EMLI Training kembali menyelenggarakan kursus EPC Contract & Project Management yang berlangsung selama dua hari di Hotel Sofyan Inn, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan. Kegiatan yang dilaksanakan setidaknya sekali dalam 2 bulan ini dihadiri oleh 7 peserta dari berbagai profesi dan perusahaan. Ir. Habibie Razak kembali diundang mengisi sesi EPC ini dengan membawakan setidaknya 7 modul paparan dua hari ini.
Instruktur dalam paparannya menyampaikan betapa pentingnya program keselamatan kerja diterapkan pada proyek-proyek EPC dimana kebanyakan clientnya adalah perusahaan yang bergerak di sektor energi. Bagi mereka safety is priority merupakan indikator utama penilaian sukses atau tidaknya proyek itu oleh pihak manajemen perusahaan. Target zero injury bahkan zero incident pun dicanangkan di awal jauh hari pada saat kontraktor EPC memasukkan proposal penawaran kepada client. Kontraktor memastikan budget untuk safety implementation terpenuhi pada saat memasukkan technical and commercial proposal. Perusahaan EPC pada saat proses bidding akan berkompetisi memoles proposal teknis mereka terkait HSSE&S program dimulai dari fase engineering, procurement, construction, commissioning sampai pada periode pemeliharaan untuk mendapatkan nilai atau scoring yang signifikan.
Proyek sektor energi dan sumber daya mineral sudah menjadikan safety sebagai parameter utama selain aspek teknis dan komersil lainnya di dalam memilih dan menunjuk kontraktor EPC untuk proyek-proyek yang beresiko tinggi seperti pembangunan kilang minyak dan LNG, bangunan lepas pantai, pembangkit listrik thermal dan sebagainya. Pada schedule of pricing dan commercial section proposal mereka sudah memasukkan HSE&S cost yang mereka hitung secara teliti sebelum disubmit ke Client. Anggaran yang disiapkan pun cukup mempengaruhi keseluruhan biaya penawaran.
Di sektor PUPR, ketika diminta memasukkan penawaran proyek belum spesifik diminta memasukkan item khusus untuk safety cost sehingga biasanya kontraktor akan menginsert biaya safety ke item-item pekerjaan lainnya. Namun berapa sebenarnya budget yang disiapkan untuk keperluan safety tadi tidak tampak nilainya dengan jelas. Kerap kali kita mendengar banyak kontraktor PUPR yang mengalami kerugian ketika mengerjakan proyek migas dikarenakan mereka memasang harga terlalu murah tanpa memperhatikan HSE cost yang akan timbul pada saat proyek berlangsung. Standard HSE&S memang berbeda itulah alasannya mengapa dikatakan membangun jembatan proyek PUPR dan jembatan di wilayah tambang meskipun scope dan spesifikasi sama harga konstruksi bisa jauh berbeda.
Sesi EPC kali ini menambahkan modul tambahan yang belum pernah dipresentasekan sebelumnya yakni sistem manajemen mutu pada perusahaan EPC. Keenam modul lainnya antara lain: project management responsibilities, contract, proposal, insurance & tax, procurement & subcontract dan construction management adalah modul yang sudah pernah dipresentasekan di kursus sebelumnya. Hadir sebagai peserta ini perwakilan dari PT Hasnur Jaya Utama, PT Indonesia Power dan PT Elnusa Tbk. Salah seorang peserta, Beliau pernah bekerja sebagai Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah I Soekarno Hatta. Di sela-sela acara Beliau banyak sharing pengalaman proyek Beliau ketika bekerja di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.