Author Archives: habibierazak

About habibierazak

Oil & Energy Professional, Project Manager, Vice Chairman of Professional Organization & Activists

Sekali Mendayung Dua LSIP Terlaksana, Balikpapan & Kendari, 19 & 21 Maret 2017

Siapa yang menyangka, PII bisa melakukan dua Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) di waktu yang sangat berdekatan dan di lokasi yang berbeda. Hari Minggu, 19 Maret tim instruktur PII Pusat terbang ke Balikpapan dan dua hari kemudian harus berangkat lagi ke Kendari Sulawesi Tenggara. Kedua kegiatan ini adalah merupakan kolaborasi apik antara PII dan Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH) didasari MOU yang ditandatangani tiga tahun lalu.

LSIP di Balikpapan adalah in-house workshop yang dilakukan di PRCC, Balikpapan, salah satu fasilitas perkantoran dari Chevron company yang dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang bekerja di area konsesi perusahaan. Jauh hari sebelum lokakarya ini dilaksanakan pengurus IKATEK-UH Wilayah Kalimantan Timur di bawah komando Ir. Mustamin Al-Mandari, IPM mengorganize internal workshop panduan pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (LSIP) sehingga pada lokakarya kali ini para Instruktur hanya mereview hasil isian FAIP dari para peserta.

Tim Instruktur yang diberangkatkan ke Balikpapan antara lain: Ir. Rudianto Handojo, IPM, Ir. Sapri Pamulu, Ph.D, Ir. Ngadiyanto, IPM dan Ir. Habibie Razak, ASEAN Engineer. Lokakarya ini berlangsung dengan sangat interaktif menghadirkan banyak pertanyaan seputaran sertifikasi Insinyur dan seperti biasa acara ditutup dengan pembacaan Kode Etik Insinyur Profesional dan foto bersama antara panitia, instruktur dan peserta. Tampil pada lokakarya kali ini, tidak ketinggalan Ir. Isradi Zainal, MT., IPM selaku Ketua PII Wilayah Kaltim juga memberikan materi tata-cara pengisian FAIP didampingi oleh Sekretarisnya, Ir. Mustamin.

Setelah lokakarya ini diadakan ada beberapa peserta yang sudah mengirimkan FAIPnya antara lain Ir. Mohamad Johar, Ir. Bagus Wahyuntoro, Ir. Galih Atmaja, dan Ir. Bayu Hervianto. “Diharapkan semua kawan-kawan professional peserta LSIP Inhouse Chevron bisa menyelesaikan proyek pengisian FAIP mereka paling lambat Tanggal 23 Maret ini” Kata Ir. Mustamin di sela-sela sesi pengisian FAIP.

Lokakarya kedua yang juga dilakukan dua hari kemudian di Kota Kendari adalah effort dari Ikatan Alumni Geologi Unhas sebagai panitia pelaksana sehingga acara ini bisa terlaksana dengan sukses dihadiri lebih dari 60 peserta yang berasal dari kota kendari, Kota Baubau bahkan dari luar Propinsi Sulawesi Tenggara. Sambutan ketua Panitia Dr. Ir. Muh. Chaerul dilanjutkan sambutan oleh Pengurus IKA Geologi Unhas Ir. Ilham Haris dan perwakilan dari IKATEK UH Sulawesi Tenggara Dr. Ir. Laode Magribi. Ir. Sapri Pamulu, Ph.D mewakili, Direktur Eksekutif PII yang tidak sempat hadir kali ini.

Salah satu dari peserta LSIP, Ir. Ramadhan Harry merupakan peserta terjauh yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan drilling yang beroperasi di Tanzania, Afrika. Beliau menyampaikan bahwa untuk bisa meng-extend work permit di negara itu saat ini membutuhkan Professional Engineer certificate yang dikeluarkan oleh negara asal di mana Insinyur itu berasal. Beberapa peserta yang juga datang dari Makassar seperti Ir. Arwin dan bawahannya yang bekerja sebagai project manager Pelindo IV yang berkantor pusat di Makassar.

Ir. Sapri Pamulu, Ph.D bersama Ir. Habibie Razak didelegasikan sebagai Instruktur di lokakarya ini didampingi oleh Dr. Ir. Rusman Muhammad yang ditugaskan khusus melakukan pembimbingan tata-cara pengisian Formulir Aplikasi Insinyur (FAIP). Acara ditutup dengan pembacaan kode etik profesi Insinyur dan foto bersama.

 

Lokakarya selanjutnya yang akan diorganize oleh Ikatan Alumni Geologi Unhas akan dilakukan di Kota Baubau akhir bulan ini.

Bravo PII, Salam Insinyur.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Gas, Persatuan Insinyur Indonesia Pusat

 

 

 

Kursus Hukum Kelistrikan, 15 Maret 2017

Kursus hukum kelistrikan yang berjalan selama dua hari dan untuk kesekian kalinya memberikan kesempatan buat saya untuk membawakan materi seputaran manajemen proyek dan kontrak Rancang-Bangun. Materi ini telah menjadi primadona atau most wanted topic untuk kursus atau kegiatan sejenis. Walaupun sesi saya ini hanya berlangsung selama beberapa jam terlihat antusiasme peserta untuk bisa lebih memahami model kontrak ini.

Proyek-proyek megakapital di industri saat ini oleh pihak clients lebih prefer untuk menerapkan kontrak Rancang-Bangun dibandingkan model kontrak konvensional. Pihak Client atau Owner mengharapkan garansi penuh dari pihak EPC Contractor atau diistilahkan one single point responsibility sampai pada masa pemeliharaan suatu fasilitas atau infrastruktur baru. Client berinvestasi sampe ratusan juta dollar untuk pembangunan fasilitas atau struktur lepas pantai misalnya, adalah bisnis beresiko tinggi dan memastikan proyeknya dikerjakan oleh high qualified EPC contractor.

Peserta yang menghadiri kegiatan ini berasal dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang rancang-bangun, management consulting dan legal advisor. Karena peserta yang hadir empat professional, diskusi bisa lebih intens dan interaksi antara pembicara dan peserta bisa lebih hidup.

 

Jaya terus industri konstruksi rancang bangun Indonesia.

 

Business Trip to Kuala Lumpur, 8-11 Maret 2017

Hari Rabu malam, saya harus terbang lagi menuju Kuala Lumpur untuk menghadiri beberapa pertemuan dengan mitra bisnis perusahaan tempat saya bekerja dan sekaligus menyempatkan bertemu dengan teman-teman Insinyur Malaysia. Kali ini saya terbang dengan Malaysia Airlines Flight No. MH0727 dengan schedule boarding pada Pukul 21.35.

Saya bersama rekan kantor mendarat di KLIA sekitar Pukul 00.30 waktu Kuala Lumpur yang sejam lebih awal dari waktu Jakarta. Perjalanan menuju Hotel Traders memakan waktu setidaknya 45 menit yang lokasinya berada di downtown of KL. Check-in time sekitar Pukul 01.30 dinihari dan beristirahat selama beberapa jam yang kemudian dilanjutkan dengan aktifitas esok hari.

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan di trip kali ini, intinya kami memaksimalkan waktu untuk bertemu dengan mitra bisnis dan kolega yang ada di Kuala Lumpur dan sekitarnya. Pertemuan dilakukan di kantor Client and business partner termasuk dengan diskusi lepas pada saat dinner di sebuah restoran di pusat kota Kuala Lumpur. Pada trip ini saya juga menyempatkan menyempatkan mencoba MRT untuk berkeliling dari satu stasiun persinggahan ke stasuin lainnya. Di KL sini, public transportation sudah well connected menghubungkan area yang satu ke area yang lainnya termasuk wilayah atau daerah di luar KL seperti Petaling Jaya, Putra Jaya, Sunway, dan lainnya.

Hari Jum’at malam mesti balik lagi ke Jakarta dengan menggunakan flight No. MH0724 Malaysia Airlines. Beberapa tahun terakhir, setidaknya saya terbang ke Malaysia tiga sampai empat kali dalam setahun.

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional, Batu Hijau, 11 Maret 2017

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) kembali diadakan kerjasama antara PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) dan PII Wilayah Nusa Tenggara Barat yang diadakan di Batu Hijau site, Pulau Sumbawa bertepatan pada Hari Sabtu, 11 Maret 2017. Lokakarya dibuka oleh Bapak Ir. Istanto Oerip utusan dari PII Pusat Jakarta yang yang pada sesi selanjutnya memberikan pemaparan tentang Sosialisasi UU Keinsinyuran dan Materi Etika Profesi.

Bapak Ir. I Gede Suratha, sebagai pembicara kedua, memberikan pemaparan tentang sistem sertifikasi Insinyur Profesional PII dan Bakuan Kompetensi PII sebagai dasar atau basis penilaian uji kompetensi Insinyur Profesional. Paparan yang disampaikan oleh Bapak Gede yang juga merupakan ahli Tambang dan Hydrogeologist memberikan wawasan yang lebih luas kepada para peserta untuk bisa mengisi FAIP dengan lebih padat dan detail.

Hadir sebagai Instruktur ketiga, Ir. Habibie Razak memberikan perkenalan singkat mengenai sertifikasi Internasional keinsinyuran yang merupakan lanjutan dari sertifikasi PII antara lain ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan APEC Engineer. Syarat utama untuk mendapatkan ketiga sertifikasi internasional ini adalah para Insinyur minimum di level Insinyur Profesional Madya (IPM) dan memiliki pengalaman minimum 7 tahun dan 2 tahun di antaranya in charge of significant position/responsibilities. Habibie juga memberikan penjelasan tentang tata-cara pengisian Formulir Pengisian Insinyur Profesional (FAIP) disertai dengan beberapa contoh FAIP terisi untuk berbagai disiplin antara lain Sipil, Mekanikal, Elektrikal, Instrumentation & Control dan Teknik Kimia.

Akhir dari sesi LSIP ini adalah pembacaan Kode Etik Insinyur Indonesia  Catur Karsa Sapta Dharma oleh salah seorang peserta dilanjutkan dengan foto bersama antara panitia dan pengurus PII.

Perjalanan menuju Batu Hijau site menempuh beberapa jam perjalanan antara lain dengan terbang dari Jakarta menuju Bandara Internasional Lombok di Praya selama kurang lebih dua jam, setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Lombok menuju Pelabuhan Kayangan selama 2.5 Jam dan perjalanan laut selama kurang lebih 1.5 Jam menuju Pelabuhan Benete yang merupakan pelabuhan yang dulunya dioperasikan sepenuhnya oleh PT Amman (sebelumnya PT Newmont).

Hasil kerja cerdas para Panitia antara lain Ir. Lalu Sukarja dari PII Wilayah NTB, Ir. Agus Ivan, Ir. Tutuk, Ir. Bambang Tri Eko, dan professional PT Amman lainnya yang tidak sempat disebutkan namanya telah mensukseskan kegiatan LSIP kali ini yang dihadiri lebih dari 30 peserta yang kesemuanya adalah karyawan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Follow-up dari kegiatan ini adalah menunggu terbentuknya PII Cabang Sumbawa yang sekiranya diinisiasi oleh kawan-kawan Insinyur yang bekerja di areal tambang PT Amman.

Salam Insinyur Indonesia.

Reportase: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Gas, PII Pusat

Memberi Kuliah Rancang Bangun pada salah satu Kontraktor Idaman, 12 Februari 2017

Hari Jumat malam Tanggal 11 Februari 2017, saya terbang lagi menuju Kota Daeng untuk memenuhi undangan dari salah satu Direktur Kontraktor di Makassar di maan perusahaannya saat ini berada di klasifikasi menengah untuk bidang usaha konstruksi bangunan dan lainnya. Tujuan undangan ini adalah memberikan pengenalan tentang sistem Kontrak Rancang-Bangun pada proyek-proyek konstruksi yang saat ini banyak diimplementasikan di dunia industri seperti minyak dan gas, pembangkitan dan transmisi serta pertambangan.

Saya bisa mengatakan, mereka ini adalah kontraktor binaan pertama saya dengan cita-cita bahwa ke depan mereka harus mampu menjadi Kontraktor Rancang-Bangun yang memiliki reputasi handal dan berkompetisi pada proyek-proyek yang membutuhkan spesialisasi rancang bangun atau EPC. Strateginya tentunya mulai dari proyek-proyek kecil dan menengah dan mengambil peran sebagai member of consortium atau pun hanya sebagai subkontraktor saja.

Peserta pelatihan kali ini dihadiri beberapa engineer, manager dan direktur perusahaan PT TSI. Pelatihan berlangsung selama kurang lebih 6 Jam, saya memaparkan materi tentang manajemen proyek secara umum, tanggung jawab PM, proses proposal rancang-bangun, karakteristik kontrak rancang-bangun, sistem pengadaan barang dan jasa serta manajemen konstruksi pada proyek rancang-bangun.

Nilai investasi menjadi kontraktor rancang-bangun adalah sangat tinggi begitu pun resikonya terkait safety, quality, profitability rate, scope, lokasi proyek dan seterusnya adalah sangat tinggi. Dibutuhkan kerja-kerja cerdas dari para pelaku rancang-bangun untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak. Dan yang paling penting adalah bagaimana memenangkan kontrak rancang-bangun melalui solid proposal baik itu technical maupun commercial. Kelihaian dari sales dan business manager seeking for inputs dan informasi dari Client juga sangatlah penting bagi proposal manager dan project manager di dalam meramu proposal yang diharapkan memiliki high value proposition di mata Client.

Malam hari seusai pelatihan saya diundang makan malam di salah satu restoran di Hotel Clarion Makassar dan tampak para staff termasuk Direktur PT TSI mendapatkan giliran menyanyikan lagu-lagu andalan mereka. senang bias menjadi bagian dari mereka. Sukses buat PT TSI, sukses Insinyur Indonesia.

 

Pelatihan Manajemen Rancang-Bangun Persatuan Insinyur Indonesia, 11 Februari 2017

Badan Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan (BAPEL DIKLAT) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat di bawah koordinasi Ir. Tjipto Kusumo, IPM kembali mengadakan pelatihan Rancang-Bangun yang diiikuti lebih dari 20 peserta dari berbagai perusahaan ternama seperti Technip FMC, Rekayasa Engineering, AJB, Truba, Waskita dan beberapa perusahaan lainnya. Pelatihan ini menghadirkan Ir. Habibie Razak yang kedua kalinya diamanahkan menjadi instruktur dalam sesi berdurasi 8 jam ini.

Materi yang dicover dalam pelatihan kali ini tidak jauh berbeda dengan materi pelatihan di gelombang pertama yakni fundamental manajemen proyek, manajemen proposal pada penyiapan tender EPC, perpajakan dan asuransi pada proyek EPC, pengenalan sistem pengadaan barang dan jasa dan manajemen konstruksi pada proyek EPC. Peserta yang mayoritas berasal dari perusahaan engineering terkemuka ini banyak memberikan tanggapan dan setidaknya berbagi pengalaman pada proyek-proyek EPC atau rancang-bangun yang pernah mereka lakukan di Indonesia maupun di luar negeri.

Bapak Suratno, salah satu peserta menstress bagaimana lessons learnt sangat penting dilakukan di setiap fase project close out di mana project manager dituntut membuat semacam laporan tentang tantangan atau kendala-kendala signifikan yang dia hadapi selama proyek yang akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran apabila perusahaan itu mendapatkan proyek serupa di masa depan nantinya.

Peserta yang hadir kali ini adalah beberapa sahabat professional seperti Ir. Imam Saleh PT Waskita Precast, Ir. Irwansyah Rosneng, IPP PT Truba Jaya, Bapak Ir. Rizal Kasli, IPM Direktur PT AJB Coal Mining dan beberapa sobat seperjuangan lainnya. Acara kali ditutup oleh Bapak Ruli, staff Sertifikasi PII dan dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat kepada peserta dan foto bersama antara peserta, panitia dan instruktur.

Reportase: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat


 

 

Trip to Bangkok for Business Development Meeting, 7 – 9 February 2017

Penerbangan menuju Bangkok via Garuda Indonesia sore itu dalam rangka menghadiri business development and sales meeting. Bangkok adalah kota ketiga di Indonesia di luar Jakarta yang menjadi destinasiku beberapa tahun terakhir selain Kuala Lumpur dan Singapura. Terakhir kali menginjakkan kota ini di akhir tahun 2014 lalu.

Saya tiba di Bandara Suvarnabhumi International Airport setelah hampir tiga jam di dalam pesawat dan langsung menuju Landmark Hotel yang tidak jauh dari Stasiun BRT Nana. Bersama kawan-kawan professional seperusahaan, kami menyempatkan menikmati suasana malam di salah satu restoran di Area Nana. Pub & resto ini adalah salah satu brand yang populer di dunia dan sebelumnya saya pernah mengunjungi resto ini tiga tahun yang lalu ketika saya ditugaskan di Kansas, US.

 

 

Rapat yang berlangsung pada Hari Rabu berlangsung dari pagi sampai sore hari membicarakan tentang potensi bisnis energi, air dan infrastruktur di kawasan Asia Tenggara dan strategi marketing dan sales termasuk eksekusi proyek menggunakan production office kami di Asia Tenggara dan negara-negara Asia lainnya. Ini kali pertama saya mengunjungi kantorku ini yang berlokasi di depan Stasiun BRT Nana, tepatnya di Two Pacific Place Place Tower.

Malam kedua di Bangkok, saya diajak menikmati suguhan makan malam kawan-kawan yang ada di sana dan keesokan harinya, Hari Kamis, saya check out dari kamar hotel dan sebelum berangkat ke Bandara Suvarnabhumi saya seperti biasa singgah ke Hard Rock Café Restaurant tidak jauh dari Stasiun BRT Siam.

Overall, 3 days trip cukup menyenangkan dan menambah portfolio kunjungan dinas ke luar negeri beberapa tahun terakhir.

 

 

Workshop Pengisian ASEAN Engineer Application di FTI UMI, 4 Februari 2017

Hari Sabtu dinihari saya berangkat menuju Makassar memenuhi undangan Fakultas Teknik Industri Universitas Muslim Indonesia untuk menjadi Instruktur pada Workshop Pengisian ASEAN Engineer Application. Adalah Bapak Ir. Zakir Zabara, IPM., ASEAN Eng. Dekan Fakultas Teknik Industri UMI yang menargetkan staff pengajar yang sudah bersertifikasi IPM untuk melanjutkan ke jenjang sertifikasi setara Asia Tenggara yakni ASEAN Engineer certification.

Peserta workshop berjumlah 6 orang dosen berasal dari beberapa program studi seperti teknik kimia dan teknik industri. Workshop kali ini saya dibantu oleh Bapak Ir. Taufik Nur, IPM., ASEAN Eng., semenjak Beliau mendapatkan sertifikasinya tahun lalu Beliau memaparkan pengalaman di dalam mengisi formulir dan membuat CV berbahasa Inggris. Adapun syarat untuk registrasi ASEAN Engineer adalah bersertifikasi minimum level IPM, mengisi formulir aplikasi dan melampirkan CV in English.

Seusai workshop yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam, pada kesempatan kali ini saya juga melihat progress pembangunan kantin FTI UMI menggunakan konsep modern dengan menggunakan kontainer yang didesain sedemikian rupa. Desain ini dipersembahkan oleh salah satu senior kita, Ir. Muchlis Yusuf yang sebelumnya sudah mengimplementasikan konsep ini di beberapa titik di Kota Makassar.

Workshop sejenis akan terus dilakukan oleh FTI UMI untuk mengejar target mensertifikasi para dosennya baik untuk sertifikasi IPM/IPU dan ASEAN Engineer Registration. Seperti diketahui bersama, UMI melalui kerja cerdas dari Dekan FTI UMI, Bapak Ir. Zakir Sabara berhasil membawa UMI mendapatkan mandat sebagai penyelenggara Program Profesi Insinyur (PS-PPI) dari hanya 40 Perguruan Tinggi di Indonesia.

Bravo FTI UMI, Bravo Insinyur Indonesia.

 

 

Diundang menjadi Instruktur pada Kursus Kelistrikan, 1 – 2 Februari 2017

EMLI training kesekian kalinya mengadakan event serupa buat para professional yang ingin memahami lebih dalam tentang bisnis ketenagalistrikan di Indonesia baik itu dari sisi hukum, regulasi, kontrak dan aspek teknis maupun komersil. Kursus kali ini lebih memfokuskan pada manajemen resiko proyek dan kontrak EPC pada proyek konstruksi secara umum dan proyek-proyek kelistrikan secara khusus.

Hari pertama saya diundang membawakan materi manajemen resiko proyek pada proyek konstruksi. Manajemen resiko proyek adalah salah satu dari 10 Knowledge Area dari Manajemen Proyek menurut Buku Project Management Body of Knowledge (PMBOK). Berbicara tentang manajemen resiko proyek, alangkah baiknya, sebelumnya kita harus sepakat dulu dengan definisi resiko (risk) dan bahaya (hazard). Banyak yang kurang bisa memahami kedua istilah ini. Penjelasan tentang risk vs hazard, risk management and project risk management sebagai berikut:

  • A “hazard” means a situation or thing that has the potential to harm a person. Hazards in your business may include: noisy machinery, a moving forklift, chemicals, electricity, working at heights or a repetitive job at your workplace.
  • A “risk” is the possibility that harm (death, injury or illness) might occur when exposed to a hazard in your workplace.
  • Another important safety risk management term to your business:
  • “Risk control” means your business taking action to eliminate health and safety risks so far as is reasonably practicable, and if that is not possible, minimizing the risks so far as is reasonably practicable. Eliminating a hazard will also eliminate any risks associated with that hazard in your workplace.
  • Risk is not only harm to environmental, health and safety but also financing and investment can be at RISK
  • How to assure the risk investment can be reduced to acceptable level?
  • Risk management is required to manage all risks which may create problems on your investment, safety, health and environment
  • Project Risk management is used as specific approach for project based.

Project risk management dibagi dalam beberapa tahapan (menurut PMBOK) antara lain: risk management planning, risk identification, risk analysis, risk response dan risk monitoring and controlling. Saya memberikan contoh kasus beberapa proyek yang pernah saya lakukan tentang bagaimana cara mengelola resiko proyek baik pada fase EPC maupun fase studi kelayakan. Pemaparan contoh kasus akan memberikan pemahaman lebih nyata lagi tentang bagaimana betul-betul mengimplementasikan teori manaemen resiko menjadi sesuatu yang implementatif pada proyek-proyek konstruksi.

Hari kedua, saya seperti biasa diminta kembali membawakan kuliah tentang EPC. Materi EPC kali ini fokus pada perencanaan pajak, asuransi pada fase proposal proyek EPC yang mesti diperhatikan oleh Kontraktor EPC, manajemen pengadaan dan manajemen konstruksi. Sistem pengadaan barang dan jasa memberikan 9 Prosedur sebagai bagian dari proses pengadaan antara lain:

  • Prequalification Process and Vendor Performance
  • Proposal Support
  • Procurement Setup
  • Buying Equipment, Materials, Subcontracts
  • Expediting
  • QC (Shop Inspections)
  • Logistics
  • Site Materials Management
  • Procurement Closeout

Materi manajemen konstruksi pada proyek EPC pun menjadi subyek yang menarik didiskusikan bersama membuat suasana kursus menjadi lebih hidup.

Peserta kali ini terdiri dari professional yang bekerja sebagai project manager, engineer dan legal pada beberapa perusahan reputable seperti PT Panca Karsa Bangun Reksa, PT CIMB Niaga, PT BNI, dan PT Pupuk Srwidjaja. Mereka banyak memperoleh pengetahuan baru dari beberapa Instruktur selama dua hari kursus.

 

Makasih atas undangannya teman teman dari EMLI, much appreciated.

 

Sinergi IA-ITB & PII Wilayah NTB Menghadirkan Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP), Mataram, 14 Januari 2017

Hari Minggu, Tim Instruktur PII Pusat diketuai oleh Bapak Rudianto Handojo dengan anggota tim terdiri Ngadiyanto, Habibie Razak dan Indra Yusmar berangkat Menuju Mataram Nusa Tenggara Barat. Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) ini adalah kerjasama apik antara Pengurus Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) dan PII Wilayah Nusa Tenggara Barat. Tim kepanitiaan di bawah Ir. Lalu Sukarja menjemput kami di Lombok International Airport Praya dan menuju Restoran Dua Jempol sebelum kami melakukan check-in ke Hotel Aston.

Lokakarya kali ini dihadiri oleh 37 peserta dari berbagai disiplin dan sektor keinsinyuran walaupun didominasi oleh peserta dari PT Amman, perusahaan tambang multinasional yang beroperasi di Sumbawa dan Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat. Animo lulusan ITB yang bekerja di propinsi ini sangat meningkat beberapa bulan tahun terakhir yang akan menjadikan ini sebagai program yang setidaknya frekuensi pelaksanannya bisa dilakukan lebih sering lagi di Tahun 2017 ini.

Pembukaan acara LSIP oleh Bapak Rudianto dalam sambutannya menyampaikan beberapa poin penting bahwa di era keinsinyuran memasuki babak baru di mana Indonesia dituntut untuk berbenah diri di dalam menghadapai persaingan di tingkat regional ASEAN dan Internasional yang ditandai dengan keikutsertaan kita di dalam Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Engineering Services di ASEAN. PII juga dalam perannya sebagai organisasi profesi Insinyur di Indonesia mendapat rekognisi dari Federasi organisasi Insinyur se-dunia (WFEO). Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 yang mengatur tentang profesi Keinsinyuran adalah modal Utama membangun Insinyur Indonesia berikut Peraturan Pemerintah (PP) dan peraturan terkait lainnya akan segera difinalisasi awal tahun 2017 ini.

Materi pertama sesi pagi dibawakan oleh Bapak Dr. Ir. Yusron Saadi pengurus PII Wilayah NTB yang juga saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Mataram. Salah satu poin penting yang disampaikan Beliau adalah keseriusan para lulusan Sarjana Teknik mengikuti prosesi pembinaan keinsinyuran di PII dimulai dari mengikuti lokakarya ini, menjadi anggota aktif dan menyelesaikan syarat syarat untuk menjadi Insinyur Profesional Indonesia di mana PII adalah organisasi Insinyur yang diberi tugas untuk meregsistrasi para Insinyur profesional untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI).

Bapak Ir. Rudianto pada materi Sosialisasi UU Keinsinyuran diikuti oleh materi Etika Profesi Insinyur Indonesia kembali menitikberatkan perlunya sertifikasi Insinyur Profesional Karena amanah UU ini dan bagaimana para Insinyur tadi menjunjung tinggi nilai profesionalisme di dalam berpraktek keinsinyuran. Sesungguhnya Etika Profesi Insinyur bersifat universal di mana pun Insinyur itu bekerja dan berpraktek akan tetap memegang teguh dan melaksanakan secara konsekuen kode etik Insinyur ini. PII dan anggotanya diharapkan tetap pada kode etik Insinyur Indonesia, Sapta Dharma Catur Karsa.

Materi keempat sebelum waktu makan siang dan istirahat, Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional dan Sertifikasi Internasional oleh Ir. Habibie Razak. Habibie memaparkan masa berlaku sertifikat Insinyur Profesional Indonesia adalah lima (5) tahun dan akan diperpanjang apabila kewajiban memasukkan pelaporan PKB atau CPD terpenuhi setiap tahunnya. CPD yang dilaporkan setiap tahun ini berisikan aktifitas profesi yang dilakukan para pemegang sertifikat IP memastikan mereka memutakhirkan pengetahuan dan pengalamannya pada profesi yang mereka geluti. Pengenalan sertifikasi Insinyur Internasional seperti ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan APEC Engineer-Register juga dipaparkan termasuk syarat-syarat untuk memperoleh ketiga jenis sertifikasi ini.

Sesi after lunch kembali diisi oleh Habibie dengan materi Pengenalan Bakuan Kompetensi Insinyur Profesional yang merupakan materi kelima pada lokakarya ini. Sesi ini lebih interaktif memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta untuk lebih proaktif menyampaikan pertanyaan seputar bakuan kompetensi ini. Habibie menjelaskan perbedaan antara unit kompetensi yang terdiri dari 11 unit dan turunannya yang terdiri dari elemen kompetensi dan uraian kegiatan keinsinyuran serta kode kompetensi yang harus diisi sendiri oleh peserta dalam Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP). Peserta pada uraian kegiatan di form aplikasi ini menuliskan tugas, tanggung jawab dan aktifitas profesionalnya dan mematch-kannya dengan elemen kompetensi yang sesuai dengan uraian tadi. Pengalaman sebelumnya, banyak calon IP yang kurang mampu menguraikan aktifitas keinsinyurannya pada proyek-proyek yang dikerjakannya, salah satu alasan mengapa setiap Insinyur wajib memilik log book untuk memastikan mereka melakukan pencatatan aktifitas-aktifitas tadi. Satu lagi yang sering didapatkan pada FAIP yang terkirim ke PII adalah calon IPM belum mengisi sepenuhnya isian yang ada terutama isian berkode W yang wajib untuk diisi atau tidak boleh dikosongkan. Pada W4 karya tulis pemaparan teknis pada pertemuan profesi tidak diisi padahal ini wajib diisi. Para calon IP diharapkan untuk mengingat-ingat lagi tulisan-tulisan teknis keinsinyuran yang pernah dipublikasikan baik di internal perusahaan tempat mereka bekerja, pertemuan profesi tingkat nasional maupun internasional.

Materi keenam sekaligus materi penutup, Tata Cara Pengisian FAIP oleh Bapak Ir. Ngadiyanto memaparkan secara rinci tata acara pengisiannya kepada para peserta. Sering kali para calon IP sudah bekerja lebih dari 8 tahun yang seharusnya meraih score untuk IP Madya namun tidak terpenuhi karena adanya ketidakpahaman tentang cara pengisian yang lengkap dan terperinci. Sesi terakhir berlangsung kurang lebih dua jam interaktif antara instruktur dan peserta lokakarya.

Di luar ruangan tampak Bapak Indra Yusmar melakukan pencatatan terhadap peserta LSIP untuk pencetakan sertifikat kepesertaan yang hari itu juga langsung ditandatangani oleh Direktur Eksekutif PII. LSIP ini ditutup dengan pembacaan kode etik Insinyur Indonesia oleh Ir. Ngadiyanto dan foto bersama para Panitia hasil kerjasama IA-ITB dan PII Wilayah NTB.

Akhir kata, terima kasih atas pelayanan dan keramahan Bapak Ir. Lalu Sukarja selama tim Instruktur PII berada di Mataram dan Lombok termasuk suguhan makan malam khas Lombok bersama pemilik restoran Yessy Bapak Haji Sumardi.  Tim Instruktur kembali ke Jakarta keesokan harinya dan menyiapkan stamina untuk next workshop.  

 Salam Insinyur Indonesia, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Gas PII Pusat