Perusahaan dari Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2010. Beberapa karya monumentalku sebagai civil engineer waktu itu adalah Matano Flyover Bridge, jembatan layang ini mulai dibangun awal Tahun 2004 dan diresmikan oleh Bupati Luwu Timur awal 2005. Karya lain yang cukup monumental adalah Fasilitas Pusat Pembibitan (Nursery Facility) berlokasi tepat di sebelah kantor GFS PT Vale Indonesia.
Di luar urusan kantor, saya pada visit kali ini kembali mengingatkan teman-teman Engineer untuk segera melanjutkan kepengurusan PII Cabang Sorowako dengan membentuk susunan pengurus baru untuk Periode 2015/2018. Sudah saatnya membangunkan kembali aura dan semangat keinsinyuran di wilayah tambang ini dan mengajak semua engineer-engineer di wilayah ini untuk menjadi Insinyur Profesional. Merujuk pada UU No. 11 Tahun 2014, Sarjana Teknik (ST) wajib mengikuti program keinsinyuran untuk menjadi Insinyur. Hanya yang bergelar Insinyur yang bisa melakukan praktek keinsinyuran dan hanya profesionnal engineer atau Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) memiliki hak untuk bertanda tangan di atas gambar teknik dan mengawasi pekerjaan keinsinyuran.
Hari Rabu tiba saatnya kami berdiri di depan para profesional Departemen Utilities dan beberapa profesional dari Department lainnya. Adapun yang kami share adalah kapabilitas perusahaan kami di bidang energi termasuk pembangkit listrik, minyak dan gas. Antusiasme teman-teman profesional cukup membuat kami kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan berbobot, untungnya ada Bapak Direktur yang sangat mature menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pembangkit tenaga listrik batubara dan gas dan uap. Pertanyaan yang muncul antara lain berapa biaya investasi untuk membuat PLT Batubara dan PLTGU dalam USD per MW, Komponen-komponen pembangkit listrik sehubungan dengan pemenuhan batas emisi seperti Flue Gas Desulfurization System (FGDS) dan ESP, durasi pembangunannya, luas area yang dibutuhkan dan pertanyaan-pertanyaan berkualitas lainnya.
Di kesempatan ini saya juga mempresentasekan teknnologi Floating LNG Liquefaction yang dimiliki oleh perusahaan saya yang cukup mengundang banyak pertanyaan dari teman-teman profesional dari PT Vale Sorowako ini.
Kami juga menyempatkan site visit ke lokasi kerja Utilities Department termasuk mengunjungi 2 pembangkit listrik dan Pelabuhan Balantang milik perusahaan ini. Keesokan harinya, Pukul 05.30 pagi kami akhirnya bersiap terbang kembali menuju Makassar dengan pesawat charter perusahaan, IAT. Saya melanjutkan petualangan saya di Makassar sampai Hari Minggu sedangkan Direktur saya setibanya dari Sorowako di hari yang sama harus berangkat ke Jakarta karena harus menghadiri urgent meeting.
Teringat mitos yang mengatakan, barang siapa yang sudah pernah mandi di Danau Matano dan kemudian meninggalkan Sorowako suatu waktu pasti akan kembali lagi ke sana. Mungkin ini betul adanya saya pun kembali ke Sorowako walaupun hanya 3 hari di sana memenuhi undangan para Profesional PT Vale Indonesia.