Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar uji kompetensi Insinyur Profesional yang diselenggarakan selama dua hari di kampus Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu, tanggal 25 dan 26 Mei lalu. Tim majelis penilai yang ditugaskan BKS PII terdiri dari Ir. Wahyu Hendrastomo, Ir. Andi Taufan Marimba dan Ir. Habibie Razak untuk menilai 19 kandidat Insinyur Profesional Madya (IPM) yang berdomisili di kota Palu dan sekitarnya.
Acara dimoderasi oleh Dr. Ir. Andi Arham, MT staff pengajar FT Tadulako dan dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Teknik Dr. Ir. Andi Rusdin, MT., MSc. Ir. Andi Rusdin yang pada sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya program sertifikasi Insinyur Profesional untuk staff pengajar dan praktisi keinsinyuran di Palu ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi para insinyur di daerah ini. “Saya berharap sidang majelis penilai uji kompetensi insinyur profesional berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita, terima kasih kepada Badan Kejuruan Sipil PII yang meluangkan waktunya jauh-jauh datang dari Jakarta meluangkan waktunya di akhir pekan untuk kegiatan ini” harap Andi Rusdin.
Sidang majelis penilai uji kompetensi hari pertama dimulai dari Pukul 09.00 pagi hingga pukul 17.00 sore sedangkan hari kedua dimulai pukul 9 pagi hingga 12 siang bertempat di ruang sidang Jurusan Sipil FT Untad. Masing-masing kandidat pada sesi interview teknis diberi kesempatan untuk menjelaskan secara detail proyek yang pernah dikerjakan dengan menggambarkan tingkat kompleksitas proyek, tugas dan tanggung jawabnya di proyek, nilai proyek, dan keputusan keinsinyuran yang diambil serta tantangan-tantangan yang dihadapi pada proyek yang mereka kerjakan.
Sidang uji kompetensi ini ditutup oleh Professor Amar, Wakil Rektor IV Untad bidang Kerjasama dengan harapan bahwa dengan tersertifikasinya staff pengajar Fakultas Teknik, Untad akan menyelesaikan salah satu persyaratan dalam usahanya membuka Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) di Universitas Tadulako ini. Prof. Amar juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Teknik Industri (FTI-UMI) yang tidak sempat hadir pada acara penutupan ini yang diwakili oleh Dr. Ir. Taufik Nur, MT Sekretaris Prodi PPI FTI-UMI. “Bahwa atas petunjuk dan bimbingan Bapak Dr. Ir. Zakir dan timnya kegiatan ini bisa diselenggarakan dengan sukses dan langkah berikutnya adalah menyiapkan aplikasi untuk pendaftaran PS PPI Universitas Tadulako, terima kasih Pak Zakir” lanjut Prof. Amar.
Pengurus dan tim penguji BKS PII dipandu oleh beberapa staff dosen FT-Untad juga melakukan kunjungan ke beberapa lokasi bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di kota Palu ini. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah daerah pesisir pantai yang terkena dampak tsunami dan lokasi beberapa lokasi yang terkena dampak likuifaksi. Menurut BNPB setidaknya 1500 korban meninggal dan ratusan luka-luka akibat dari bencana yang terjadi di tahun 2018.
Menurut pendapat tim ahli geoteknik FT Tadulako, tsunami yang terjadi dikategorikan sebagai tsunami lokal yang dimulai dengan pusat gempa lebih dari 7 SR tidak jauh dari Teluk Palu menyebabkan terjadinya beberapa land slides di beberapa titik dengan arah longsoran yang berbeda di area teluk Palu ini yang kemudian mentrigger terjadinya tsunami. Banyak infrastruktur publik yang mengalami kerusakan akibat terjangan tsunami ini antara lain adalah jembatan Kuning yang terkenal ikonik itu, infrastruktur jalan dan beberapa infrastruktur dan fasilitas publik lainnya. Kelihatan gedung dan rumah-rumah hancur porak poranda di pesisir pantai Talise.
Sedangkan penyebab terjadinya likuifaksi karena adanya lapisan pasir dangkal setebal beberapa meter dan muka air tanah juga yang sangat dangkal dari permukaan tanah. Oleh gempa tadi menyebabkan lateral spreading di beberapa titik di sisi hulu yang kemudian menyebabkan pergerakan massive lapisan pasir tadi ke arah hilir. Akibat dari pergeseran massa tanah ini menenggelamkan banyak masyarakat termasuk rumah rumah yang mereka tempati. Hingga saat ini masih ada ratusan korban yang hilang tertelan bumi oleh bencana likuifaksi ini.
Pengurus BKS PII menyampaikan saran-saran teknis ke Fakultas Teknik Untad untuk melakukan kajian lanjutan terkait gempa bumi, fenomena likuifaksi dan tsunami ini termasuk rekomendasi mitigasi bencana dan diserahkan kepada pihak pemerintah untuk ditindaklanjuti. Belajar dari bencana tsunami yang terjadi di Jepang tahun 2011 lalu, pemerintah Jepang membangun semacam tembok besar sepanjang pantai, merelokasi pemukiman penduduk dari dataran rendah ke area yang lebih tinggi termasuk menaikkan elevasi permukaan tanah dengan melakukan penimbunan besar-besaran sehingga di masa depan ketika musibah serupa terjadi lagi masyarakat jepang akan lebih aman dan lebih siap lagi.
Kegiatan dua hari uji kompetensi dan kunjungan teknis ke lokasi bencana di Palu ini adalah hasil kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Program Studi PPI Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia dan Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia.