Monthly Archives: June 2016

Kolaborasi Apik PII Wilayah Sulut dan IKATEK Unhas pada Lokakarya Sertifikasi Insinyur, 24 Juni 2016

Hari Sabtu, 24 Juni 2016, Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesi Profesional dilaksanakan di Hotel Arya Duta, Jl. Pierre Tendean Manado. Acara ini terwujud berkat kerjasama apik antara PII Wilayah Sulawesi Utara dan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin. Setelah acara lokakarya sertifikasi yang dilakukan di Gorontalo dua minggu sebelumnya yang dimotori oleh Ir. Suriadi, Alumni Teknik Unhas yang bekerja di salah satu proyek Pembangkit Listrik di Gorontalo, Lokakarya di Manado ini juga merupakan inisitif dari salah seorang alumni Teknik Unhas, Andi Awaluddin Kadir yang bekerja di Pertamina Lubricant Manado 5 tahun terakhir. Awal kemudian menghubungi pihak PII Sulut yang dimotori oleh Ir. Audie Rumayar – Sekretaris Wilayah dan Ir. Chris Hombakau yang juga adalah aktifis PII Kota Manado.

Audie Organisasi PIIPeserta yang dihadiri oleh 51 peserta ini terdiri dari unsur dosen yang didominasi oleh Dosen Poltek Manado di bawah komando Ketua Jurusan Teknik Mesin yang juga adalah Alumni Unhas, Ir. Jedithjah Papia. Beberapa perwakilan dari Universitas Sam Ratulangi juga tidak ketinggalan mengikuti acara ini. Ir. Jeary Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado terlihat duduk paling depan dan membawa beberapa bawahannya dan kontraktor di wilayah Manado dan sekitarnya.

SP in actionPembukaan lokakarya ini sekaligus dilanjutkan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran dan materi Advokasi Insinyur oleh Ir. Sapri Pamulu, PhD dan dilanjutkan materi Profil Organisasi PII oleh Ir. Audie Rumayar. Tidak seperti workshop atau lokakarya yang pernah ada sebelumnya, peserta kali ini cukup didominasi oleh calon Insinyur wanita yang bekerja di Kota Manado dan sekitarnya bahkan mereka cukup aktif mengutarakan pendapat dan melempar pertanyaan kepada para Instruktur. Ir. Ngadiyanto memaparkan materi pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional Indonesia yang juga merupakan materi terakhir di sesi pagi yang kemudian dilanjutkan istirahat dan makan siang. Lokakarya ini dimoderasi oleh Ir. Chris mulai dari sesi pagi sampai sore hari.

NgadiyantoSesi siang diawali dengan pengenalan sertifikasi Internasional Keinsinyuran oleh Ir. Habibie Razak, sertifikasi Insinyur yang diakui di tingkat Internasional adalah ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer dan APEC Engineer-Registered. PII adalah satu-satunya organisasi keinsinyuran di Indonesia yang mendapatkan pengakuan dari ketiga badan atau lembaga yang mengeluarkan sertifikasi internasional ini. Sesi kedua siang dilanjutkan oleh Ir. Taufik Nur dengan memimpin lokakarya pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) sebagai syarat Utama untuk mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional (IPP, IPM dan IPU).

FB_IMG_1466842051359

Sesi terakhir di lokakarya kali ini adalah pembacaan Kode Etik Insinyur Indonesia  dan kemudian lokarya kali ini ditutup dengan foto bersama. Kebersamaan pengurus Alumni Teknik Unhas dan pengurus PII Sulawesi Utara tidak hanya berhenti di situ saja, salah seorang peserta, Ir. Peter Samuel mengajak kami ke restoran di pinggir pantai milik Beliau dan menyuguhkan hidangan sari laut dan bumbu Manado yang terkenal sangat pedas itu.

IMG_20160629_202839

Bravo Insinyur Indonesia, Salam PII.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

 

 

FB_IMG_1466842060957

Mengibarkan Bendera PII sampai ke Gorontalo, 12 Juni 2016

Persatuan Insinyur Indonesia Cabang Makassar bekerjasama dengan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH) dan Universitas Gorontalo menggelar Workshop Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional dan Program Pembinaan Profesi Insinyur yang diselenggarakan di Hotel Amaris, Gorontalo, 12 Juni 2016. Workshop ini dihadiri 36 peserta dari berbagai instansi antara lain Pengusaha Konstruksi asal Gorontalo dan sekitarnya, Pegawai Dinas Pekerjaan Umum, dan beberapa professional yang bekerja di beberapa proyek Pembangkit Tenaga Listrik di Propinsi Gorontalo.

Sapri Kata Sambutan

Acara ini dibuka oleh Bapak dr. Budi Doku, Wakil Walikota Gorontalo dalam hal ini mewakili pemerintah kota. Beliau dalam sambutannya menyampaikan bahwa UU Keinsinyuran telah hadir dan para alumni Sarjana Teknik untuk bisa berpraktek wajib mengikuti program sertifikasi yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Sama halnya dengan profesi dokter yang memang dari dulu memiliki UU menyatakan bahwa untuk bisa berprofesi kedokteran lulusan kedokteran harus memiliki Surat Tanda Registrasi Dokter (STRD). Beliau juga menyambut baik eksistensi dari PII Gorontalo agar bias berpartisipasi dan berkontribusi lebih baik lagi di dalam pembangunan infrastruktur dan pembinaan keinsinyuran di daerah yang merupakan hasil pemekaran dari Propinsi Sulawesi Utara ini.

HR in action

Wakil dari PII Pusat Bapak Ir. M. Sapri Pamulu, Ph.D dalam sambutannya di hadapan para peserta Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) dan Workshop Sertifikasi Insinyur Professional ini berterima kasih banyak atas sambutan hangat dari pihak Pemerintah Kota Gorontalo yang sangat antusias mendukung dan memastikan acara ini berjalan lancar sesuai direncanakan. Pada kesempatan ini Ibu Ir. Moli, Wakil Ketua Wilayah PII Gorontalo berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh PII Pusat kepada para Insinyur yang bekerja di Propinsi ini. Beliau berharap kegiatan serupa bias dilaksanakan lebih sering lagi sehingga bisa menambah jumlah Anggota PII di propinsi ini.

Sapri foto bersama

Acara PPPI dan workshop kali ini menghadirkan empat instruktur antara lain: Ir. Sapri Pamulu, Ph.D membawakan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran dan Etika Profesi dan Hukum Profesi Insinyur, Ir. Habibie Razak membawakan materi Profil Organisasi PII dan Sertifikasi Internasional Keinsinyuran sedangkan sesi workshop tatacara pengisian FAIP yang dimulai Pukul 01.30 siang menghadirkan tandem Dr. Eng. Ir. Muhammad Rusman dan Ir. Taufik Nur.

Kelas selanjutnya untuk wilayah Indonesia Timur akan diadakan di Kota Manado, Sulawesi Utara. Tingginya animo dari Alumni Teknik Unhas di Wilayah Propinsi Sulawesi Utara mentrigger para alumni lain untuk mengikuti PPPI dan workshop sertifikasi ini. Sampai ketemu Jo Ngana di Manado.

Photo Bersama Pak Wawali

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

Project Management of 21 LNG Receiving Terminal; a Preliminary Execution Plan (Abstract)

The increase of the need of electricity throughout Indonesia, gas is one of the viable energy sources to meet the demand. The gas is not only cleaner than fuel oil but it is also competitively cheaper up to 40 percent. The PLN – State Owned Electricity Company is also trying to reduce the subsidy of electricity cost in Indonesia by shifting the fuel oil power plants to gas. In many parts of Indonesia, many power plants located in marginal locations and are still consuming diesel fuel as the base load power generation system. This situation considers to substituting the diesel to gas fuel and also trying to resolving the constraints of gas transportation from the island or location has plenty gas reserves to the island or location where the fuel oil power generations located. As the small to mid-scale LNG emerged, the option to build the LNG receiving terminal facilities becoming considered. PLN opened the public tender some time on January 2016 to invite the international players in LNG sectors for LNG supply for distributed gas power plants in central region of Indonesia. There are 21 locations considered as marginal and scattered requiring LNG to feed their existing and new power plants which will typically use dual fuel system (gas and diesel).

The scope of the projects tendered by PLN, a State-Owned Electricity Company consisted of (1) To provide LNG supply and distribution management master plan for power generation supply at central region of Indonesia (2) To supply and distribute gas to distributed gas power generation demand at central region of Indonesia continuously for 10 years and (3) To build LNG receiving terminals consisting of jetty, storage, and regasification facility for each power generation at central region of Indonesia. Those LNG receiving terminals will be operated by the consortium companies that win the bidding under the scheme of Build, Operate and Transfer (BOT) for 10-year operation. The capacity of new and existing power generations ranged from 5 to 450 MW and will require different LNG Receiving facility for each of those. The consortium that was bidding for this project requiring the EPC contractor who can undertake the portion of LNG Receiving Terminal facilities starting from Pre-FEED, FEED and EPC phases. If the EPC Contractor was part of consortium, then they will submit the price based on project phases mentioned earlier. But, if none of the leader or consortium members have those EPC capabilities then It would be subcontracted to the EPC contractor who can do these works. The project duration of these 21 LNG Receiving facilities is less than 24 months.

Perekrutan Anggota PII dan Workshop Aplikasi Sertifikasi Insinyur Profesional Kerjasama PII dan IKATEKUH, 4 Juni 2016

Kali keempat kegiatan Program Pembinaan Profesi Insinyur diselenggarakan hasil kerjasama antara Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK-UH) Wilayah Jaban-Jabar, Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Gedung BPPT, Jl. MH. Thamrin. Acara sehari ini dihadiri oleh 25 peserta dari berbagai alumni dan seperti biasa 90 persen didominasi oleh alumni dari Universitas Hasanuddin.

(1) HAMAS Pembukaan acara oleh Ketua I Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Teknik Unhas, Ir. Andi Muhammad Akbar Sahibuddin yang juga adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang telekomunikasi. Beliau dalam sambutannya menyampaikan Insinyur Indonesia saat ini masih dibayar sangat murah dibanding dengan profesi lainnya di Indonesia dan seyogyanya Pemerintah melalui UU No. 11 Tahun 2014 memberikan kompensasi dan benefit kepada para Insinyurnya supaya Sarjana Teknik yang baru lulus dari kampus tertarik untuk menggeluti profesi Insinyur tidak malah beralih ke profesi lainnya seperti sektor perbankan. Ir. Andi Akbar juga mengatakan insentif juga bisa diberikan kepada mahasiswa Teknik yang berprestasi di kampus berupa beasiswa atau semacamnya untuk mengawal mahasiswa setelah lulus nanti betul-betul dikunci untuk bekerja sebagai Insinyur.

(2) HRPengenalan sertifikasi Insinyur Profesional, Continuous Professional Development dan sertifikasi keinsinyuran internasional diperkenalkan oleh Ir. Habibie Razak. Sertifikasi Insinyur Profesional PII dalam sejarahnya telah mendapatkan pengakuan sejak Tahun 2003 oleh APEC dan Tahun 2004 di tingkat ASEAN di mana para Insinyur yang tersertifikasi IPM melakukan registrasi menjadi ASEAN dan APEC Engineer-Registered. Sertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) sebagai tambahan dari dua sertifikasi ini merupakan produk dari ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA) on Engineering Services.

(3) RHIr. Rudianto Handojo bertandem dengan Ir. Aries Prima membawakan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran dan Profil Organisasi PII. Mengapa PII yang ditunjuk sebagai penyelenggara Keinsinyuran sesuai UU No. 11 Tahun 2014 karena PII dalam sejarahnya adalah organisasi tertua kedua di Indonesia setelah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang betul-betul memegang peranan strategis di dalam pembangunan nasional Indonesia termasuk pengembangan keprofesionalan para Insinyur Indonesia. PII satu-satunya organisasi profesi yang diakui di tingkat Internasional baik di tingkat ASEAN melalui ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), World Federation of Engineering Organizations (WFEO) dan organisasi Insinyur tingkat Internasional lainnya sejak awal tahun 2000-an.

(5) APMateri Bakuan Kompetensi dan Tata Cara Pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional dibawakan oleh Ir. Ngadiyanto yang diselenggarakan dalam bentuk workshop berlangsung sekitar 3 jam yang kemudian dilanjutkan materi Etika Profesi dan Advokasi Insinyur oleh Ir. Sapri Pamulu, Ph.D yang juga adalah Wakil Ketua Komite Advokasi PII Pusat Periode 2015-2018. Kegiatan PPPI kali ini dihadiri Bapak Ir. Sanapsir seorang profesional yang bekerja di area mekanikal dan elektrikal banyak menyumbangkan pertanyaan kepada para Instruktur. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keinsinyuran dan merupakan alumni Perkapalan Universitas Hasanuddin. Salah satu pertanyaan Beliau adalah bisakah seorang alumni perkapalan mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional dari BK Elektro atau BK Mesin mengingat Beliau lebih banyak bergelut di kedua area disiplin itu. Berdasarkan diskusi interaktif dengan Ir. Ngadiyanto disarankan Ir. Sanap mengambil sertifikasi di BK Elektro saja.

(4) NGPembacaan Kode Etik Insinyur Indonesia oleh Ir. Sanapsir dilanjutkan penutupan kegiatan sehari PPPI ini ditutup oleh Ir. Sapri yang juga merupakan salah satu Dewan Pembina IKATEK Unhas dan kemudian dilanjutkan dengan foto bersama para peserta, panitia dan pengurus PII. Pada kesempatan ini, para Insinyur Perkapalan melakukan rapat terpisah tentang rencana usulan pembentukan BK Perkapalan PII. BK Perkapalan menurut Ir. Muhammad Fitri salah satu anggota PII yang merupakan Alumni Perkapalan dan juga Direktur Operasional ASDP mengatakan bahwa saat ini jumlah alumni perkapalan yang terdaftar sebagai anggota PII berjumlah lebih dari 300 orang dan seyogyanya dengan sumber daya sebanyak itu alumni Perkapalan diharapkan bisa membentuk Badan Kejuruan sendiri untuk bisa mengembangkan disiplin ilmu perkapalan ini menjadi lebih berkembang ke depan sebagaimana di luar negeri terlihat Naval Engineering sudah menjadi badan kejuruan tersendiri di luar Teknik Kelautan.

(7) SANAPNaval Engineeering adalah disiplin yang berbeda dari Ocean Engineering dan diharapkan sertifikasi Insinyur Profesional dinilai dan diassess oleh Majelis Penilai dari ahli perkapalan. Selain itu, menurut Ir. Fitri, Program Profesi Insinyur (PPI) yang akan dilaksanakan Agustus ini menuntut PII bekerjasama dengan Perguruan Tinggi menelurkan kurikulum spesifik terkait program studi perkapalan yang semestinya memimpin effort ini adalah pengurus Badan Kejuruan Perkapalan.

 

Tanggal 12 Juni 2016 ini Ikatan Alumni Teknik Unhas akan menyelenggarakan kegiatan yang sama di Gorontalo bekerjasama dengan PII Cabang setempat dalam rangka merekrut Anggota PII dan menambah jumlah Insinyur Profesional Indonesia.

 

(8) Foto Bersama

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

Pengukuhan dan Rapat Kerja BK Sipil Periode 2016-2019

Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) menyelenggarakan Pengukuhan dan Rapat Kerja untuk kepengurusan Periode 2016-2019 yang diadakan di Gedung G Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum Jalan Pattimura Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh lebih dari dua puluh pengurus di mana mereka adalah para professional yang bekerja di berbagai bidang dan sektor seperti pekerjaan umum, infrastruktur maritim, dan industri.

BS ledSekretaris Jenderal PII Pusat, Ir. Bachtiar Sirajuddin menyampaikan kata sambutan sekaligus membuka acara ini. Beliau menyampaikan BK Sipil adalah Badan Kejuruan yang memiliki anggota terbanyak adalah lebih dari 50 persen dari anggota BK lain sekaligus diharapkan memberikan kontribusi siginifikan bagi kemajuan anggota BK Sipil khususnya dan PII pada umumnya. BK Sipil PII saat ini bekerjasama dengan Perguruan Tinggi diharapkan mampu menelurkan kurikulum baru terkait Program Profesi Insinyur (PPI) prodi ketekniksipilan yang akan segera digelar tahun ini oleh Perguruan Tinggi yang ditunjuk oleh kementerian Ristek dan Dikti.

HD ledRapat Kerja kali ini juga membahas tentang UU No. 11 Tahun 2014 yang fokusnya adalah mendorong Pemerintah untuk segera mengeluarkan turunan peraturan dari UU ini seperti Perpres tentang Dewan Insinyur dan Peraturan Pemerintah terkait penjabaran petunjuk pelaksanaan dari UU ini. Bagaimana mengharmonisasikan antara UU No. 18 Tahun 1999 yang sementara dalam tahap revisi oleh DPR dan UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran ini.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bapak Ketua Umum PII, Dr. Ir. Hermanto Dardak yang pada Rapat Kerja ini menyampaikan bahwa era keinsinyuran sudah datang dan diharapkan para Insinyur sesuai amanah UU untuk bisa berpraktek dan bertanggung jawab penuh pada setiap produk atau hasil kerja keinsinyuran agar memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI). Untuk mendapatkan STRI para Insinyur harus lulus Uji Kompetensi Insinyur dan mendapatkan Sertifikat Kompetensi Insinyur (SKI). SKI yang oleh luar negeri dikenal dengan istilah Professional Engineer certificate. Sertifikasi Insinyur Profesional PII pun sebelumnya sudah mendapatkan pengakuan internasional setara ASEAN dan ASIA Pasifik.

Foto bersaaIr. Bambang Goeritno Ketua BK Sipil terpilih menyampaikan bahwa untuk bisa bekerja dalam satu tim para pengurus yang baru diharapkan saling mengenal satu sama lain agar nantinya tercipta iklim kerja yang kondusif untuk bisa menjalankan program kerja BK Sipil PII. Salah satu program kerja utama yaitu program sertifikasi bagi Insinyur Sipil harus terus digiatkan, memperbanyak sidang majelis penilai untuk mencetak Insinyur-Insinyur Profesional dalam rangka pemenuhan kebutuhan sumber daya Insinyur untuk proyek-proyek Infrastruktur yang dicanangkan oleh Pemerintah.

 

Pengukuhan dan Rapat Kerja ini ditutup dengan foto bersama para Pengurus BK Sipil PII bersama Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PII Pusat.

Bravo Insinyur Sipil Indonesia.

Reportase oleh: Ir. Habibie Razak – Wakil Ketua Bid. Hukum dan Advokasi BKS PII