Monthly Archives: September 2021

International Webinar on PE Practice in Indonesia and Overseas: A Benchmarking, 29 September 2021

Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Kepulauan Riau dan Cabang Batam kembali sukses menyelenggarakan international webinar bertemakan “Praktik Insinyur Profesional di Indonesia dan Luar Negeri: Sebuah Benchmarking”. Webinar internasional yang dihadiri lebih dari 100 Insinyur dari berbagai sektor dan disiplin keinsinyuran menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri.

Chiew Sing-Ping, PhD, PE(S), CEng., FIStructE, Professor of Civil Engineering, Cluster Director of Engineering at Singapore Institute of Technology, Singapore memberikan paparan tentang .philosophies and legal framework of PE Practice in Singapore dilanjutkan dengan Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU, Chairman of Civil Engineering College (BKS PII) yang juga adalah Chairman of Engineering Council Standard, The Institution of Engineers, Indonesia (MSK PII) di mana Beliau mempresentasekan PE Practice as per the Law 11/2014 and PP 25/2019 in Indonesia.

Pembicara ketiga Ar. Angelene Chan, Chairman of DP Architects, Singapore.
Ms Chan yang memaparkan CERTIFICATION, COMPETENCY & CONTINUOUS EDUCATION; Staying Relevant, Nurturing, Resilience. Narasumber terakhir, Sasa Popovic, Dipl. Inz., P.Eng., Struct.Eng., MIStructE, Director of Whitby Wood Popovic, Belgrade, Serbia. Popovic memaparkan regulasi praktik keinsinyuran dan pengalaman pribadinya berpraktik sebagai PE di US, Canada dan beberapa negara lainnya.

Webinar yang berlangsung selama 3 jam ini dimoderasi oleh Ir. Franky Ken, IPM dan menghadirkan panelist Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng. Ada beberapa poin penting yang bisa menjadi bahan pembelajaran terkait praktik keinsinyuran di luar negeri yang bisa diimplementasikan di Indonesia antara lain: bahwa dengan adanya UU 11/2014 maka tanggung jawab profesional keinsinyuran sudah menjadi tanggung jawab individu Professional Engineer yang terlibat di proyek-proyek keinsinyuran. Selayaknya, perusahaan maupun client wajib mempekerjakan professional engineer atau Insinyur yang memiliki STRI sebagai penanggung jawab proyek.

Oleh Sasa Popovic, pimpinan perusahaan (konsultan maupun kontraktor) akan menyiapkan professional indemnity insurance (PII) kepada para professional engineer yang bekerja di perusahaannya sebagai tanggung jawab profesional dan juga sebagai komitmen mematuhi undang-undang dan regulasi yang berlaku.

Sementara itu Prof Chiew dalam paparannya menyatakan bahwa Professional engineering services means engineering services and advice in connection with any feasibility study, planning, survey, design, construction, commissioning, operation, maintenance and management of engineering works or projects and includes any other engineering services approved by the Professional Engineering Board in Singapore. Jadi, sangat jelas bahwa dikatakan praktik keinsinyuran di Singapura apabila kegiatannya dilakukan di suatu proyek atau suatu pekerjaaan keinsinyuran.

Ir. Habibie Razak sebagai panelist menanyakan bagaimana implementasi P.E stamp di luar negeri kepada narasumber. Kedua narasumber, Angelene Chan dan Sasa Popovic menjelaskan bahwa hanya Professional Engineer yang memiliki hak yang diatur oleh hukum untuk mengesahkan atau mensertifikasi dokumen teknis keinsinyuran dengan menggunakan P.E stamp tadi seperti perhitungan desain, gambar-gambar teknik, laporan studi kelayakan dan lainnya. Pekerjaan desain bisa dilakukan oleh non-Professional Engineer (P.E) tapi tetap fungsi pengesahan dilakukan oleh P.E. Dalam arti lain, bahwa P.E yang mengambil liability atau tanggung jawab profesional terkait deliverables keinsinyuran tadi.

Acara ini dimulai dengan sesi pembukaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne PII yang dipimpin oleh Ir. Prastiwo Anggoro, IPM., ACPE sebagai Coordinator Steering Committee pada kegiatan ini. Pada sesi tanya jawab beberapa Insinyur Profesional mengajukan pertanyaan antara lain Dr. Ir. Ayuddin, IPU., ACPE menegaskan perlu dibedakannya definisi dan tingkatan tanggung jawab Insinyur Profesional dan Insinyur atau pun Sarjana Teknik pada proyek keinsinyuran begitu pun tingkat remunerasinya semestinya dibedakan.

International Symposium on Urban Railway, Pembicara Bahas LRT MAMMINASATA, 27 September 2021

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin menggelar Urban Railway Technology and Development; an International Symposium yang merupakan rangkaian acara dari Dies Natalis FT-UH yang ke-61. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai perusahaan, lembaga dan instansi menghadirkan pembicara dari berbagai pemangku kepentingan untuk pengembangan proyek perkeretaapian di Indonesia umumnya dan di Sulawesi selatan dan Makassar khususnya.

Acara ini sukses terselenggara berkat kerjasama Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dengan Oriental Consulting Global (OCG), SMEC International dan PT Wijaya Karya Beton yang juga merupakan sponsorship speakers pada simposium ini. Simposium yang dilaksanakan dengan kombinasi daring dan luring dibagi ke dalam dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang.

Sesi pagi menghadirkan pembicara dari Kementerian Perhubungan yang diwakili oleh Ir. Ferdian Suryo, PT MRT Jakarta, Ketua Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA) Ir. Hermanto Dwiatmoko, MSTR, IPU., ASEAN Eng, OCG Makassar Representative Ir. Umar A. Sulaiman, MT. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik Unhas Bapak Prof. Dr. Ir. Arsyad Thaha. Sesi pagi dimoderasi oleh Prof. Dr. Ir. isran Ramli, MT. sesi pagi fokus membahas proyek MRT yang dikembangkan di Indonesia termasuk yang sementara dikerjakan di Jakarta saat ini.

Sedangkan sesi siang menghadirkan beberapa pembicara antara lain: Mitsukage Yamada dengan topik digitalisasi pada proyek energi terbarukan, Ir. Dani Pomanto dengan topik konsep Urban Railway kota Makassar pada Rencana Tata Ruang kota Makassar, sedangkan Ir. Yomil Ravianda, M.Sc membahas topik terkait precast technology yang digunakan pada proyek MRT/LRT di Indonesia, Ir. Jumardi, MT membahas tentang Lessons Learnt Proyek LRT di kawasan Jabodebek dan proyek Kereta Api Makassar – Parepare.

Sesi siang hari juga menghadirkan dua pembicara dari SMEC International, Karen Atkinson mengangkat topik Transit Oriented Development; International Best Practice dan Sav Dell’ Aquila dengan topik North West Sydney Metro Project. Karen dalam paparannya menyebtukan bahwa Best practice in TOD requires: •Long-term and forward-thinking planning in precinct design for population, infrastructure and connectivity of public amenities  •Consider the 5 factors:  Availability, Affordability, Efficiency, Convenience, Sustainability •Design for:  Whole-Of-Site Approach, Augmented Wayfinding, Enhance Convenience, Building Communities, Enhancing Value •Consider stakeholders by: Balancing Expectations, Optimise Transportation Space, delivering a coherent identity.

Karen juga menyebutkan pengalaman SMEC International pada proyek MRT. LRT, dan TOD di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia, Singapura dan Australia. Konsep yang dipaparkan oleh Karen oleh moderator sesi siang ini, Ir. Habibie Razak, ACPE., APEC Eng. bisa menjadi referensi yang sangat bagus untuk pengembangan LRT MAMMINASATA beserta TOD=TOD yang dikembangkan memastikan bahwa ada LRT yang baru mesti integrasi dengan moda transportasi lainnya termasuk penciptaan ruang-ruang terbuka publik untuk peningkatan aktifitas masyarakat termasuk penciptaan pusat perekonomian baru di kawasan TOD yang akan dibangun.

Ir. Ilham Alimuddin sebagai Coordinator Steering Committee di akhir sesi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para Sponsor, Pembicara, Moderator, Peserta dan panitia yang semuanya berkonstribusi mensukseskan simposium internasional ini.

Lokakarya Pengenalan dan Tatacara Pengisian Aplikasi ACPE dan AER, 11 September 2021

Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Universitas Jember bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Jatim dan Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) menggelar Lokakarya Pengenalan dan Tatacara Pengisian Formulir Aplikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan ASEAN Engineer Register (AER) yang sukses diselenggarakan Sabtu sore tadi, 11 September 2021.

Acara dibuka dengan sambutan-sambutan yang terdiri dari sambutan Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember Dr. Ir. Triwahju Hardianto, ST., MT yang kemudian dilanjutkan sambutan kedua oleh Ketua PII Wilayah Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS., IPU. Opening Remarks atau pengantar ketiga oleh Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU sekaligus membuka acara lokakarya ini.

Dalam sambutannya Ir. Bambang Goeritno Ketua BKS PII dan juga sekaligus Ketua Majelis Standar Keinsinyuran Persatuan Insinyur Indonesia (MSK PII) mengharapkan para Insinyur yang berada di Jawa Timur ini bukan hanya pada level mendapatkan Insinyur Profesional dan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) tapi juga diharapkan mendapatkan pengakuan internasional dengan mengikuti program sertifikasi di tingkat Asia Tenggara, yakni ACPE dan AER.

Sesi lokakarya yang dimoderasi oleh Ir. Sonya Sulistyono, MT., IPM menghadirkan dua narasumber yakni Ir. Catur Hernanto, MM., IPU Sekretaris MSK PII dan Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng. Indonesia Monitoring Committee untuk APEC Engineer Registration. Ir. Catur memaparkan bahwa di era Masyarakat Ekonomi ASEAN ada 8 jasa yang diliberalisasi di bawah Mutual Recognition Arrangement antarnegara ASEAN antara lain: Jasa Angkutan Udara dan Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik.

Jasa Keinsinyuran (Engineering Services) termasuk ke dalam cakupan Jasa KOnstruksi, dan sejak terbentuknya ASEAN MRA on Engineering Services pada 9 Desember 2005, Kementerian PUPR telah turut terlibat dan berkontribusi di dalam implementasi MRA tersebut karena berkaitan dengan profesional yang bergerak di sektor jasa konstruksi dan bidang pembangunan infrastruktur.

Sedangkan Ir. Habibie Razak memaparkan philosophies of Professional Engineering practice antara lain bahwa PE adalah License to Practice in many countries termasuk di Indonesia, Singapore, Malaysia, US, Canada. Someone needs to take responsibilties for the engineering deliverables (technical documents) prior to release for implementation such as for construction (Released For Construction), For the sake of quality assurance of the the works done by Engineer (non-PE), All those deliverables should be approved or endorsed, stamped by Professional Engineer(s).

Habibie menjelaskan “Di Indonesia, kita mengenal terminologi STRI & SKA/SKK yang merupakan dua hal yang berbeda. STRI adalah Ijin Praktik Keinsinyuran/License to Practice sesuai UU 11/2014 dan SKK (sebelumnya SKA) adalah Sertifikat atau Surat Kompetensi Kerja/Work Competency Certificate sesuai UU No. 2/2017. Di luar negeri, yang familiar adalah istilah Professional Engineer yang biasa disingkat PE (di Amerika) dan P.Eng (di Canada). Untuk mendapatkan kesetaraan internasional maka Insinyur Indonesia harus mendapatkan gelar Insinyur Profesional di tingkat Madya sebelum mendapatkan sertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) yang diatur oleh MRA tadi”

Ir. Habibie memberikan panduan tatacara mengisi formulir ACPE dan AER dengan memberikan contoh formulir salah satu pemegang ACPE, Dr. Ir. Ayuddin Baso Paramata, IPU., ASEAN Eng. salah seorang Ahli Struktur Indonesia sebagai referensi buat para peserta lokakarya sedangkan formulir AER mengambil contoh isian Ir. Ibnu Munzir salah satu pemegang AER yang saat ini bekerja di Kuwait.

Di sela-sela lokakarya, Ir. Kristianta, ST., M.Eng mendapatkan kesempatan mempromosikan Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Universitas Jember yang sudah meluluskan ribuan Insinyur melalui program ini. Acara ditutup oleh Wakil Ketua PII Wilayah Jawa Timur, Dr. Ir. Gentur Prihantono SP., SH., MT., MH., IPU.

Kuliah Umum Keinsinyuran, PSPPI FTI UMI Mengangkat Tema Engineering for Sustainability Development, 4 September 2021

Program Profesi Insinyur Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (PSPPI FTI UMI) kembali menggelar kuliah umum keinsinyuran di Semester Awal 2021/2022 yang dihadiri oleh mahasiswa PSPPI dan juga masyarakat keinsinyuran di Indonesia. Kuliah umum yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini menghadirkan keynote speaker, Ir. Faizal Safa, M.Sc., IPU., ASEAN Eng. Ketua Komite Pengembangan SDM Industri 4.0 & P3DN KADIN Pusat dan Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng., M.Sc., IPU Wakil Ketua Umum PII Pusat.

PSPPI FTI UMI kembali menugaskan Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng. – Projects Director Transport and Energy SMEC Indonesia sebagai Panelist dan Ir. Taufik Nur, MT., IPM., ASEAN Eng Sekretaris PSPPI FTI UMI sebagai moderator. Acara ini dibuka langsung oleh Dr. Ir. Zakir Sabara H. Wata, MT., IPM., ASEAN Eng Dekan FTI UMI.

Tema yang diangkat adalah engineering for sustainability development dan kedua keynote speaker memaparkan konsep sustainability yang berisikan 3 pilar utama, lingkungan, ekonomi dan sosial. Oleh Ir. Faizal, Sustainabilty adalah fokus untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk bisa memenuhi kebutuhannya. Upaya-upaya yang dilakukan oleh dunia saat ini melalui Agenda Sustainable Development Goals (SDG) 2030 menjadi bahan diskusi yang menarik di sesi kuliah umum kali ini.

Sementara itu Dr. Danis memaparkan bahwa pembangunan infrastruktur dapat berkontribusi pada aksi perubahan iklim yang terkait dengan sektor energi tata guna lahan, transportasi dan bangunan serta memiliki peranan penting untuk mencapai Tujuan 11 (sustainable cities and communities) dan 13 (climate action) dalam SDGs. Untuk mencapai tujuan ini, Kementerian PUPR mencanangkan program sektor pemukiman dengan fokus pada penyiapan akses air minum layak, sanitas, penanganan kawasan kumuh, penanganan hunian dengan akses sampah baik, akses air minum perpipaan dan pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan, olahraga dan pasar.

Konsep Bangunan Gedung Hijau pun diperkenalkan dengan mendesain sistem pencahayaan yang memadai untuk menurunkan konsumsi energi, sistem pengkondisian udara yang lebih efisien, manajemen limbah (air kotor dan sampah), manajemen air bersih dan manajemen grey water.

Ir. Habibie Razak sebagai panelist menambahkan bahwa konsep sustainablity dan resiliensi adalah saling mendukung satu sama lain, di mana sustainability lebih fokus pada keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang lebih ramah lingkungan, fokus pada transisi energi sedangkan konsep resiliensi adalah upaya untuk mendesain dan membangun infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim dan bencana alam yang diakibatkan oleh climate change.

Ir. Taufik Nur memimpin jalannya sesi tanya jawab dan menghadirkan banyak pertanyaan dari peserta kuliah umum untuk dijawab oleh panelist. Oleh Ir. Habibie “pengembangan sektor energi di Indonesia harus terus dikembangkan mengingat potensi EBT yang kita miliki sebagai bangsa termasuk upaya untuk menurunkan greenhouse gas emission dengan memperkenalkan konsep Carbon Capture Utilization and Storage”.

Acara ditutup oleh Ketua Prodi PPI FT UMI Andi Pawennari setelah sesi kuliah tamu berlangsung dari Pukul 08.00 – 11.00 WIB.