PII Wilayah Kalimantan Timur di bawah arahan Ir. Isradi Zainal, IPM untuk ketiga kalinya mengadakan Program Pembinaan Profesi Insinyur yang kali ini melahirkan 40 Anggota baru PII dari berbagai instansi dan perusahaan yang beroperasi di Propinsi Kaltim ini. Terlihat beberapa dari mereka adalah para tenaga pengajar dari Fakultas Teknik Universitas Mulawarman termasuk Dekannya Ir. Dahlan Balfas.
Sekretaris PII Wilayah Kaltim Ir. Mustamin juga mengajak beberapa teman seprofesi Beliau yang bekerja di salah satu perusahaan minyak terkemuka yang beroperasi di pesisir pantai tidak jauh dari kota Balikpapan. Beliau menyampaikan bahwa sertifikasi Insinyur adalah suatu keharusan yang harus dilaksanakan sesuai amanah UU No. 11 Tahun 2014.
Bapak Ir. Rudianto Handojo Direktur Eksekutif PII memimpin tim instruktur dari PII Pusat terdiri dari Ir. Sapri Pamulu, Ph.D dan Ir. Habibie Razak. Mereka bertiga untuk kesekian kalinya diberi mandat mengawal pelaksanaan kegiatan PPPI ini yang merupakan kerjasama antara Persatuan Insinyur Indonesia dan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH). Ir. Rudianto dalam sambutannya menyampaikan kepada para peserta bahwa Indonesia saat ini krisis Insinyur dan diharapkan para Anggota PII segera menyelesaikan sertifikasi Insinyur Profesional agar mereka bisa mengisi posisi-posisi strategis pada proyek-proyek infrastruktur terkait logistik dan energi di Indonesia.
Materi Etika dan Hukum Insinyur seperti biasa dibawakan oleh Ir. Sapri Pamulu, Ph.D yang juga adalah Dewan Pembina Ikatan Alumni Teknik Unhas menyampaikan bahwa Insinyur Profesional atau yang dalam UU No. 11 Tahun 2014 ini adalah Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) akan dilindungi oleh Professional Indemnity Insurance setara sistem asuransi Internasional. Upaya ini sementara digodok oleh Komite Advokasi Insinyur di bawah koordinasi Ir. Sarwono HardjoMuljadi yang juga adalah Direktur Himpunan Ahli Kontrak Konstruksi Indonesia (HAKKI).
Habibie Razak dalam paparannya memasukkan beberapa slides tentang program Jokowi-JK di dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5-7 persen per Tahun dengan menargetkan pembangunan infrastruktur prioritas di bawah koordinasi Komite Percepatan Penyediaan Insfrastruktur Prioritas (KPPIP). Ir. Triharyo Soesilo adalah Project Director di bawah KPPIP memberikan daftar Proyek Insfrastruktur Prioritas yang harus segera diselesaikan tahun ini. Proyek-proyek yang masuk di daftar ini antara lain: proyek PLTU 2×1000 MW Batang Jawa Tengah, Makassar – Parepare Railway, Sumatera 500 KV Transmission Line, Tuban Refinery, Mine-Mouth Power Plant Sumsel 8, 9, 10, Trans-Sumatera Toll Road dan banyak lagi. Pertanyaan: “Insinyur Indonesia apakah hanya akan menjadi penonton saja atau menjadi bagian dari suksesnya proyek-proyek ini?”
Worksop pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) dipresentasekan oleh duet Ir. Subhan Mustari dan Ir. Taufik Nur yang keduanya adalah Pengurus PII Cabang Makassar. Penutupan acara PPPI oleh Ir. Isradi Zainal yang juga membawakan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pihak PII Pusat memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada pihak pelaksana kegiatan ini. Ir. Abdul Rahman yang biasa dipanggil Atoel bersama timnya berhasil melaksanakan acara ini sebanyak tiga kali dalam kurun waktu tiga bulan ini. Acara ditutup dengan foto bersama para peserta, instruktur, panitia, pengurus IKATEK UH dan PII.
Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Persatuan Insinyur Indonesia Pusat