World Clean Coal Conference yang diadakan di Le Merridien Hotel, Jakarta selama dua hari ini mengundang banyak antuasisme dari pelaku industri mining, oil & gas di negara tercinta ini. Isu komersialisasi gasifikasi batubara menjadi isu sentral pada konferensi ini.
Indonesia adalah negara eksporter terbesar batubara saat ini di dunia ironisnya deposit batubara kita tidak lebih besar dari 6 negara lainnya seperti US, Amerika, China dan Australia. Batubara kalori tinggi untuk saat ini memang cukup bernilai tinggi diekspor ke beberapa negara di dunia dan kalori menengah lebih banyak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik domestik.
Indonesia menurut kementerian ESDM 2014 memiliki lebih dari 32 Milyar Ton coal reserves dan sekitar 40 persen di anataranya adalah low rank coal (lignite). Typically, Indonesia lignite memiliki properti seperti high moisture content (>35% AR), low ash content (>12% DB), low sulphur content (<2% DB) dan low calorific value (<5100 kcal/kg AB). Lignite saat ini tidak banyak dieksploitasi berbeda dengan adanya interest yang lebih besar pada batubara kalori menengah (sub bituminuous) dan kalori tinggi (bituminuous).
Mengapa kemudian Indonesia diharapkan memberikan perhatian lebih besar pada monetisasi lignite? Ada beberapa hal yang mendasari antara lain:
- Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba yang isinya adalah Pemerintah mengharuskan pelaku tambang untuk memberikan nilai tambah pada bahan tambang. Pola pikir harus berubah dari mining commodity menjadi strategic commodity.
- Insentif dari pemerintah termasuk income tax, import tax, VAT, etc untuk gasifikasi batubara dan penambangan batubara kalori rendah (PP No. /2007 dan PP Np. 62/2008)
- Peningkatan kebutuhan domestik untuk chemicals yang kemudian meningkatkan mengakibatkan pada kenaikan volume impor bahan kimiawi. Batubara kalori rendah diharapkan menjadi feedstock alternatif untuk pembangunan coal gasification to chemicals.
- Penurunan sumber gas alam and kenaikan impor gas mengakibatkan biaya produksi menjadi sangat mahal untuk kebutuhan produksi pupuk dan petrokimia lainnya.
- Rencana strategis pemerintah untuk membangun chemical processing industry untuk memenuhi konsumsi domestik dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Konferensi kali ini menghadirkan pembicara dan delegasi yang lebih banyak dibandingkan konferensi sejenis tahun lalu yang juga diorganize oleh conference producer yang sama. Pembicara yang hadir antara lain dari perwakilan pemerintah seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). perwakilan dari BUMN seperti Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), lisensor teknologi seperti Shell, UHDE TKIS, Siemens, Haldor Topsoe dan lainnya.
Black & Veatch juga tidak ketinggalan memberikan nilai tambah pada event ini di mana Eddy Karmana – Senior Process Engineer tampil menjadi pembicara didampingi oleh Habibie Razak – Project Manager mempresentasekan “Indonesia Coal Gasification Opportunities; Monetizing Indonesia Lignite”. Pembicara dalam presentasenya memaparkan 2 studi kasus pemanfaatan batubara untuk pupuk (ammonia, urea) dan methanol.
Tantangan dan peluang gasifikasi batubara menurut Black & Veatch antara lain:
- Gasifikasi dapat menghasilkan nilai tambah, produk petrokimia dan energi dari gasifikasi batubara kalori rendah.
- Investasi gasifikasi membutuhkan lebih dari 1 Milyar Dollar yang diharapkan partisipasi Foreign Direct Investment (FDI) dan dukungan dari pemerintah Indonesia
- Gasifikasi batubara menghasilkan high value chemicals, clean fuels dan listrik menawarkan solusi seiring dengan meningkatnya permintaan energi dan produk kimia sebagaimana dengan dicetuskannya rencana strategis pemerintah untuk membangun industri nasional.
Mari berusaha dan berdoa bersama agar rencana strategis pemerintah yang melibatkan semua komponen bangsa (Akademisi, Business, Community dan Government) terwujud sesuai diharapkan. Amin.
Bravo Industri Nasional Indonesia, Bravo Pelaku Industri Nasional Indonesia.
Great beat ! I prefer to apprentice while you
amend your site, how could i subscribe for the blog website?
The account aided us a acceptable deal. I had been a little bit acquainted of this
your broadcast provided bright clear idea