Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Batam kembali menggelar sesi knowledge sharing yang merupakan LNG session berseri yang dibawakan oleh Ir. Habibie Razak, IPU., ASEAN Eng. ACPE- Praktisi Energy & Resources yang juga merupakan Sekretaris Learning Center PII Pusat. Setelah sukses di sesi LNG seri pertama dengan topik “LNG Fundamental and Its Technology” kembali Ir. Habibie memaparkan LNG sharing session seri kedua dengan topik “How to Make LNG, a Project Case Study on Mini LNG Plant”.
Online Knowledge Sharing session ini dibuka oleh Ir. Sudomo, IPM Sekretaris PII Cabang Batam dan dimoderasi sekaligus ditutup oleh Ir. Prastiwo Anggoro, IPM., ASEAN Eng., ACPE. PII Cabang Batam berhasil menghadirkan setidaknya 45 peserta pada sesi kali ini yang mayoritas mereka merupakan profesional sektor energi yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia maupun luar negeri.
Agenda sesi ini berisikan materi tentang karakteristik small scale liquefaction technology SMR vs N2 expander dan DMR/cascade process, LNG Liquefaction blockflow diagram dan beberapa slides yang menjelaskan tentang block flow diagram pada LNG Liquefaction Plant. Ir Habibie menyatakan “seorang Insinyur Sipil seperti saya atau pun kawan-kawan non-process engineers tidak perlu memahami proses LNG secara detail persis sama seperti process engineer yang notabene adalah insinyur teknik kimia karena kita tidak pernah mengenyam ilmu process ini di bangku perkuliahan namun sangat perlu untuk memahami prosesnya supaya kita sebagai discipline engineers bisa menjalankan tugas kita masing-masing pada proyek-proyek LNG masa depan yang tentunya membutuhkan berbagai disiplin seperti civil engineer, rotating engineer, static engineer, piping engineer, electrical dan I&C engineer”. “Apalagi untuk bisa menjadi Project Manager dituntut untuk multidisiplin keinsinyuran termasuk paham tentang LNG process tadi” lanjut Ir. Habibie.
Ir. Habibie dalam paparannya dibantu oleh kawan-kawan profesional yang sudah lama berkecimpung di dunia LNG & gas processing menjawab pertanyaan kawan-kawan profesional. Ir. Alvin Alfiyansyah, IPM seorang praktisi LNG Process Safety yang berkarir di salah satu perusahaan terkemuka di middle-east dan Paulus Ginting seorang profesional yang berkarir di perusahaan oil & gas EPC terkemuka di Indonesia.
Adapun untuk LNG sesi ketiga oleh Ir. Habibie akan berbicara tentang LNG Project Management; a Project Case Study on Mini LNG Plant kembali akan diorganize oleh PII Cabang Batam dalam beberapa minggu ke depan.
Persatuan Insinyur Indonesia Cabang Batam kembali menggelar sesi Knowledge Sharing Rabu malam, 9 September memang merupakan program PII Batam untuk diadakan setiap bulannya yang pada sesi kali ini menghadirkan Ir. Habibie Razak, IPU., ASEAN Eng. ACPE – Sekretaris Learning Center PII dengan topik LNG fundamentals and its technology. Sesi online session via Zoom application dihadiri oleh setidaknya 80 professionals yang berkecimpung di berbagai perusahaan terkemuka baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Memang saat ini, LNG business kembali menjadi isu yang cukup hangat diperbincangkan semenjak Pemerintah memberikan mandat kepada salah satu perusahaan BUMN terkemuka untuk membangun infrastruktur LNG di pulau-pulau besar maupun kecil di Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan gas alam untuk pembangkit listrik dan juga industri. Indonesia terkenal sebagai penghasil gas terbesar di dunia namun kebanyakan gasnya dieskpor ke luar negeri.
Materi yang dibahas di sesi kurang lebih 3 jam ini antara lain: basic LNG industry, LNG standards and rules, overview of liquefaction process, overview of LNG shipping, overview of LNG receiving terminal, overview of LNG main equipment and system, overview of LNG and small scale & retail LNG business di dunia saat ini. Animo peserta akan keingintahuan LNG business dan teknologinya membuat suasana diskusi menjadi sangat interaktif yang acaranya dimulai dari Pukul 19.00 dan berakhir agak telat hingga Pukul 22.30 malam.
Di chat room, Ir. Habibie dibantu oleh Ir. Alvin Alfiyansyah, IPM., ASEAN Eng. seorang LNG practitioner yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan produsen LNG terbesar di Timur Tengah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para peserta. Di akhir sesi, Ir. Prastiwo Anggoro, IPM Ketua PII Cabang Batam didampingi oleh Sekretarisnya Ir. Sudomo berterima kasih sebesar-besarnya atas partisipasi aktif para peserta dan juga kepada pembicara untuk sesi LNG fundamentals ini.
Habibie Razak di akhir presentasenya tidak lupa memotivasi kawan-kawan profesional untuk terus berbagi ilmu dan pengalaman kepada kawan-kawan yang lebih muda sebagai bekal masa depan mereka kelak. “Jadilah seperti guru Shaolin Kungfu, di mana gurunya bisa dikatakan sukses apabila muridnya sudah bisa turun gunung setelah mengalahkannya dalam adu kungfu, kita bisa bangga menjadi guru apabila murid kita sudah lebih baik dari kita sendiri” pesan Habibie Razak.
Para pimpinan Persatuan Insinyur se-Asia Tenggara kembali menyelenggarakan AFEO Midterm Meeting yang berlangsung dari Tanggal 17 Agustus hingga setidaknya seminggu ke depan. Salah satu working group yang diselenggarakan via Zoom application adalah ASEAN Engineering Register (AER) meeting yang dihadiri oleh perwakilan setiap anggota AFEO se-Asia Tenggara.
ASEAN Federation of Engineering Organizations yang juga disingkat AFEO adalah wadah berkumpulnya organisasi persatuan insinyur se-Asia Tenggara di mana untuk Indonesia, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) adalah salah satu anggota AFEO yang bergabung sejak tahun 1980. Informasi terkait AFEO bisa dilihat di www.afeo.org
AER meeting membahas tentang program keinsinyuran yang dilakukan oleh negara-negara di lingkup Asia Tenggara di berbagai sektor antara lain education and capacity building, energy, sustainable cities, environmental, natural disaster prepararedness, transportation & logistics. Setiap perwakilan Persatuan Insinyur memberikan update dan progress di berbagai sektor.
Seperti biasa, setiap perwakilan Persatuan Insinyur di setiap negara melaporkan jumlah Insinyur yang sudah teregistrasi sebagai ASEAN Engineer. Hadir mewakili Persatuan Insinyur Indonesia, Ir. Habimono Koesoebjono sebagai Indonesia AER Country Registrar dan mendampingi Ir. Habimono, Ir. Habibie Razak sebagai Alternate Country Registrar di sesi AER kali ini.
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar wawancara teknis kandidat Insinyur Profesional Madya (IPM) hari Jumat ini, 14 Agustus 2020. Majelis uji Kompetensi (MUK) yang diberikan mandat untuk sesi wawancara kali ini antara lain: Ir. Andi Taufan Marimba, IPU., Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU., dan Ir. Habibie Razak, IPU., ASEAN Eng., ACPE.
Sepuluh kandidat yang diwawancara bekerja di berbagai sektor baik sebagai konsultan, kontraktor maupun Insinyur yang bekerja di sisi pemilik proyek. Dari 10 kandidat tadi, tiga kandidat bekerja di salah satu perusahaan BUMN terkemuka dan mempresentasekan proyek-proyek konstruksi yang mereka kerjakan seperti konstruksi jalan, bendungan dan high rise buildings.
Persatuan Insinyur Indonesia sebagai otoritas keinsinyuran diberikan mandat untuk mensertifikasi para Insinyur Indonesia dan juga Insinyur asing yang berpraktik keinsinyuran di Indonesia. Saat ini, PII sudah memiliki lebih dari 30 ribu anggota dan sekitar 15 ribu di antaranya sudah mendapatkan gelar Insinyur Profesional. Badan Kejuruan Sipil PII adalah BK yang memiliki anggota paling banyak hingga saat ini yakni sekitar 7000 anggota.
Alumnus Fakultas Teknik Angkatan 98 Universitas Hasanuddin atau dikenal ReformaZi98 menggelar sesi webinar dengan tema Tantangan dan Peluang Pengembangan Renewable Energy di Sulawesi Selatan dan Indonesia menghadirkan dua narasumber dari Angkatan 98 FTUH, Ir. Nurdin Pabi Senior Manager Operasi Sistem PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi dan Ir. Habibie Razak, ASEAN Eng., ACPE Direktur Energi dan Infrastruktur PT BlueVisions Management, Sekretaris PII Learning Center.
Dalam paparannya Nurdin Pabi memaparkan tantangan PLN Regional Sulawesi di dalam mengatur tegangan dan frekuensi pada sistem ketenagalistrikan yang melibatkan Variable Renewable Energy (VRE) seperti PLTS dan PLTB yang beroperasi di Sulawesi. Diketahui Bersama bahwa di Regional Sulawesi ada beberapa VRE yang beroperasi dengan kapasitas cukup besar antara lain PLTB Sidrap 70 MW, PLTB Tolo Jeneponto 60 MW dan PLTS Likupang 21 MW.
Sementara Ir. Habibie Razak memaparkan bahwa dibutuhkan kerjasama apik antara Pemerintah, Industri, Perguruan Tinggi dan PII di dalam menyiapkan tenaga Insinyur muda untuk bisa berkontribusi di proyek-proyek pengembangan Renewable Energy sebagai Insinyur Proyek maupun untuk fasilitas RE yang sudah beroperasi di Indonesia sebagai Insinyur pengoperasian dan pemeliharaan. Program Engineer-in-Training adalah program pengembangan kapasitas Insinyur yang sementara mengikuti program studi program profesi Insinyur (PSPPI) di saat bersamaan bisa mengikuti EiT program ini di Industri atau perusahaan perusahaan yang bergerak di sektor energi terbaharukan ini.
Kedua narasumber saling menguatkan bahwa Renewable Energy adalah masa depan dunia termasuk Indonesia di dalamnya. Target Pemerintah Indonesia adalah 23% RE di tahun 2025 merupakan mandat dari global leadership committee melalui COP21 atau dikenal sebagai Paris Agreement yang harus disukseskan oleh para penggiat RE apakah dia berada di sisi regulator, developer, konsultan dan kontraktor EPC, perguruan tinggi dan masyarakat umum.
Nurdin Pabe juga menyebutkan bahwa “Sulawesi Selatan telah menjadi kontributor utama di dalam pemenuhan RE di Indonesia karena saat ini sistem kami mengabsorb lebih dari 30% Renewable Energy dari keseluruhan total penggunaan energi listrik di propinsi ini” Sementara Habibie memaprkan bahwa “Teknologi RE terus mengalami perkembangan dan di masa depan akan jauh lebih economically viable yang akan mampu bersaing dengan conventional power plant, di sinilah peran para Insinyur di dalam melahirkan inovasi di dalam penciptaan teknologi yang bisa meningkatkan rate of returns untuk investasi RE ini”.
Sesi webinar ini diinisiasi oleh Ketua Angkatan Reformazi98, Ir. Jamaluddin, IPM, Ketua Panitia Danto Joro dan kawan-kawan ReformaZi98 lainnya sehingga bisa terlaksana dengan baik selama kurang lebih 3 jam ini. Sesi dimoderasi oleh Imran Jamaluddin Head of GA Department PT Semen Bosowa Maros. Sebanyak 100 peserta hadir di sesi ini yang terdiri dari Insinyur yang beraktifitas di sektor ketenagalistrikan dan beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar.
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) hari ini, 18 Juni 2020 kembali menggelar sesi wawancara teknis untuk para calon Insinyur Profesional Madya (IPM) sebagai salah wujud BKS PII di dalam menjalankan amanah UU No.11/2014 tentang Profesi Keinsinyuran. Sesi wawancara dihadiri oleh 11 calon IPM yang berkarir di berbagai sektor keinsinyuran.
BKS PII memberikan mandat kepada 3 majelis penilai, Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU, Ir. Andi Taufan Marimba, IPU dan Ir. Habibie Razak, ASEAN Eng., ACPE. Dari 11 Insinyur yang diwawancara hari ini salah satunya adalah Insinyur Asing yang bekerja di Indonesia. Memang benar bahwa salah satu persyaratan buat Insinyur Asing untuk bisa berpraktik keinsinyuran di Indonesia mereka harus memiliki Sertifikat Insinyur Profesional yang diakui oleh hukum negaranya untuk dilaporkan ke Persatuan Insinyur Indonesia. Apabila Insinyur Asing ini belum tersertifikasi di negaranya maka wajib mengikuti program sertifikasi PII hingga memperoleh Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI). Pengaturan tentang Insinyur Asing diatur di Pasal 18 -22 UU No.11/2014.
BKS PII di dalam upayanya mensertifikasi Insinyur Indonesia melakukan pelayanan wawancara teknis setidaknya 3 kali dalam sebulan untuk menambah jumlah Insinyur Profesional Sipil yang siap diterjunkan pada proyek-proyek konstruksi di seluruh Indonesia.
Program Profesi Insinyur FTI UMI kembali menggelar Kolokium Calon Insinyur yang bekerja di PT Freeport dan PT Pupuk Kaltim yang berlangsung dari pagi hingga sore tadi. Kolokium dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Hasanuddin Dr. Ir. Zakir Sabara, MT., IPM., ASEAN Eng. Kolokium ini memberikan kesempatan kepada 21 peserta dari PT Freeport Indonesia dan 33 peserta dari Pupuk Kaltim. Disiplin keteknikan yang berbeda-beda dimulai dari disiplin geologi, tambang, sipil, mekanikal, elektrikal, lingkungan, teknik kimia dan lainnya.
Kolokium ini dimoderasi oleh Ir. Taufik Nur, MT., IPM., ASEAN Eng dan Ir. Hasbi Bakri, MT., IPM untuk sesi Freeport dimulai Pukul 07.00 pagi hingga Pukul 12.30 siang. Kemudian untuk sesi Pupuk Kaltim kembali dimoderasi oleh Ir. Taufik Nur, MT., IPM., ASEAN Eng dan Ir. Hj. Setyawati Yani, ST.,MT.,IPM.,Ph.D.,ASEAN Eng. Penanggap eksternal menghadirkan Ir. Ricky Hikmawan Wargakusumah Ketua BKK PII, Ir. Habibie Razak Sekretaris Learning Centre dan Ir. Luqmanul Hakim, IPM Pengurus BKK PII.
Setiap peserta diberikan kesempatan untuk memaparkan pengalaman proyeknya selama 10 menit. Salah satu paparan yang paling menarik adalah paparan tentang optimasi lereng tambang Freeport di mana per 1 derajat optimasi bisa menambah keuntungan USD 200 Juta dan memperpanjang umur tambang hingga 4 bulan. Tentunya ketika slope atau lereng makin tegak safety factor (SF) dari slope tadi akan turun. Berapa minimum SF yang bisa diterima?
Sesi siang bersama calon Insinyur Pupuk Kaltim juga berlangsung sangat interaktif, salah satu paparan yang cukup menarik adalah aplikasi Pre-Engineering Building Structure untuk konstruksi Gudang Urea dan Bagging Machine di mana dengan konsep PEB ini bisa memberikan pengurangan biaya 20-30% dibanding conventional steel structure.
FTI UMI telah menelurkan lebih dari 491 Insinyur melalui Program Profesi Insinyur – Rekognisi Pembelajaran Lampau. PPI Angkatan VI ini terlaksana berkat kerjasama apik antara FTI-UMI, PT Freeport Indonesia dan PT Pupuk Kaltim.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Batam menggelar online workshop via zoom meeting pagi tadi dengan tema “Implementasi Professional Engineer Stamp Menuju Era Baru Praktik Keinsinyuran di Indonesia”. Sesi workshop menghadirkan Ir. Habibie Razak, ASEAN Eng., ACPE Sekretaris PII Learning Center yang juga adalah komite Pendidikan dan Pelatihan Profesi PII Pusat.
Sesi yang berlangsung selama 2 jam dihadiri setidaknya 200 peserta yang terdiri dari Insinyur Profesional, Insinyur, Anggota PII dan non-Anggota PII. Selain peserta dari dalam negeri, beberapa Insinyur Profesional Indonesia yang berkiprah di luar negeri seperti Ir. Alvin Alfiyansyah, ASEAN Eng. di Qatar, Ir. Ibnu Munzir, IPM di Kuwait, Ir. Andi Sanjaya, ASEAN Eng, Singapura dan Ir. Muhammad Gunawan, IPM yang lagi berkiprah di Malaysia.
Ir. Prastiwo Anggoro, ASEAN Eng., ACPE bertindak sebagai host pada sesi ini dibantu oleh Ir. Sudomo, IPM selama acara berlangsung. Ir. Habibie Razak memaparkan agenda workshop PE Stamp ini ke dalam beberapa point antara lain: Definition and Objectives of PE Stamp, Examples of PE Stamp – References from Various Countries , Example of PE Endorsement Request, How Do We Perform the Review and Stamp?, Who Will Make the Approval/Endorsement? How to Retain our Professional Engineer License? How to Select the Right PE for Endorsement, Stamps Classification, Benefits having PE License, Consequence of Non-PE Practicing Engineering, Consequence of PE Malpractice, Steps to Get Licensed, PE Practice Letter of Statement and Facts regarding PE Profession.
Ir. Habibie Razak menjelaskan bahwa Professional Engineer Stamp adalah distinctive mark (cap/penanda khusus) bagi seorang PE di dalam melakukan praktik keinsinyuran terkait pengesahan dan endorsement engineering/technical documents. Habibie memaparkan beberapa contoh PE stamp dari luar negeri yang implementasi praktik keinsinyurannya sudah jauh lebih maju antara lain: Amerika Serikat, Canada, Malaysia dan Singapura. “Saya pernah menerima permintaan PE endorsement dari konsultan engineering asal Malaysia untuk proyek mereka di Indonesia dan juga satu permintaan PE stamp dari perusahaan EPC asal India yang mengerjakan salah satu proyek di Indonesia dan tentunya ada nilai dari setiap lembar demi lembar yang saya endorse” ujar Ir. Habibie sambil tersenyum.
Habibie melanjutkan, memang semestinya yang melakukan pengesahan atau approval terkait technical documents dilakukan oleh Professional Engineer apabila merujuk pada UU 11/2014 dan PP 25/2019. Engineering design dan specification sebelum di-released for construction supaya itu sah secara hukum membutuhkan stempel atau cap dari Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI).
Sesi presentase berlangsung selama 40 menit dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para peserta online workshop. Diskusi yang menarik adalah bagaimana PE di luar negeri seperti di Singapura di dalam melakukan endorsement untuk lifting plan dibayar dengan nilai SGD 1000, di Malaysia, PE meng-endorse drawing selembarnya dibayar di kisaran RM 500 “Tidaklah heran Insinyur di negara tetangga jauh lebih makmur dari Insinyur di tanah air” ujar Habibie Razak yang juga adalah salah seorang project director sektor resource and energy di salah satu perusahaan engineering terkemuka.
Idealnya, apabila UU dan PP dilaksanakan secara konsekuen, setiap perusahaan engineering, construction maupun EPC pasti akan meng-hire Insinyur yang ber-STRI atau di LN dikenal dengan istilah Professional Engineer agar setiap dokumen-dokumen teknis pengesahannya bisa dilakukan secara inhouse karena kalau melibatkan individual freelancer pasti biayanya akan lebih mahal. Namun tentunya, Insinyur yang berlisensi atau memiliki ijin praktik tadi akan dihargai dengan remunerasi lebih besar dibandingkan Insinyur atau Sarjana Teknik yang belum memiliki ijin praktik atau STRI tadi.
Di samping benefit yang diberikan untuk pemegang STRI ini, ada tanggung jawab dan konsekuensi yang harus dihadapi apabila Professional Engineer tadi melakukan malpraktik keinsinyuran yakni bisa diancam dengan denda bahkan pidana. Merujuk pada kasus runtuhnya viaduct structure di Singapore mengakibatkan salah satu PE Singapura harus membayar denda dan dipenjara.
Hal lain yang menarik di luar negeri yang sudah mapan implementasi UU keinsinyurannya, bahwa setiap proyek-proyek di tahap budget initiation sudah menganggarkan PE stamp fees sekitar 1-3%. Contoh-contoh inilah yang membuat para Insinyur Profesional di luar negeri hidup lebih sejahtera dan lebih makmur. Kemudian siapa yang wajib untuk melakukan engineering deliverables approval atau endorsement dalam suatu proyek? Untuk proyek APBD/APBN/Loan yang dimanage oleh kementerian Pejabat Pembuat Komitmen sudah wajib untuk memiliki STRI untuk bisa melakukan fungsi pengesahan tadi.
Berikut daftar siapa-siapa yang wajib memiliki ijin praktik keinsinyuran dalam suatu proyek antara lain: Pejabat Pembuat Komitmen – APBD/APBN/Loan – Government Project, Client’s Project Manager/Director, Contractor/Consultant’s Project Director (in some extent), Project Manager, Project Engineer, Construction Manager, Senior Design Engineers, Inspectors, Construction Engineers, Quality Control Engineers, Safety Engineers, Mining Engineer, Environment Engineer dan lainnya.
Habibie di akhir sesi menyatakan bahwa adalah domain PII sebagai engineering authority yang akan melakukan finalisasi Professional Engineer Practice Guidelines termasuk desain baku PE stamp dan reproduksinya.
Sesi workshop ditutup oleh Ir. Prastiwo Anggoro Ketua PII cabang Batam yang kemudian akan melaporkan kegiatan workshop ini berupa saran dan rekomendasi ke Pengurus PII Pusat. Hadir pada kegiatan ini Ir. Taufik Nur, IPM., ASEAN Engineer Sekretaris Forum Penyelenggara Program PS PPI FTI-UMI, Ir. Asrul Aatuwo Sekretaris PII Wilayah Sulawesi Tengah dan beberapa pengurus cabang dan wilayah di seluruh tanah air.
Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII) kembali menggelar sesi online training kesekian kalinya di masa Pandemi dua bulan terakhir. Sesi kali ini adalah Innovation of Product & Services, Approach to Design Thinking yang dibawakan oleh Prof. Ir. Tresna Sumardi, IPM yang juga adalah Ketua Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia.
Prof. Tresna mengemukakan bahwa suatu design harus memenuhi tiga objective antara lain: people desirable, technical feasible and business viable. Studi kasus pertama suksesnya design thinking implementation adalah AirBnB Services di mana layanan digital yang disediakan untuk konsumen yang ingin merasakan sensasi menginap di rumah mewah yang disediakan oleh host atau pemilik rumah. Mereka dipertemukan dalam suatu online services. Services ini banyak terjadi di Beverly Hills di mana pemilik rumah mewah memasarkan rumah mereka kepada customer yang ingin merasakan sensasi “it feels like own home”.
Studi kasus kedua adalah Nest Learning Thermostat. Nest hadir dengan tiga tantangan inovasi antara lain came up with solution that people loved (people desirable), technical feasible (come-up with a way to solve it technically) dan came-up with a business model to give rebates to encourage people to be more energy efficient. Aplikasi Nest thermostat ini oleh Prof Tresna adalah aplikasi artificial intelligence yang mempelajari behavior dari manusia dalam hal penggunaan air conditioning sebagai contoh dengan cara merecord data suhu secara berkala dalam dua minggu, mempelajari trend pemakaian AC dan akhirnya mencreate program penggunaan AC sesuai kebutuhan manusia secara otomatis. Program bisa diubah dengan web atau mobile devices.
Sesi online training ini dihadiri oleh setidaknya 30 peserta dari berbagai disiplin dan instansi/perusahaan termasuk dari pengurus BKM dan pengurus pusat PII. Hadir menjadi peserta online session ini antara lain Sekjen BKM PII Ir. Ade Irfan dan Ir Habibie Razak Sekretaris PII Learning Center.
ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) kembali menggelar sesi webinar yang kali ini mengangkat topik “IoT & Digitalization for Engineers”. Webinar ini sukses terselenggara berkat kerjasama AFEO dan Mechanical Engineering Technical Division, the Institution of Engineers, Malaysia (METD – IEM) yang juga menugaskan dua pembicara; Ir. Dr. Alvin Yap dan Ir. Dr. Harris A R Sabri.
Kedua pembicara menjabarkan beberapa contoh implementasi IoT dan Digitalisasi di bidang keinsinyuran di mana aplikasi ini akan mampu mereduce down time atau loss time yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja para engineers. Ekspektasi trend terkait IoT & Digitalisasi di tahun 2025 oleh pembicara antara lain: 10 persen dari populasi mengenakan pakaian yang tersambung dengan internet, robot farmasi pertama di Amerika Serikat, Mobil 3-D printed pertama yang akan diproduksi, 5% produk consumer goods printed in 3D, 90% populasi dengan regular access ke internet, Mobil tanpa pengemudi (driverless cars) akan bertambah menjadi 10% di AS, kota pertama lebih dari 50.000 penduduk tanpa menggunakan traffic lights, lebih dari 50% lalulintas internet ke rumah-rumah untuk appliances and devices.
Era IoT dan digitalisasi oleh Dr. Harris juga akan memberikan risiko untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Profesi seperti dokter, guru, insinyur, dan polisi dalam kategori low risk, sedangkan teknisi, sekretaris, mekanik, repairmen, cleaners masuk dalam kategori medium risk dan clerk, telemarketers, sales, factory workers dam receptionist masuk dalam kategori high risk yang bisa tergantikan oleh robot.
Moderator pada event kali ini, Alex Looi – salah satu pengurus IEM. Webinar dihadiri oleh setidaknya 30 peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara. Ir. Habibie Razak Sekretaris PII Learning Center juga turut hadir pada webinar ini.