Young Engineers Festival 2023, Green Energy & Blue Economy, 10Nov2023

Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FIM PII) menggelar acara tahunan “Young Engineers Festival 2023; Collaboration With Nature to Build Sustainable Environment Through Blue Economy and Green Energyā€¯ di Aula Mataram Kementerian Perhubungan.

Young Engineers Festival 2023 yang merupakan kesempatan emas bagi para insinyur
muda untuk berinteraksi dengan para praktisi dan pemangku kebijakan di bidang blue
economy dan green energy. Acara ini mengundang sejumlah pembicara ahli yang telah
terbukti memiliki pengalaman dan keahlian dalam mengimplementasikan kompetensi
keinsinyuran pada blue economy dan green energy. Para peserta akan mendapatkan
wawasan mendalam dari para praktisi yang telah sukses mengimplementasikan konsep
blue economy dan green energy dalam industri transportasi.

Sambutan-sambutan antara lain oleh Ketua Umum FIM-PII, Ir. Haudhi Ramdayuza, ST., IPM., ASEAN Eng., Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU., ACPE., APEC Eng (Sekretaris Jenderal PII mewakili Ketua Umum PII) dan Ir. Novie Riyanto Rahardjo, MSEA (Inspektur Jenderal mewakili Menteri Perhubungan RI).

Sesi talkshow kemudian dibagi ke dalam dua sesi yaitu Green Energy in Future Transportation Infrastructure dan Optimizing Maritime Potential to Build a National Blue Economy. Sesi pertama menghadirkan beberapa narasumber seperti Ir. Mohamad Risal Wasal, ATD., MM., IPM (Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub), Prof. Ir. Harun Al Rasyid, M.Sc., Ph.D. (KK Rekayasa Transportasi FTSL Institut Teknologi Bandung), Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) (Indonesia Country Director
SMEC International), Dr. Ir. Hermanto Dwiatmoko, MSTr., IPU., ASEAN Eng (Ketua Badan Kejuruan Teknik Perkeretaapian PII) dan Ir. Puryanto (PT Mobil Anak Bangsa).

Ir. Habibie Razak menjawab pertanyaan moderator terkait tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini untuk mewujudkan green energy untuk sustainable transport infrastructure di Indonesia sebagai salah satu sektor penting di dalam mewujudkan net zero emission di tahun 2060. Menjawab itu, PII oleh Habibie adalah organisasi profesi tempat berkumpulnya para Insinyur di berbagai peran dan sektor. Ada Insinyur kita dari sisi regulator, peneliti, akademisi, konsultan, kontraktor, vendor dan supplier. Para insinyur ini memberikan nilai tambah dan inovasi sesuai perannya masing-masing.

Habibie menambahkan “Ada 4 sektor penting yang berkontribusi pada peningkatan emisi di Indonesia antara lain sektor bangunan, sektor ketenagalistrikan, sektor persampahan dan sektor transportasi. Regulasi yang disiapkan adalah haruslah holistik dengan melibatkan berbagai institusi/lembaga/kementerian karena semuanya saling berkaitan, saling mendukung dan tidak bertabrakan.

Sektor persampahan misalnya yang masih menggunakan landfill waste old technology kini didorong untuk beralih ke konsep waste to energy, di mana WTE ini memonetize municipal solid waste (WTE) bukan hanya untuk menghasilkan listrik tapi juga mampu menghasilkan sustainable aviation fuel (SAF) dengan teknologi gasifikasi dan seterusnya. SAF bisa berupa green avtur yang kemudian bisa menjadi program green transportation di Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Dengan contoh ini, kita melihat bahwa untuk mewujudkan investasi ini tentunya melibatkan berbagai pihak/stakeholders/inter-institutions.

Habibie juga memberikan contoh suksesnya bangsa Indonesia di dalam menyelesaikan proyek LRT Jabodebek yang menggunakan teknologi terkini dengan berbagai feature dan specification antara lain:

The train control system that automatically controls the speed and movement of the train, optimising efficiency, the signalling system that provides information to the train control system about the location of other trains. The safety systems that prevent the train from colliding with other trains or obstacles.

Other key features of the LRT overseen by the supervision team include:

U-shaped girders: One of the key features of the project is the U-Shape Girder used to construct the viaducts. The slim shape has proved to be an elegant and cost-effective solution, saving space in the dense urban surroundings. Prefabrication enhanced the buildability of the viaducts whilst their shape enables them to distribute the force of an earthquake more evenly.
3D model: The use of a detailed 3D model optimised the alignment of the LRT system and enabled the team to identify potential hazards, enhancing communication with the client and key stakeholders.
Lead rubber bearings were used to isolate the track structure from earthquakes, which helps to protect the LRT system from seismic activity.
Fiber optic cables are being used for the telecommunications system, which provides a more reliable and secure communication system.

Sesi talkshow kedua dengan topik “Optimizing Maritime Potential to Build a National Blue Economy” juga menghadirkan Ir. Prakosa Hadi Takariyanto, MT., IPU (Komisaris Utama PT Integrasi Logistik Cipta Solusi / PELINDO Digital), Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS (Ketua Gerakan Nelayan Tani Indonesia), Dr. Ady Candra, S.Pi., M.Si., IPU., ASEAN Eng (Ketua Badan Kejuruan Teknik Kelautan PII) dan Capt.Budi Mantoro,M.Si.,M.Mar.(Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla Kemenhub)

Closing remarks oleh Ir. Habibie Razak – Direktur Eksekutif PII Pusat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.