Narasumber pada Simposium Nasional Migas Indonesia, Makassar, 26 Februari 2015

Rabu dinihari, pesawat Garuda bertolak dari Jakarta menuju Makassar. Di dalam pesawat itu, Habibie Razak salah seorang narasumber Simposium Nasional Migas Indonesia dengan tema “Perkembangan, Potensi dan Tantangan Sektor Migas Nasional Kawasan Timur Indonesia” mengalokasikan waktunya untuk menghadiri 2 hari simposium di Hotel Clarion Makassar Hari Rabu dan Kamis, 25 dan 26 Februari 2015.

IMG_3174_editSimposium yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini diorganize oleh Komuntas Migas Indonesia (KMI) Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin, Pemda Kota Makassar, Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan, SKK Migas dan IKA Unhas Chapter Jabodetabek. Hadir sebagai pembicara adalah perwakilan Ditjen Migas Bapak Patuan Alfon,  SKK Migas diwakili Bapak Awang Harun Satyana dan Ibu Shinta Damayanti. Pertamina juga mengirimkan delegasinya menjadi pembicara yaitu Bapak Rudy Ryacudu – Director Exploration Pertamina PHE dan Bapak Sigit Rahardjo – VP Upstream Technology Center. Perwakilan dari Pemerintah Daerah adalah Bapak Dani Pomanto Walikota Makassar dan Bapak Muhammad Ihsan Kakanwil BPN Sulsel.

IMG_3192_edit

Presentation sponsor menghadirkan Bapak Darman Saul selaku perwakilan AINTZA perusahaan asing asal Belanda yang akan membangun pembangkit listrik 3000 MW berikut dengan Kawasan Industri di Kabupaten Jeneponto. Rangkaian dari Simposium ini adalah product and services expo yang diselenggarakan tepat di depan Phinisi Balroom.

 

Habibie Razak sebagai narasumber pada sesi IV hari kedua dipanelkan dengan Bapak Walikota Makassar, Bapak Direktur Eksplorasi Pertamina dan Bapak Darman Saul dari perwakilan AINTZA. Judul presentasi dari Habibie sebagai praktisi LNG dan juga sekaligus mewakili Persatuan Insinyur Indonesia adalah “LNG as Clean Transportation Fuel Toward Green City”. LNG sebagai bahan bakar adalah ide yang coba dipasarkan ke Pemda Makassar dengan pertimbangan bahwa LNG bisa mengurangi 20-30 persen emisi dari bahan bakar minyak seperti diesel. LNG pun dalam kondisi harga minyak mentah normal juga lebih murah sekitar 30 persen dari diesel dan yang paling penting saat ini sudah banyak komersialisasi engine berbahan bakar LNG untuk kendaraan truck dan bis yang sekaligus membuktikan bahwa bisnis ini sangat promising.

IMG_3198_editBusiness case yang ditawarkan ke Pemda Makassar berisikan bullet points sebagai berikut:

  • Gas supply source comes from Sengkang LNG, Building LNG Fueling Stations & Storages, LNG distribution using either LNG trucks or LNG Barge
  • Converting all busses and trucks including new Trans-Makassar busses, Starting to think to buy LNG Vehicles instead of diesel ones, Economic Model as part of Business Case/Feasibility Study – need to work with reputable Consultant

Pada kesempatan ini, narasumber juga memaparkan konsep business transportation LNG yang terdiri dari: gas supply, LNG plant, transportation model, LNG storage and fueling station dan  LNG vehicles. Business ini dimulai dari sumber gas sampai pada end user yakni pemilik kendaraan berbahan bakar LNG baik itu dari hasil konversi maupun unit baru. Di US, untuk membangun reguler LNG fueling station yang terdiri dari LNG storage, LNG dispensing pumps, dan flexible hoses hanya membutuhkan investasi kurang dari USD 2 Juta. Di China dan negara Asia lainnya biaya CAPEXnya akan jauh lebih murah di kisaran 20-30 persen. Dengan melihat perhitungan simple economic model pemilik LNG fueling station akan mampu melakukan breakeven point kurang dari 2 tahun dan pemilik kendaraan bahan bakar LNG bahkan bisa kurang dari 1.5 tahun payback period.

facebook-20150301-171338Habibie Razak juga memaparkan beberapa teknologi LNG liquefaction di dunia termasuk teknologi PRICO milik Black & Veatch yang merupakan teknologi handal dan teruji untuk kapasitas kecil sampai dengan menengah. Teknologi sangat murah dari sisi Capital Cost dan efisien dari Operational Expenditure (OPEX). B&V memiliki lebih dari 50 tahun pengalaman di dunia LNG dan menandatangani lebih dari 40 LNG plant seluruh dunia, 22 plant sudah beroperasi dan sisanya dalam proses engineering dan construction.

Simposium ini akhirnya ditutup oleh Bapak Sigit Rahardjo – Vice President Upstream Technology Center Bapak Sigit Rahardjo dan sekaligus dilanjutkan dengan foto bersama melibatkan Panitia, Peserta, Pengurus KMI dan para tamu undangan yang hadir.

10448790_10153106064723486_8389498636656331450_n

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.