Persatuan Insinyur Indonesia kembali mempertahankan status keanggotaannya hingga Juni tahun depan sebagai bagian dari APEC Engineers Agreement, tim reviewer dari International Engineering Alliance (IEA) akan berkoordinasi dengan tim APEC Engineers Register Indonesia Monitoring Committee (APEC ER IMC) terkait annual report yang mesti disubmit. Keputusan ini diambil di IEAM yang diselenggarakan di New Delhi India dari tanggal 9 hingga 15 Juni 2024.
Tim APEC ER IMC berangkat dari Indonesia tanggal 10 Juni untuk menghadiri International Engineering Alliance Meetings (IEAM) yang berlangsung selama seminggu. Sedikit tentang IEA, The International Engineering Alliance (IEA) is a global not-for-profit organisation, which comprises members from 41 jurisdictions within 29 countries, across seven international agreements. These international agreements govern the recognition of engineering educational qualifications and professional competence.
Through the Educational Accords and Competence Agreements members of the International Engineering Alliance establish and enforce internationally bench-marked standards for engineering education and expected competence for engineering practice.
PII is part of IEA membership, the member of APEC Engineers Agreement and PII under IABEE is also full signatory member of Washington Accord, Educational Accord Agreement.
Tim APEC ER IMC yang berangkat di IEAM 2024 antara lain: Ir. Andi Taufan Marimba, IPU., Ir. Habibie Razak, IPU dan Ir. Prastiwo Anggoro, IPU. Sementara tim IABEE yang berangkat dipimpin langsung oleh Head of Executive Committee Prof. Dr. Ir. Muhammad Romli.
IEAM akan diselenggarakan di Merida, Yucatan, Mexico, 8 – 13 Juni 2024.
Program Profesi Insinyur menyelenggarakan lokakarya keinsinyuran terkait pembaharuan kurikulum Program Studi Program Pofesi Insinyur menurut Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023. Acara dibuka langsung oleh Dekan FT UNDIP Prof. Dr. Jamari, ST., MT., IPU.
Acara yang dihadiri civitas akademika Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP) mengundang para mitra industri untuk sama-sama merumuskan kurikulum PSPPI yang relevan dengan kebutuhan dunia industri. Hadir sebagai narasumber antara lain: Ir. Habibie Razak, FIEAust., APEC Eng., IntPE(Aus) mewakili Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. Subagyo, PhD., IPU., ASEAN Eng mewakili Forkom PPPI, Prof. Dr. Widayat, ST., MT., IPM. ASEAN Eng mewakili Prodi PPI UNDIP, Dwi Agus Kuncoro, ST., MT. dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, dan Dr. Ir. Sriyono, ST., MT., IPM Manager Riset dan Asesment Teknologi Sistem Transmisi dan Distribusi PLN Puslitbang.
Lokakarya yang dimoderasi oleh Prof. Dr. Ir. Silviana, ST., MT., IPM., ASEAN Eng. untuk sesi pertama berlangsung interaktif menghadirkan perwakilan PII, Forkom PPPI, dan UNDIP. Dalam paparannya Ir. Habibie Razak memberikan masukan dalam rangka memperkaya isi kurikulum antara lain:
Perlu ada kerjasama yang apik antara Perguruan Tinggi, PII dan Industri untuk menelurkan calon-calon Insinyur Profesional melalui program Engineer in Training (benchmarking ke US & Canada)
Program Profesi Insinyur melibatkan Insinyur Profesional di industri sebagai pembimbing dan memberikan penilaian kinerja kepada peserta PSPPI yang bekerja di industri tadi (yang diobservasi adalah Knowledge, Skills and Attitude)
Perlu ada mata kuliah khusus terkait “Pedoman Berpraktik Keinsinyuran bagi Insinyur Profesional” menghadirkan pembicara dari Persatuan Insinyur Indonesia
Masih perlu penekanan pada mata kuliah Etika dan Profesionalisme mengundang praktisi keinsinyuran dari Industri
Mata Kuliah pengayaan atau praktik langsung di industri terkait isu-isu Keinsinyuran kontemporer seperti Digitalisasi dan Otomasi, Hilirisasi Industri, Resilient Infrastructure, Transisi Energi, etc.
Di Amerika misalnya, melalui program Engineer in Training (EiT) atau similar program to PSPPI saat ini sesuai Peraturan Menteri tadi, peserta bekerja di industri yang kemudian diawasi oleh minimum level Insinyur Profesional Madya yang ditunjuk langsung sebagai mentor di dalam mengobservasi kompetensi teknis dan kompetensi perilaku/attitudes dari peserta program profesi insinyur ini.
Ir. Habibie juga menambahkan bahwa ada 3 aspek kompetensi yang dikembangkan dan wajib didemonstrasikan oleh mahasiswa PSPPI antara lain: Knowledge and Skill Base – 6 elements, Engineering application ability – 4 elements dan Professional and personal attributes – 6 elements.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dan memberikan kesempatan kepada para peserta lokakarya untuk bertanya langsung kepada narasumber.
PII Chapter United States dan PII Cabang Batam menyelenggarakan international webinar yang dihadiri oleh setidaknya 120 peserta dari berbagai disiplin keinsinyuran di Indonesia maupun Amerika Serikat. Dr. Ir. Hartanto Wibowo Ketua PII Chapter US membuka acara setelah dikumandangkannya lagu Indonesia Raya dan Hymne Persatuan Insinyur Indonesia.
Ir. Bambang Goeritno Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan sejenis sangat penting buat para Insinyur Indonesia supaya bisa memahami model praktik keinsinyuran dan licensing system in case di kemudian hari Insinyur Indonesia tertantang bekerja dan berpraktik keinsinyuran di luar negeri seperti Amerika ini.
Moderator Dr. Eza Tjung membuka sesi webinar dengan memperkenalkan dua pembicara, Dario Rosidi, PE Senior Geotechnical Engineer yang bekerja di Jacobs US yang juga merupakan Ketua Indonesian Civil Engineers Society of North America (ICESNA). Topik paparan Rosadi adalah Professional Licensing in California, USA. Dalam paparannya, terkait Practice Act: Civil, electrical and mechanical, only a person appropriately licensed with the Board may practice or offer to practice and may sign and stamp reports, drawings and specifications.
Persyaratan menjadi seorang PE di state of California antara lain haruslah Engineering degree, memiliki work experience minimum 4 tahun dan pass the PE examination. Sedangkan pengalaman kerja kandidat haruslah diverifikasi oleh seorang PE yang mengawasi kandidat selama bekerja keinsinyuran. Di kebanyakan states di Amrik, graduate of engineering di akhir studi haruslah melulusi Fundamental Engineering (FE) exam baru setelah 4 tahun pengalaman sudah bisa mengikuti PE exam untuk mendapatkan ijin praktik Insinyur Profesional.
Sementara pembicara kedua Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia memaparkan sistem ijin praktik keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan amanah UU 11/2014 tentang keinsinyuran. Ir. Habibie menginfokan bahwa PII sudah menjadi anggota dari International Engineering Alliance (IEA) untuk 2 jenis keanggotaan, Education Accord (Washington Accord) dan Competence/Mobility Agreement (APEC recognition).
Artinya, Insinyur Indonesia yang sudah tersertifikasi sebagai Insinyur Profesional (Madya) sudah bisa mendapatkan pengakuan internasional baik di tingkat ASEAN maupun Asia Pasifik. Selain itu, PII juga sudah menandatangani MRA dengan Engineers Australia sejak Juni 2023 di mana Insinyur Indonesia setelah teregistrasi APEC Engineer juga bisa menjadi bagian dari keanggotaan Engineers Australia dan teregistrasi sebagai Chartered Professional Engineer (CPEng).
Closing remarks oleh Ir. Wahyu Hendrastomo Direktur LSKI mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan Insinyur yang hadir.
Jumat pagi, 1 Maret 2024 penyelenggara program profesi insinyur Fakultas Teknik Universitas Indonesia di bawah kepemimpinan Kaprodi PSPPI FT UI, Prof. Dr. Ir. Fitri Yuli Zulkifli, ST., MSc., IPU kembali menggelar pengambilan sumpah lulusan Insinyur baru sejumlah 52 peserta sehingga total lulusan PSPPI UI menjadi 284 orang sejak prodi ini dibuka beberapa tahun lalu.
Hadir mewakili Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Direktur Eksekutif PII Ir. Habibie Razak, IPU., EngExec., CPEng., IntPE(Aus) memberikan sambutan berisikan pesan Ketum PII yang isinya antara lain: mendorong lebih banyak lagi alumni PSPPI yang lulus melalui mekanisme reguler bukan hanya RPL saja dan ini bisa terealisasi apabila perguruan tinggi penyelenggara PSPPI menguatkan kerjasama dengan industri terkait penyiapan tempat bekerja bagi mahasiswa(i) PSPPI. Pihak industri atau perusahaan akan menunjuk Insinyur professional (karyawan senior) yang akan melakukan pendampingan dan supervisi kepada para peserta PSPPI reguler tadi memastikan knowledge, skills, and attitudes yang merupakan attribute Insinyur Profesional bisa dicapai oleh peserta regular PSPPI ini. Kita bisa melihat mekanisme PSPPI reguler ini sama dengan Engineer-in-Training (E-i-T) program yang diselenggarakan di luar negeri seperti di Amerika dan Kanada.
Lanjut Ir. Habibie Razak menambahkan “bahwa setelah adanya UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, saat ini PII telah bertransformasi dari yang semula hanyalah sebuah perkumpulan insinyur-insinyur yang merasa terpanggil untuk mengabdikan dirinya kepada bangsa melalui penyiapan SDM-SDM unggul di bidangnya untuk bersaing di kancah nasional dan global dengan menerapkan suatu standar keprofesian tertentu dan standar etika sebagai Insinyur Profesional (sekarang lebih dikenal sebagai IPP, IPM, dan IPU). Dengan mandatnya sebagai Penyelenggara Keinsinyuran di Indonesia (menurut UU No. 11/2014), kini PII mengemban tugas yang semakin luas dan semakin berat, yaitu: a. Accreditation of Engineering Education; b. Engineer’s Profession Program; c. PE Certification System; d. Accreditation of Engineering Associations; e. Issuance of License to Practice; f. Continuing Professional Development; dan g. International Recognition/International Certification”.
“Mengakhiri sambutan ini, saya ingin berpesan bahwa Kita sebagai organisasi besar masih perlu belajar dari organisasi profesi yang jauh lebih mature, knowledge sharing dan berbagai international events pun masih perlu terus diselenggarakan oleh PII untuk terus memperkuat pengembangan dan peningkatan kompetensi keinsinyuran di Indonesia. Dalam konteks UU keinsinyuran, kita belajar bahwa UUK di Malaysia sudah ada sejak tahun 1960-an, UUK di Singapore sudah ada sejak awal 1970-an jadi tidak mengherankan mereka secara legal menamai diri mereka sebagai Insinyur yang memang betul-betul adalah gelar profesi. Sedangkan kita sendiri, UU 11/2014, melihat sejarahnya bisa terbit lebih karena dorongan eksternal untuk menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang di dalamnya terdapat komitmen pengakuan 8 profesi di tingkat Asia Tenggara” pungkas Ir. Habibie yang sudah mengabdikan diri di organisasi PII sejak tahun 2002 atau sekitar 20 tahun terakhir.
Di sesi terpisah Ir. Habibie juga mengingatkan para Insinyur Indonesia updated dengan Isu kontemporer keinsinyuran seperti Carbon Capture Storage & Trading yang memang juga tidak lepas dari keterlibatan para Insinyur Indonesia mendorong pengembangan teknologi dan strategi investasinya supaya proyek-proyek CCS/CCUS di Indonesia sehinga bisa terealisasi ke depannya. Di Singapura misalnya, proyeksi Pajak Karbon Singapura pada tahun 2030 adalah antara $50 hingga $80 per ton, dan total biaya penangkapan (CO2 capture), pengangkutan (CO2 transportation), dan penyimpanan karbon (CO2 storaging) akan berada dalam kisaran tersebut agar layak secara ekonomi. Di Indonesia sendiri, kita punya potensi penyimpanan CO2 dalam kapasitas Giga Ton seperti Sunda Asri Basin dan Kutai Basin. CO2 ke depannya akan menjadi komoditas masa depan yang ditradingkan untuk kebutuhan industri petrokimia dan juga untuk peningkatan lifting capacity di sektor migas (enhanced oil recovery/enhanced gas recovery).
Belum lagi isu keinsinyuran terkait green hydrogen development, hidrogen hijau adalah masa depan energi dunia, para ahli terus mengembangkan electrolyzer technology, hydrogen transportation and storage menjadi lebih technically and economically viable. Hidrogen akan menjadi sumber energi untuk Ketenagalistrikan, industry dan bahan bakar hijau untuk transportasi di dunia.
Hadir pada pengambilan sumpah ini antara lain: Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU Dekan Fakultas Teknik UI, Dr. Ir. Yuliarman Saragih, S.T., M.T., IPM, Ketua Bidang Pengembangan Program Profesi Insinyur Jawa Barat serta jajarannya, Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr.-Ing. Ir. Dalhar Susanto, Manajer Kerjasama, Ventura, dan Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Tikka Anggraeni, S.Sos., M.Si., CPR., Manajer Komunikasi Publik dan Administrasi Umum Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA., Kepala Unit Pendidikan dan Penelitian Interdisiplin Keteknikan; Kaprodi PSPPI, Ibu Prof. Dr. Ir. Fitri Yuli Zulkifli, ST., MSc., IPU, Hasbi Priadi, S.T., M.Sc., Koordinator Bidang Pendidikan Interdisiplin Keteknikan, dan para Insinyur baru, lulusan Insinyur PSPPI UI beserta keluarga.
APEC Engineering Register Indonesia Monitoring Committee (APEC ER IMC) kembali menggelar seminar dengan tema “Introducing Australia & New Zealand Job Opportunities for Engineer” pada hari Selasa, 6 Februari lalu. Acara dibuka oleh Ir. Bambang Goeritno – Sekretaris Jenderal PII yang kembali mengingatkan Visi Menuju Indonesia Emas di Tahun 2045 yang salah satu pilarnya adalah Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang di dalamnya termasuk tantangan pemenuhan sumber daya Insinyur Indonesia. Ini menuntut kita, para aktifis Keinsinyuran (yang berada di sisi industri, akademisi, Pemerintah maupun melalui PII sendiri) untuk bersinergi dan berkolaborasi di dalam melakukan proses akselerasi tadi, yang tidak cukup lagi dengan business as usual untuk mencapai target itu.
Bagaimana peran serta Insinyur Indonesia di dalam mewujudkan Indonesia Emas ini? Tidak lain adalah kontribusi signifikan para Insinyur kita yang bergelut di berbagai sektor keinsinyuran para Insinyur kita yang berdiri di garda depan menentukan sukses atau tidaknya suatu investasi dalam skala besar pada berbagai mega proyek keinsinyuran yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Seminar ini masih relevan dengan visi Indonesia Maju 2045 yang mendorong penguatan SDM Insinyur Indonesia melalui kehadiran dan dedikasi para Insinyur Indonesia yang bukan hanya mampu bekerja dan berpraktik keinsinyuran di dalam negeri tapi juga sampai ke luar negeri seperti Australia dan New Zealand.
Para professional yang menjadi pembicara kita yang berkarir internasional didorong untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman bekerja di luar negeri sehingga peserta seminar bisa belajar dari situ sehingga bisa juga go internasional. Beberapa subtopik yang menarik seperti: The Australian and New Zealand Job Market for Engineers oleh Dr. Michael Goutama, Effective Career Planning for Oversea Opportunity oleh Ir. Habibie Razak, IntPE(Aus) Direktur Eksekutif PII Pusat, How to Find a Job in Australia and New Zealand oleh oleh Ir. Ario Susanto, M.Arch. Pengurus PII Chapter Australia dan Dr. Ir. Usama Fauzi Ketua PII Chapter New Zealand menjadi sangat menarik untuk kita simak dan mengundang diskusi antara pembicara dan para peserta.
The lack of engineers’ knowledge on career planning and recruitment process in the industry as well as the insufficient knowledge, information and networks to reach out to international mobilities/oversea career development adalah 2 aspek utama mengapa Insinyur kita kurang mampu memaksimalkan potensinya untuk berkarir di luar negeri.
Pada kesempatan ini, Sekjen PII Ir. Bambang Goeritno dan Direktur Eksekutif PII Pusat Ir. Habibie Razak, Kembali menyampaikan, sebagai organisasi besar, kita patut berbangga, PII telah bertransformasi menjadi Otoritas Keinsinyuran melalui mandat UU 11/2014 telah mencapai milestones of achievement yang di antaranya • Pengakuan PII sebagai bagian dari International Engineering Alliance (IEA) sejak tahun 2002, • Kita mendorong para Insinyur Indonesia untuk bekerja dan berpraktik keinsinyuran bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri, salah satu wujud kontribusi nyata kepengurusan ini adalah PII menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Engineers Australia (EA) akhir Juni 2023 lalu yang memberikan pengakuan kepada Insinyur kedua negara untuk meningkatkan mobilitas keinsinyurannya. Saat ini kita sudah memiliki setidaknya 4 Insinyur Indonesia teregistrasi Chartered Professional Engineer (CPEng) di Australia melalui MRA ini.• Kita juga sudah membentuk 6 oversea chapter (Kuwait, Australia, Amerika, Malaysia, Singapura dan New Zealand) untuk penguatan kapasitas Insinyur Indonesia dan international mobilities. • Disampaikan sebelumnya, di tahun 2022 kita resmi menjadi full signatory member of Washington Accord melalui Indonesian Accreditation Board of Engineering Education (IABEE), sungguh pencapaian yang luar biasa. Semoga dengan credentials yang kita miliki sebagai organisasi bisa secara konsisten menjadi barometer penyelenggaraan Keinsinyuran di Indonesia maupun global yang lebih professional, lebih berkualitas, dan lebih bermartabat.
Ir. Habibie melanjutkan bahwa update yang diterima dari Kesekretariatan PII beberapa hari terakhir, menunjukkan bahwa animo kawan-kawan untuk menjadi Anggota PII semakin menguat, kita mencatat keanggotaan PII mencapai 85 ribu hingga saat ini. Tahun lalu sekitar 7000 staff PLN yang berlatar belakang Sarjana Teknik didaftarkan secara massal oleh Direksi PT PLN, belum lagi berbagai perusahaan besar swasta seperti PT McDermott Indonesia mendaftarkan para Insinyurnya melalui PII Cabang Batam dan banyak lagi. Dengan demikian sangat diharapkan kita bisa mencapai 100 ribu anggota PII di akhir kepengurusan PII Pusat di akhir tahun ini. Semoga dengan momentum Seminar APEC Engineering Register Indonesia Monitoring Committee ini, Insinyur Indonesia terus didorong meningkatkan profesionalismenya, memegang teguh etika profesi Keinsinyuran dan konsisten menyelenggarakan continuing professional development sehingga ke depannya mampu memberikan kontribusi terbaiknya di dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas di 2045.
Di sesi tanya jawab Ir. Perdana Ainianta, CPEng., IntPE(Aus) Sekretaris PII Chapter Australia juga menyampaikan benefit yang diberikan oleh organisasi profesi seperti Engineers Australia buat para foreign engineer yang akan mencoba meniti karir keinsinyuran di Australia. “Overall, sesi seminar Job Opportunities in Aussie and New Zealand berjalan interaktif dan ke depannya kegiatan sejenis akan terus kita selenggarakan untuk terus mengattract animo para Insinyur Indonesia untuk meningkatkan mobilitas keinsinyuran mereka” pukas Ir. Andi Taufan Marimba, IntPE(Aus) yang juga saat ini adalah Ketua APEC Eng Register IMC.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Kepulauan Riau dan PII Cabang Kota Batam menyelenggarakan SIJORI Second Annual Engineering Meeting pagi ini dengan menghadirkan perwakilan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), The Institution of Engineers Malaysia (IEM) dan The Institution of Engineers Singapore (IES). Kegiatan ini merupakan inisiasi dari ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) melalui platform ASEAN Engineering Register (AER).
Meeting tahunan pertama Singapore – Johor – Kepulauan Riau (SIJORI) dilakukan tahun 1993 dan baru kemudian bisa terselenggara lagi tahun ini. Muhammad Rudi Walikota Batam/Kepala BP Batam dalam sambutannya menyambut baik inisiatif PII, IES dan IEM di dalam pengembangan kawasan SIJORI. “Batam sendiri membutuhkan lebih banyak Insinyur di dalam membangun infrastruktur seperti pelebaran jalan, pengembangan pelabuhan, pengembangan energi baru terbarukan hingga pada pengembangan kawasan baru. Batam sangat terbuka bekerjasama dengan Johor dan Singapura termasuk dukungan para Insinyur Indonesia, Malaysia dan Singapura yang beroperasi di kawasan regional ini”.
Sementara itu Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat, Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng., CPEng., IntPE(Aus) menyampaikan pesan langsung Ketua Umum PII Pusat bahwa ASEAN Engineers yang berada di kawasan ini didorong untuk lebih sering berinteraksi melakukan kegiatan terkait knowldege and experience sharing untuk terus meningkatkan kompetensinya. “Dengan kompetensi yang kita miliki kita yakin bisa terlibat lebih banyak lagi pada proyek-proyek di sektor transisi energi dan dekarbonisasi, hilirisasi industri, dan penyediaan infrastruktur handal di kawasan ini” Lanjut Ir. Habibie menjelaskan.
Sementara dari perwakilan IEM hadir pembicara Ir. Yau Chau Fong yang juga merupakan Head of AER Commissioner, Ir. S. Thayala – Chairman IEM Southern Branch. Hadir mewakili IES, Egr. Danny Lee VP External Relations. Penyelenggara kegiatan Dr. Ir. Mulia Pamadi, IPU sebagai Ketua Wilayah Kepri dan Ir. Prastiwo Anggoro, IPU juga menyelenggarakan technical visit ke Pelabuhan Batu Ampar Batam yang diadakan sehari sebelumnya.
Pembicara dari PLN Batam menghadirkan Ir. Sanggam Robaga Sinaga – VP Pengembangan Bisnis dan Enterprise memaparkan portfolio overview PLN Batam sebagai one of PLN subisidiaries termasuk program jangka panjang perusahaan ini di sektor energi terbaharukan.
“Terima kasih kepada Direktur Politeknik Negeri Batam, Dr. Uuf Brajawidagda yang terus mendukung pengembangan profesi keinsinyuran di Batam dan Kepulauan Riau” sambut Ir. Habibie di sesi sambutan Ketum PII.
Kepengurusan PII Wilayah Gorontalo mendekati akhir periode akhir tahun ini sehingga Pengurus sekarang wajib menyelenggarakan Musyawarah Wilayah. Muswil III diselenggarakan hari Sabtu ini, Tanggal 23 Desember 2023 di Rumah Dinas Walikota Gorontalo. Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat Ir. Habibie Razak, IPU., EngExec., CPEng., IntPE(Aus) hadir mewakili Ketua Umum PII.
Ir. Habibie dalam sambutannya menyampaikan pesan Ketum PII dengan poin-poin sebagai berikut, pertama, semoga Musyawarah PII Wilayah Provinsi Gorontalo berjalan sukses sesuai dengan amanah ADART PII. Kedua, terima kasih kepada Bapak Walikota Gorontalo, Dr. H. MARTEN A. TAHA yang telah menyiapkan aula untuk kegiatan Muswil PII Gorontalo ini, ketiga, bahwa PII di tingkat Wilayah diharapkan lebih berperan aktif di dalam pengembangan kompetensi para Insinyur Indonesia yang bekerja dan berkarir di Provinsi Gorontalo dan tentunya sebagai insan PII, pengurus wilayah juga memberikan kontribusi pemikiran dan kerja nyata pada pembangunan Provinsi Gorontalo khususnya dan pembangunan nasional umumnya menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum PII melalui Direktur Eksekutif PII kembali menyampaikan bahwa PII saat ini adalah organisasi besar yang sudah memiliki lebih dari 83 ribu anggota tersebar di seluruh Indonesia dan juga di luar negeri, mendapatkan pengakuan internasional di tingkat Washington Accord dan International Engineering Alliance (IEA). Insinyur Indonesia melalui PII yang lahir sejak tahun 1952 memegang peranan signifikan di dalam pembangunan nasional di berbagai sektor keinsinyuran selama 71 tahun terakhir.
Sementara Ketua Wilayah PII Gorontalo Periode 2020 – 2023, Dr. Ir. Darda Daraba dalam sambutannya kembali mengingatkan kepada para pengurus dan anggota PII untuk mematuhi amanah UU 11/2014 terutama dalam hal implementasi praktik keinsinyuran di Indonesia. Hanya Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) yang bisa melakukan praktik keinsinyuran. “Kita mesti bisa membedakan bekerja keinsinyuran dan berpraktik keinsinyuran, Insinyur yang memikul tanggung jawab pada deliverables keinsinyuran dan juga pelaksanaan proyek keinsinyuran wajib memiliki STRI. Contohnya, dokumen teknis seperti perhitungan, gambar desain sebelum diimplementasikan di lapangan haruslah diperiksa dan disahkan oleh Insinyur yang memiliki ijin praktik (STRI) tadi” jelas Dr. Dardak yang juga sebelumnya Direktur di Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR beberapa tahun silam.
Asisten II mewakili Gubernur Provinsi Gorontalo Ir. Handoyo Sugiharto, MM., IPU membuka Muswil kali ini dengan mengetuk palu 3x yang setelah ISHOMA akan dilanjutkan dengan rapat pleno pemilihan Ketua Wilayah yang baru.
“Terima kasih juga kepada pengurus PII Wilayah Gorontalo di bawah kepemimpinan Dr. Ir. Darda Daraba selama 3 tahun kepengurusan ini dan selamat menjalankan Muswil, Wabilllahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamualaikum Wr Wb” pesan terakhir Ketua Umum PII yang dibacakan Ir. Habibie DE PII yang hadir langsung di Muswil ini.
Beberapa tamu undangan dan pengurus PII Wilayah yang hadir antara lain Kadis Perhubungan Prov Gorontalo, Dr. Ir. M. Jamal Nganro, ST., M.Si., Rektor Universitas Bina Mandiri, Dr. Ir. Azis Rachman,ST. MM., IPM., Ir. Achmad Bagulu, IPM Korwil Sulawesi PII Pusat, Ir. Mohamad Januar Fuad, MT., IPM Pengurus Cabang Gorontalo Utara dan unsur pengurus wilayah dan cabang-cabang di Provinsi Gorontalo ini.
Kemeriahan the 41st Conference of ASEAN Federation of Engineering Organizations (CAFEO-41) yang diselenggarakan di Bali dari tanggal 21-23 November 2023 dapat dilihat dari berbagai pemberitaan di bawah
Saya sendiri menerima penghargaan dari AFEO Governing Board untuk kategori AFEO Honorary Member di pegelaran CAFEO-41 tahun ini di mana Indonesia sebagai tuan rumah.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Selatan menyelenggarakan Sosialisasi UU 11/2014 dan PP No. 25/2019 tentang Keinsinyuran untuk skala Kalimantan Selatan dengan mengundang peserta seminar dari berbagai unsur antara lain: Balai/Satuan Kerja di Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan, Badan/Dinas/Biro di Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Badan/Dinas di Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang mewakili, Perguruan tinggi di Provinsi Kalimantan Selatan, Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kalimantan Selatan dan para pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang di Provinsi Kalimantan Selatan, Asosiasi di Provinsi Kalimantan Selatan, dan Para Undangan dan Saudara-saudari peserta kegiatan sosialisasi.
Acara dibuka oleh Kepala Bidang Bina Marga Ir. Azan Syariful Muaz, ST, MT., mewakili Kepala Dinas PUPR Kalsel Ir. Ahmad Solhan, IPU. Dalam sambutan Kadis PUPR yang dibacakan oleh Ir. Azan menyampaikan betapa pentingnya mengikuti peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang sektor keinsinyuran di Indonesia salah satunya UU adalah keinsinyuran. Dengan adanya UU ini, peran para pelaku jasa konstruksi diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi untuk pembangunan infrastruktur di Kalimantan Selatan ini.
Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat mewakili Ketua Umum PII menyampaikan bahwa memiliki Ijin Praktik Keinsinyuran bagi penanggung jawab proyek di berbagai fungsi maupun peran baik dari sisi pemilik proyek (dinas/kementerian), konsultan perencana/perancang, konsultan pengawas dan kontraktor sama wajibnya sesuai amanah UU 11/2014.
“Beberapa tahun terakhir ini sudah banyak kasus kecelakaan konstruksi dan malpraktik keinsinyuran lainnya yang kemudian menyiratkan tanda tanya apakah para penanggung jawab keinsinyuran di berbagai peran tadi sudah memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI), kita wajib melindungi diri kita sendiri, memastikan kita punya surat-surat lengkap untuk berpraktik keinsinyuran”.
Sesi sosialiasi ini menghadirkan dua narasumber, Ir. Wahyu Hendrastomo, ST., MM., IPU – Direktur Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) PII membawakan sesi Sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran dan Organisasi PII dan Ir. Darmansyah Tjitradi, ST., MT., IPU, ASEAN Eng. dengan materi Sosialisasi Program Profesi Insinyur (PPI) di Kalimantan Selatan.
Ir. Wahyu Hendrastomo dalam paparannya kembali berpesan bahwa PII diberikan amanah untuk menjalankan UU 11/2014 dan terus menerus mensosialisasikan kepada para Sarjana Teknik/Sarjana Hayati sebagai penyedia pelayanan keinsinyuran, pengguna keinsinyuran (client/pemilik proyek) dan juga pemanfaat keinsinyuran. Ir. Wahyu memutar satu video tentang kasus keinsinyuran yang melibatkan seseorang yang melakukan praktik keinsinyuran dan tidak memiliki STRI yang akhirnya dijerat dengan hukuman pidana.
Sementara Ir. Darmansyah menjelaskan engineer’s roadmap untuk menjadi mendapatkan ijin praktik keinsinyuran yang salah satu stepnya adalah wajib mengikuti program profesi insinyur (PPI) di kampus-kampus yang sudah memiliki ijin menyelenggarakan program studinya, salah satunya adalah Universitas Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan.