Author Archives: habibierazak

About habibierazak

Oil & Energy Professional, Project Manager, Vice Chairman of Professional Organization & Activists

Memupuk Persaudaraan melalui EPC Knowledge Sharing PII Cabang Makassar, 18 November 2017

Siapa yang menyangka sesi knowledge sharing bisa diadakan setidaknya sekali sebulan oleh PII Cabang Makassar di bawah kepemimpinan Dr. Ir. Rusman Muhammad, IPM., ASEAN Eng. Program kursus atau sharing session ini berisikan materi attractive yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini seperti Engineering, Procurement and Construction (EPC) Contract and Project Management, Liquefied Natural Gas Infrastructure dan banyak lagi.

Sharing session yang difasilitasi oleh Ir. Habibie Razak pada Hari Sabtu, 18 November 2017 memberikan gambaran tentang kontrak Rancang Bangun atau biasa dikenal dengan EPC seperti keunggulan kontrak EPC dibandingkan kontrak konstruksi lainnya dari sisi keamanan investasi dan seterusnya. Pada sesi ini juga dikupas habis tentang proposal management untuk tender EPC oleh kontraktor EPC termasuk manajemen proyek EPC dimulai dari fase design, procurement dan konstruksi. Saat ini, untuk proyek 35.000 MW banyak menggunakan skema EPC di mana hanya satu Kontraktor yang bertanggung jawab terhadap semua scope pekerjaan dan deliverables sesuai dengan apa yang tercantum di kontrak dimulai dari fase design, pengadaan, konstruksi sampai pada commissioning dan pemeliharaan.

Diharapkan para Insinyur yang berdomisili di kawasan Indonesia Timur semakin familiar dengan model kontrak EPC ini karena pemerintah, BUMN dan swasta akan lebih banyak membangun ke arah timur dan diharapkan para Insinyur di KTI siap bekerja mengisi megaproyek yang akan dilaksanakan segera seperti proyek pembangkit listrik, transmisi, LNG Receiving Terminal (onshore dan FSRU), dan lainnya.

Salam Insinyur, Bravo PII Cabang Makassar.

 

Konferensi ASEAN Federation of Engineering Organizations (CAFEO 35), Bangkok, Thailand

Konferensi Insinyur se-Asia Tenggara atau CAFEO 35 tahun ini berhasil diadakan di Queen Sirikit Convention Center, Bangkok, Thailand pada Tanggal 14 – 19 November 2017. Konferensi yang dihadiri lebih dari 2000 delegasi terdiri dari 10 negara ASEAN berlangsung sangat meriah dimulai dari friendly golf tournament, opening ceremony, country report presentation, technical paper session, AFEO energy working group, YEAFEO meeting, WEAFEO meeting, technical tour sampai pada acara penganugerahan AFEO award kepada delegasi yang merepresentasekan negara masing-masing.

 

 

 

Kali ini Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang merupakan bagian dari federasi organisasi profesi Insinyur se-Asia Tenggara mengirim sekitar 200 Insinyur untuk menghadiri CAFEO ke-35 di Bangkok ini. Dari 200 delegasi ini 12 di antaranya adalah penerima AFEO Award untuk kategori Distinguished Honorary Fellow, Honorary Fellow and Honorary Member and sekitar 83 Insinyur berhasil meraih gelar ASEAN Engineer Register (AER) termasuk di antaranya 6 penerima AER dari PII Cabang Makassar di bawah mentoring Dr. Ir. Rusman Ketua PII Makassar dan Dekan FTI UMI, Ir. Zakir Sabara. Ada pun untuk sesi technical paper, PII berhasil mengirimkan beberapa presenter/author and co-author untuk 5 technical paper. Tradisi technical paper submission setiap tahun pun PII bisa pertahankan. PII Luwu Timur mendominasi sesi technical paper dengan 3 paper lolos conference proceedings. Prestasi yang sungguh membanggakan buat PII tahun ini.

Country presentation session pada Hari Kamis, Tanggal 16 November 2017 dibawakan langsung oleh Ketua Umum PII Bapak Dr. Ir. Hermanto Dardak, IPU. Dalam presentasenya Beliau memaparkan profil organisasi PII dimulai dari tahun pendiriannya, jumlah pemegang sertifikasi Insinyur Profesional, jumlah Anggota PII yang tersebar di Indonesia dan di luar negeri dan struktur organisasi PII secara umum. Pada slides berikutnya, Ir. Hermanto juga memperkenalkan sistem profesi keinsinyuran berdasarkan UU No. 11/2014 dan tentunya Beliau memaparkan overview tentang Indonesia saat ini dimulai dari total GDP dan GDP/kapita, program percepatan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, program pembangunan pembangkit listrik dan target renewable energy yang dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi – JK. Pada kesempatan ini, Beliau juga menayangkan sebuah video yang sangat impresif dan menyita perhatian delegasi dari negara lain tentang bagaimana Indonesia dalam proses pesat pembangunan infrastruktur dan keterlibatan Insinyur Indonesia di dalam pembangunan ini.


Hadir di CAFEO ke-35 ini, Bapak Menteri Perindustrian, Ir. Airlangga Hartarto, MMT., MBA., IPU memberikan pidato singkat tentang cita-cita dan arah Industri Indonesia di masa depan  dan bagaimana peran PII dan para Insinyurnya di dalam mengakselerasi cita-cita ini. Ir. Airlangga menerima Distinguished Honorary Fellow dari AFEO Committee diikuti oleh beberapa nama penerima Honorary Fellow dan Honorary Member seperti Ir. Machnizon Masri salah satu Direktur PLN, Ir. Handoko Direktur McDermott Indonesia, Ir. Ricky Hikmawan Ketua BK Kimia PII.

Indonesia akan menjadi tuan rumah midterm meeting tahun depan diikuti CAFEO 36 di mana Singapura menjadi tuan rumah. Bravo Persatuan Insinyur Indonesia, Vivat Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Technical Visit to Indonesia Infrastructure Week, 8 – 10 November 2017

The Indonesia Infrastructure week was held from 8 – 10 November 2017 in Jakarta Convention Center. Unlike previous year’s event, these three days seminar and exhibitions only presented 4 sectors which are: water, rail, ports and traffic infrastructures. The event didn’t present any sponsors and booth participants from energy infrastructure sectors.

The exhibition booths which I visited on first day of the event such as the booth belongs to the National Construction Services Development Agency (LPJK) under supervision of the Ministry of Public Works and Housings. The presentation of the booth was more to emphasize on the construction professionals certification in Indonesia which was ruled under the Law No.2/2017 regarding Construction Services. One of the speakers from LPJK, Ir. Bachtiar Sirajuddin mentioned, the competency standard of construction professionals including Engineers working in the field of constructions was already included in the national work competency standards issued by the ministry of manpower. The construction workers both experts and skilled will need to be certified by profession certification body called LSP and later registered to the Ministry of Public Works and Housings.

 

The other booths that I visited was belong to Hauraton, a German’s drainage channel product. This booth was located closely to other German’s affiliated company booths. The state owned enterprises such as WIKA, Pembangunan Perumahan, Waskita Karya and others were also present as the booth exhibitors. They mostly introduced their logistic infrastructure products such as concrete technology, sheet pilings, and construction equipment. as part of the event, there were several seminars organized by IAI, the Indonesian Architect Institution and the Association of Construction Companies in Indonesia. One of the companies from China also introduced the technology of high speed train.

PLN as the state-owned electricity company was also shown up in the event and this time they were more in giving generic promotion of what PLN has been serving for community in term of electricity needs.

 

 


 

Ujian Wawancara Insinyur Profesional Madya (IPM) Kerjasama PII Cabang Palembang

Animo para Sarjana Teknik (ST) di dalam mengikuti program sertifikasi Insinyur Profesional sangat tinggi beberapa tahun terakhir ini setelah dikeluarkannya UU No.11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran. Meskipun Peraturan Pemerintah (PP) yang merupakan turunan dari UU ini baru akan disahkan akhir tahun ini tidaklah menurunkan minat para ST dan Insinyur untuk segera menjadi Insinyur tersertifikasi. Adalah PII Cabang Palembang menyelenggarakan uji kompetensi Insinyur Profesional di Palembang pada Hari Senin, 30 Oktober 2017 lalu mengundang tiga (3) majelis penilai dari BK Sipil dan seorang staff sertifikasi PII Pusat.

Ketua Tim Majelis Penilai (MP), Ir. Wahyu Hendrastomo bersama dua rekan MP lainnya, Ir. Andi Taufan Marimba, IPM dan Ir. Habibie Razak, IPM menguji setidaknya 10 calon IPM di ruang meeting Hotel Swarna Dwipa, Kota Palembang. Ruli salah seorang staff PII Pusat menyampaikan ke pengurus PII Cabang Palembang, Ir. Mukhlis untuk lebih intens lagi berkomunikasi dengan PII Pusat terkait penyelenggaraan program sertifikasi Insinyur Profesional ini. “Setidaknya kegiatan sejenis dilakukan sekali dalam sebulan itu sudah sangat luar biasa” imbuh Ir. Wahyu kepada pengurus cabang.


Sesi ujian wawancara ini pun ditutup di sore hari oleh Ketua Tim MP dan dilanjutkan dengan sesi santai yang salah satunya adalah diskusi tentang investasi Pembangkit Listrik Batubara di Propinsi Sumatera Selatan. Menurut penuturan Ir. H. Syarifuddin, salah seorang pengurus, cadangan batubara di Sumsel ini masih sangat besar dan kebutuhan listrik untuk masyarakat Sumatera dan Sumsel khususnya sangat tinggi termasuk inisiatif membangun infrastruktur publik seperti LRT, MRT dan seterusnya yang tentunya membutuhkan lebih banyak pasokan listrik lebih banyak lagi. Habibie Razak memaparkan tentang strategi investasi pengembangan pembangkit listrik dimulai dari pembentukan special purpose vehicle (SPV) company dari bentukan beberapa perusahaan, kajian studi kelayakan untuk coal fired power plant sampai pada penandatanganan PPA dan pengoperasian pembangkit listrik. “Proyek pembangkit listrik sangat seksi dan attractive saat ini karena IRR, NPV dan payback periodnya sangat menarik” kata Habibie Razak di sela-sela diskusi.


Sukses PII Cabang Palembang, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat.

Brussels Trip for Business Development Seminar, 2 – 7 October 2017

“We are looking forward to meeting you in Brussels” sapa OC Seminar via email dua minggu sebelum keberangkatan ke Brussels dalam rangka Seminar Business Development yang menghadirkan seluruh BD manager di tiap entity Tractebel yang ada di seluruh dunia. Seminar yang diselenggarakan dari Tanggal 5 – 6 Oktober 2017 ini dihadiri tidak kurang dari 60 BD managers dari setidaknya 50 negara. Seminar ini dibuka secara langsung oleh Daniel Develay, CEO Tractebel ENGIE. Saya satu-satunya delegasi dari Tractebel Indonesia menghadiri event ini sesuai tugas saya sebagai Sales & Business Development Manager for Indonesia & Malaysia operation.

Saya berangkat dari Jakarta Senin malam dengan Turkish Airline maskapai penerbangan Turki -TK 0057 menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam menuju Istanbul Attaturk International Airport dan kemudian transit selama kurang lebih 2.5 jam di bandara ini kemudian lanjut lagi dengan penerbangan menuju Brussels menempuh sekitar 3.5 Jam. Perbedaan waktu Istanbul maupun Brussels dari Jakarta adalah 5 jam lebih lambat. Satu pesawat dengan saya, kawan dari Jakarta, Haikal, profesional graphic design yang saat ini terlibat mengawasi proyek ASIAN Games di Senayan. Haikal berkunjung ke Brussels dalam rangka liburan menemui kakaknya yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja dan menetap di Belgia. Kami tiba di Brussels international airport hari Selasa Pagi Pukul 10.30 waktu setempat.

 

Saya pun beranjak menuju stasiun Bawah Tanah Brussels airport untuk membeli tiket menuju Brussels Central yang ditempuh kurang dari 30 menit. Dari Brussels Central station kemudian berpindah moda transportasi dengan Brussels Metro menuju Roodebeek selama kurang lebih 20 menit. Dari stasiun Roodebeek ini saya beranjak naik tangga menuju stasiun Bis dan berangkat menuju Ariane Avenue street tempat di mana Headquarter Tractebel ENGIE berada. Tractebel adalah perusahaan konsultan dan EPC di bidang energy dan infrastructure beroperasi lebih dari 150 tahun dan merupakan salah satu subsidiary dari ENGIE perusahaan IPP terbesar di dunia dan Energy Developer asal Perancis.

Hari Selasa dan Rabu saya bertemu beberapa kolega yang saat ini aktif membantu proyek kami di Indonesia dan Malaysia. Mereka bekerja kebanyakan di domain power & gas dan energy transition business line. Adalah tak kenal maka tak sayang, awalnya kami hanya berkomunikasi lewat email dan skype call dan sekarang kesempatan buat saya bertemu mereka secara langsung, saling mengenal lebih dekat. Teringat 4-5 tahun yang lalu sebelum bekerja di tempat sekarang saya juga menyempatkan mengunjungi headquarter perusahaan sebelumnya sampe harus traveling selama 36 Jam dari Jakarta. Untuk trip ini lebih ringan hanya 18 Jam saja, jadi sudah biasa aja kaliiii…Hari Selasa sore saya ditemani kawan baru Jeremy yang bekerja untuk energy storage and transmission department menuju Diamant Suites, salah satu hotel kecil yang tidak jauh dari kantor.

Hari Rabu sore, 4 Oktober 2017 setelah jam kerja saya pun dengan pesanan taksi dari kantor beranjak menuju Hilton Hotel Grand Place untuk check-in tempat di mana seminar diselenggarakan. Check-in sore hari memberikan kesempatan untuk beristirahat selama  kurang lebih 3 Jam. Malam hari pun semakin dingin dengan suhu di bawah 10 derajat C tidak menurunkan semangatku untuk keluar berjalan kaki menapaki trotoar dan lorong-lorong pusat kota Brussels ini. Setelah berjalan kurang lebih setengah jam di tengah dinginnya suhu kota ini of course, seperti biasa di setiap oversea trip saya pun mengunjungi Hard Rock Cafe untuk sekedar berfoto dan membeli T-Shirt. Di Kafe ini diisi oleh American Community yang sengaja datang ke tempat ini untuk minum menghangatkan badan dan bercanda gurau.

Hari Kamis pagi, acara seminar pun dimulai Pukul 09.30 dimulai dari pembukaan dan kemudian presentase oleh Manager setiap Business Line dimulai dari Business Line Infrastructure & Environment, Nuclear, Power & Gas, Hydro, ENGIE Laborelec & Energy Transition. Sesi sore hari diisi dengan beberapa permainan yang salah satu diantaranya adalah setiap group terdiri dari 4 profesional. Pada setiap group ini profesional diminta untuk mempresentasekan business line (BL) yang bukan merupakan business line di tempat  mereka bekerja. Saya kebagian mempresentasekan BL energy transition kemudian meminta ketiga lainnya untuk menilai teknik presentase saya di depan mereka yang saya simulasikan sebagai client saya, it was an awesome game.

 

 

 

Di hari pertama ini kami juga kebagian buku kecil di sampulnya bertuliskan Business Development Passport di mana di dalam buku kecil ini terdapat isian hampir seluruh entities Tractebel yang berada di dunia. Kami sebagai peserta diminta untuk mengisi informasi tentang country manager di setiap negara di mana Tractebel eksis termasuk isian referensi proyek dan main strength yang dimiliki oleh setiap entity yang ada. Untuk mendapatkan informasi setiap entity dan mengisinya ke dalam buku kecil tadi mau tidak mau para peserta wajib untuk berinteraksi dengan para peserta dari business entity lainnya. Dengan simulasi seperti ini mereka akan saling mengenal setidaknya nama, asal negara dan di entity mana mereka ditempatkan.

 

 

 

Hari Kamis malam, organizing committee mengundang para peserta untuk dinner time dan berkeliling di radius 3 km pusat kota Brussels ini. Malam itu kami ditemani guide yang selama perjalanan menjelaskan tentang sejarah Kota Brussels dimulai Abad XVI sampai pada perang dunia kedua. Salah satu fakta adalah di mana Belgia dan juga Kota Brussels adalah tempat bertemunya tentara aliansi Amerika Inggris dan pasukan Jerman untuk berperang. Di pusat kota ini terdapat patung “Manneken Pis” patung anak kecil yang sedang buang air kecil. Setelah menikmati dinner kami pun berangkat lagi ke salah satu cafe tidak jauh dari pusat stock exchange untuk menikmati beberapa teguk Belgian Beers.

Hari Jum’at pagi di sesi BD seminar ini menghadirkan beberapa materi menarik di antaranya adalah sesi tentang ownership and business performance menghadirkan motivator yang mengupas habis pentingnya peran ownership dalam suatu perusahaan. Setidaknya ada tiga level ownership yang didiskusikan antara lain: first degree ownership dalam hal ini profesional tidak memiliki kepemilikan sama sekali terhadap perusahaan, dia tidak memiliki semangat memiliki perusahaan tempat dia bekerja dan kelihatan dari cara kerja dan hasil yang akan dicapainya. Second degree adalah dia hanya care pada tugas dia dan selalu membatasi diri untuk melakukan inisiasi yang lebih besar di luar tugas dia, “this is my job and you do yours, the rest is I am not involved”. Third degree adalah profesional memiliki sense of ownership terhadap semua yang terkait dengan bisnis perusahaan dan memiliki ownership untuk bersama-sama yang lain melakukan yang lebih untuk membesarkan perusahaan. Third degree ownership ini diharapkan dimiliki oleh profesional dengan bukan hanya membesarkan entity di tempat dia bekerja tapi juga mendorong entity lainnya yang masih dalam tahap development untuk juga bisa menjadi sukses dan meraih target sales dan project executions.

Hari Jum’at sore akhirnya harus beranjak menuju Brussels airport untuk mengejar pesawat yang berangkat Pukul 06.45 sore. Adalah kolega dari Gas Competence Center, Cedric and Lorena mengunjungi saya di acara seminar karena beberapa hari sebelumnya mereka di luar kota untuk business trip sehingga tidak menyempatkan bertemu mereka di kantor. Cedric menyempatkan mengantar ke bandara dan di jalan kami alot berdiskusi tentang present and future gas & LNG projects di Indonesia saat ini. An awesome moment adalah, di sore itu, sebelum berangkat ke Brussels airport saya menyempatkan berdiskusi sejenak dan berfoto dengan Daniel Develay, President & CEO Tractebel ENGIE. Beliau sungguh low profile dan menikmati bercanda gurau dengan Beliau.

Check in di Bandara ini, saya pun beruntung kedua kalinya bertemu dengan Habib dari Jawa Timur yang habis mengantar istrinya yang lulus beasiswa LPDP dan mulai aktifitas kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Belgia. Kami menyempatkan mengambil foto di perjalanan ini hanya sebagai bukti bahwa kami pernah di sini. Perjalanan menuju dari Brussels ke Istanbul menempuh waktu yang sama, transit di Istanbul beberapa jam kemudian melanjutkan perjalanan dengan maskapai Turkish airline lainnya menuju Jakarta.

Bravo Tractebel, Sukses Insinyur Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

Technical Visit to MRT Jakarta Construction Site, 28 September 2017

One of the biggest and challenging transportation projects in Indonesia now is the MRT Jakarta construction financed by the Japan Bank for International Cooperation in 2006. The first phase project started to kickoff since 2008 starting from design phase, procurement till construction. The construction progress has now reached 90% completion and expected to commission and operate in 2019. This first phase project is being constructed for approximately 16 kilometers from Lebak Bulus station down to Bundaran Hotel Indonesia which consists of  13 stations with  1 Depot.

Hasanuddin University Alumnus organized the proposal to visit the construction site and approved by the Management of PT MRT Jakarta. The event was conducted on Wednesday morning, 28th of September 2017 attended by 20 alumnus from Hasanuddin University. The event was firstly opened by Ir. William Syahbandar, President Director of PT MRT Jakarta and continued with his presentation on the company overview, vision and mission and its current and future projects. In his speech he expected MRT Jakarta will be the benchmark for other big cities in Indonesia to start developing their transportation system as the first thing to do couple years back by the company was also to benchmark the big cities in the world which were already implementing this MRT system. “We are developing this project based on the latest MRT technology” as Mr. Willy said.

This technical visit led and guided directly by Mr. William Syahbandar and his team. Prior to enter project site the participants were wearing the personnel protective equipment (PPE) consist of safety boots, hard hat dan safety vest. The HSE team of MRT Jakarta briefed the safety induction to all participants for 15 minutes. As the construction progress is already 90 percent completion, the main structure such as diaphragm wall, columns, and beams are already completed. The railway and sleepers are also nearly complete and the remaining works are more on the construction of the architectural buildings inside the station such as office, shops, escalators, and others. Lobby, information desk, automatic ticket dispensing machines, one-way fare-gates and so on will be provided soon as part of the main facilities inside the station.


Questions and answers between participants and MRT Jakarta team were very interactive during the visit and during nearly 2 hours visit the participants should have gained more information on the technical and commercial aspects of this particular project. This visit was dismissed and continued with lunch time session at Plaza Indonesia.

 

 

 

Kuliah Umum Infrastruktur Energi, Fakultas Teknologi Industri UMI, 16 September 2017

Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI UMI) kembali memfasilitasi kuliah umum bertemakan Infrastruktur Energi, Peluang dan Tantangan dihadiri oleh Mahasiswa(i) Jurusan Teknik Sipil dan Teknik Kimia di Auditorium KH Muhammad Ramly FTI UMI bertepatan Hari Sabtu, 16 September 2017. Sesi Kuliah Umum ini dibuka langsung Dekan FTI UMI, Ir. H. Zakir Sabara HW., IPM., MT., ASEAN Engineer.

Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa teknologi ketekniksipilan semakin pesat perkembangannya di dunia. Dunia saat ini membangunnya ke bawah seperti subway MRT and subway station construction, basement and tunneling construction termasuk konstruksi infrastruktur terkait energi seperti LNG Receiving Terminal, Pembangkit Listrik menggunakan energi terbarukan lepas pantai seperti offshore wind power generation dan seterusnya. Melihat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar sana menuntut tenaga pengajar di kampus untuk terus mengupdate ilmu yang dimililikinya bahkan di era serba internet saat ini mahasiswa lebih dituntut untuk belajar di luar sana langsung bersentuhan dengan industri termasuk senior-senior profesional yang bekerja di sektor energi untuk mendapatkan pencerahan keinsinyuran dan teknologi yang paling mutakhir. Sesi kuliah tamu ini tidak lain salah satu cara menghubungkan para mahasiswa dan profesional supaya terjadi interaksi yang lebih dalam lagi tentang kebutuhan dunia kerja kelak setelah mahasiswa(i) menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

Habibie Razak, dosen kuliah umum kali ini memaparkan tiga agenda paparan dan diskusi antara lain: gambaran proyek infrastruktur strategis prioritas nasional di Indonesia saat ini, gambaran proyek infrastruktur energi termasuk pembangkit listrik, gas dan LNG dan apa yang harus disiapkan untuk bisa berperan serta di proyek-proyek infrastruktur energi nasional di Indonesia. Habibie dalam paparannya menyampaikan bahwa kita masih kekurangan Insinyur untuk mengeksekusi proyek 35Ribu MW, setidaknya kita  membutuhkan sekitar 50 Ribu Insinyur hanya untuk proyek ketenagalistrikan saja. Diperkirakan untuk menutup kekurangan Insinyur Indonesia setidaknya bakalan 5.900 Insinyur Asing/Professional Engineer mengisi posisi yang tersedia.

Berbicara tentang Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Jasa Konstruksi Pada Proyek Ketenagalistrikan 35.000 MW setidaknya ada beberapa hal yang menjadi concern utama antara lain: bagaimana meningkatkan kinerja para perusahaan BUJK yang bisa dilakukan sebagai berikut:

  • Peningkatan kapabilitas dan kemampuan finansial
  • Peningkatan kinerja mutu dengan menerapkan sistem manajemen mutu bertaraf internasional
  • Peningkatan kinerja K4 dengan menerapkan sistem manajemen keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (SMK4) bertaraf internasional
  • Pengembangan teknologi pembangkit yang diharapkan bisa dibangun anak bangsa.

Sedangkan Program Peningkatan Kompetensi  Tenaga Ahli Konstruksi tidak lain adalah memfasilitasi tenaga ahli :

  • Sertifikasi baru bagi tenaga yang baru akan mendapatkan sertifikasi.
  • Perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Melalui Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB), Peningkatan kualifikasi tenaga ahli dari Tenaga Ahli Muda menjadi Tenaga Ahli Madya dan Peningkatan tenaga Ahli Madya menjadi menjadi Tenaga Ahli Utama

Habibie juga memaparkan bahwa Indonesia sebagai negara yang cukup kaya akan gas alam berusaha mengoptimalkan penggunaannya untuk untuk kebutuhan energi domestik yang ramah lingkungan  dengan membangun infrastruktur LNG/gas dimulai dari LNG liquefaction, LNG transportation baik darat maupun laut, sampai dengan membangun LNG receiving terminal di beberapa wilayah di Indonesia. Sebutlah PLN yang saat ini rencana membangun lebih dari 40 LNG receiving terminal dari Sabang sampai Merauke dan proyek-proyek strategis ini semestinya diisi oleh para Insinyur Indonesia yang berdomisili di Timur Indonesia. Mau tidak mau kita harus siap atau para lulusan Perguruan Tinggi di KTI hanya akan menjadi penonton saja di kampung sendiri.

Sesi tanya jawab pada kuliah umum kali ini berlangsung sangat interaktif dan diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot dari para mahasiswa(i) yang hadir. Sukses terus proyek infrastruktur energi Indonesia, jayalah Insinyur Indonesia.

The 6th INDONESIA EBTKE ConEx 2017 at Balai Kartini, 13 -15 September 2017

The 6th Indonesia Renewable Energy and Energy Conservation (EBTKE) was organized successfully from 13th to 15th of September 2017. The event consist of conference and exhibition for 3 days at Balai Kartini, Jakarta. The event was attended by at least 500 delegates from different companies both local and overseas. The exhibition booths were fulfilled by various reputable corporations such as ENGIE group, PERTAMINA group, and several others. The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM ministry) was also participating by organizing their own booth for three days exhibition.

The theme of this event is Renewable Energy is a Solution to Energy Security and Paris Agreement. The conference was opened ceremony by the Ministry of ESDM Mr. Ignasius Jonan after having Mr. Surya Darma the Chairman of Indonesia Renewable Energy Society (METI) delivered the report of organizing committee. In his speech, Jonan said he is indeed very optimistic in the near future the renewable energy investment will be more competitive to decouple the fossil fuel projects. This was proven couple days back he signed the minihydro PPA which is the tariff is 6.7 – 6.8 centUSD/Kwh in Central Java. The other renewable energy such as solar PV and geothermal will catch up soon. He also stated, during his 10 months working at his position, he already signed 723 MW PPA for renewable energy power generations.

 

 

Mr. Ignasius also witnessed the signing ceremony of several agreements accompanied by the General Director of ESDM EBTKE Rida Mulyana on renewable energy sectors such as the MOU between Balitbang and The Greatwall Drilling Company of the China National Petroleum Corporation, Cooperation between University of Indonesia, University of Gajah Mada, Bandung Institute of Technology, PLN and Geodipa for Research and Development in Geothermal, Funding Cooperation for the Development of Wilayah Kerja Panas Bumi (Geothermal concession) between PLN and SMI, and the signing ceremony of Renewable Energy Projects with REI.

The first day session after the opening ceremony continued with panel discussion consist of several speakers from several institutions and corporations such as National Development Planning Agency (BAPPENAS) represented by the Minister of BAPPENAS himself, Mr. Bambang Brodjonegoro, the International Finance Corporation (IFC), Danish Ambassador for Indonesia, US Ambassador for Indonesia, Indonesian Chamber of Commerce and Industry, Supreme Energy and IEA. The first day event also consist of the press conference of METI in front of the exhibition area represented by the Chairman of Organizing Committee Paul Butarbutar. Before leaving this EBTKE ConEx 2017 Mr. Paul also accompanied Mr. Jonan visited several booths including the visit to France Pavilion booth which consisted of French companies such as ENGIE group, Vinci Energies, and others.

In his speech, Mr. Bambang the Minister of BAPPENAS suggested there are at least points should be considered by the energy player in order to be successful in Indonesia (1) The developer should bring the low interest financing in order to meet the economic feasibility of the project (2) The involvement of existing big energy companies such including SOEs and private companies (MEDCO, Adaro, etc.) (3) The new player in this business should partner with big players so there will be learning process as well as the reduction of investment risks. The financing and equity capabilities of new players can be then tackled by the big ones.

Tractebel Engineering Indonesia (TEI), a group of ENGIE was taking part to the event by sending their three delegates, Mr. Nicolas Vaudremont (CEO, Product Director Renewable), Mr. Julien Blommaerts (Product Director T & D, VP Business Development) and Mr. Habibie Razak (Product Director Gas & LNG, Business Development and Sales Manager). Mr. Pupu Rahmat the Marketing Specialist of TEI was also available at the exhibition area had been very active in communicating and interacting with the conference delegates and visitors who visited the booth area.

The EBTKE ConEX was in Conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2017 has been very successful therefore we thank to the Host METI – The Indonesia Renewable Energy Society, The Endorser the Ministry of ESDM Indonesia and the Main Sponsor Pembangunan Perumahan.

Vivat Indonesia Renewable Energy Investments….Hoping the target of 23% Renewable Energy Power Generations in 2025 can be achieved. This will prove the commitment of Indonesian government to Paris Agreement.

 

 

 

 

 

 

 

Knowledge Sharing on LNG Organized by PII Cabang Makassar, 26 Agustus 2017

Kursus LNG yang diinisiasi oleh PII Cabang Makassar pada Hari Sabtu, 26 Agustus 2017 dihadiri oleh 6 peserta yang bergelut di berbagai sektor antara lain migas, infrastruktur, dosen dan pembangkit listrik. Kursus ini dibuka oleh Ketua PII Cabang Makassar, Dr. Ir. Muhammad Rusman, MT., IPM., ASEAN Eng. yang juga adalah Kepala Departemen Teknik Industri Universitas Hasanuddin berharap ke depan kursus sejenis ini bisa sering dilakukan di level daerah sehingga terjadi distribusi pengetahuan secara merata bagi para Insinyur yang bergelut di proyek-proyek nasional di daerah.

Tiga peserta dari PT Surveyor Indonesia yang saat ini bekerja di proyek pengawasan Pembangkit Listrik di Sulawesi Selatan menyadari bahwa dunia LNG akan segera datang di mana PLN dalam masterplannya merencanakan membangun LNG infrastructures di seluruh Indonesia seperti LNG Hubs dan LNG Receiving Terminal. “Kompetensi LNG sangat perlu buat kami sebagai pengawas proyek dan harapannya untuk setiap proyek infrastruktur LNG ini PT Surveyor Indonesia mampu mengambil peran signifikan” Ujar Ir. Karman. Ir. Talib menambahkan “diskusi LNG ini bisa dilanjutkan lewat group teknis seperti WA group agar pengetahuan terkait LNG semakin bertambah jangan hanya di sesi sehari knowledge sharing ini”.

Hadir juga Ir. Andi Hafizul, IPP peserta terjauh dari Chevron Riau, berharap “LNG bisa menjadi bisnis yang attractive di Indonesia selain LNG adalah bahan bakar yang lebih murah dari oil based fuel juga ramah lingkungan”. Ir. Arfah dan Ir. Rahmat keduanya adalah pengusaha muda yang juga bekerja sebagai profesional dan dosen berharap bisa mengambil peran sebagai subkontraktor atau bagian dari KSO untuk proyek-proyek infrastruktur LNG di Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur.

Sesi knowledge sharing ini diarahkan oleh Ir. Habibie Razak memberikan pemaparan tentang LNG dimulai dari LNG fundamental, LNG market dan LNG technology di dunia saat ini termasuk studi kasus proyek LNG Liquefaction dan LNG Receiving Terminal.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

Wawancara Calon Insinyur Profesional Madya BKS PII, Medan, 19 Agustus 2017

Majelis Penilai Badan Kejuruan Sipil yang diketuai oleh Ir. Bachtiar Sirajuddin kembali mengutus Majelis Penilai BKS PII untuk menghadiri sidang wawancara di Medan, 19 Agustus lalu. Memenuhi undangan Pengurus PII Sumut yang dikoordinir oleh Ir. Budhi Santri, IPM, Ir. Kayan Sutrisna, Ir. Andi Taufan Marimba dan Ir. Habibie Razak berangkat dari Jakarta ke Medan pada Hari Sabtu subuh untuk mewawancarai 10 Calon IPM dari 12 calon yang lulus portfolio assessment.

Lokasi wawancara calon IPM berada di Kota Deli Serdang tepatnya di Budaya Resto, salah satu resto yang cukup populer di daerah ini. Ujian wawancara dimulai Pukul 09.00 pagi hingga Pukul 17.00 sore untuk 10 calon IPM. Kata sambutan oleh Ir. Budhi Santri yang juga adalah Sekretaris PII Wilayah Sumut menyampaikan sekiranya PII Sumut akan lebih progresif lagi di dalam menelurkan Insinyur Profesional dan juga akan  mampu menelurkan assessor atau majelis penilai di wilayah ini sehingga diharapkan setiap ada ujian seperti ini sudah bisa mengikutsertakan assessor lokal juga.

 

Istirahat dan sekaligus makan siang dihadiri oleh para majelis penilai, peserta wawancara dan pengurus PII Sumut. Kelihatan juga Ir. Ricson Simarmata Ketua PII Sumut hadir pada acara ini tentunya memberikan semangat kepada para calon IPM yang menjalankan sesi wawancara ini. Hasil wawancara kemudian akan diumumkan oleh Biro Sertifikasi PII paling lambat seminggu setelah wawancara. Ir. Kayan sebagai Ketua Tim Majelis Penilai merasa sangat puas dengan hasil wawancara ini dan berharap semua peserta lulus dan mendapatkan sertifikat IPM. Ir. Habibie Razak juga menyampaikan bahwa setelah bersertifikat IPM para Insinyur Profesional ini dituntut untuk melakukan program Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) dengan mensubmit laporan PKB sekali dalam setahun.

Majelis Penilai menginap di Hotel Garuda Plaza di tengah Kota Medan dan seperti biasa tidak elok tidak menyempatkan diri menikmati hidangan Durian Ucok yang sangat terkenal itu. Malam itu, setelah makan malam durian Ucok pun menjadi hidangan penutup sebelum balik ke hotel untuk beristirahat karena keesokan subuhnya Majelis Penilai BKS PII harus kembali ke Jakarta.

Bravo PII Pusat, Sukses Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat