Monthly Archives: July 2017

EPC Contract & Proposal Workshop bersama EMLI, Juli 2017

EMLI training untuk kesekian kalinya mengundang saya sebagai pembicara pada EPC Workshop yang mereka adakan setidaknya sekali dalam tiga bulan. Lembaga training ini banyak merekrut peserta dari kalangan legal di beberapa perusahaan nasional maupun multinasional. Animo mereka terhadap kontrak dan proposal EPC menjadi salah satu fokus utama beberapa tahun terakhir ini. Workshop yang dilaksanakan pada Tanggal 26 Juli kemarin menghadirkan 6 peserta yang kesemuanya berprofesi sebagai legal manager di perusahaan dan lembaga tempat mereka bekerja.

 

Legal officer yang bekerja baik di sisi client maupun di sisi kontraktor dituntut untuk memahami substansi dan isi kontrak EPC menurut kaidah-kaidah internasional semenjak kontrak EPC ini sudah lebih banyak diaplikasikan di dunia konstruksi baik proyek pemerintah maupun swasta. Sebutlah perusahaan nasional seperti PLN dan PERTAMINA, untuk proyek-proyek besar yang melibatkan kompleksitas pekerjaan dan resiko tinggi akan lebih prefer menggunakan skema EPC  untuk memastikan investasi mereka sesuai dengan perhitungan keekonomian (NPV, IRR and payback period) pada kajian kelayakan.

Selama kurang lebih 3 tahun bersama EMLI, saya selalu menyampaikan pesan kepada peserta workshop bahwasanya Project Manager di sisi kontraktor membutuhkan legal counsel yang handal yang memahami aspek legal dari kontrak ini, termasuk commercial & tax manager yang memiliki pengalaman mumpuni pada aspek insurance, treasury, finance dan tax. Di luar sisi commercial dan legal tadi aspek teknis juga sangat membutuhkan dukungan dari tim termasuk engineering manager, procurement manager dan site manager. Mereka semua bahu-membahu di dalam menyiapkan proposal, mereview dan bersama-sama project manager memfinalisasi isi kontrak.

Tim teknis dan komersil di bawah kendali project manager di sisi client atau project owner pun memastikan bahwa semua kaidah-kaidah hukum, komersil dan teknis kontrak EPC sudah terpenuhi sebelum final EPC contract ditandatangani oleh Direktur Perusahaan. Kontrak adalah mutual assent, memastikan kedua belah pihak yang berkontrak mendapatkan mutual agreement dari kontrak yang ditandatangani.

Workshop sehari ini selain menghadirkan saya sebagai praktisi manajemen proyek juga menghadirkan pembicara yang bekerja sebagai legal and commercial manager pada suatu perusahaan sehingga materi yang dihadirkan bisa memenuhi ekspektasi para peserta workshop kali ini. Terima kasih kepada EMLI training atas kepercayaan yang diberikan.

Workshop Mini LNG Plant Badan Pelaksana PKB Persatuan Insinyur Indonesia

Badan Pelaksana Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan kembali menggelar inhouse workshop terkait Liquefied Natural Gas (LNG) selama tiga hari di salah satu perusahaan nasional yang diadakan di Cirebon di pertengahan Bulan Juli 2017 ini. Workshop yang dihadiri lebih dari 30 professional berbagai disiplin keinsinyuran dan disiplin terkait berlangsung sangat interaktif. Adalah Ir. Habibie Razak diutus oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sebagai fasilitator di kegiatan ini.

Agenda hari pertama membahas LNG secara umum, antara lain terdiri dari fundamental LNG dan aplikasinya, LNG market di Indonesia dan secara global saat ini, teknologi LNG mulai dari sisi liquefaction, transportation sampai pada sisi receiving terminal. Fasilitator juga di awal hari pertama membuka sesi dengan pre-test terkait LNG ini kepada para peserta workshop. Overall, professional kita memiliki pengetahuan di atas rata-rata terkait LNG. Ke depan, mereka para peserta workshop akan menjadi duta buat perusahaan mengkampanyekan bisnis LNG di Indonesia agar lebih melek dan menggeliat lagi.

 

Agenda hari kedua dan ketiga fokus pada mini LNG plant yang membahas tentang studi kelayakan proyek ini, aspek-aspek apa yang harus diinkorporasi pada kajian FS proyek sejenis baik aspek teknis, regulasi, lingkungan, sosial, dan keekonomiannya. Fasilitator mengungkapkan para investor maupun pengembang proyek mini LNG setidaknya memiliki pengetahuan mumpuni tentang teknologi mini LNG yang ada di dunia saat ini dan bisa melakukan evaluasi terhadap teknologi-teknologi yang ada di fase inisiasi proyek (Pre-FS). Berbicara tentang kriteria penilaian teknologi LNG untuk small to mid scale liquefaction ada beberapa hal yang mesti diperhatikan antara lain:

  • Number of populations in operation including years of operation
  • Guaranteed LNG output
  • Guaranteed schedule for installation & startup
  • Guaranteed refrigerants use
  • Guaranteed electricity consumption
  • Guaranteed fuel consumption (turbine, regeneration, etc.)
  • Guaranteed water consumption.
  • Overall CAPEX
  • Overall OPEX/year
  • Plant Warranty Period
  • Simplified Operation and Quick Startup
  • Smallest Cold-box and life span track record.
  • Less use of SS pipe/cryogenic
  • No series system
  • Reduced equipment count (one compressors, no expanders)
  • Dan kriteria terkait lainnya.

Agenda hari ketiga akhirnya membahas juga tentang strategi mengeksekusi proyek ini pada tahap FEED & EPC. Sesi EPC pada LNG plant paling tidak harus memperhatikan beberapa aspek dan tahapan penting antara lain: Engineering Stage; detailed engineering design (DED) execution strategy, Procurement Stage consist of main equipment purchase (cold-box, refrigerant compressor, DCS, BOG compressor, LNG storage tank, etc.), Global Procurement Strategy, LNG Vendors & Suppliers, Construction, Commissioning & Startup Strategy. Fasilitator juga memberikan beberapa studi kasus tentang mini LNG plant yang pernah dibangun di dunia saat ini untuk aplikasi onshore dan floating.

Semoga dalam waktu dekat banyak mini LNG plant akan beroperasi di Indonesia belajar dari China yang sudah membangun lebih dari 50 mini LNG plant sampai saat ini. Business model LNG di China bisa dijadikan sebagai benchmark untuk dikembangkan di Tanah air.

Terima kasih kepada Bapa Ir. Tjipto Kusumo Ketua Bapel PKB PII dan staffnya Jafar yang selalu proaktif mengadakan kegiatan serupa untuk pengembangan kompetensi keinsinyuran di Indonesia.

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia, Vivat Perusahaan Nasional.

 

LSIP Reguler PII Kerjasama IKATEK UH, 15 Juli 2017

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) kembali digelar di Hotel Ibis Senen Tanggal 15 Juli kemarin. IKATEK Unhas juga berencana melakukan kegiatan terpisah namun karena peserta yang tidak mencukupi persyaratan untuk melaksanakan satu kelas sendiri akhirnya diputuskan ikut di LSIP regular PII Pusat.

Total peserta pada LSIP ini adalah di kisaran 37 peserta dan 8 di antaranya adalah peserta dari IKATEK Unhas. Hadir sebagai peserta kali ini adalah beberapa perusahaan konsultan sektor energi, IPP pembangkit tenaga panas bumi dan PERTAMINA Drilling Service. Terlihat Commissioner salah satu perusahaan engineering juga mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias dengan harapan Beliau juga bisa tersertifikasi sebagai Insinyur Profesional Indonesia.

 

 

PII Pusat menghadirkan tiga pembicara antara lain: Ir. Rudianto Handojo membawakan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran Profil Organisasi PII, Ir. Istanto Oerip dengan sistem sertifikasi PII dan Etika Profesi dan Ir. Ngadiyanto untuk tata-cara dan bimbingan pengisian FAIP. Para peserta LSIP tidak hanya sampai menjadi Anggota PII saja tapi diharapkan bias menyelesaikan pengisian FAIP dan disetor ke Biro Sertifikasi PII Pusat untuk meraih gelar Insinyur Profesional. Salah satu peserta, Reynhard Siahaan yang bekerja sebagai project manager pada perusahaan pembangkit panas bumi mengutarakan minatnya untuk segera menuntaskan sertifikasi PII ini dan bisa mengikuti kegiatan PII termasuk menjadi trainer untuk kursus CPD yang saat ini memang rutin dilakukan oleh BAPEL PKB PII.

 

Reportase: Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat

AFEO Mid Term Meeting, 16 -18 July 2017

Persatuan Insinyur Indonesia sebagai satu-satunya organisasi profesi Insinyur di Indonesia yang diakui di tingkat Internasional termasuk ASEAN & APEC mengirim delegasinya menghadiri ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) mid term yang kali ini dituanrumahi oleh The Institution of Engineers, Singapore (IES) berlangsung dari Tanggal 16 – 18 Juli 2017.

Agenda hari pertama terdiri dari cycling tour dengan berkeliling Kota Singapura selama kurang lebih dua jam dan kemudian dilanjutkan dengan welcoming dinner yang diadakan di restoran Jumbo Crabs seafood di area Clarke Quay River view. Hampir semua delegasi dari setiap negara menghadiri jamuan makan malam ini tak ketinggalan rombongan dari Indonesia di bawah Komando Ir. Habimono. Hadir pada makan malam ini antara lain perwakilan dari PII Cabang Makassar Dr. Ir. Rusman Muhammad, Ir. Taufik Nur, dan Ir. Zakir Sabara Haji Wata. PII Sulawesi Utara mengirimkan Ir. Audi pada AFEO kali ini, tak ketinggalan Ir. Habibie Razak dari PII Pusat dan Ir. Andy Rahmadi dari BKS PII. Ir. Tonny Ketua BK HUT PII bersama Ir. Hadiamin juga menikmati welcoming dinner ini.

Hari kedua adalah sesi mid term meeting yang diadakan di kantor the Institution of Engineers Singapore di area Bukittinggi. Rombongan peserta AFEO mid term dijemput oleh tuan rumah dari Hotel Mercure menuju kantor IES yang sangat besar dan megah ini. Sesi meeting dibagi ke dalam dua ruangan sebagaimana gambar di bawah. Sesi Educational and Capacity Buildings mengangkat topik tentang progress akreditasi pendidikan tinggi di ASEAN, Model CPD untuk sistem sertifikasi ASEAN Engineer dan beberapa topik lainnya.

 

 

Ir. Habibie Razak mewakili Ir. Rudianto Direktur Eksekutif PII mengusulkan agenda presentasi roadmap professional engineer licensing di setiap Negara ASEAN untuk dipresentasekan di CAFEO35 di Bangkok bulan Nopember 2017 ini.  Alangkah baiknya momen CAFEO35 ini dijadikan wadah untuk knowledge sharing dan benchmarking terkait roadmap sertifikasi Insinyur Profesional tadi.

 

 

 

 

 

 

 

Sesi yang tak kalah menariknya adalah Energy Working group session di mana Ir. Yau Chau Fong dari EETD IEM mempresentasekan Electrical Inspection Guidelines for ASEAN Countries yang kemudian mendapatkan respon positif dari forum termasuk dari Ir. Prof. Syamsir Abduh yang mengusulkan agar guideline ini nantinya tetap refer ke IEC standard di mana hampir semua Negara ASEAN mengadopsi standard ini.

 

 

Sesi AFEO Awards yang sempat diikuti oleh tim reporter menginfokan bahwa setidaknya ada 9 wakil dari Indonesia yang diusulkan untuk mendapatkan awards di CAFEO akhir tahun ini. Sesi terakhir yang sempat tim reporter hadiri adalah sesi sustainable cities di mana pada sesi ini chairman memberikan kesempatan kepada para delegasi tiap negara ASEAN untuk mengeluarkan input dan gagasan tentang arah dan tujuan dari sesi working group ini. Dr. Ir. Hermanto Dardak Ketua Umum PII merekomendasikan sebaiknya hasil akhir dari forum ini adalah memformulasikan karakteristik yang harus dimiliki oleh khususnya kota-kota besar di Negara ASEAN untuk mencapai predikat sustainable cities antara lain sustainable transportation, energy efficiency, information and communication technology (ICT), dan atribut-atribut lainnya.

Sesi dinner malam kedua tidak kalah serunya juga dihadiri oleh tim PII dikoordinir langsung Ketum PII. Pada sesi dinner ini kelihatan Dr. Hermanto Dardak sangat interaktif di dalam berdiskusi tentang praktek keinsinyuran di Indonesia dan ASEAN termasuk diskusi MRT Regulatory Issues di Singapore saat ini ditemani oleh Ir. Habibie Razak dan salah satu kawannya Ir. Daniel SMB yang bekerja di salah satu konsultan terkenal di dunia yang juga memiliki kantor di Singapura.

 

 

Sesi hari ketiga yakni AFEO Governing Board meeting diadakan di Hotel Mercure yang kemudian dilanjutkan dengan technical visit pada suatu proyek high rise building di kota Singapura.

 

Salam Insinyur, Bravo AFEO, sukses PII.

 

 


Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Divisi Gas PII Pusat

Halal bi Halal dan Rekomendasi PII di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 7 Juli 2017

Hari Jum’at, 7 Juli 2017 Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bertempat di Hotel Gran Mahakam Kebayoran Baru Jakarta Selatan menyelenggarakan Halal bi Halal (HBH) mengundang Majelis, Dewan Pakar, Pengurus Pusat dan Pengurus Badan Kejuruan untuk merekatkan tali silaturahim dan kembali menyatukan persepsi, visi dan misi organisasi sebagai salah satu komponen vital bangsa yang turut andil dalam pembangunan nasional.

PII setiap tahunnya merangkaikan HBH ini dengan dialog interaktif terkait penyiapan draft rekomendasi PII di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HARTEKNAS) 2017 ini. PII sebagai organisasi profesi kedua tertua di Indonesia sangat perlu mengeluarkan butiran-butiran rekomendasi kepada pemangku kepentingan Keinsinyuran Indonesia untuk terus berupaya melangsungkan kebangkitan teknologi yang berkelanjutan.

Dari elaborasi rekomendasi PII pada Hari kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2016 yang lalu dan dengan melakukan strukturisasi diusulkan ada 9 (Sembilan) Fokus keberlanjutan kebangkitan penguasaan Teknologi yang tersusun atas beberapa layer atau kesejajaran. Bentuk struktur ke 9 teknologi tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa  semuanya perlu terintegrasi saling mengisi, saling memperkuat, saling menarik dan saling mendorong untuk bersama-sama maju. kesembilan fokus keberlanjutan teknologi tadi untuk mendukung beberapa aspek antara lain: Kontribusi pangan dan pembaruan teknologinya untuk dunia, Efisiensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Integrasi IT dalam Industri dan Layanan, Keselamatan, Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat dan Keutuhan teritori NKRI.

Secara teknis, penguatan kesembilan fokus penguatan teknologi di atas dapat terjelma dengan memanfaatkan mekanisme penyelenggaraan Program Profesi Insinyur, yang diamanatkan UU No 11/2014 tentang Keinsinyuran, yang menghimpun kerjasama Perguruan Tinggi, kalangan Industri, PII dan pemerintah. Kerjasama ini dapat menjadi basis penciptaan peradaban inovasi keinsinyuran serta membangun kerjasama unggulan PT dengan Industri dengan dukungan pemerintah sebagai cikal bakal ABG (Academy, Business and Government) plus S-Society. Dalam hal ini PII dapat mengambil peran besar.

Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia akan menyelenggarakan jumpa pers terkait Butiran Pernyataan PII di Hari kebangkitan Teknologi Nasional 2017.

Hadir sebagai panelis pada HBH ini antara lain: Dr. Ir. Hermanto Dardak – Ketua Umum PII, Ir. Heru Dewanto – Waketum PII, dan para jajaran Pengurus Pusat, Dewan dan Majelis serta Badan Kejuruan PII.

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Habibie Razak – Sekretaris Bidang Gas, PII Pusat