Author Archives: habibierazak

About habibierazak

Oil & Energy Professional, Project Manager, Vice Chairman of Professional Organization & Activists

Rapat Pleno dan Buka Puasa Bersama PII Pusat, 22 Mei 2019

Ketua Umum PII Pusat, Dr. Ir. Heru Dewanto kembali mengundang para pengurus pusat untuk mengadakan rapat pleno dan buka puasa bersama di Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta Barat tanggal 22 Mei 2019. Rapat pleno ini juga dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama pengurus PII Pusat yang dihadiri setidaknya 40 pengurus inti dari berbagai bidang dan komisi.

Ir. Heru menyampaikan bahwa setiap 3 bulan pengurus diharapkan menyampaikan update terkait isu-isu kontemporer di bidang atau sektor/subsektor masing-masing. PII diharapkan memberikan rekomendasi atau solusi-solusi terkait permasalahan atau isu-isu terkini kepada pemerintah. Studi tentang pemindahan ibukota misalnya adalah ranah dari bidang pengembangan kawasan, perkotaan dan perumahan bekerjasama dengan bidang terkait lainnya menyiapkan rekomendasi dan diserahkan kepada pemerintah untuk bisa mengambil keputusan yang tepat dan terukur. Ir. Teguh Haryono Sekjen PII Pusat mengingatkan kepada pengurus bahwa di bulan September 2019 ini, PII akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Conference of ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO-38) di Jakarta adalah tempat bertemunya para Insinyur di kawasan Asia Tenggara.

Bidang Sumber Daya Mineral diwakili oleh Prof. Irwandy Arif dan Ir. Tino Ardhyanto memberikan update terbaru tentang wajah pertambangan di dunia termasuk tantangan dan hambatan yang dihadapi saat ini seperti isu tentang ijin-ijin pertambangan yang masih perlu dibenahi, good mining practice dan peningkatan nilai tambah komoditas pertambangan. Ir. Jarman Sudimo Ketua Bidang Energi dan Kelistrikan memberikan update sektor ketenagalistrikan secara umum di Indonesia dan isu-isu kontemporer yang jadi perbincangan hangat di sektor ini. Ir. Yaya Supriyatna mewakili Bidang Rekayasa dan Konstruksi memberikan update tentang progress sinkronisasi Peraturan Pemerintah No.25/2019 tentang Keinsinyuran dan PP baru yang akan dikeluarkan mengatur tentang Jasa Konstruksi. PII Pusat saat ini setidaknya memiliki 15 bidang yang merefeksikan sektor dan subsektor yang ada di Indonesia.

Ir. Kiki Taher Ketua Komite Komunikasi, Media dan Penghargaan dalam paparannya menyebutkan bahwa Persatuan Insinyur Indonesia dalam perspektif media sosial harus lebih giat lagi di dalam membumikan keinsinyuran. Konten maupun isi pemberitaan tentang insinyur dan keinsinyuran perlu lebih dibumikan lagi. Sementara Ir. Eka Suharto Ketua Komite Keanggotaan dan Registrasi memberikan update tentang Sistem Manajemen Informasi Persatuan Insinyur Indonesia (SIMPONI) apa yang sudah dicapai dan hal-hal apa saja yang masih perlu diselesaikan.

Hadir juga beberapa pengurus bidang dan komite antara lain Bidang Rekayasa Konstruksi diwakili oleh Ir. Brawijaya, Ph.D , Komite Pendidikan dan Pelatihan diwakili oleh Ir. Andi Taufan Marimba dan Ir. Habibie Razak, Komite Pengembangan organisasi, Dr. Ir. Qiqi Asmara, Komite Akreditasi dan Sertifikasi Ir. Handoko, Wakil Bendahara Dr. Ir. Arlan Septia, Direktur Ekesekutif Ir. Faizal Safa, Ir. Rudianto Handojo, Badan Pelaksana PKB Ir. Anita Tambing, Wakil Direktur LSKI Ir. Bambang Priatmono dan rekan rekan pengurus lainnya.

MKI Menggelar Diskusi Panel Terkait Industry 4.0 di Sektor Ketenagalistrikan, 21 Mei 2019

Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) menggelar diskusi panel dengan tema “Menghadapi Tantangan Penerapan Industri 4.0 di Sektor Ketenagalistrikan Indonesia” di Ballroom Hotel InterContinental Pondok Indah, Jakarta tanggal 21 Mei kemarin. Diskusi panel ini dihadiri setidaknya seratus peserta penggiat bisnis ketenagalistrikan di Indonesia yang terdiri dari perwakilan pemerintah, IPP developer, kontraktor dan konsultan dari berbagai perusahaan nasional dan multinasional,

Diskusi panel yang dimoderasi oleh Ir. Bambang Praptono pengurus MKI menghadirkan tiga panelis antara lain: Ir. Munir Ahmad – Sesditjen Ketenagalistirikan kementerian ESDM, Eddie Widiono Suwondho, Ketua PJCI (Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia) dan Dr. Khrisna Ariadi Pribadi, Direktur Artificial Intelligence PT COMPNET. Setelah sesi diskusi panel, acara dilanjutkan dengan sambutan Ir. Supangkat Iwan Santoso sebagai Ketua Umum MKI sekaligus mengundang berbagai pihak yang terlibat untuk menandatangani MOU Kerjasama penyelenggaraan seminar Hari Listrik Nasional yang ke-74 tahun 2019 yang akan diselenggarakan pada Tanggal 9-11 Oktober 2019.

Dr. Khrisna Ariadi di dalam paparannya bahwa fungsi utama dari Artificial Intelligence adalah membuat mesin menjadi robot dan membuat manusia menjadi lebih kreatif. Salah satu contoh implementasi artificial intelligence adalah aplikasi googlemap yang mampu memberikan informasi kepada manusia untuk mengambil keputusan. Aplikasi ini memberikan alternatif atau opsi rute untuk menuju ke suatu destinasi sehingga pengguna jalan bisa menimbang rute-rute yang ada dan kemudian mengambil keputusan.

Sementara Eddie Widiono menjawab salah satu pertanyaan perbedaan antara SCADA dan Industry 4.0. Oleh Beliau. SCADA adalah automation of process sedangkan Industry 4.0 adalah automation of knowledge. Ada beberapa slides yang ditayangkan oleh Eddie yang berisikan antara lain visi Industry 4.0 menuju pada efisiensi, berkualitas tinggi, sustainable, flexible and agile. Implementasi konsep 4.0 ini akan menyempurnakan end to end di area pergudangan, logistik, recycling, energi, pemasaran, pekerja, keamanan dan transportasi. Inti dari Industry 4.0 adalah pendelegasian kekuasaan dan pengambilan keputusan kepada Cyber-Physical-Systems dan mesin. Oleh Boston Consulting Group, konsep ini akan menjanjikan penghematan energi hingga 20-30%. Industry 4.0 adalah suatu perjalanan yang memerlukan inovasi serta perubahan model bisnis.

Hadir pada acara ini perwakilan Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) antara lain: Ir. Andi Taufan Marimba dan Ir. Habibie Razak – Komite Diklat Profesi dan Badan Pelaksana Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) PII Pusat, Ir. Ahmad Ramadhan dari BK Teknologi Kelautan dan Ir. Djoko Winarno dari BK Elektro PII yang juga merupakan pengurus MKI. Direktur Aneka EBTKE Ir. Harris Yahya juga hadir mewakili Dirjen EBTKE yang berhalangan hadir.

Uji Kompetensi Badan Kejuruan Sipil PII Menelurkan Insinyur Profesional sesuai Amanah PP 25/2019, 9 Mei 2019

Majelis Penilai Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur (MP BKS PII) Indonesia kembali menggelar sidang uji kompetensi calon Insinyur Profesional di Kantor PII Pusat, 9 Mei lalu. Sidang dipimpin oleh Ir. Wahyu Hendrastomo Bersama dua anggota MP lainnya Ir. Andi Taufan Marimba dan Ir. Habibie Razak. Sidang ini diikuti oleh 10 calon Insinyur Profesional yang bekerja dan berdomisili di Pulau Kalimantan meluangkan waktu mereka ke ibukota untuk mengikuti proses uji kompetensi BKS PII.

Upaya ini terus dilakukan oleh Badan-badan Kejuruan di bawah Persatuan Insinyur Indonesia untuk mensertifikasi para Calon Insinyur Profesional sesuai dengan amanah UU No.11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran yang kemudian diatur lebih terinci melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2019. Lingkup Pengaturan dalam PP ini meliputi: a. disiplin teknik Keinsinyuran, dan bidang Keinsinyuran; b. program profesi Insinyur (PPI); c. registrasi Insinyur; d. Insinyur Asing; dan e. pembinaan Keinsinyuran.

Menurut PP ini, setiap Insinyur yang akan melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) yang dikeluarkan oleh PII. Untuk memperolehnya, Surat Tanda Registrasi sebagaimana dimaksud, menurut PP ini, harus memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur. Sertifikat Kompetensi Insinyur (SKI) sebagaimana dimaksud, menurut PP ini,  diperoleh setelah lulus Uji Kompetensi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sertifikat Kompetensi ini Insinyur berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Dalam PP ini juga disebutkan, jenjang kualifikasi profesi Insinyur terdiri atas: a. Insinyur profesional pratama; b. Insinyur profesional madya; dan c. Insinyur profesional utama. Sidang Uji Kompetensi yang dilakukan oleh Badan-badan kejuruan PII adalah untuk melahirkan lebih banyak lagi Insinyur yang memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur (SKI) sesuai dengan amanah UU dan PP keinsinyuran ini.

Sidang uji kompetensi sesuai bakuan kompetensi PII adalah calon Insinyur Profesional Madya atau Insinyur Professional Utama harus melalui proses wawancara teknis (technical interview) setelah Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) dievaluasi dan dinyatakan memenuhi score yang ditetapkan oleh majelis penilai sesuai dengan sistem sertifikasi PII. FAIP ini berisikan isian tentang pengalaman keinsinyuran kandidat IPM/IPU tadi yang terdiri dari 2 jenis kompetensi yakni kompetensi wajib yang terdiri dari: kode etik, keterampilan kerja, perencanaan dan perancangan dan pengelolaan/komunikasi sedangkan kompetensi pilihan terdiri dari: Pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengembangan komersialisasi dan produk keteknikan, konsultansi rekayasa, konstruksi dan instalasi, produksi/manufaktur, bahan material dan komponen, manajemen usaha dan pemasaran Teknik, dan yang terakhir adalah manajemen pembangunan dan pemeliharaan asset.

Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan ITS Jabodetabek bekerjasama PII Menggelar Workshop Sertifikasi Insinyur Profesional, Jakarta, 4 Mei 2019

Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Pengurus Wilayah Jabodetabek bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar Workshop Sertifikasi Insinyur Profesional (WSIP) yang diselenggarakan 4 Mei 2019 di Hotel Alia, Cikini. Workshop ini dihadiri oleh setidaknya 11 sarjana Teknik dari berbagai alumni keteknikan antara lain Teknik Perkapalan, Sistem Perkapalan, Transportasi Laut, Teknik Kelautan, Teknik Fisika dan lainnya.

Workshop ini resmi dibuka oleh Gigih Retnowati yang juga merupakan Ketua Alumni ITS Teknologi Kelautan (ALFATEKELITS) Wilayah Jabodetabek. Gigih yang juga bekerja di Kementerian Perhubungan menyampaikan bahwa dengan lahirnya UU No. 11/2014 tentang keinsinyuran dan disahkannya Peraturan pemerintah turunan dari UU ini maka setiap Sarjana Teknik yang berpraktek keinsinyuran wajib untuk memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI)di mana mereka sebelumnya harus lulus uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi Insinyur (SKI). PII adalah satu-satunya organisasi yang mengeluarkan STRI.

Workshop ini diisi oleh beberapa sesi materi antara lain pengenalan sertifikasi Insinyur profesional PII dan sertifikasi keinsinyuran internasional oleh Ir. Habibie Razak – Badan Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan PII juga merangkap Komite Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan PII Pusat, Pengenalan Organisasi PII dan Badan Kejuruan (BK)Teknologi Kelautan oleh Ir. Iskendar Ketua BK dan Ir. Nofirwan S. Said Sekretaris BK dan materi tata cara pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional dan Bakuan Kompetensi PII oleh Ir. Ade Irfan – Wakil Sekjen PII Pusat.

Habibie Razak dalam paparannya mengumumkan kepada peserta bahwa UU keinsinyuran saat ini sudah bisa sepenuhnya diimplementasikan dengan segala konsekuensi hukum yang ada di dalamnya setelah Peraturan pemerintah No. 25 tahun 2019 diterbitkan minggu lalu oleh Presiden Republik Indonesia. Harapannya dengan UU keinsinyuran dan turunannya ini mampu memberikan aura positif pada peningkatan inovasi dan daya saing Insinyur Indonesia di tingkat nasional dan global termasuk peningkatkan kesejahteraan para Insinyur Indonesia di masa sekarang dan masa depan.

“Peraturan Pemerintah juga mengatur tentang Insinyur Asing yang akan bekerja di Indonesia diwajibkan memiliki sertifikat kompetensi Insinyur atau biasa diistilahkan sebagai Professional Engineer certificate yang diakui oleh hukum negaranya. Apabila mereka (Insinyur asing) belum memiliki sertifikat yang dimaksud maka mereka wajib mengikuti uji kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) atau di Badan Kejuruan PII terkait untuk mendapatkan sertifikat kompetensi Insinyur sebagai syarat untuk dikeluarkannya Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI)” tambah Ir. Habibie. “Dengan demikian kita dapat memproteksi Insinyur-Insinyur Indonesia dari penetrasi Insinyur asing yang akan masuk bekerja di Indonesia yang merupakan implikasi dari investasi yang mereka bawa ke Indonesia” ujar Habibie

AFEO Menggelar AFEO Midterm Meeting 2019 di Brunei, 30 April – 2 Mei 2019

ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) menggelar AFEO Midterm Meeting di Hotel Centrepoint Kota Gadong, Brunei Darussalam. Midterm meeting kali ini dituanrumahi oleh Pertubuhan Jurutera dan Arkitek (PUJA) yang sukses diselenggarakan mulai dari Tanggal 30 April hingga 2 Mei 2019.

AFEO Midterm Meeting dihadiri oleh 10 perwakilan negara ASEAN yang tergabung dalam AFEO ini bertemu, sharing informasi dan melakukan inisiasi terkait engineering practice and engineering education development di kawasan Asia Tenggara. AFEO membentuk ASEAN Engineering Inspectorate (AEI) untuk Boiler, Fire Safety in Buildings dan Electrical installation. Inspektorat ini bertemu dan berdiskusi untuk merumuskan standard inspeksi untuk instalasi yang kemudian akan diusulkan untuk diimplementasikan di negara-negara ASEAN.

Pertemuan midterm AFEO ini juga terdiri dari beberapa working group discussion seperti Environmental, Logistics, Energy, Education and Capacity Buildings, Disaster Preparedness, Sustainable Cities, Engineers Mobility Forum, ASEAN Engineers, dan working group lainnya. PUJA juga mengorganize technical visit pada satu proyek Suspension & Cable Stayed Bridge yang diikuti oleh delegasi tiap negara ASEAN. Technical visit ini memberikan insight kepada para Insinyur ASEAN tentang update teknologi jembatan yang lagi berkembang saat ini.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Pusat yang dimotori langsung oleh Ketua Umum Dr. Ir. Heru Dewanto menghadiri Midterm Meeting ini bersama pengurus PII Pusat lainnya antara lain: Dr. Ir. Robert Sianipar – Awards Committee, Ir. Faizal Safa & Ir. Bobby Gafur Umar – AFEO Honorary Advisor, Ir. Siti Wahyuna Bintari & Ir. Mucharom Ahmadi (PII delegates for environment working group), Ir. Andri Doni – energy working group, Ir. Nurmiadji Sukasdewa – engineers mobility working group, Ir. Habimono Koesobjono dan Ir. Habibie Razak – ASEAN Engineer’s working group, Ir. Ade Irfan – AEI Boiler, Ir. Andi Taufan Marimba – AEI Building Safety, Ir. Tri Joko Samiono – Sustainalbe Cities working group, Ir. Akbar Nur Agung & Ir. Andy Rachmadi Herlambang (technical visit participants) dan beberapa lainnya.

Follow up dari 2019 AFEO Midterm ini adalah diselenggarakannya Conference of ASEAN Federation of Engineering Organizations (CAFEO) yang ke-37 yang akan digelar di Indonesia bulan September 2019 ini. PII adalah host CAFEO 2019 ini dan dikoordinir langsung oleh Dr. Ir. Heru Dewanto Ketua Umum PII.

Pengurus PII Menghadiri Forum Ketiga Entities Associated with ASEAN, Jakarta, 29 April 2019

ASEAN Secretariat kembali menggelar forum untuk Entities atau federasi organisasi yang terkait dengan ASEAN di kantor ASEAN Secretariat hari ini, 29 April 2019. Forum pertemuan ini adalah untuk memperkuat ASEAN melalui 3 Community Pillars antara lain: ASEAN Political-Security Community (APSC), ASEAN Economic Community (AEC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC).

Opening remarks oleh DSG AKP Mochtan – Deputy Secretary-General of ASEAN on Community and Corporate Affairs dan H.E. Amb. Phasporn Sangasubana – Permanent Representative of the Kingdom of Thailand to ASEAN yang kemudian dilanjutkan dengan panelist and breakout sessions dengan ASEAN Sectoral Bodies. Dr. Suriya Chindawongse – perwakilan dari APSC yang menjabat sebagai Directorate General of ASEAN Thailand National Secretariat memaparkan bahwa ada tiga langkah utama dalam rangka meningkatkan partnership for sustainability yaitu: pertama, future orientation (digital and green ASEAN), meningkatkan konektivitas dalam rangka seamless ASEAN dan yang ketiga adalah sustainability in all dimensions sebagai sustainable ASEAN.

Forum pertemuan ini dihadiri setidaknya 25 entities terkait ASEAN dan setiap entity setidaknya dihadiri oleh dua delegasi. Salah satu entity atau federasi organisasi yang mengikuti forum pertemuan yang sudah dilaksanakan ketiga kalinya di Jakarta ini adalah ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) yang diwakili oleh pengurus dan anggota Persatuan Insinyur Indonesia, Ir. Rudianto Handojo, Ir. Habibie Razak, Ir. Basuki Nugroho dan Ir. Aries Abbas. Persatuan Insinyur Indonesia adalah salah satu organisasi profesi Insinyur di bawah AFEO sedangkan AFEO sendiri adalah federasi organisasi keinsinyuran yang diakreditasi oleh ASEAN sejak 20 tahun silam.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) saat ini diberi tugas menjalankan amanah UU  No. 11/2014 dan Peraturan Pemerintah No. 25/2019 tentang profesi keinsinyuran di Indonesia. Di tingkat ASEAN, PII yang merupakan bagian dari AFEO juga mempromosikan kepada para Insinyur Indonesia untuk mengikuti program sertifikasi Insinyur ASEAN Engineer (AER) skala Asia Tenggara.

Universitas Muhammadiyah Makassar Mendorong Pemenuhan Insinyur Profesional Indonesia, Makassar, 6 April 2019

Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar sidang majelis penilai kandidat Insinyur Profesional Madya yang kali ini diselenggarakan di Hotel Claro, Makassar, Sulawesi selatan Tanggal 6 April lalu. Ujian Calon Insinyur Profesional ini diikuti oleh 13 staff tenaga pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah (Unismuh)Makassar. BKS PII mengutus tiga Majelis Penilai yakni Ir. Wahyu Hendrastomo, MT, Ir. Andi Taufan Marimba, MM., MBA dan Ir. Habibie Razak, MM., ASEAN Eng.

Acara dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Teknik Unismuh Makassar, Ir. Hamzah Al Imran, ST., MT. Dalam sambutannya Ir. Hamzah menyampaikan bahwa saat ini Unismuh Makassar sedang dalam proses penilaian oleh Kementerian Ristek Dikti untuk pendirian Program Profesi Insinyur (PPI) dan mengingat bahwa salah satu syarat utama untuk mendapatkan ijin penyelenggaraan program profesi ini adalah terpenuhinya minimum 7 staff pengajar tersertifikasi Insinyur Profesional Madya. “Kami berharap kegiatan siding MP BKS PII ini bisa sering diadakan di Makassar dan Unismuh tentunya akan menggunakan momen ini untuk terus menambah tenaga pengajar/dosen tersertifikasi IPM” sambut Dekan Teknik Unismuh Makassar ini.

Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) di Makassar dan di Indonesia Timur baru dibuka di 2 universitas setidaknya hingga saat ini yakni Universitas Muslim Indonesia (UMI) sebagai universitas pertama di Indonesia yang melahirkan Insinyur pertama dan berhak dengan gelar ‘Insinyur” di ijazahnya. Universitas kedua, Universitas Hasanuddin yang juga saat ini gencarnya membuka pendaftaran baru melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

Di antara kandidat Insinyur Profesional Madya ini Dr. Ir. Rakhim Nanda, MT, Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Makassar, Kepala Program Studi Teknik Keairan Ir, Andi Makbul Syamsuri, ST. MT dan beberapa dosen lainnya. Dr. Rakhim Nanda adalah alumni angkatan pertama Universitas Muhammadiyah Makassar dan merupakan salah satu dari alumni terbaik Fakultas Teknik yang terus mendorong didirikannya PSPPI Unismuh ini.

Seminar dan Dialog Nasional HIMPUNI Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif di Era Industri 4.0

Perhimpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia (HIMPUNI) menggelar Seminar dan Dialog Nasional bertajuk “Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif di Era Industri 4.0” yang diselenggarakan di JIEXPO Kemayoran Jakarta Utara, hari Rabu, 3 April 2019. Seminar dan Dialog Nasional ini dibuka oleh Koordinator Presidium II HIMPUNI Ir. Budi Karya Sumadi. Budi dalam sambutannya menyatakan bahwa HIMPUNI akan terus mendorong para milenial Indonesia di dalam menekuni ekonomi kreatif di era industri 4.0 ini. Pemerintah juga kata Budi Karya berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong Industri Indonesia, baik itu UMKM nya maupun sektor lain yang berkaitan dengan ekonomi kreatif dengan membangun sarana dan prasarana infrastruktur.

Acara ini menghadirkan beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri. Duta Besar Korea untuk Indonesia Mr. Kim Chang-Beom hadir memaparkan success story of creative economy di Korea. Mr. Kim mempresentasekan tentang K-Wave di Korea yang oleh Dr. Joseph Nye (Harvard University Professor) adalah growing popularity of all things in Korean, from fashion and film to music and cuisine”. Mr. Kim sangat optimis dengan belajar dari model K-Wave di Korea and model ekonomi ekonomi kreatif di dunia, Indonesia bisa lebih baik dari lainnya apabila terus dikembangkan lebih serius lagi.

Gita Gutawa sebagai pembicara kedua memaparkan bagaimana industri musik dunia mengalami perubahan fase yang dikenal dengan The Four Key Phases of the Evolution of Digital Music antara lain Rise of Privacy Networks in 1999, Rise of Download Stores in 2003, Rise of Screaming Services in 2008 dan Rise of Curated and Listen Services in 2013/2014. Gita melihat bagaimana industri musik dunia dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital. “It is inevitable” tambah Gita.

Pembicara ketiga adalah Triawan Munaf kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia memaparkan hal senada bahwa  “Baru di era pemerintahan kali ini bidang Ekonomi Kreatif mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah yang dibuktikan dengan didirikannya badan khusus yang mengurusi ekonomi kreatif ini”. Munaf dalam slidesnya menuliskan “bahwa ekonomi kreatif merupakan kekuatan ekonomi dunia saat ini karena berhasil menghasilkan setidaknya 4.3 Trilyun USD yakni sekitar 6.3 persen dari PDB dunia, adalah pendapatannya bahkan 20% lebih besar dari ekonomi Jerman”.

Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin yang juga merupakan bagian dari HIMPUNI mengutus beberapa pengurusnya menghadiri seminar dan dialog nasional ini antara lain: Ir. Haedar A. Karim – Ketua Ikatan Alumni Teknik Unhas, Ir. Sapri Pamulu, PhD Wakil Sekjend IKA Unhas, Ir. Habibie Razak – Ketua Badan Otonomi Pengembangan Profesi Insinyur, Suardi Herik Wakil Sekretaris Eksekutif IKA Unhas, Laode Atri Munanta dan beberapa pengurus IKA Unhas lainnya. Acara yang dihadiri oleh setidaknya 1500 peserta dari berbagai komponen dan profesi penggiat ekonomi kreatif memenuhi ballroom JIEXPO Kemayoran. Keunikan dan kelucuan Cak Lontong sebagai moderator pada seminar dan dialog nasional HIMPUNI kali ini juga merupakan daya tarik tersendiri buat para milenial mengikuti acara ini hingga selesai.

 

 

 

Bangun Energi dan PII Gelar Knowledge Sharing Seputar Sertifikasi Profesional PII, AACE, AAPM

Bangun Energi bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia menggelar knowledge sharing session dengan topik sertifikasi profesional PII, AACE dan AAPM. Sharing session ini menghadirkan dua pembicara: Ir. Ade Irfan, MBA membawakan topik tentang sertifikasi professional asosiasi internasional American Association of Cost Engineer (AACE) dan American Academy of Project Management (AAPM) dan Ir. Habibie Razak memaparkan perkenalan sistem sertifikasi Insinyur professional PII dan sertifikasi insinyur internasional di hadapan 15 peserta knowledge sharing session kali ini.

Ir. Ade dalam paparannya memberikan perbedaan mendasar antara AACE dan AAPM. AACE adalah  organisasi non-profit yang berdiri di tahun 1956 yang fokus mengelola beberapa program sertifikasi yang membutuhkan ketaatan pada kode etik dan melulusi ujian terkait costing and scheduling. Bagi para kandidat untuk mengikuti program ini wajib memiliki pengalaman industri termasuk kewajiban mengikuti program resertifikasi melalui program pengembangan berkelanjutan atau resertifiikasi. Ada beberapa jenis sertifikasi di bawah AACE antara lain: Certified Cost Technician, Certified Scheduling Technician, Certified Cost Professional (formerly Certified Cost Consultant / Certified Cost Engineer), Certified Estimating Professional, Certified Forensic Claims Consultant, Decision & Risk Management Professional, Earned Value Professional, Planning & Scheduling Professional.

Sertifikat Certified Cost Professional (CCP) di industri minyak dan gas yang banyak diminati oleh para engineer Indonesia memberikan kesempatan buat kawan-kawan kita untuk bekerja dan mendapatkan benefit yang tinggi bukan hanya di dalam negeri tapi terlebih lagi ketika mereka bekerja di perusahaan migas bonafide di dunia seperti Saudi Aramco, Qatar Gas, Shell, Chevron dan oil & gas corporation sejenis. Ir. Ade menyebutkan bahwa butuh persiapan yang sangat intens untuk bisa lulus ujian CCP di samping kewajiban untuk membuat technical paper dengan topik project costing.

Sertifikat kedua yang dibahas adalah sertifikasi manajemen proyek yang dikeluarkan oleh American Academy of Project Management (AAPM). Salah satu sertifikat yang dikeluarkan adalah Master Project Manager (MPM) yang setara dengan Project Management Professional (PMP) yang dikeluarkan oleh Project Management Institute (PMI). Ir Ade dalam paparannya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyiapkan diri menghadapi ujian MPM dan PMP. Hasilnya, Ir. Ade mampu melulusi kedua program sertifikasi tadi. Ir. Ade juga adalah Sekretaris Jenderal Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII).

Pembicara kedua Ir. Habibie Razak dari Badan Pelaksana Diklat Profesi dan Komite Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) PII Pusat membuka perkenalan sertifikasi Insinyur Profesional yang dibagi ke dalam tiga level yakni Insinyur/Insinyur profesional pratama (IPP), insinyur profesional madya (IPM) dan insinyur profesional Utama (IPU). PII adalah organisasi yang diberikan mandat oleh UU No. 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran untuk melakukan pembinaan keinsinyuran termasuk di dalamnya mengeluarkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI). Dalam paparannya Habibie menyampaikan setelah Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) turunan UU No.11/2014 ini disahkan maka setiap Sarjana Teknik/Pendidikan Teknik/Setara Teknik wajib untuk mengikuti program sertifikasi PII dan mendapatkan STRI tadi.

Setelah tersertifikasi minimum level Insinyur professional madya (IPM), Insinyur Indonesia juga bisa melanjutkan sertifikasi insinyur ini ke level ASEAN dan Asia Pasifik. Di tingkat ASEAN, engineer kita bisa registrasi ke ASEAN Engineer register yang dikeluarkan oleh AFEO dan sertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) yang merupakan hasil MRA antara negara-negara ASEAN. “Untuk tingkat Asia Pasifik silahkan lanjut sertifikasi APEC Engineer dimana PII adalah salah satu APEC monitoring committee di dunia, urusannya pun jadi lebih mudah” saran Habibie.

Knowledge sharing session ini dihadiri oleh para professional yang bekerja di berbagai sektor antara lain infrastruktur transportasi, minyak & gas, pembangkit listrik dan akademisi perguruan tinggi.

 

 

Menanti Terbitnya Peraturan Pemerintah Mengatur Profesi Keinsinyuran

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sebagai organisasi pemegang mandat pembinaan profesi keinsinyuran terus mendorong Pemerintah untuk segera menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) turunan Undang-undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran. Dr. Ir. Heru Dewanto Ketua Umum PII pada rapat konsolidasi pengurus pusat menyampaikan bahwa PP sudah dalam proses pengesahan dan kementerian teknis terkait. “Sudah tidak ada outstanding issues lagi semoga RPP yang sudah berada di meja Presiden Jokowi saat ini segera ditandatangani”.

Setelah PP diterbitkan, PII akan segera melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART) PII yang baru yang akan disesuaikan dengan UU dan PP keinsinyuran ini. Begitu pun dengan peraturan-peraturan organisasi (PO) yang lama akan direvisi dan disesuaikan segera dengan isi ADART yang baru, Tim kerja ADART dan PO yang dibentuk oleh PII Pusat juga sebelumnya merupakan tim kerja yang sama yang menyusun draft RPP keinsinyuran yang bekerja sejak tahun 2016 lalu. Dr. Heru adalah Ketua Timnya ini yang saat ini menjabat Ketum PII untuk periode 2018 – 2021.

Tim kerja kembali bertemu minggu ini untuk menyiapkan segala sesuatunya menyambut terbitnya PP dan setelah terbit, PII pun sudah siap di dalam mengimplementasikan PP ini secara konsekuen. Adapun anggota tim perumus draft PP, sinkronisasi ADART dan PO yang hadir pada rapat Jumat 15 Maret 2019 ini antara lain Dr. Ir. Robert Purba Sianipar, Ir. Ahmad Buhari saleh, Dr. Ir. Qiqi Asmara, Ir. Handoko, Ir. Bambang Priatmono, Ir. Sapri Pamulu, Ph.D, Ir. Kayan Sutrisna, Ir. Rudianto Handojo, Ir.  Habibie Razak dan beberapa nama lainnya.

KLB PII ini juga rencananya dihadiri oleh Presiden Joko Widodo untuk memberikan orasi keinsinyuran, peran Insinyur Indonesia di dalam mensukseskan program pemerintah di sektor infrastruktur, pertanian, kelautan perikanan, kehutanan dan sektor-sektor lainnya. KLB juga secara simbolis akan menyerahkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) pertama kepada Insinyur Profesional pemilik Sertifikat Insinyur Profesional PII. “KLB ini juga akan mengesahkan ADART yang baru sedangkan PO-PO tadi akan disahkan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PII. KLB dan Rapimnas ini rencana diadakan awal April 2019 ini.