The report can be found at Bareng Dr Hady, Ir Habibie Ajak Investor Dubai Bangun Pabrik Nikel Jadi Baterai (terkini.id)
Dubai Trip Photo
The report can be found at Bareng Dr Hady, Ir Habibie Ajak Investor Dubai Bangun Pabrik Nikel Jadi Baterai (terkini.id)
Dubai Trip Photo
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar Wawancara Teknis via Daring yang kali ini dihadiri 12 calon Insinyur Profesional Madya dari berbagai sektor. Seperti biasa Majelis Uji Kompetensi (MUK) terdiri dari Ir. Andi Taufan Marimba, IPU, Ir. Andilo Harahap, IPM dan Ir. Habibie Razak, ACPE., IPU memberikan kesempatan kepada setiap calon IPM untuk memaparkan pengalaman proyeknya masing-masing.
Penilaian lulus atau tidaknya calon IPM dilihat dari paparan proyek yang pernah dikerjakan dengan melihat tugas dan tanggung jawabnya di proyek serta putusan-putusan keinsinyuran yang pernah diambil dari proyek yang dikerjakan. Kompleksitas, resiko dan nilai proyek juga menjadi kriteria penilaian penting menentukan kelulusan calon Insinyur Profesional Madya.
Sebutlah salah satu kandidat yang diwawancarai di sesi kali ini adalah principal civil engineer yang pernah bekerja di berbagai perusahaan ternama dan pernah bekerja di beberapa negara yang juga dalam waktu luangnya mendevelop suatu program struktur untuk mengakselerasi pekerjaan perancangan desain-desain struktur yang biasanya untuk proyek high-rise building dengan common software bisa dikerjakan selama 3-4 bulan namun dengan program struktur yang dia develop sendiri bisa diselesaikan hanya dalam waktu 6-8 minggu saja.
Ir. Habibie Razak mengingatkan “Ini menjadi pesan bahwa kita sudah menuju era digitalisasi keinsinyuran yang dikenal dengan digitalized engineering and construction dengan memaksimalkan penggunaan Big Data, Internet of Things (IoT), Sensor-based Technology, Geographic information Systems (GIS), Building Information Modelling (BIM), Augmented Reality (AR) and Mobile Technology. Kita sebagai Insinyur Sipil juga mesti memiliki generic digital skills”.
Required Key Competencies of Graduated Civil Engineer in Digitalized Construction Era antara lain •Capability in reviewing models: graduates need to understand how to use software that allows engineers to review models, run clash detection and make changes to designs. •Programming: graduates need to have the ability to use software that allows engineers to program various functions and conduct planning for tracking progress. •Document management: graduates should be able to use software that allows engineers to manage documentation, review and annotate documents such as PDFs and manage the flow of information. •Keep on updated on new and emerging technologies; •Knowledgeable and confidence in advanced engineering software; and •Having Skill level with a number of generic digital skills.
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar Wawancara Teknis calon Insinyur Profesional Madya (IPM) untuk Insinyur Sipil secara daring melalui aplikasi Zoom. Peserta wawancara kali ini menghadirkan 9 calon IPM dari berbagai sub-profesi keinsinyuran mulai dari perencana, pengawas dan pelaksana dan juga berbagai sektor seperti sektor PUPR dan ESDM.
Ir. Kayan Sutrisna, IPU, Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU., dan Ir, Habibie Razak, ACPE., IPU adalah majelis penilai yang ditugaskan di sesi wawancara teknis kali ini meminta kepada calon IPM untuk mempresentasekan satu atau dua proyek yang pernah mereka kerjakan di dalamnya memberikan informasi latar belakang dan tujuan proyek, ruang lingkup proyek, tugas dan tanggung serta putusan-putusan keinsinyuran yang diambil oleh calon IPM pada proyek-proyek yang dikerjakan.
Salah satu peserta calon IPM kali ini memaparkan program monitoring dan evaluation jalan nasional di Sulawesi Selatan termasuk memberikan rekomendasi perbaikan jalan dan jembatan menggunakan anggaran tahun berjalan maupun anggaran di tahun berikutnya. Ir. Habibie Razak menanyakan mengapa jalan nasional poros Turumpakkae sampai ke perbatasan Kab. Wajo – Kab. Luwu setelah diperbaiki hanya beberapa bulan saja sudah rusak lagi. Calon IPM tadi memberikan technical opinion bahwa segmen jalan yang tadi sebenarnya yang mesti diperbaiki mestinya dimulai dari lapisan tanah dasarnya bukan hanya mengupas lapisan pondasi dan perkerasan aspalnya saja. Solusinya adalah perlunya melakukan stabilisasi tanah dasar.
Ir. Habibie memberikan saran, apabila memang segmen atau ruas jalan yang cukup panjang tadi membutuhkan anggaran yang cukup besar mungkin bisa mencoba meminta pendanaan dari International Financing Institution seperti ADB, World Bank maupun AusAid. Sambil becanda “mungkin yang mendesain ruas jalan Turumpakkae – Buriko ini dari teknik perkapalan bukan dari teknik sipil kali ya karena jalannya suka bergelombang, gitu”.
Sesi wawancara ini berlangsung dari pagi hingga sore hari melahirkan tambahan Insinyur Profesional Madya – Sipil, Persatuan Insinyur Indonesia.