Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menyelenggarakan sesi wawancara teknis untuk calon Insinyur Profesional Madya (IPM) di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 22 Februari 2020. BKS PII mengirimkan 6 tim majelis penilai antara lain: Ir. Wahyono Bintarto, Ir. Purnomo Sukirno, Ir. Tulus Sukaryanto, Ir. Andi Taufan Marimba, Ir, Wahyu Hendrastomo dan Ir. Habibie Razak.
Sesi wawancara teknis ini syarat yang wajib diikuti oleh kandidat Insinyur Profesional Madya (IPM) setelah hasil penilaian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) dinyatakan memenuhi score untuk lanjut ke sesi wawancara teknis tadi. Ir. Darmansjah Tjitradi pengurus PII Wilayah Kalsel menyampaikan bahwa ada 36 calon kandidat IPM yang mengikuti sesi wawancara ini. Kegiatan wawancara berlangsung mulai dari Pukul 08.00 hingga pukul 05.00 sore dimana setiap kandidat diberi waktu untuk 45 menit untuk memaparkan pengalaman proyek ketekniksipilan yang dituliskan di FAIP mereka.
Pengalaman menarik dari mewawancarai beberapa kandidat di antara total 36 kandidat yang diwawancarai adalah aplikasi kayu galam cerucuk sebagai pondasi tiang pancang pada bangunan yang didirikan di atas tanah lunak yang seringkali mengalami penurunan karena pengaruh dari beban berat beban bangunan itu sendiri.
Pondasi Cerucuk oleh beberapa referensi adalah pondasi yang didesain untuk membangun diatas kondisi tanah yang kurang mendukung dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Pondasi Cerucuk menancapkan kayu sebagai daya dukung tanah dengan diameter 8 -15 sentimeter.