United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Malaysia Funds-in-Trust sebagai sponsor dan funder bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam rangka menyelenggarakan workshop keinsinyuran skala regional “South-South Cooperation for Strengthening Engineering Standards and Mobility of Professionals” di Hotel Fairmont, Jakarta. Workshop yang dilaksanakan selama dua hari ini menghadirkan pembicara dari beberapa lembaga dan organisasi keinsinyuran skala Asia Pasifik antara lain: Federation of Engineering Institutions of Asia and the Pacific (FEIAP), Academy of Engineering and Technology of the Developing World (AETDEW), International Science, Technology and Innovation Centre for South-South Cooperation (ISTIC) dan beberapa lainnya.
Kerjasama Selatan-Selatan (South-south Cooperation) ini dibutuhkan untuk mengharmonisasi kurikulum keteknikan, mengontrol dan memonitor proses dan pemeliharaan infrastruktur, pelatihan dan pemagangan di industri dan peran women in engineering sebagai sumber daya manusia untuk membangun jaringan regional. UNESCO telah bekerjasama dengan dengan penyelenggara workshop untuk mengatur rapat-rapat regional untuk mengkaji ulang kualifikasi dan standarisasi keinsinyuran, membangun roadmap penguatan pondasi untuk kerjasama selatan-selatan dan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di regional Asia Pasifik.
Workshop dua hari ini terdiri dari beberapa sesi antara lain: accreditation system for sustainable engineering standardization, development of young engineers, women in engineering, one-belt-one-road (OBOR) and engineers, dan building south-south cooperation in engineering qualification. Sesi pembukaan workshop oleh Dr. Ir. Hermanto Dardak – Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia sebagai host dari event ini menyampaikan pesan kepada peserta workshop untuk berdiskusi dan berinteraksi dalam rangka menghasilkan rekomendasi standarisasi pendidikan dan profesi keinsinyuran dan mobilisasi insinyur untuk mencapai sustainable development goals negara-negara yang terlibat pada kerjasama selatan-selatan ini. Sesi pembukaan ini juga menghadirkan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Prof. Wimpie Agoeng Noegroho bahwa workshop ini bertujuan untuk melakukan standarisasi kualifikasi perekayasa (engineering) dalam mendorong kerjasama selatan-selatan untuk masa depan keperekayasaan di Asia dan Pasifik. Pada kesempatan ini, Prof. Shahbaz Khan Director and Representatives of UNESCO Office Jakarta dalam welcoming speechnya menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang hebat, baik secara budaya dan sumberdaya. “Bagi UNESCO, Indonesia sangat spesial. Bisa dibayangkan bagaimana pembangunan Candi Borobudur kala itu. Dengan usia setua itu bisa terlihat kokoh sampai sekarang. Dan menjadi wahana edukasi dan sejarah dunia,” tuturnya.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada workshop kali ini menghadirkan Ir. Tjipto Kusumo, IPM – Ketua Badan Pelaksana PKB PII pada sesi Accreditation System for Sustainable Engineering Standardization, Ir. Nanang Untung, IPU pada sesi Development of Young Engineers dan Dr. Ir. Tiena Agustina Amran, IPU untuk sesi Women in Engineering. Ir. Tjipto pada paparannya menggambarkan sistem sertifikasi Insinyur Profesional Indonesia dan bagaimana progress proses sertifikasi insinyur di Indonesia secara umum dan pencapaian para Insinyur Indonesia yang sudah tersertifikasi di level ASEAN dan Asia Pasifik. Ir. Nanang dalam paparannya menyampaikan betapa pentingnya kerjasama antara pemerintah, PII, perguruan tinggi, dan industri di dalam pengembangan insinyur muda di dalam mendapatkan pengalaman kerja di Industri melalui berbagai program seperti internship training dan technopreneurship program dan lainnya.
Di sesi young engineers development ini, Habibie Razak salah satu delegasi PII juga memberikan masukan tentang Engineers-in-Training program yang dilakukan di US dan Canada di mana para Insinyur muda didampingi oleh Insinyur Profesional selama bekerja di industri yang berperan mengawasi pekerjaan yang dilakukan insinyur muda tadi seperti mereview pekerjaan desain dan aktifitas keinsinyuran lainnya termasuk memberikan rekomendasi pengembangan keprofesionalan seperti kursus, training dan event lain yang disarankan untuk diikuti oleh insinyur muda tadi. Setelah mendapatkan pengalaman minimum lima (5) tahun di dunia keinsinyuran, Insinyur Profesional yang merupakan mentor, coach sekaligus supervisor dari Insinyur muda tadi memberikan endorsement untuk mendapatkan gelar Insinyur Profesional. Dengan demikian, Insinyur muda yang dari awalnya adalah Engineer in Training (EiT) kemudian dinyatakan berhak untuk berpraktek keinsinyuran sesuai dengan undang-undang keinsinyuran yang berlaku.
Turut hadir pada workshop ini sebagai delegasi PII antara lain: Ir. Pandri Prabono Dewan Insinyur Indonesia, Ir. Rudianto Handojo – Direktur Eksekutif PII, Ir. Bambang Priatmono Pengurus Badan Kejuruan Sipil PII, Dr. Insanul Kamil PII Wilayah Sumatera Barat, Dr. Ir. Rusman Muhammad PII Cabang Makassar, Ir. Taufik Nur Universitas Muslim Indonesia, Ir. Sri Hidayati Forum Insinyur Wanita PII, Laksma Ir. Eden Gunawan Pengurus PII Wilayah Banten, dan beberapa pengurus PII lainnya yang belum sempat disebut namanya.
Workshop dan scientific event sejenisnya akan terus dilakukan oleh UNESCO bekerjasama dengan berbagai Institusi keinsinyuran regional Asia Pasifik dalam rangka menjembatani gap antara insinyur, entrepreneurs, local government, perguruan tinggi, research centers and professional bodies melalui standar dan kualifikasi pendidikan keteknikan dan profesi keinsinyuran.
Reportase dari Ir. Habibie Razak PII Pusat Bidang Gas