Suasana Aula Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), nampak hidup. Puluhan sarjana teknik dan sains terlibat aktif dalam diskusi cerdas. Pada ajang Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) tingkat Provinsi NTB di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Kegiatan ini, merupakan hasil besutan Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (PW IKATEK Unhas) Bali-Nusra, yang bekerjasama dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).
Acara yang didukung penuh oleh Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia(PII) itu Sukses menghadirkan peserta dari beragam latar belakang. Baik delegasi dari instansi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, Kementerian Agama, BUMN, maupun sektor swasta.
“Alhamdulillah LSIP kali ini, disambut antusias oleh berbagai pihak. Sehingga, mereka berbondong-bondong mengirimkan utusannya. Para peserta, berasal dari delegasi Pemkot/Pemda/Kemenag lingkup Pulau Sumbawa, asosiasi/konsultan. Bahkan, Pemprov NTB melalui UPT Balai ESDM Pulau Sumbawa. Termasuk PT PLN Wilayah NTB. Adapula dari Pejabat UTS, dan Universitas Samawa. Tidak ketinggalan PT BBS Sumbawa yang merupakan Subkon PT AMNT (dulu Newmont, red). Ini sungguh kebahagian tersendiri bagi Panitia,” ujar Ketua Panita Pelaksana, Trisman, ST, MP.
Karenanya, Trisman yang juga merupakan Wakil Ketua PW IKATEK Unhas Bali-Nusra ini menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya pada semua pihak yang telah merespon secara baik kegiatan tersebut sehingga acara dapat berjalan sukses, sesuai target panitia.
Hal senada diungkapkan oleh Rektor UTS, Dr. Andy Tirta, M.Sc, saat menyampaikan sambutannya. Sebelum membuka secara resmi acara LSIP. Pihaknya, bahkan terobsesi untuk menggelar acara serupa, dalam waktu dekat.
“Jujur, sebelumnya kami belum terlalu paham pentingnya acara ini. Namun, setelah membaca berbagai regulasi terkait Insinyur, PII, dan pentingnya sertifikasi insinyur. Termasuk, banyak berdiskusi dengan Pengurus Pusat PII, akhirnya kami paham. Bahwa, kegiatan ini sangat penting, demi peningkatan kualitas para insinyur di Indonesia terutama dalam menyongsong ajang persaingan bebas saat ini,” ujar Andy Tirta kalem.
Sementara itu, Ketua PW IKATEK Unhas Prov. Bali-Nusra, Hadi Santoso, ST, MM selain mengapreasiasi kerjasama apik, pihaknya dengan UTS. Juga menyampaikan, bahwa LSIP hanyalah awal bagi para peserta menuju insinyur profesional bersertifikat. Sehingga, harus di tindak lanjuti dengan berbagai kegiatan riil dan kolaboratif.
“LSIP ini, jembatan menghantarkan kita menuju insinyur profesional. Sehingga, diharapkan kita bisa serius menyelesaikan persyaratan untuk menjadi Insinyur Profesional Pratama (IPP, red) lanjut ke Insinyur Profesional Madya (IPM, red) bahkan semoga mampu mencapai Insinyur Profesional Utama (IPU, red). Karena, dari banyak pengalaman, para peserta hanya berhenti di LSIP. Dan itu juga disebabkan karena minimnya pendampingan oleh pihak terkait,” ingat Hadi.
Ajang LSIP kali ini, langsung menghadirkan dua orang instruktur dari PII Pusat. Yaitu, Ir. Habibie Razak, MM, ASEAN Eng, ACPE (Sekretaris Bidang Gas) dan Ir. Muhammad Sapri Pamulu, M.Eng, Ph.D (Wakil Ketua Komisi Advokasi) antara lain menjelaskan materi tentang Organisasi PII, UU No. 11/2014 tentang Keinsinyuran. Sistem sertifikasi insinyur profesional, Bakuan Kompetensi Insinyur Profesional (BKIP), serta Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
“Para instruktur juga langsung memandu pengisian FAIP (Formulir Aplikasi Insinyur Profesional, red), sebagai syarat utama untuk mendapatkan sertifikat insinyur profesional. Dan terakhir, para peserta melakukan ikrar Kode Etik sebagai anggota PII, yang luhur, dan memaksimalkan potensi demi kemaslahatan umat,” lanjut Hadi.
Acara ditutup oleh Dewan Pembina PW IKATEK Unhas Prov. Bali-Nusra, Ir. Syamsul Ma’arif. Yang juga menjabat Kepala Balai ESDM Pulau Sumbawa. Syamsul mengapresiasi semangat peserta yang tidak surut sedikitpun dalam menerima berbagai materi. Dan menekankan pentingnya kolaborasi dari peserta sehingga bisa menghasilkan karya besar.
“Kita harus bisa mengukuhkan kebersamaan ini sehingga bisa optimal hasilnya. Para insinyur, khususnya Geologis mengenal istilah divergen dan konvergen pada batuan. Jadi mari kita berusaha menjadi konvergen. Yakni, layaknya pergerakan lempeng yang saling mendekati. Kita pun harus bergerak konvergen (menyatu, red)di tengah divergennya (perbedaan, red) kita ini,” nasehat Syamsul.
Di akhir acara. Para peserta LSIP menyepakati berbagai komitmen bersama secara tertulis. Diantaranya, segera dibentuknya PII Cabang dan Wilayah di Provinsi NTB serta menyelenggarakan LSIP selanjutnya di lingkup Propinsi NTB. Forum itu, secara aklamasi menunjuk tiga orang sebagai mandataris, yakni Hadi Santoso, ST, MM, Dr. Andy Tirta, M.Sc, serta Ir. Syaiful Rahman. (TGoY)
Sumber: Visioner Berita, Sumbawa