Monthly Archives: October 2018

Seismic Isolation Seminar oleh Freyssinet, 25 Oktober 2018

Seismic Isolation Seminar yang dituanrumahi oleh Freyssinet salah satu perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang prestress dan pekerjaan specialis lainnya yang sudah berada di Indonesia selama 30 tahun terakhir. Seminar ini diendorse oleh Himpunan Pengusaha Jalan Indonesia (HPJI) dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI). Seminar dengan tema “Seismically Isolated System in Bridges, Buildings and Non-Buildings; An Effective, An Efficient, A Practical Solution for Seismic Mitigation” dihadiri setidaknya 50 peserta dari perusahaan konsultan dan kontraktor, perwakilan kementerian PUPR dan praktisi civil engineering dari dalam negeri maupun luar negeri.

Seminar ini berlangsung selama sehari menghadirkan beberapa key speakers antara lain: Prof. Ir. Iswandi Imran, MASc., PhD (Kepala Pusat Mitigasi Bencana – ITB), Stefano Barone, M.Eng., MSc (R&D Engineer FPC Italy), Dr. Ir. Josia Irwan Rastandi, ST., MT (PT Risen Engineering Consultant), Ir. Budi Santoso (PT Pratama Daya Cahya Manunggal), Ir. Tony Budi Sihite, MT (PT Delta Global Struktur) dan Tri Suryadi, ST., MT (ISOSISM Manager – Freyssinet Total technology). Steffano dalam paparannya menjelaskan tentang fundamental concepts of supplemental damping and base application, ISOSISM technology, overview of anti-seismic devices and application, ISOLAB testing lab dan FPF Italy Activities.

Sementara perwakilan dari PT Delta Global Struktur memaparkan studi kasus tentang proyek Jakarta – Cikampek II Elevated project di mana ide sebelumnya menggunakan conventional bearing kemudian diputuskan menggunakan isolated structure. Dengan penggunaan isolated structure ini memberikan pengurangan desain dimensi piling dan pier yang lebih kecil karena adanya force reduction hingga 70% dibandingkan conventional design. Design code untuk aplikasi ini merefer pada AASHTO Seismic Isolation Design, AASHTO LRFD Bridge Design Specification and beberapa referensi lainnya.

Hadir pada seminar sehari ini antara lain: Dr. Ir. Bambang Goeritno – Ketua Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII), Ir. Habibie Razak – Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi BKS PII, Ir. Anita Tambing Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ir. Tjoek Woerjantoko Sekretaris Jenderal Indonesia Aviation Expert (APENINDO), Ir. Riod Hardane Partono Fondas Consultant dan beberapa tokoh dan senior praktisi infrastruktur lainnya.

Seminar yang diselenggarakan pada Hari kamis, 25 Oktober ini di Hotel Sheraton Gandaria City ini menyisakan satu pertanyaan besar apakah pemerintah sudah memiliki regulasi khusus untuk bangunan-bangunan bertingkat tinggi dan jembatan-jembatan strategis milik negara menggunakan teknologi tahan gempa seperti dipaparkan di seminar ini.

 

 

 

Tour The Saudi Arabia dan Umroh Backpacker, September to October 2018

Bagi para pelancong dan sukanya traveling tentunya pingin merasakan juga ke negeri orang nan jauh di sana. Bagi saya sebagai masyarakat Indonesia, selain destinasi domestik dari Sabang sampai Merauke saya pun pingin merasakan bagaimana kondisi dan situasi suatu negara atau kawasan regional yang ditempati oleh beberapa negara yang mungkin memiliki budaya yang mirip atau hampir sama.

Sebutlah Middle East region yang dihuni oleh mayoritas bangsa Arab seperti Arab Saudi, Qatar, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Bahrain, Suriah, Iraq, dan Iran. Mesir masuk dalam benua Afrika tapi melihat historikal budaya dan peradaban islam, Mesir masih masuk dalam regional Timur Tengah. Anyway, Tanggal 22 September lalu, saya terbang ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah dan sekaligus business trip untuk beberapa perusahaan Arab di Saudi sana. Terbang dengan Saudi Airlines (SAUDIA) adalah pengalaman tersendiri yang tentunya berkesan apalagi terbang dengan Sky Team priority tentunya akan membuat traveler seperti saya bisa mempermudah proses check-in, boarding dan fasilitas lainnya.

 

Riyadh menjadi destinasi pertama di Saudi dan setelah beberapa hari di sana saya berangkat ke Mekkah dengan mendaftar ke salah satu Travel Umrah bernama Anwar Al Badr yang berlokasi di Al Wizarat, Kota Riyadh. Dari Riyadh dengan bis berisikan kurang lebih 40 jamaah umroh dari berbagai negara seperti India, Pakistan, Bangladesh, Turki dan tentunya saya dari Indonesia. I was glad to be part of them, that was amazing to be in the same bus going to Mekkah with Muslim brothers. Perjalanan dari Kota Riyadh ke Mekkah ditempuh hamper 12 jam berangkat Pukul 17.00 dan tiba sebelum Subuh di salah satu hotel tidak jauh dari Masjidil Haram. Di tengah perjalanan, kira-kira 2 jam sebelum tiba Kota Mekkah kami singgah di suatu tempat di mana di sana ada fasilitas kamar mandi untuk mandi dan berwudhu kemudian mengenakan pakaian ihram. Setelah itu bersegera menunaikan shalat sunnat 2 rakaat. Alhamdulilah, setelah berhenti di tempat ini selama kurang lebih 1 jam kami pun berangkat ke Kota Mekkah.

Karena semuanya diatur oleh travel company, dalam satu kamar hotel saya Bersama 4 kawan jamaah umroh lainnya dari India dan Bangladesh, no complaint at all. Tidak lama berada di hotel, kami pun berangkat ke Masjidil Haram dan melakukan proses tawaf 7 kali, Perjalanan dari Safaa ke Marwah selama 7 kali keliling. Alhamdulillah setelah melewati proses itu selama kurang lebih 3 jam, saya bersama kawan dari Hyderabad India bergegas menuju suatu tempat di basement untuk mencukur rambut dan lanjut dengan sarapan pagi.

Setelah menjalankan umroh dan berada di Mekkah selama 2 hari saya pun bergegas dengan bis travel tadi ke kota Riyadh. Saya menginap di suatu hotel bernama Swiss Spirit Hotel di King Fahad Street sekitar 15 km dari Downtown of Riyadh city. Tidak banyak aktifitas outdoor yang bisa dilakukan selama di Riyadh dikarenakan suhu rata-rata di atas 40 DegCelcius yang bagi orang Indonesia yang tinggal di iklim tropis itu tentunya sudah dikategorikan panas. Namun justru buat mereka warga Saudi dan kawasan middle east suhu baru dikategorikan panas adalah ketika sudah di atas 50 DegCelcius, anyway.

Saya juga menyempatkan terbang ke salah satu Kota besar bernama Dammam di Saudi dengan penerbangan Flynas airlines tiba sebelum siang kemudian menuju ke Industrial City bernama Jubail dan balik lagi ke Riyadh dengan penerbangan SAUDIA di malam hari. Di King Fahad Airport, Dammam, saya bertemu dengan bro Ochank, adik angkatan saya Mesin’99 Unhas yang saat ini sudah hamper setahun di kota Dammam untuk suatu proyek oil and gas fabrication di sana. Di kota ini juga ada beberapa senior Teknik Unhas yang bekerja di perusahaan seperti Schlumberger dan Halliburton.

 

 

Senang rasanya bisa berada di Saudi selama kurang lebih 2 minggu dan menikmati perjalanan umroh yang saya kategorikan sebagai Umroh backpacker trip. Trip yang tidak perlu untuk well organized melalui formal travel agent tapi intinya sepanjang kita berani untuk berpetualang saja dan berani mencari tahu informasi lewat internet dan kawan-kawan, insyaAllah kita tidak akan pernah tersesat.