Mewakili Ketum PII pada FGD Program Profesi Insinyur UNSRI, 15Agt2022

Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang menggelar Seminar dan Focus Group Discussion yang berlangsung hari Senin pagi, 15 Agustus 2022 dengan topik “Kebijakan, Tantangan dan Peran Mutu Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI)”.

Acara yang dihadiri langsung oleh Rektor UNSRI Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaf, MSCE., IPU., ASEAN Eng. sekaligus memberikan keynote speech tentang peran dan tantangan PSPPI Universitas Sriwijaya dalam menelurkan lulusan Insinyur melalui Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) yang sudah bergulir setidaknya 5 tahun terakhir.

Ir. Habibie Razak Direktur Eksekutif PII Pusat mewakili Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia dalam paparannya bahwa saat ini sekitar 40 Perguruan Tinggi diberi Ijin membuka Program Studi Program Profesi Insinyur sejak 11 April 2016, per 1 Januari 2017, Batch Pertama Penerima Mandat – UMI – Andalas Padang – UMS Surakarta – Binus Jakarta. Dari 40 yang diberi ijin dan mandat tadi sekitar 37 Perguruan Tinggi berhasil menelurkan Insinyur dari PSPPI per 10 Maret 2022. Saat ini, TOP THREE penghasil lulusan PSPPI hingga Maret 2022, UNHAS (2385 alumni), UGM (1989 alumni) dan UMI (1676 alumni). Total keseluruhan Alumni PSPPI se-Indonesia per Maret 2022 baru +/- 12.974 Insinyur.

Oleh Ir. Habibie “ketika membaca dan mempelajari statistik, rasio Insinyur Indonesia per 1 Juta penduduk masih jauh dibandingkan negara seperti Korea, Amerika Serikat bahkan Vietnam. Saat ini rasio kita masih 5300 per Juta penduduk dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam saja sudah 9000, US 20000 dan Korea 25000. Namun Selain kuantitas, kualitas program pendidikan tinggi teknik kita masih perlu didorong menjadi lebih baik lagi melibatkan industri dan praktisioner untuk mendapatkan real engineering experience. Program studi keinsinyuran diharapkan mengikuti program international accreditation (ABET) untuk kesetaraan internasional” lanjut Habibie.

Ir. Habibie yang dalam kapasitasnya mewakil Ketum PII Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga juga menyampakan kembali 4 tantangan keinsinyuran yang ada di dunia saat ini antara lain digitalisasi dan automasi, transisi energi, infrastruktur tangguh di era perubahan iklim dan revolusi industri kesehatan. Para lulusan Insinyur kita hendaknya diberikan insight bahkan kesiapaan skill terkait 4 tantangan tadi.

Oleh karena itu ada beberapa saran-saran oleh PII kepada pihak penyelenggara PSPPI antara lain: Perlu ada kerjasama yang apik antara Perguruan Tinggi + PII + Industri untuk menelurkan calon-calon Insinyur Profesional melalui program Engineer in Training (benchmarking ke US & Canada), Perlu adanya mata kuliah khusus terkait “Pedoman Berpraktik Keinsinyuran bagi Insinyur Profesional”, dengan menghadirkan pembicara dari PII, Perlu tambahan penekanan mata kuliah “Etika” dan “Profesionalisme”, dengan mengundang praktisi Keinsinyuran dari industri, Penambahan wawasan para Insinyur tentang “Teknologi Digitalisasi dan Transisi Energi”, melalui sub-mata kuliah tersebut di PSPPI, perlu adanya diskusi sesama penyelenggara PSPPI terkait biaya penyelenggaraan untuk kelas RPL dan reguler, Saran untuk Forum Penyelenggara PSPPI untuk program reguler PSPPI hendaknya bisa langsung dimulai sejak lulus Sarjana Teknik/Hayati tanpa harus menunggu 2 tahun umur ijazah dan yang terakhir adalah dibutuhkan extra-ordinary effort mengejar ketertinggalan kita dari negara-negara maju terkait peningkatan rasio Insinyur per Juta penduduk yang hanya bisa dilakukan apabila ada program akselerasi (not business as usual).

Acara ini dibuat secara hybrid, sesi offline bertempat di Ruang Prof Djoaeni Mukti UPT Bahasa Kampus Universitas Sriwijaya Bukit Besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.