Sesi Seminar Internasional dan Muscab PII Kota Dumai berlangsung pagi ini menghadirkan pembicara dari PII Pusat, Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia Ir Habibie Razak, Ketua FIM PII Wilayah Riau Ir. Ulul Azmi, IPM dan Kaprodi Program Profesi Insinyur, Dr. Ir. Manyuk Fauzi, IPM.
Ketua PII Cabang Dumai, Ir. Rahmat Fauzi, MBA., IPM melaporkan bahwa selama 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Insinyur Profesional/Anggota Biasa PII dari 25 Insinyur menjadi setidaknya 101 Insinyur.
PII Kota Dumai juga banyak menyelenggarakan various technical events melalui seminar dan webinar di periode kepengurusan ini.
Ir. Habibie Razak menyampaikan bahwa sesuai amanah UU 11/2014 bukan hanya Insinyur Indonesia yang menyelenggarakan praktik keinsinyuran wajib memiliki Ijin Praktik Keinsinyuran (STRI) tapi juga berlaku untuk Insinyur Asing yang bekerja dan praktik keinsinyuran di Indonesia.
Hal ini disampaikan di depan 2 foreign engineer yang hadir pada seminar ini. Keduanya adalah Insinyur dari Korea yang bekerja di Indonesia di wilayah operasi Refinery Pertamina di Dumai.
Ir Habibie Razak mengemphasize betapa pentingnya peran Insinyur Indonesia di dalam mensukseskan 3 milestone penting Indonesia yakni making Indonesia 4.0 in 2030, golden Indonesia in 2045 dan NZE in 2060.
Penguatan kompetensi keinsinyuran melalui program keprofesionalan berkelanjutan (PKB) harus terus digiatkan lagi. PII memberikan contoh kegiatan yang baru baru ini dilakukan kerjasama antara Pertagas Rokan, Zekindo dan PII untuk pelaksanaan oilfield chemical training yang terdiri dari sesi training, kunjungan laboratory dan industrial plant visit.
Peserta Seminar Internasional ini dihadiri oleh Insinyur yang bekerja di sektor industri perminyakan dan refinery seperti Pertagas, Kilang Pertamina Internasional, Patra SK (joint venture antara KPI & SK) Pertamina Hulu Rokan (PHR), ASN yang berlatar belakang Insinyur dan mahasiswa(i) teknik dari beberapa perguruan tinggi.
Di penghujung kepengurusan PII Periode 2021 – 2024, Ketua Umum PII Dr. Ir. Danis H Sumadilaga memimpin rombongan Insinyur Indonesia yang berjumlah sekitar 170 orang untuk menghadiri Konferensi Organisasi Keinsinyuran se-Asean yang ke-42 (CAFEO42) yang berlangsung di Kota Kinabalu – Sabah, Malaysia.
Rangkaian acara CAFEO 42 dimulai dari tanggal 21 Oktober dan berakhir di tanggal 24 Oktober 2024. Pembukaan berlangsung di Sabah International Convention Center (SICC) dibuka oleh YAB Datuk Ir. Shahelmey Bin Yahya sebagai Deputy Chief of Minister/Minister of Public Works of Sabah.
Konferensi ini adalah acara tahunan yang diikuti Insinyur di 10 negara ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Pilipina, Singapore, Thailand dan Vietnam. Beberapa Insinyur di luar ASEAN juga hadir seperti Jepang, Iraq, Hong Kong, China dan negara lainnya.
Pada acara CAFEO42 bertemakan Charting ASEAN Growth with Digital Transformation, Smart Engineering and Green Solutions merupakan Langkah nyata dari para insinyur se-ASEAN untuk mendukung transformasi energi menjadi lebih green dan sustainable.
Di rangkaian acara yang berlangsung 4 hari, terdapat beberapa sectors working group dan ASEAN Engineering Inspectorate (AEI) untuk beberapa tema seperti AEI Building Inspectorate, AEI Manufacturing, AEI Electronic, WG Transportation & Logistic, Engineering Mobility, Energy, Education & Capacity Building, Environmental Engineering, Engineering Mobilities dan sebagainya.
Selanjutnya ada beberapa kunjungan industri ke Renewable Energy Plant yaitu 1MW Rooftop Solarfam at Keningau dan Keningau Biogas Power Plant at Desa Kim Loong Resources, Sabah.
Selanjutnya acara penyerahan ASEAN Engineer Register dan Medali oleh Dr. Ir. Arlan Septia, IPU Bendahara Umum PII dan Ir. Habimono sebagai Country Registrar.
Penyerahan berlangsung meriah, satu persatu penerima dipanggil ke panggung. Di tahun 2024 sebanyak 632 Insinyur dari Indonesia berhak menyandang gelar ASEAN Engineer Register atau yang disingkat AER.
Persatuan Insinyur Indonesia kini berada di nomor 2 sebagai penyumbang jumlah ASEAN Engineer terbanyak dari 10 negara ASEAN, terhitung jumlah total mencapai lebih dari 3.400 insinyur dengan rincian dalam tiga tahun terakhir naik sebanyak 1.979 insinyur atau dengan kata lain secara persentase mencapai 200% dalam tiga tahun terakhir. “Kita hanya selisih kurang dari 100 orang saja dari Philippines yang memiliki 3500 AER hingga akhir tahun ini” Ir. Habimono menambahkan. Secara terpisah, Direktur Eksekutif PII menyampaikan beberapa pencapaian PII Pusat yang mungkin belum pernah didapatkan di periode-periode sebelumnya antara lain:
Increase the PII membership by more than double from previous terms.
Increase the ASEAN Engineering register membership by nearly 2.5 times from previous term.
Increase the number of Indonesian Engineers registered as APEC Engineer by nearly triple from previous terms.
Upgrade on the website to be more user friendly (on going and finish early December 2024).
Chairman of special taskforce for MRA signing between EA & PII and lead its implementation accordingly.
Establish 7+ PII Oversea Chapters which include Singapore, Malaysia, United States, Kuwait, Australia, New Zealand and People Republic of China
Pada hari terakhir, tiba pada penghujung acara yakni closing dinner yang dihadiri oleh Chief Minister Sabah yaitu YAB Datuk Seri Panglima Haji Hajiji Haji Noor dan para Presiden organisasi keinsinyuran serta seluruh delegasi dari 10 negara ASEAN. Terhitung jumlah delegasi mencapai lebih dari 1.300 insinyur dengan jumlah terbesar dari tuan rumah Malaysia yaitu sekitar 900 delegasi.
Di acara Farewell Dinner, juga dilakukan penyerahan AFEO Honorary Award sebagai penghargaan bagi para insan insinyur atas kerja nyata untuk memajukan dan memberikan significant impact terhadap atmosfir keinsinyuran di masing-masing negara ASEAN. Dari Indonesia, terdapat beberapa nama penerima dan salah satunya adalah Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia Ir. Habibie Razak, IPU., FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) menerima AFEO Honorary Fellow awaed. Selanjutnya acara ditutup dengan persembahan budaya dari masing-masing delegasi serta penyerahan bendera AFEO untuk selanjutnya dari Malaysia (IEM) ke Pilipina (PTC) yang akan menjadi tuan rumah AFEO 43 di tahun 2025.
Reported by Ir. Prastiwo Anggoro Komite Internasional PII Pusat
It has been an honor for Persatuan Insinyur Indonesia (Official) represented by @habibie razak, Executive Director to share our thoughts and ideas by presenting technical slides related to “the Challenges of Construction Industry, How to Enhance the Sustainability on Indonesia’s Infrastructure Development” in front of 2024 China – ASEAN Engineers Forum which has been held at Hall of China Science and Technology from 14 to 16 October 2024.
The theme of the forum is “Engineering Innovation and Green Development for Mutual Benefit” and was officially opened by Dr. Luo Hui Joint Secretary General of CSE.
The forum invited several speakers in various industries and organizations in China and ASEAN.
PII Delegates who are attending the forum led by Ir. Bambang Goeritno (Secretary General), Dr. Ir. Arlan Septia (Treasurer), Ir. Dandung Sri Harninto (Vice Secretart General), Prof. Ir. Michael Goutama (Vice Chairman of International Committee) and Ir. Habibie Razak (Executive Director).
Ir. Habibie Razak explained, the construction industry is a major contributor to global carbon emissions, accounting for nearly 40% of global energy-related emissions, with embodied carbon from building materials accounting for a significant portion. As climate change intensifies, with record-breaking storms, droughts, and fires becoming more frequent, addressing embodied carbon is critical for achieving sustainability goals. This presentation explores the challenges and opportunities of reducing embodied carbon in the Indonesian construction sector.
Focusing on the lifecycle emissions of materials such as concrete, which alone accounts for up to 10% of global carbon emissions, this presentation discusses strategies for mitigating the environmental impact through innovative design, material selection, and adoption of low-carbon technologies.
Additionally, the role of engineers in driving sustainable practices and the importance of global regulations and standards are emphasised. By showcasing examples of effective carbon reduction approaches and highlighting regulatory frameworks, this presentation aims to provide actionable insights for transitioning to a more sustainable, low-carbon construction future in Indonesia.
PII also discussed 3 different topics with Chinese Society of Engineers (CSE) separately as follows; the E-20 engagement group under B20, the establishment of International Federation of Engineering Society for Road and Belt and The MRA on Engineers recognition between CSE & PII.
The engineering organization and country attending the forum are IEM Malaysia, Philippines Technological Council (PTC) Philippines, Fed of Myanmar Engineering Society (Fed MES) Myanmar, The Engineering Institute of Thailand, Council of Engineers Thailand, Myanmar Engineering Council (MEngC), Board of Engineers Cambodia & Chinese Society of Engineers (CSE).
Ir. Habibie Razak mewakili Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia menghadiri Musyawarah Cabang Pekanbaru yang diselenggarakan di Hotel Furaya, hari Sabtu, 12 Oktober 2024.
Sehari sebelumnya diselenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Inovasi dan Kolaborasi Multidisiplin dalam Riset dan Pengembangan Keinsinyuran” menghadirkan beberapa pembicara antara lain: Ir. Indra Pomi, ST., MSi (Sekda Kota Pekanbaru), Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) Direktur Eksekutif PII Pusat, Marsma TNI Feri Yunaldi, SE., M.Han (Komandan Lanud Rusman Norjadin), Dr. Ir. Yohanis Tulak Todingrara, MT (Kepala BPJN Riau Kementerian PUPR) dan lainnya.
Thanks to BINUS Civil Engineering Students Union and The Institute of Civil Engineers UK, BINUS Chapter for the invitation on “The Civil on Duty, International Seminar”
I was glad to deliver engineering contemporary issues with topic “Enhancing Indonesia’s Infrastructure Sustainability, Strategy to Reduce Embodied Carbon in Indonesia Construction Industry”.
Sebagai Civil Engineer or any discipline engineers, satu hal yang menarik adalah bagaimana Insinyur Indonesia mampu berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 dari kegiatan-kegiatan keinsinyuran yang kita lakukan semisal di sektor konstruksi. Diambil dari berbagai sumber, sektor building & construction di Indonesia memberikan kontribusi sekitar 37% emisi CO2equivalent yang merupakan kombinasi dari 2 jenis emisi CO2 yakni embodied carbon dan operational carbon.
Embodied carbon—also known as embodied greenhouse gas (GHG) emissions—refers to the amount of GHG emissions associated with upstream—extraction, production, transport, and manufacturing or construction—stages of a product’s life. Sementara Operational carbon refers to ‘the emissions associated with energy used to operate the building or in the operation of infrastructure’, including heating, hot water, cooling, ventilation, lighting systems, equipment and lifts.
Dalam konteks kota besar seperti Jakarta, embodied carbon yang berasal dari aktivitas kegiatan konstruksi suatu proyek infrastruktur memberikan kontribusi negatif 10,000 (sepuluh ribu) ton CO2equivalent. Bagaimana Insinyur Indonesia bisa mengurangi setidaknya 20% saja dari CO2 footprint ini?
Strategi seperti apa yang Insinyur kita mesti lakukan untuk mengurangi emisi dan mengadopsi sustainable construction practices sebagai bagian dari long term strategy for low carbon and climate resilience 2050? PII mengangkat isu kontemporer seperti ini, hendaknya menjadi bahan kontemplasi kita bersama-sama sebagai insan aktivis Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Sabtu pagi diselenggarakan Seminar Nasional yang dituanrumahi oleh FIM PII Wilayah Riau dengan tema “Pemahaman UU ditinjau dari perspektif penyelenggara Infrastruktur dan Penegakan Hukum Untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045”
Hadir sebagai pembicara antara lain perwakilan PII Pusat Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) Direktur Eksekutif PII, Kepala Balai Jalan Nasional Riau Kementerian PUPR, Kejaksaan Tinggi, Polda Riau, LPJK, dan Badan Otorita IKN.
Sambutan sambutan oleh Ketua FIM PII Riau Ir. Ulul Azmi, IPP, Ketua Umum FIM PII Ir. Haudhi Ramdayuza, IPM, Perwakilan Gubernur dan PII Pusat.
Suasana Malam Anugerah Young Engineers Riau (MAYER) 2024.
Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FIM PII) memberikan penghargaan di beberapa kategori antara lain:
Tokoh Insinyur Inspiratif Untuk Para Insinyur
Tokoh Peduli Keinsinyuran/Insinyur Untuk Tokoh yang peduli pada keinsinyuran tapi bukan berlatar belakang insinyur
Lembaga Pendidikan/Universitas/Perusahaan yang Peduli Terhadap Keinsinyuran atau Pengembangan Keinsinyuran
Semoga dengan adanya upaya memberikan penghargaan sejenis mampu mentrigger gairah para Insinyur Indonesia untuk menjadi lebih produktif dan dalam kerja-kerja keinsinyurannya.
Makasih kepada Ketua FIM Riau sebagai host, Dinda Ir. Ulul Azmi.
Ir. Habibie Razak menerima penghargaan “Tokoh Insinyur Inspiratif
Kategori Pengembangan Energi Berkelanjutan” Ir. Habibie Razak memberikan paparan dengan judul “Praktik Keinsinyuran Global dan Profil Insinyur Masa Depan”
Hari ini Forum Insinyur Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FIM PII) Wilayah Riau menggelar webinar keinsinyuran dengan tema “Estafet Kepemimpinan Insinyur Muda menuju Indonesia Emas 2045” dengan Keynote Speech oleh Ketum PII Dr Ir Danis Hidayat Sumadilaga melalui prerecording session, Direktur Eksekutif PII Pusat Ir. Habibie Razak, FIEAust., EngExec., IntPE(Aus) dan Ketum FIM PII Haudhi Ramdayuza
Hadir juga sebagai pembicara pada webinar ini Ir. Muh. Agung Triady Putra Ketua FIM PII Wilayah Sulsel dan Ketua PII Wilayah Jawa Tengah Ir. Herry Wahyono.
Webinar ini merupakan rangkaian dari Malam Anugerah Young Engineers (MAYER) FIM 2024 tanggal 24 Agustus ini yang dikoordinir oleh Ir. Ulul Azmi, IPM Ketua FIM PII Wilayah Riau.
Ir Habibie Razak memaparkan topik tentang Praktik Keinsinyuran Global and Profil Insinyur Masa Depan. Insinyur masa depan wajib memasukkan kompetensi terkait sustainable design aspect, reduce of materials usage and carbon footprint (embodied carbon) calculation.
Beberapa slides yang ditampilkan Ir. Habibie Razak antara lain terkait highlight of PII yang menyebutkan pencapaian PII di era kepempimpinan Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga antara lain: kenaikan jumlah anggota PII menjadi 87 ribu, keanggotaan internasional PII pada International Engineering Alliance (IEA) antara lain sebagai full signatory of Washington Accord for Engineering Education, full signatory of Seoul Accord for Computing Discipline dan full signatory of APEC Engineer Register for Competence and Mobility Agreement, kenaikan signifikan 2.5x lipat registrasi Insinyur Indonesia menjadi ASEAN Engineer yang saat ini menjadi lebih dari 3100 orang dan lebih dari 400 Insinyur Indonesia teregistrasi sebagai APEC Engineer.
“Increase of membership, ASEAN Engineering Register & APEC Engineering Register number by two-fold in 2.5 year-time under current leadership and Members & PEs are majority working/practicing engineering in non-government clients/projects” lanjut Ir. Habibie memaparkan.
Malam Anugerah Young Engineers sebagaimana disampaikan oleh Ketua FIM Wilayah Riau Ir. Ulul Azmi, ST., IPP akan diselenggarakan di Pekan Baru mengundang para Insinyur Indonesia yang berkarir di provinsi ini. “Akan ada penyerahan penghargaan kepada para Insinyur Indonesia di berbagai kategori tentunya mereka yang memiliki pencapaian mengagumkan di bidang keinsinyuran” pukau Ir. Ulul Azmi yang akrab dipanggil dinda Ulul ini.
Ir. Habibie Razak was honoured to deliver the presentation this afternoon on behalf of Indonesia – PII in the IES – AFEO – AER Seminar: Future Ready Engineering Excellence – ASEAN Case Studies infrastructure, Geotech & Fire Safety, 12 July 2024. This seminar is part of AFEO Midterm Meeting program which is being held from 11 to 13 July 2024 in Singapore.
The topic of his presentation stresses out “Opportunity in the Indonesia Construction Industry: Enhancing Sustainability in Indonesia’s Infrastructure Development”
He highlighted Construction Industry Overview in Indonesia, Overview on Embodied Carbon & Strategy to Reduce in Indonesia Construction Industry and ASEAN Collaboration under AFEO. There are at least 5 construction sectors in Indonesia which will give more opportunities to grow in the foreseeable future, water & wastewater, port and coastal, energy, resources and transport.
Habibie provided the example of project opportunities mostly in 4 different sectors which are considerably potential inviting the foreign investors and foreign contractors to pursue. In addition to that, engineering and construction players have mandates also to strategize their business on how reduce the embodied carbon in construction industry. Ir. Habibie said “when I flew from Jakarta to Singapore, I contributed to at least 200 kgCO2e while for sizeable construction projects from mobilization until commissioning and commercial operation, It contributes 10,000-ton CO2e. As an engineer, how then we reduce the carbon footprint by design the structure/infrastructure with circular economy concept including to use low carbon materials, reuse materials, minimize design load, improve construction factors, etc.
In term of ASEAN collaboration through ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), there were at least 3 large programs initiated by PII; Develop roadmap for ASEAN Integrated Battery and EV Ecosystem, Support the realization of ASEAN Blue Economic Framework as one of priority economy in the region and Cross-Border Electricity Trade in ASEAN in collaboration with ASEAN Center for Energy.
This seminar initiated by the Institution of Engineers Singapore (IES) invited several speakers from IEM Malaysia, IES Singapore and PII Indonesia. The event was attended by at least 40 engineers in various sectors.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kota Bekasi menyelenggarakan webinar series hari Sabtu pagi, 29 Juni 2024 dengan tema “PERAN INSINYUR DALAM MENGHADAPI TANTANGAN BERBASIS EBT MENUJU KETAHANAN & KEMANDIRIAN ENERGI” menghadirkan Ketua Umum PII Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, IPU sebagai keynote speech, Ir. Habibie Razak, IPU Direktur Eksekutif PII Pusat/Direktur Energi Surbana Jurong Group Indonesia dan Efendi Manurung Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi, Direktorat Bionergi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM.
Ketua PII Cabang Kota Bekasi, Dr. Ir. Supriyanto, IPM memberikan sambutan dengan memberikan pesan kepada para peserta webinar yang berlatar berlakang sarjana teknik/sarjana hayati yang belum menjadi Anggota PII untuk segera menjadi bagian dari keanggotaan Persatuan Insinyur Indonesia. “Webinar kali ini mengelaborasi peran insinyur Indonesia di sektor EBTKE dan webinar berikutnya akan mengangkat topik-topik keinsinyuran menarik lainnya” lanjut Dr. Supriyanto.
Dalam keynote speechnya Ketum PII berpesan, hendaknya webinar ini dan webinar series berikutnya membahas isu-isu kontemporer terkait transisi energi dan energi baru terbaharukan antara lain:
Renewable Energy exchange program antarpulau bahkan antarnegara (Export Import) di kawasan Asia Tenggara menggunakan teknologi subsea cable.
LNG to Power sebagai alternative cleaner energy sources sebelum kita betul betul beralih ke pure 100 persen Renewable Energy sources
Floating Solar PV development pada reservoir bendungan dan waduk.
Initiative untuk palm oil Plantation companies, PLN and IPP developers menuju pengembangan Renewable Energy seperti biogas, biomass, biodiesel and various biofuels lainnya.
Green industrial park & datacenters development
Program perusahaan tambang (Miners) untuk mendekarbonisasi operasi mereka
Pengembangan SMR Technology in Nuclear Power Plant
Pengembangan hidrogen hijau
CCS/CCUS development
Dan banyak lagi topik terkait pengembangan Energi Baru Terbaharukan dan Transisi Energi di Indonesia.
Sebutlah, salah satu sumber energi terbaru yang sedang diteliti adalah energi hidrogen. Hidrogen dipandang bebas karbon dan dapat digunakan untuk pembangkit listrik dan bahan bakar kendaraan.
Hidrogen merupakan salah satu senyawa paling melimpah di bumi, dan dapat ditemukan di udara, air, dan material organik. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogen dapat menghasilkan energi tanpa membahayakan lingkungan dan cocok untuk dekarbonisasi. Selain pembangkit listrik rumah tangga dan industri, sel bahan bakar hidrogen juga dapat menggerakkan kendaraan. Dalam sel bahan bakar hidrogen, hidrogen bereaksi dengan oksigen secara elektrokimia untuk menghasilkan listrik dan air, lalu menyimpan dan menghasilkan energi tanpa pembakaran atau emisi.
Sekitar 21% emisi global berasal dari transportasi. Karena itu, mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan bertenaga hidrogen dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan karena menggunakan motor listrik dan menghasilkan nol emisi, layaknya kendaraan bertenaga baterai.
Selain hidrogen hijau, kita mendapatkan salah satu isu kontemporer sektor energi di era transisi energi dan dekarbonisasi yang lagi hangat dibicarakan adalah Carbon Capture Storage & Trading di mana para Insinyur Indonesia mendorong penyiapan regulasi yang bersahabat, pengembangan teknologi dan strategi investasinya supaya proyek-proyek CCS/CCUS di Indonesia bisa terealisasi.
Sementara itu Ir. Habibie Razak memaparkan “Profesionalisme Keinsinyuran Global dan Peran Insinyur Indonesia di Era Transisi Energi”. Paparan Ir. Habibie dimulai dengan filosofi praktik keinsinyuran profesional di Indonesia dan global untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya para Insinyur Indonesia memiliki kompetensi yang berisikan 3 elemen; knowledge, skills and attitude. “Ethics, Knowledge, and Experiences should come together as Professional Engineer’s Attributes” ucap Ir. Habibie Razak.
“Dalam konteks transisi energi, Insinyur Indonesia sudah terlibat di berbagai proyek transisi energi termasuk proyek-proyek EBTKE, pengembangan kawawan industri hijau dan hilirisasi industri dengan memasukkan muatan program dekarbonisasi dan transisi energi” lanjut Ir. Habibie.
Ir. Habibie juga dalam sesi ini memberikan informasi bahwa PII sudah memiliki Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Engineers Australia yang memberikan kesempatan lebih besar lagi buat para Insinyur Indonesia untuk meningkatkan mobilitas keinsinyurannya bekerja dan berpraktik keinsinyuran di Australia.
Sementara itu, narasumber kedua, Efendi Manurung memaparkan program EBTKE Kementerian ESDM secara umum dan juga pengembangan bioenergi di Indonesia. Kebijakan dan strategi pengembangan bionenergi antara lain: pengembangan pembangkit listrik bioenergi, pemanfaatan biomassa melalui cofiring PLTU dan pemnafaatan langsung, pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) sebagai substitusi BBM dan pemanfaatan biogas/biometana pada skala komersial.