Penyelenggara Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI UMI) kembali menyelenggarakan sesi Kuliah Umum Keinsinyuran yang kali ini bertemakan tentang “Etika Profesi dan Profesionalisme Menghadapi Era Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity”.
Webinar Keinsinyuran ini dibuka oleh Dekan FTI UMI Bapak Dr. Ir. Andi Lamatinulu, IPM berpesan kepada peserta webinar untuk lebih adaptif lagi di era VUCA dengan terus meningkatkan soft skill maupun hard skill terkait pelaksanaan kegiatan keinsinyuran.Dalam paparannya, Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyampaikan skills yang dibutuhkan oleh Insinyur untuk bisa bersaing di era VUCA termasuk di antaranya penguasaan Teknologi Digitalisasi dan Otomasi Keinsinyuran.
“Sebutlah penggunaan Big Data memungkinkan buat para Insinyur di dalam mengambil kebutuhan yang tepat, BIM application mampu meresolve isu terkait kompleksitas dan ketidakpastian di mana BIM memungkinkan insinyur di berbagai disiplin berkolaborasi di dalam pengembangan gambar gambar teknik sehingga tidak terjadi clashing antarelemen (structure, piping, electrical, dst)” lanjut Ir. Habibie Razak yang juga adalah Indonesia Country Manager untuk SMEC – Surbana Jurong.
Sesi questions and answers berlangsung sangat interaktif. Wacana atau pun usaha untuk terus mendekatkan perguruan tinggi dan Industri oleh PII bisa dilakukan melalui pelibatan para Insinyur Indonesia yang bekerja di Industri (praktisi) dengan menjadi assessor di Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik dan Indonesian Accreditation Board of Engineering Education (IABEE) yang keduanya adalah Badan Tetap PII.
Kuliah Umum Keinsinyuran ini dihadiri oleh setidaknya 190 peserta yang terdiri dari Insinyur yang aktif di berbagai bidang dan sektor keinsinyuran.