Monthly Archives: October 2019

Wawancara Teknis Calon Insinyur Profesional Madya BK Sipil PII, Makassar dan Sorong, Oktober 2019

Pimpinan Majelis Penilai Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali mengutus 3 (tiga) Majelis Penilai antara lain: Ir. Wahyono Bintarto, IPU, Ir. Wahyu Hendrastomo, IPM dan Ir. Habibie Razak, IPM., ACPE melaksanakan wawancara teknis calon Insinyur Profesional Madya kepada 42 alumni Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (PSPPI FTI-UMI) yang diselenggarakan di Makassar dan Sorong.

20 calon IPM berhasil diwawancarai oleh tim Majelis Penilai BKS PII di Hotel Myko Panakkukang pada hari Kamis, 24 Oktober 2019 mulai dari Pukul 08.00 hingga Pukul 17.00. Pembukaan acara oleh Ketua tim, Ir. W. Bintarto yang kemudian dilanjutkan dengan sesi wawancara. Salah satu kandidat yang mengikuti wawancara adalah Wakil Rektor I UMI, Dr. Ir. Hanafi Ashad merupakan dosen senior teknik sipil yang juga sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik UMI. “Kami tidak membedakan pejabat kampus dan profesional, mereka tetap harus melalui proses wawancara teknis sesuai dengan prosedur atau mekanisme yang ditetapkan oleh tim majelis penilai Badan Kejuruan Sipil PII” kata Ir. Habibie Razak kepada para kandidat peraih IPM.

Di sesi wawancara di Makassar ini, setidaknya ada 4 profesional yang bekerja di lingkup Kementerian Perhubungan dan salah satunya adalah Ir. Arinova Utama, Tim Satuan Kerja Proyek Pembangunan Rel Kereta Api Makassar – Parepare. Ir. Arinova menjelaskan tahap pengembangan proyek ini mulai pada saat proyek ini pertama kali dikerjakan dengan menggunakan APBN dan APBD sampai pada keputusan oleh Pemerintah awal tahun ini untuk melakukan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) untuk mendanai proyek ini. Adalah Konsorsium Pembangunan Perumahan dan Bumi Karsa yang ditunjuk menjadi pemenang.

Keesokan harinya, Jumat 25 Oktober 2019, tim majelis penilai melanjutkan kunjungan ke Sorong untuk menjalankan assessment wawancara teknis calon IPM di Hotel Vega, kota Sorong. 22 calon IPM diwawancarai dan semuanya adalah alumni dan mahasiswa PSPPI FTI UMI. Beberapa di antaranya yang diwawancarai adalah putra daerah Papua yang bekerja di Balai Jalan Nasional dan Dinas PU Kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Bahkan Walikota Sorong Drs. Ec. Lamberthus Jitmau, MM mengunjungi tim MP BKS PII dan calon IPM dan menyampaikan pesan bahwa dengan diimplementasikannya UU No.11/2014 dan PP No. 25/2019 tentang Keinsinyuran, para Insinyur di Papua Barat diharapkan bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri.

Di sela-sela kesibukan menghadapi serbuan para calon IPM ini, tim MP BKS PII menyempatkan diri berkunjung ke Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI-UMI). Ir Andi Pawennari Ketua PSPPI FTI UMI melaporkan bahwa di FTI UMI saat ini telah melahirkan 375 alumni yang berhak diberi gelar Insinyur dan pada Angkatan VI yang merupakan angkatan terakhir dengan jumlah mahasiswa 119 orang tidak lama lagi akan diwisuda bulan Desember ini sehingga total Insinyur PSPPI UMI akan berjumlah 584 orang di akhir tahun 2019 ini.

Sementara itu, Dr. Ir. Zakir Sabara, IPM., ASEAN Eng. Dekan FTI UMI dalam sesi makan burongko, makanan khas dari Sengkang dan sekaligus mencicipi University Meals di Cabin Canteen FTI UMI menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan penuh dari tim MP BKS PII yang meluangkan waktu sebesar-besarnya menerima undangan PSPPI FTI-UMI dalam rangka mengInsinyur-Profesionalkan para insinyur yang berasal dari Kampus Hijau Makassar ini. Sekretaris PSPPI FTI UMI Dr. Ir. Taufik Nur, IPM senada menyampaikan bahwa FTI-UMI kembali akan mengundang tim MP BKS PII untuk sesi wawancara teknis di Palu, Sulawesi Tengah dalam satu bulan ini. “Setidaknya 30 calon IPM yang berdomisili di Palu dan sekitarnya siap untuk menjalani sesi wawancara teknis ini” Ir. Taufik menambahkan.

Wawancara Teknis Calon Insinyur Profesional Majelis Penilai Badan Kejuruan Sipil PII, 12 Oktober 2019

Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menyelenggarakan wawancara teknis untuk para kandidat Insinyur Profesional Madya di Kantor Persatuan Insinyur Indonesia, Jl Sekretariat Negara Jakarta Pusat. Kali ini 15 orang diundang untuk sesi wawancara teknis ini dan Ketua Majelis Penilai BKS PII memberi mandat kepada 3 anggotanya untuk menjalankan sesi wawancara ini.

Ir. Bintarto, Ir Wahyu Hendrastomo dan Ir. Habibie Razak kesekian kalinya diberi amanah ini di hari Sabtu, 12 Oktober 2019 dimulai dari Pukul 09.00 hingga 18.00 sore. Kandidat yang diwawancara berasal dari beberapa perusahaan terkemuka antara lain: PGASOL, Technip Indonesia, Wijaya Karya, McDermott dan ASN Kementerian PUPR. Setiap kandidat diberi kesempatan untuk menceritakan beberapa pengalaman proyek ketekniksipilannya dan keinsinyuran secara umum termasuk menceritakan satu proyek yang paling berkesan karena kompleksitas dan nilai anggarannya, posisi dan tugas tanggung jawab kandidat di proyek.

Sebutlah salah satu kandidat yang saat ini bekerja di Kuala Lumpur jauh-jauh datang ke Jakarta untuk memenuhi undangan BKS PII. Ir. Habibie sebagai salah satu assessor bertanya “Bisa diberikan alasan mendasar mengapa jauh-jauh datang ke sini untuk mengikuti wawancara teknis BK Sipil” Kandidat ini menjawab bahwa di Malaysia memang para Insinyur diwajibkan untuk tersertifikasi Insinyur Profesional oleh otoritas di sana dan untuk Insinyur Indonesia yang bekerja di sana diwajibkan untuk tersertifikasi Insinyur Profesional dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Saat ini, Indonesia bersama negara tetangga di Asia Tenggara telah sepakat untuk saling mengakui dalam bentuk Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Engineering Services melalui sertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) di mana untuk mendapatkan sertifikasi ini sebelumnya para Insinyur di Asia Tenggara wajib mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional yang dikeluarkan oleh institusi yang diakui oleh hukum negaranya. Di Indonesia, PII satu-satunya otoritas yang mengeluarkan ijin praktek keinsinyuran (STRI) yang didapatkan melalui uji kompetensi dan lulus untuk menjadi Insinyur Profesional.

Sesi EPC Contract & Manajemen Proyek bersama Samudera Indonesia, Oktober 2019

Sesi EPC Contract & Project Management bersama para Profesional Samudera Indonesia (Samind) menghadirkan Ir. Habibie Razak sebagai instruktur yang diselenggarakan di Training Center PT Samudera Indonesia Ship Management. Pelatihan ini berlangsung selama 8 jam dihadiri oleh 27 peserta dari berbagai divisi dan cabang grup Samudera Indonesia (Samind) di seluruh Indonesia.

Benefit bagi Samind Group akan sesi ini adalah untuk memahami bagaimana Kontraktor EPC menyiapkan proposal teknis dan komersil pada suatu proyek konstruksi dan bagaimana mereka merencanakan dan mengeksekusi pengadaan equipment and material yang membutuhkan jasa logistic forwarding company seperti Samind. Berapa anggaran proyek terkait logistic/shipping untuk equipment and material yang akan dikirim ke lokasi proyek yang bisa berasal dari multiple-countries di mana komponen-komponen tadi dimanufaktur atau diproduksi. Sebutlah gas turbine, untuk mengirim gas turbine dari Frankfurt Jerman ke lokasi proyek di Indonesia membutuhkan biaya berapa dan kira-kira berapa persentasenya terhadap harga barangnya dan atau berapa persentase biaya logistik secara keseluruhan terhadap total nilai kontrak. Kontraktor EPC memiliki hitungan-hitungan tersendiri bagaimana menyusun komponen biaya terkait shipping and transportation cost.

Di sesi ini, instruktur berbagi pengalaman kapan logistic forwarding company semestinya melakukan approach kepada Client terkait proyek-proyek yang akan ditenderkan dalam beberapa waktu kemudian mengingat fase pengembangan proyek dimulai dari Pra-Studi Kelayakan, Studi Kelayakan, FEED sampai pada fase EPC dan Commercial Operation. Dibutuhkan market intelligence dari sales atau marketing manager yang merupakan front-liner untuk mencari tahu informasi kapan proyek itu akan ditenderkan, key persons yang terlibat terkait decision making dan seterusnya.

Training ini terselenggara berkat kerjasama antara Samudera Indonesia Traning Center dan lembaga B-Training Indonesia.