APEC Engineering Register Indonesia Monitoring Committee (APEC ER IMC) kembali menggelar seminar dengan tema “Introducing Australia & New Zealand Job Opportunities for Engineer” pada hari Selasa, 6 Februari lalu. Acara dibuka oleh Ir. Bambang Goeritno – Sekretaris Jenderal PII yang kembali mengingatkan Visi Menuju Indonesia Emas di Tahun 2045 yang salah satu pilarnya adalah Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang di dalamnya termasuk tantangan pemenuhan sumber daya Insinyur Indonesia. Ini menuntut kita, para aktifis Keinsinyuran (yang berada di sisi industri, akademisi, Pemerintah maupun melalui PII sendiri) untuk bersinergi dan berkolaborasi di dalam melakukan proses akselerasi tadi, yang tidak cukup lagi dengan business as usual untuk mencapai target itu.
Bagaimana peran serta Insinyur Indonesia di dalam mewujudkan Indonesia Emas ini? Tidak lain adalah kontribusi signifikan para Insinyur kita yang bergelut di berbagai sektor keinsinyuran para Insinyur kita yang berdiri di garda depan menentukan sukses atau tidaknya suatu investasi dalam skala besar pada berbagai mega proyek keinsinyuran yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Seminar ini masih relevan dengan visi Indonesia Maju 2045 yang mendorong penguatan SDM Insinyur Indonesia melalui kehadiran dan dedikasi para Insinyur Indonesia yang bukan hanya mampu bekerja dan berpraktik keinsinyuran di dalam negeri tapi juga sampai ke luar negeri seperti Australia dan New Zealand.
Para professional yang menjadi pembicara kita yang berkarir internasional didorong untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman bekerja di luar negeri sehingga peserta seminar bisa belajar dari situ sehingga bisa juga go internasional. Beberapa subtopik yang menarik seperti: The Australian and New Zealand Job Market for Engineers oleh Dr. Michael Goutama, Effective Career Planning for Oversea Opportunity oleh Ir. Habibie Razak, IntPE(Aus) Direktur Eksekutif PII Pusat, How to Find a Job in Australia and New Zealand oleh oleh Ir. Ario Susanto, M.Arch. Pengurus PII Chapter Australia dan Dr. Ir. Usama Fauzi Ketua PII Chapter New Zealand menjadi sangat menarik untuk kita simak dan mengundang diskusi antara pembicara dan para peserta.
The lack of engineers’ knowledge on career planning and recruitment process in the industry as well as the insufficient knowledge, information and networks to reach out to international mobilities/oversea career development adalah 2 aspek utama mengapa Insinyur kita kurang mampu memaksimalkan potensinya untuk berkarir di luar negeri.
Pada kesempatan ini, Sekjen PII Ir. Bambang Goeritno dan Direktur Eksekutif PII Pusat Ir. Habibie Razak, Kembali menyampaikan, sebagai organisasi besar, kita patut berbangga, PII telah bertransformasi menjadi Otoritas Keinsinyuran melalui mandat UU 11/2014 telah mencapai milestones of achievement yang di antaranya • Pengakuan PII sebagai bagian dari International Engineering Alliance (IEA) sejak tahun 2002, • Kita mendorong para Insinyur Indonesia untuk bekerja dan berpraktik keinsinyuran bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri, salah satu wujud kontribusi nyata kepengurusan ini adalah PII menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Engineers Australia (EA) akhir Juni 2023 lalu yang memberikan pengakuan kepada Insinyur kedua negara untuk meningkatkan mobilitas keinsinyurannya. Saat ini kita sudah memiliki setidaknya 4 Insinyur Indonesia teregistrasi Chartered Professional Engineer (CPEng) di Australia melalui MRA ini.• Kita juga sudah membentuk 6 oversea chapter (Kuwait, Australia, Amerika, Malaysia, Singapura dan New Zealand) untuk penguatan kapasitas Insinyur Indonesia dan international mobilities. • Disampaikan sebelumnya, di tahun 2022 kita resmi menjadi full signatory member of Washington Accord melalui Indonesian Accreditation Board of Engineering Education (IABEE), sungguh pencapaian yang luar biasa. Semoga dengan credentials yang kita miliki sebagai organisasi bisa secara konsisten menjadi barometer penyelenggaraan Keinsinyuran di Indonesia maupun global yang lebih professional, lebih berkualitas, dan lebih bermartabat.
Ir. Habibie melanjutkan bahwa update yang diterima dari Kesekretariatan PII beberapa hari terakhir, menunjukkan bahwa animo kawan-kawan untuk menjadi Anggota PII semakin menguat, kita mencatat keanggotaan PII mencapai 85 ribu hingga saat ini. Tahun lalu sekitar 7000 staff PLN yang berlatar belakang Sarjana Teknik didaftarkan secara massal oleh Direksi PT PLN, belum lagi berbagai perusahaan besar swasta seperti PT McDermott Indonesia mendaftarkan para Insinyurnya melalui PII Cabang Batam dan banyak lagi. Dengan demikian sangat diharapkan kita bisa mencapai 100 ribu anggota PII di akhir kepengurusan PII Pusat di akhir tahun ini. Semoga dengan momentum Seminar APEC Engineering Register Indonesia Monitoring Committee ini, Insinyur Indonesia terus didorong meningkatkan profesionalismenya, memegang teguh etika profesi Keinsinyuran dan konsisten menyelenggarakan continuing professional development sehingga ke depannya mampu memberikan kontribusi terbaiknya di dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas di 2045.
Di sesi tanya jawab Ir. Perdana Ainianta, CPEng., IntPE(Aus) Sekretaris PII Chapter Australia juga menyampaikan benefit yang diberikan oleh organisasi profesi seperti Engineers Australia buat para foreign engineer yang akan mencoba meniti karir keinsinyuran di Australia. “Overall, sesi seminar Job Opportunities in Aussie and New Zealand berjalan interaktif dan ke depannya kegiatan sejenis akan terus kita selenggarakan untuk terus mengattract animo para Insinyur Indonesia untuk meningkatkan mobilitas keinsinyuran mereka” pukas Ir. Andi Taufan Marimba, IntPE(Aus) yang juga saat ini adalah Ketua APEC Eng Register IMC.
Bagaimana cara kita dapat meningkatkan peluang para profesional Indonesia untuk berkarir di luar negeri? Regards Telkom University