LSIP Baubau Entry Point Terbentuknya Kepengurusan Cabang Baru di Sulawesi Tenggara, 29 Maret 2017

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional untuk kedua kalinya diadakan di Propinsi Sulawesi Tenggara kali ini Kota Baubau mendapatkan gilirannya setelah pelaksanaan LSIP di Kota Kendari seminggu yang lalu. Kota Baubau adalah Kota Administratif di Pulau Buton yang terkenal sebagai penghasil aspal untuk konstruksi jalan. Dengan modal lebih dari 40 peserta kegiatan ini berhasil diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Geologi Universitas Hasanuddin yang diberi mandat oleh Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH). Diketahui bersama PII menandatangani MOU dengan IKATEK UH dua tahun yang lalu untuk menjalankan kegiatan pengembangan profesi keinsinyuran.

Perjalanan menuju Kota Baubau memakan waktu kurang lebih sehari dari Jakarta terbang menuju Kota Baubau dan transit di Bandara Makassar atau di Bandara Kendari. Frekuensi penerbangan ke kota ini cukup banyak yakni bisa mencapai 4-5 kali sehari. Kali ini, PII Pusat mengirimkan dua Instruktur dari Jakarta, Ir. tris Budiono dan Ir. Habibie Razak didampingi instruktur dari PII Cabang Makassar, Ir. Rusman Muhammad. Seperti biasa acara LSIP dibuka oleh Pengurus PII Pusat dan sebelumnya Ir. Chaerul dan Ir. Ilham Haris membawakan laporan atas nama Panitia Pelaksana dan perwakilan Ikatan Alumni Geologi Unhas.

Pembukaan acara juga dihadiri oleh Bapak Ir. Sjamsul Qamar  Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin merupakan salah satu Perguruan Tinggi di Kota Baubau yang kurang lebih sepuluh tahun terakhir menelurkan Sarjana Teknik dari beberapa Jurusan seperti Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Informatika. Pengurus Pusat berkesempatan berdiskusi dengan Rektor Dayanu ini perihal peluang untuk membuka program profesi Insinyur (PPI) dengan salah satu syaratnya adalah beberapa dari dosen pengajar wajib bersertifikat Insinyur Profesional Madya. Ir. Sjamsul berharap PII bisa lebih maju dan berkembang lagi di Kota Baubau dan sekitarnya dan sebagaimana cita-cita bersama, setelah kegiatan LSIP ini diharapkan para anggota PII di kota ini sudah mulai berembug untuk mendirikan  PII Cabang Kota Baubau.

Ir. tris Budiono pada kesempatan pertama membawakan materi Sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keisninyuran dan Etika Profesi, diikuti oleh Ir. Habibie Razak untuk materi pengenalan sistem sertifikasi PII dan sistem sertifikasi internasional dan Bakuan Kompetensi PII dan setelah sesi makan siang dilanjutkan dengan Tatacara Pengisian FAIP oleh Dr. Rusman yang sengaja didatangkan dari Makassar untuk memberikan bimbingan singkat kepada para peserta.

Kegiatan LSIP ini dirangkaikan juga dengan tur seputar Kota Baubau diantaranya adalah kunjungan ke Benteng Keraton Kesultanan Buton yang letaknya di atas bukit. Benteng yang merupakan bekas ibu kota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur/gunung. Benteng yang berbentuk lingkaran ini dengan panjang keliling 2.740 meter. Benteng Keraton Buton mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan september 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23,375 hektar. Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang yang disebut Lawa dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut Baluara. Karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Dari tepi benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh anda dapat menikmati pemandangan kota Bau-Bau dan hilir mudik kapal di selat Buton dengan jelas dari ketinggian,suatu pemandangan yang cukup menakjukkan. Selain itu, di dalam kawasan benteng dapat dijumpai berbagai peninggalan sejarah Kesultanan Buton. Benteng ini terdiri dari tiga komponen yaitu Badili, Lawa, dan Baluara.  Di puncak benteng ini terdapat mesjid kesultanan, tempat penobatan sultan, makam beberapa Sultan Buton dan yang paling unik adalah di Benteng ini juga terdapat Gua persembunyian Arung Palakka, Raja Bone yang sempat menetap ke Wilayah Buton pada jaman penjajahan Belanda.

Lokakarya ini ditutup dengan sesi foto bersama dan pembacaan kode etik Insinyur Indonesia yang dipandu oleh salah satu peserta. Dengan suksesnya pelaksanaan LSIP di dua kota, Kendari dan Baubau, diharapkan kepengurusan kedua cikal bakal cabang ini segera terwujud dalam waktu dua bulan ini.

Pengurus PII Pusat berterima kasih sebesar-besarnya atas kinerja handal para Panitia dari IKA Geologi UH dan panitia lokal Kota Baubau seperti Ir. Yusran, Ir. Firman Jaka, Mbak Putri dan kawan-kawan lainnya yang belum sempat disebutkan namanya.

 

 

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Gas, PII Pusat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.