Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB), Rapat Pimpinan Nasional VIII dan HUT ke-63 yang diadakan di Hotel Shangri-La, Jl. Jenderal Sudirman dengan tema “Kesiapan Insinyur dan Industri Nasional Menyambut Pembangunan Infrastruktur 2015-2019”. KLB ini diadakan dalam rangka pengesahan AD ART PII yang baru sesuai amanat Undang-undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran Pasal 53, bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) PII harus disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Keinsinyuran dan mendapatkan persetujuan dari Menteri paling lambat 2 tahun terhitung sejak Undang-undang Keinsinyuran dikeluarkan.
Kongres dan Rapimnas kali ini dihadiri lebih dari 200 Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Cabang, Badan Kejuruan dan Anggota Persatuan Insinyur Indonesia. Hari Jumat, Tanggal 22 Mei acara dimulai dengan pembukaan oleh Ketua Umum PII Bapak Ir. Bobby Gafur Umar, MBA., IPM dan dilanjutkan dengan sesi diskusi mengenai Undang-undang Keinsinyuran menghadirkan Bapak Ir. Rully Chairul Azwar dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso sebagai narasumber. Diskusi ini juga mencakup sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) yang baru sebagai turunan dari UU No. 11 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden tentang Susunan Dewan Insinyur Indonesia. Tidak lama lagi Insinyur Indonesia akan lebih dihargai profesinya dan juga akan lebih meningkat lagi tingkat kesejahterannya sebagaimana disampaikan oleh Para Narasumber.
Bapak Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso juga menyampaikan kabar gembira bagi para lulusan perguruan tinggi yang bergelar Sarjana Teknik. Pemerintah dikabarkan telah menyiapkan aturan baru yang memungkinkan para insinyur muda (fresh graduate) menerima “insentif tunai” sebesar Rp.100 juta selama setahun, sebagai renumerasi tambahan yang diharapkan mampu meningkatkan minat dan ketertarikan mereka untuk serius bekerja dan meniti karier di bidang keteknikan.
“Aturan rincinya sudah mulai digodok. Tapi yang jelas, ini bukan lagi sekadar wacana. Sudah dimatangkan. Mudah-mudahan bisa diterapkan mulai tahun 2016. Kami di Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sangat mengapresiasi hal ini, karena dapat menjadi perangsang bagi para insinyur muda untuk sungguh-sungguh menekuni dan berkarier di bidang keinsinyuran” kata Prof. Dr.Djoko Santoso.
Hari kedua Tanggal 23 Mei 2015, Bapak Dr. Ir. Indroyono Soesilo, Menteri Koordinator Kemaritiman menjadi keynote speaker pada hari kedua KLB, Rapimnas dan HUT PII ini. Dalam kata sambutannya, Bapak Indroyono mengatakan, para insinyur Indonesia harus mencontoh keberhasilan yang dicapai Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi disebut Indroyono, sebagai insinyur yang sukses terutama di bidang permebelan. “Insinyur kita harus menjadi engineer creates well. Contohlah Pak Presiden selalu saya tunjukkan, Pak Presiden beliau bisa mengolah dari kayu lalu diukir harganya menjadi 10 kali lipat,” katanya.
Tidak hanya Presiden Jokowi, salah satu contoh sukses lainnya adalah mantan Presiden Habibie. Habibie mampu merangkai aluminium menjadi kerangka pesawat bahkan hingga diterbangkan. “Presiden Habibie juga insinyur sukses yang bisa membuat aluminium mempunyai nilai tambah cukup besar menjadi pesawat terbang,” tutur Beliau.
Beliau menambahkan lagi “Jadi insinyur adalah untuk meng-create. Untuk komoditas yang mau kita garap seperti infrastruktur listrik yang 35.000 MW dengan investasi sebesar Rp 1.200 triliun. Pemerintah akan melakukan Feasibility Study dan setelah masuk ke fase pelaksanaan konstruksi diharapkan yang lebih banyak berperan adalah insinyur dalam negeri”.
HUT kali ini juga dirayakan dengan pengukuhan para Insinyur yang meraih gelar Insinyur Profesional dari berbagai bidang kejuruan. Panitia mencatat lebih dari 50 Insinyur mengikuti acara ini yang dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum PII. Salah seorang penerima Sertifikat Insinyur Profesional Madya dari Black & Veatch International, Bapak Ir. Eddy Karmana, IPM juga terlihat mengikuti pengukuhan ini.
Jayalah Insinyur Indonesia, majulah profesi keinsinyuran Indonesia.