Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII) kembali mengadakan seminar sehari dengan topik Bio Energi pada Hari Minggu, 19 Agustus 2018 di Ruang Pertemuan Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Seminar sehari ini oleh BKM PII dengan topik bincang-bincang pagi Bio Energi yang dihadiri setidaknya 35 Anggota BKM PII dan Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Pusat, Wilayah dan Cabang.
Acara dibuka oleh Sekretaris BK Mesin PII Ir. Ade Irfan, MM., MBA., IPM dan kemudian dilanjutkan dengan sesi panelis yang menghadirkan Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto pakar Biodiesel Guru Besar FT UI, Ir Cahyo S. Wibowo Peneliti Lemigas dan Ir. Hari Yuwono Perwakilan dari Pengurus BK Mesin PII. Biodiesel yang dikomersilkan di Indonesia saat ini adalah spesifikasi B20 yakni mengandung 20% biofuel yang berasal dari kepala sawit. Diketahui bersama Indonesia adalah eksporter terbesar biodiesel ke luar negeri kebanyakan ke negara-negara Eropa.
Biodiesel menurut Cahyo saat ini sudah sesuai dengan standard dan spesifikasi international untuk bahan bakar kendaraan bahkan standard pengujian sudah menggunakan ASTM. Bahkan ketika Euro 4 diberlakukan di negara-negara Eropa spesifikasi Biodiesel (B20) asal Indonesia harusnya bisa memenuhi spesifikasi yang disyaratkan. Namun, Biodiesel dari kepala sawit saat ini mendapatkan protes keras dari Uni Eropa karena dianggap kelapa sawit yang dieksploitasi sebagai komponen biodiesel dianggap tidak sesuai dengan konsep pelestarian hutan atau merusak ekosistem hutan.
Minggu sebelumnya, ancaman pemerintah Indonesia melalui pernyataan Jusuf Kalla terhadap larangan Uni Eropa ini membuahkan hasil, mereka akhirnya memutuskan untuk tidak melarang penggunaan biofuel berbahan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) hingga 2030. Sebelumnya Uni Eropa berencana melarang penggunaan CPO sebagai bahan dasar biofuel mulai 2021.
Ir Hari Yuwono memaparkan potensi renewable energy dari biogas dan pengenalan teknologi proses biogas Anaerobic Digestion untuk menghasilkan methane composition yang akan dikirim ke gas engine untuk digenerate menjadi energi listrik. Investasi kapital biogas power plant di kisaran USD 2,2 Juta hingga 4 Juta/MW tergantung dari jenis storage untuk proses digestion apakah menggunakan anaerobic covered lagoon, CSTR tank, concrete tank dan lainnya. Beberapa proyek pembangkit listrik biogas saat ini sudah banyak yang beroperasi di Indonesia dengan kapasitas mulai dari 1 MW hingga 5 MW.
Sesi pertanyaan dari salah seorang peserta menyampaikan ide feedstock dari biogas power plant ini apakah memungkinkan multi-feedstock sebagai contoh effluent (waster water) of palm oil dan kotoran ternak. Apakah teknologi anaerobic digestion memungkinkan untuk dua feedstock yang berbeda atau lebih. Ini perlu melalui proses penelitian yang lebih advanced lagi.
Seminar sehari dtutup oleh Prof Tresna P. Soemardi Ketua BKM PII dengan pesan singkat kepada peserta untuk terus meningkatkan kompetensi keinsinyuran dan terus menggiatkan kegiatan sejenis untuk terus berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada Insinyur yang lebih muda pengalaman. Kerjasama industri, perguruan tinggi, instansi riset pemerintah dan insinyur yang bekerja di sektor ini perlu ditingkatkan lagi.
Hadir pada kegiatan ini Ir. Habibie Razak Sekretaris Divisi Gas PII Pusat dan beberapa unsur pengurus PII lainnya.