Kemeriahan the 41st Conference of ASEAN Federation of Engineering Organizations (CAFEO-41) yang diselenggarakan di Bali dari tanggal 21-23 November 2023 dapat dilihat dari berbagai pemberitaan di bawah
Saya sendiri menerima penghargaan dari AFEO Governing Board untuk kategori AFEO Honorary Member di pegelaran CAFEO-41 tahun ini di mana Indonesia sebagai tuan rumah.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Selatan menyelenggarakan Sosialisasi UU 11/2014 dan PP No. 25/2019 tentang Keinsinyuran untuk skala Kalimantan Selatan dengan mengundang peserta seminar dari berbagai unsur antara lain: Balai/Satuan Kerja di Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan, Badan/Dinas/Biro di Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Badan/Dinas di Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang mewakili, Perguruan tinggi di Provinsi Kalimantan Selatan, Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kalimantan Selatan dan para pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang di Provinsi Kalimantan Selatan, Asosiasi di Provinsi Kalimantan Selatan, dan Para Undangan dan Saudara-saudari peserta kegiatan sosialisasi.
Acara dibuka oleh Kepala Bidang Bina Marga Ir. Azan Syariful Muaz, ST, MT., mewakili Kepala Dinas PUPR Kalsel Ir. Ahmad Solhan, IPU. Dalam sambutan Kadis PUPR yang dibacakan oleh Ir. Azan menyampaikan betapa pentingnya mengikuti peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang sektor keinsinyuran di Indonesia salah satunya UU adalah keinsinyuran. Dengan adanya UU ini, peran para pelaku jasa konstruksi diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi untuk pembangunan infrastruktur di Kalimantan Selatan ini.
Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat mewakili Ketua Umum PII menyampaikan bahwa memiliki Ijin Praktik Keinsinyuran bagi penanggung jawab proyek di berbagai fungsi maupun peran baik dari sisi pemilik proyek (dinas/kementerian), konsultan perencana/perancang, konsultan pengawas dan kontraktor sama wajibnya sesuai amanah UU 11/2014.
“Beberapa tahun terakhir ini sudah banyak kasus kecelakaan konstruksi dan malpraktik keinsinyuran lainnya yang kemudian menyiratkan tanda tanya apakah para penanggung jawab keinsinyuran di berbagai peran tadi sudah memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI), kita wajib melindungi diri kita sendiri, memastikan kita punya surat-surat lengkap untuk berpraktik keinsinyuran”.
Sesi sosialiasi ini menghadirkan dua narasumber, Ir. Wahyu Hendrastomo, ST., MM., IPU – Direktur Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) PII membawakan sesi Sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran dan Organisasi PII dan Ir. Darmansyah Tjitradi, ST., MT., IPU, ASEAN Eng. dengan materi Sosialisasi Program Profesi Insinyur (PPI) di Kalimantan Selatan.
Ir. Wahyu Hendrastomo dalam paparannya kembali berpesan bahwa PII diberikan amanah untuk menjalankan UU 11/2014 dan terus menerus mensosialisasikan kepada para Sarjana Teknik/Sarjana Hayati sebagai penyedia pelayanan keinsinyuran, pengguna keinsinyuran (client/pemilik proyek) dan juga pemanfaat keinsinyuran. Ir. Wahyu memutar satu video tentang kasus keinsinyuran yang melibatkan seseorang yang melakukan praktik keinsinyuran dan tidak memiliki STRI yang akhirnya dijerat dengan hukuman pidana.
Sementara Ir. Darmansyah menjelaskan engineer’s roadmap untuk menjadi mendapatkan ijin praktik keinsinyuran yang salah satu stepnya adalah wajib mengikuti program profesi insinyur (PPI) di kampus-kampus yang sudah memiliki ijin menyelenggarakan program studinya, salah satunya adalah Universitas Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan.
Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FIM PII) menggelar acara tahunan “Young Engineers Festival 2023; Collaboration With Nature to Build Sustainable Environment Through Blue Economy and Green Energy” di Aula Mataram Kementerian Perhubungan.
Young Engineers Festival 2023 yang merupakan kesempatan emas bagi para insinyur muda untuk berinteraksi dengan para praktisi dan pemangku kebijakan di bidang blue economy dan green energy. Acara ini mengundang sejumlah pembicara ahli yang telah terbukti memiliki pengalaman dan keahlian dalam mengimplementasikan kompetensi keinsinyuran pada blue economy dan green energy. Para peserta akan mendapatkan wawasan mendalam dari para praktisi yang telah sukses mengimplementasikan konsep blue economy dan green energy dalam industri transportasi.
Sambutan-sambutan antara lain oleh Ketua Umum FIM-PII, Ir. Haudhi Ramdayuza, ST., IPM., ASEAN Eng., Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU., ACPE., APEC Eng (Sekretaris Jenderal PII mewakili Ketua Umum PII) dan Ir. Novie Riyanto Rahardjo, MSEA (Inspektur Jenderal mewakili Menteri Perhubungan RI).
Sesi talkshow kemudian dibagi ke dalam dua sesi yaitu Green Energy in Future Transportation Infrastructure dan Optimizing Maritime Potential to Build a National Blue Economy. Sesi pertama menghadirkan beberapa narasumber seperti Ir. Mohamad Risal Wasal, ATD., MM., IPM (Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub), Prof. Ir. Harun Al Rasyid, M.Sc., Ph.D. (KK Rekayasa Transportasi FTSL Institut Teknologi Bandung), Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) (Indonesia Country Director SMEC International), Dr. Ir. Hermanto Dwiatmoko, MSTr., IPU., ASEAN Eng (Ketua Badan Kejuruan Teknik Perkeretaapian PII) dan Ir. Puryanto (PT Mobil Anak Bangsa).
Ir. Habibie Razak menjawab pertanyaan moderator terkait tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini untuk mewujudkan green energy untuk sustainable transport infrastructure di Indonesia sebagai salah satu sektor penting di dalam mewujudkan net zero emission di tahun 2060. Menjawab itu, PII oleh Habibie adalah organisasi profesi tempat berkumpulnya para Insinyur di berbagai peran dan sektor. Ada Insinyur kita dari sisi regulator, peneliti, akademisi, konsultan, kontraktor, vendor dan supplier. Para insinyur ini memberikan nilai tambah dan inovasi sesuai perannya masing-masing.
Habibie menambahkan “Ada 4 sektor penting yang berkontribusi pada peningkatan emisi di Indonesia antara lain sektor bangunan, sektor ketenagalistrikan, sektor persampahan dan sektor transportasi. Regulasi yang disiapkan adalah haruslah holistik dengan melibatkan berbagai institusi/lembaga/kementerian karena semuanya saling berkaitan, saling mendukung dan tidak bertabrakan.
Sektor persampahan misalnya yang masih menggunakan landfill waste old technology kini didorong untuk beralih ke konsep waste to energy, di mana WTE ini memonetize municipal solid waste (WTE) bukan hanya untuk menghasilkan listrik tapi juga mampu menghasilkan sustainable aviation fuel (SAF) dengan teknologi gasifikasi dan seterusnya. SAF bisa berupa green avtur yang kemudian bisa menjadi program green transportation di Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Dengan contoh ini, kita melihat bahwa untuk mewujudkan investasi ini tentunya melibatkan berbagai pihak/stakeholders/inter-institutions.
Habibie juga memberikan contoh suksesnya bangsa Indonesia di dalam menyelesaikan proyek LRT Jabodebek yang menggunakan teknologi terkini dengan berbagai feature dan specification antara lain:
The train control system that automatically controls the speed and movement of the train, optimising efficiency, the signalling system that provides information to the train control system about the location of other trains. The safety systems that prevent the train from colliding with other trains or obstacles.
Other key features of the LRT overseen by the supervision team include:
U-shaped girders: One of the key features of the project is the U-Shape Girder used to construct the viaducts. The slim shape has proved to be an elegant and cost-effective solution, saving space in the dense urban surroundings. Prefabrication enhanced the buildability of the viaducts whilst their shape enables them to distribute the force of an earthquake more evenly. 3D model: The use of a detailed 3D model optimised the alignment of the LRT system and enabled the team to identify potential hazards, enhancing communication with the client and key stakeholders. Lead rubber bearings were used to isolate the track structure from earthquakes, which helps to protect the LRT system from seismic activity. Fiber optic cables are being used for the telecommunications system, which provides a more reliable and secure communication system.
Sesi talkshow kedua dengan topik “Optimizing Maritime Potential to Build a National Blue Economy” juga menghadirkan Ir. Prakosa Hadi Takariyanto, MT., IPU (Komisaris Utama PT Integrasi Logistik Cipta Solusi / PELINDO Digital), Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS (Ketua Gerakan Nelayan Tani Indonesia), Dr. Ady Candra, S.Pi., M.Si., IPU., ASEAN Eng (Ketua Badan Kejuruan Teknik Kelautan PII) dan Capt.Budi Mantoro,M.Si.,M.Mar.(Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla Kemenhub)