Sesi Wawancara Teknis Calon Insinyur Profesional Madya, BKS PII, 16 Juli 2021

Badan Kejuruan Sipil kembali menggelar sesi wawancara teknis calon Insinyur Profesional Madya (IPM) Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia hari ini melalui aplikasi Zoom meeting. Di sesi sidang ini BKS PII mengutus tiga Majelis Uji Kompetensi (MUK) BKS PII antara lain: Ir. Andi Taufan Marimba, IPU., Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU dan Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng.

Ir. Habibie Razak menyampaikan bahwa setidaknya sidang wawancara teknis BKS PII diselenggarakan 4 kali seminggu untuk melayani aspirasi para Insinyur nasional kita dan juga Insinyur Asing yang bekerja di Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional dari Persatuan Insinyur Indonesia. “Ini adalah amanah UU No.11/2014 bahwa Insinyur yang berpraktik keinsinyuran di Indonesia haruslah mendapatkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) dan untuk mendapatkan STRI sebelumnya, Insinyurnya haruslah lulus Uji Kompetensi melalui proses sertifikasi Insinyur Profesional (SIP)” Ir. Habibie menjelaskan.

Di sesi hari ini, setidaknya 12 calon Insinyur Profesional Madya yang mendapatkan giliran wawancara dari berbagai sektor, instansi dan perusahaan. Satu calon dari salah satu kementerian teknis memaparkan pengalamannya terlibat sebagai staff Quantity Surveyor pada proyek Jembatan bentang panjang di Surabaya. Ir. Habibie menanyakan alasan filosofis mengapa tipe struktur jembatan yang dipilih adalah cable stayed bukan suspension type misalnya. Nah, pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti ini tentunya didapatkan pada saat Feasibility Study dilakukan dengan mempertimbangkan aspek teknis, aspek sosial-lingkungan dan aspek keekonomiannya (CAPEX dan OPEX).

Menurut Ir. Andi Taufan pada saat wawancara teknis dengan salah satu kandidat, fase pra-desain biasanya dibutuhkan untuk proyek-proyek kompleks seperti di sektor migas sedangkan untuk proyek-proyek infrastruktur yang skalanya sederhana bisa langsung melalui proses detailed design setelah studi kelayakan dilakukan. Pra-desain di sektor oil and gas diistilahkan sebagai Front End Engineering Design (FEED) yang biasanya dilakukan setelah FS dan sebelum Detailed Engineering Design (DED) dilakukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.