Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kota Bekasi menyelenggarakan webinar series hari Sabtu pagi, 29 Juni 2024 dengan tema “PERAN INSINYUR DALAM MENGHADAPI TANTANGAN BERBASIS EBT MENUJU KETAHANAN & KEMANDIRIAN ENERGI” menghadirkan Ketua Umum PII Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, IPU sebagai keynote speech, Ir. Habibie Razak, IPU Direktur Eksekutif PII Pusat/Direktur Energi Surbana Jurong Group Indonesia dan Efendi Manurung Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi, Direktorat Bionergi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM.
Ketua PII Cabang Kota Bekasi, Dr. Ir. Supriyanto, IPM memberikan sambutan dengan memberikan pesan kepada para peserta webinar yang berlatar berlakang sarjana teknik/sarjana hayati yang belum menjadi Anggota PII untuk segera menjadi bagian dari keanggotaan Persatuan Insinyur Indonesia. “Webinar kali ini mengelaborasi peran insinyur Indonesia di sektor EBTKE dan webinar berikutnya akan mengangkat topik-topik keinsinyuran menarik lainnya” lanjut Dr. Supriyanto.
Dalam keynote speechnya Ketum PII berpesan, hendaknya webinar ini dan webinar series berikutnya membahas isu-isu kontemporer terkait transisi energi dan energi baru terbaharukan antara lain:
- Renewable Energy exchange program antarpulau bahkan antarnegara (Export Import) di kawasan Asia Tenggara menggunakan teknologi subsea cable.
- LNG to Power sebagai alternative cleaner energy sources sebelum kita betul betul beralih ke pure 100 persen Renewable Energy sources
- Floating Solar PV development pada reservoir bendungan dan waduk.
- Initiative untuk palm oil Plantation companies, PLN and IPP developers menuju pengembangan Renewable Energy seperti biogas, biomass, biodiesel and various biofuels lainnya.
- Green industrial park & datacenters development
- Program perusahaan tambang (Miners) untuk mendekarbonisasi operasi mereka
- Pengembangan SMR Technology in Nuclear Power Plant
- Pengembangan hidrogen hijau
- CCS/CCUS development
- Dan banyak lagi topik terkait pengembangan Energi Baru Terbaharukan dan Transisi Energi di Indonesia.
Sebutlah, salah satu sumber energi terbaru yang sedang diteliti adalah energi hidrogen. Hidrogen dipandang bebas karbon dan dapat digunakan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar kendaraan.
Hidrogen merupakan salah satu senyawa paling melimpah di bumi, dan dapat ditemukan di udara, air, dan material organik. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogen dapat menghasilkan energi tanpa membahayakan lingkungan dan cocok untuk dekarbonisasi. Selain pembangkit listrik rumah tangga dan industri, sel bahan bakar hidrogen juga dapat menggerakkan kendaraan. Dalam sel bahan bakar hidrogen, hidrogen bereaksi dengan oksigen secara elektrokimia untuk menghasilkan listrik dan air, lalu menyimpan dan menghasilkan energi tanpa pembakaran atau emisi.
Sekitar 21% emisi global berasal dari transportasi. Karena itu, mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan bertenaga hidrogen dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan karena menggunakan motor listrik dan menghasilkan nol emisi, layaknya kendaraan bertenaga baterai.
Selain hidrogen hijau, kita mendapatkan salah satu isu kontemporer sektor energi di era transisi energi dan dekarbonisasi yang lagi hangat dibicarakan adalah Carbon Capture Storage & Trading di mana para Insinyur Indonesia mendorong penyiapan regulasi yang bersahabat, pengembangan teknologi dan strategi investasinya supaya proyek-proyek CCS/CCUS di Indonesia bisa terealisasi.
Sementara itu Ir. Habibie Razak memaparkan “Profesionalisme Keinsinyuran Global dan Peran Insinyur Indonesia di Era Transisi Energi”. Paparan Ir. Habibie dimulai dengan filosofi praktik keinsinyuran profesional di Indonesia dan global untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya para Insinyur Indonesia memiliki kompetensi yang berisikan 3 elemen; knowledge, skills and attitude. “Ethics, Knowledge, and Experiences should come together as Professional Engineer’s Attributes” ucap Ir. Habibie Razak.
“Dalam konteks transisi energi, Insinyur Indonesia sudah terlibat di berbagai proyek transisi energi termasuk proyek-proyek EBTKE, pengembangan kawawan industri hijau dan hilirisasi industri dengan memasukkan muatan program dekarbonisasi dan transisi energi” lanjut Ir. Habibie.
Ir. Habibie juga dalam sesi ini memberikan informasi bahwa PII sudah memiliki Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Engineers Australia yang memberikan kesempatan lebih besar lagi buat para Insinyur Indonesia untuk meningkatkan mobilitas keinsinyurannya bekerja dan berpraktik keinsinyuran di Australia.
Sementara itu, narasumber kedua, Efendi Manurung memaparkan program EBTKE Kementerian ESDM secara umum dan juga pengembangan bioenergi di Indonesia. Kebijakan dan strategi pengembangan bionenergi antara lain: pengembangan pembangkit listrik bioenergi, pemanfaatan biomassa melalui cofiring PLTU dan pemnafaatan langsung, pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebagai substitusi BBM dan pemanfaatan biogas/biometana pada skala komersial.