Menjadi peserta pada suatu konferensi atau seminar adalah suatu hal yang biasa-biasa saja buat saya tapi ketika diberi amanah menjadi pembicara pada suatu event bergengsi seperti International LNG Conference yang diadakan oleh IBC Singapore adalah suatu hal yang luar biasa. Sejujurnya ini bukan pengalaman pertama saya menjadi pembicara (speaker) pada acara konferensi, seminar atau workshop yang bertaraf nasional, regional maupun internasional saya juga hampir setiap tahunnya menjadi technical paper presenter di acara Konferensi Insinyur se-Asia Tenggara, pernah diundang menjadi pembicara pada workshop Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK – PII), menjadi Instruktur pada workshop pada Kursus Pembinaan Profesi Persatuan Insinyur Indonesia (KPP-PII) sampai dengan memenuhi undangan dari mahasiswa menjadi penyaji kuliah tamu.
Tanggal 22 Oktober 2013 kemarin saya membawakan kuliah tentang teknologi Floating LNG Production Plant mewakili perusahaan saya. “LNG Barge: Solution for Gas Supply to Indonesian Archipelago” adalah judul presentation slides saya dan dengan melihat trend sekarang, small to medium scale LNG plant akan menjadi primadona bisnis di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Berikut sedikit penggalan abstrak tentang topik Floating LNG Plant ini begitu relevan dan suitable untuk diaplikasikan di Indonesia sebagai Negara yang terkenal dengan julukan archipelagonya.
Indonesia is the archipelago country consists of many islands starting from 7 big islands to smaller islands throughout Indonesia. In order to meet the energy demand especially gas supply from one island that has a lot of gas reserves to other islands that haven’t got any reserves then the LNG is the best option to go instead of building the gas pipeline. LNG will benefit in term of economic viability to meet the gas supply and demand for energy need such as power generations and transportation fuel.
The world-wide market for LNG continues to grow rapidly, many countries that are rich of gas reserves have built many LNG plants starting from base-load type to mid and small scale liquefaction facilities. Traditionally, base load LNG plants have provided the majority of this LNG supply. As the industry has grown, base load plants have grown increasing larger and more difficult to site. Owners are turning to developing mid-scale projects with Floating LNG production systems. A variety of configurations have been put forth and a few are progressing.
One of the floating LNG production unit application is a barge-based LNG production facility requires the application of liquefaction technology that is simple, foot-print efficient and energy efficient. The technology of choice for these applications is the single Mixed Refrigerant (SMR) process. The simplicity, flexibility, and scalability of the SMR process can provide a wide range of liquefactions capacities in a unique single or multiple-trains configuration on the barge. There are several system options from which any configuration can be built around depending up on the location, power availability, permitting constraints for use of water cooling and the LNG offloading/export strategy. The barge could be self sufficient or be integrated with onshore support systems at dockside. The barge and its topsides production facility can be built in Indonesia or China or anywhere in the world competitively and towed to project location.
Pada acara konferensi ini hadir juga pembicara dari beberapa instansi dan perusahaan baik dalam maupun luar negeri seperti Pertamina, PLN, SKK Migas, Donggi Senoro, Hoegh LNG Asia, Humpuss Intermoda Transportasi, Dart Energy, Lloyd’s Register, dan Rekayasa Industri. Materi konferensi yang disajikan sangatlah menarik seperti: Balancing LNG exports with domestic needs, global LNG and LNG’s market in Indonesia, LNG as transportation fuel, floating LNG production unit, LNG shipping trends, current challenges and future prospects, small LNG ships market challenge and opportunity dan beberapa materi menarik lainnya.
Konferensi ini diadakan di Hotel Grand Hyatt selama 2 hari dari Tanggal 22-23 Oktober 2013. Pra-konferensi diadakan Tanggal 21 Oktober 2013 di tempat yang sama dan Pasca-konferensi pada Tanggal 24 Oktober 2013. Konferensi dihadiri lebih dari 100 peserta dari perusahaan-perusahaan yang bergelut di dunia minyak dan gas, investor asing dari USA, China dan Jepang. Tak ketinggalan juga beberapa perusahaan minyak dan gas yang mensponsori event ini dan tentunya Black & Veatch adalah salah satu diantaranya.
Event berikutnya yang saya mesti hadiri adalah Konferensi Insinyur se-Asia Tenggara (CAFEO31) yang diadakan di Jakarta Convention Center, Tanggal 10-14 Nopember 2013 di mana saya mewakili Persatuan Insinyur Indonesia untuk membawakan materi tentang coal gasification technology dan its business opportunity in Indonesia.
Sampai ketemu di acara CAFEO31. Keep on Fighting till The End, terus menulis dan terus berkarya demi kemajuan bangsa dan Negara.
Pretty! This was an extremely wonderful post. Thanks for providing this
info.
My pleasure. Nice to know you Zachary.
Hello! I’m at work browsing your blog from my new iphone 3gs!
Just wanted to say I love reading your blog and look forward to all your posts!
Carry on the great work!