Author Archives: habibierazak

About habibierazak

Oil & Energy Professional, Project Manager, Vice Chairman of Professional Organization & Activists

Kursus EPC Contract & Project Management, EMLI Training, 27-28 Februari 2018

EMLI Training kembali menyelenggarakan kursus EPC Contract & Project Management yang berlangsung selama dua hari di Hotel Sofyan Inn, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan. Kegiatan yang dilaksanakan setidaknya sekali dalam 2 bulan ini dihadiri oleh 7 peserta dari berbagai profesi dan perusahaan. Ir. Habibie Razak kembali diundang mengisi sesi EPC ini dengan membawakan setidaknya 7 modul paparan dua hari ini.

Instruktur dalam paparannya menyampaikan betapa pentingnya program keselamatan kerja diterapkan pada proyek-proyek EPC dimana kebanyakan clientnya adalah perusahaan yang bergerak di sektor energi. Bagi mereka safety is priority merupakan indikator utama penilaian sukses atau tidaknya proyek itu oleh pihak manajemen perusahaan. Target zero injury bahkan zero incident pun dicanangkan di awal jauh hari pada saat kontraktor EPC memasukkan proposal penawaran kepada client. Kontraktor memastikan budget untuk safety implementation terpenuhi pada saat memasukkan technical and commercial proposal. Perusahaan EPC pada saat proses bidding akan berkompetisi memoles proposal teknis mereka terkait HSSE&S program dimulai dari fase engineering, procurement, construction, commissioning sampai pada periode pemeliharaan untuk mendapatkan nilai atau scoring yang signifikan.

Proyek sektor energi dan sumber daya mineral sudah menjadikan safety sebagai parameter utama selain aspek teknis dan komersil lainnya di dalam memilih dan menunjuk kontraktor EPC untuk proyek-proyek yang beresiko tinggi seperti pembangunan kilang minyak dan LNG, bangunan lepas pantai, pembangkit listrik thermal dan sebagainya. Pada schedule of pricing dan commercial section proposal mereka sudah memasukkan HSE&S cost yang mereka hitung secara teliti sebelum disubmit ke Client. Anggaran yang disiapkan pun cukup mempengaruhi keseluruhan biaya penawaran.

Di sektor PUPR, ketika diminta memasukkan penawaran proyek belum spesifik diminta memasukkan item khusus untuk safety cost sehingga biasanya kontraktor akan menginsert biaya safety ke item-item pekerjaan lainnya. Namun berapa sebenarnya budget yang disiapkan untuk keperluan safety tadi tidak tampak nilainya dengan jelas. Kerap kali kita mendengar banyak kontraktor PUPR yang mengalami kerugian ketika mengerjakan proyek migas dikarenakan mereka memasang harga terlalu murah tanpa memperhatikan HSE cost yang akan timbul pada saat proyek berlangsung. Standard HSE&S memang berbeda itulah alasannya mengapa dikatakan membangun jembatan proyek PUPR dan jembatan di wilayah tambang meskipun scope dan spesifikasi sama harga konstruksi bisa jauh berbeda.

Sesi EPC kali ini menambahkan modul tambahan yang belum pernah dipresentasekan sebelumnya yakni sistem manajemen mutu pada perusahaan EPC. Keenam modul lainnya antara lain: project management responsibilities, contract, proposal, insurance & tax, procurement & subcontract dan construction management adalah modul yang sudah pernah dipresentasekan di kursus sebelumnya. Hadir sebagai peserta ini perwakilan dari PT Hasnur Jaya Utama, PT Indonesia Power dan PT Elnusa Tbk. Salah seorang peserta, Beliau pernah bekerja sebagai Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah I Soekarno Hatta. Di sela-sela acara Beliau banyak sharing pengalaman proyek Beliau ketika bekerja di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

 

 

Lanjutan Rapat Penyiapan Kelengkapan Landasan Hukum Profesi Keinsinyuran, 20 Februari 2018

Ir. Heru Dewanto Wakil Ketua Umum PII Pusat kembali mengundang tim kerja penyiapan kelengkapan landasan hukum terkait profesi keinsinyuran di Indonesia pada hari Selasa, 20 Februari 2018 di ruang meeting Cirebon Electric Power, Pondok Indah Office Tower dihadiri setidaknya 20 pengurus pusat.

Agenda yang dibahas antara lain update tentang progress pemantapan kerjasama PII dan Perguruan Tinggi terkait pelaksanaan Program Profesi Insinyur (PPI) yang sudah berlangsung dalam 2 tahun terakhir, sistem registrasi Insinyur yang akan didatabase secara teknologi informasi, rencana pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) dan Lembaga diklat profesi terkait pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, asuransi Professional Indemnity Insurance (PII) untuk perlindungan Insinyur terkait praktik keinsinyuran dan topik lainnya.

Tim Konsultan Teknologi Informasi yang diberi tugas untuk membangun online system untuk pendaftaran keanggotaan PII dan pengisian formulir aplikasi Insinyur profesional (FAIP) melakukan simulasi di depan peserta rapat. “So far progress sudah cukup signifikan, kita berharap web design yang baru harus lebih attractive dan elegan. Silahkan melihat contoh web dari the Engineers Australia dan Institusi Insinyur lainnya di dunia sebagai bahan referensi” saran Heru Dewanto. “Dengan sistem online ini diharapkan calon anggota dan anggota PII bisa langsung mengisi biodata dan mengupload supporting documents yang dibutuhkan untuk keanggotaan dan sertifikasi” ujar Heru.

Reportase oleh Ir Habibie Razak – Divisi Gas Persatuan Insinyur Indonesia

Ujian Wawancara Insinyur Profesional Madya BKS PII, 19 Februari 2018

Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menyelenggarakan ujian sertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM) di kantor sementara PII Pusat Jl. Bandung No.1 Menteng Jakarta Pusat. Tim majelis penilai yang terdiri dari profesional yang aktif di bidang ketekniksipilan dan keinsinyuran dari berbagai sektor. Mereka yang hadir antara lain: Ir. Bambang Guritno Ketua BKS PII, Ir. Kayan Sutrisna Sekretaris BKS PII, Ir. Wahyono Bintarto, Ir. Wahyu Hendrastomo, dan Ir. Habibie Razak.

Calon pemegang sertifikat IPM kali ini kebanyakan berasal dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur bekerja di sektor konstruksi PUPR dan pertambangan. Ir. Darmansjah Dosen PSPPI Universitas Lambung Mangkurat sebagai ketua tim rombongan Kalsel mengantar setidaknya 8 Insinyur ke Jakarta untuk ujian wawancara dari Kalimantan Selatan dan 2 Insinyur lainnya bekerja di Kaltim Prima Coal, Sangatta, Kalimantan Timur.

Animo para profesional yang bekerja keinsinyuran semakin menggeliat mengingat Peraturan Pemerintah sebagai turunan UU No.11/2014 akan segera diterbitkan tahun ini. “Bagaimana pun juga, dari dulu sertifikasi Insinyur Profesional PII sudah diakui dan setara internasional sejak awal tahun 2000-an baik di tingkat ASEAN maupun Asia Pasifik. Untuk menjaga mutu dan konsistensi proses  pelaksanaan sertifikasi ini PII diaudit oleh Institusi keinsinyuran dari luar negeri begitu pun sebaliknya PII juga melakukan kegiatan audit terhadap proses pelaksanaan sertifikasi yang dilakukan oleh negara lain di tingkat ASEAN dan Asia Pasifik” ujar Kayan Sutrisna di sela-sela ujian wawancara IPM ini.

Kesempatan ini, Majelis Penilai BKS PII juga telah melakukan sidang scoring terhadap beberapa calon pemegang Insinyur Profesional di antaranya yang ada dalam daftar adalah Dirjen Bina Konstruksi Dr. Ir. Syarif Burhanuddin memenuhi syarat angka untuk mendapatkan gelar Insinyur Profesional Utama (IPU). Sedangkan Insinyur termuda yang mendapatkan gelar Insinyur Profesional Pratama (IPP) adalah saudara Ir. Muhammad Syahril alumni Universitas Hasanuddin yang baru saja lulus bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Selamat kepada para penyandang sertifikat Insinyur Profesional, Bravo Insinyur Indonesia.

 

Reportase: Ir. Habibie Razak – Divisi Gas PII Pusat, Bidang Hukum dan Advokasi BKS PII

Workshop Pengisian CPD Bapel PKB PII, 14 Februari 2018

Workshop Pengisian formulir Continuous Professional Development (CPD) diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Persatuan Insinyur Indonesia (Bapel PKB PII) pada hari Rabu 14 Februari 2018 dihadiri oleh beberapa Insinyur Profesional Madya (IPM) dari berbagai perusahaan dan instansi. Sesi yang berlangsung selama setengah hari di kantor PII Jl Bandung, Menteng Jakarta Pusat ini berlangsung sangat interaktif antara instruktur dan para peserta. Habibie Razak diminta sebagai instruktur workshop pengisian PKB di sesi kali ini.

Secara ringkas, kegiatan-kegiatan yang dapat diakui dalam program PKB adalah sebagai berikut:

  • Pendidikan dan Pelatihan Formal antara lain: Pendidikan Strata Lanjut, Pendidikan Singkat dan Pelatihan Kerja Formal.
  • Pendidikan Tidak Formal terdiri dari: Pembelajaran Mandiri dan Pembelajaran Sehubungan dengan Penugasan Kerja.
  • Partisipasi dalam Pertemuan Profesi terdiri dari: Peserta Pertemuan Profesi dan Partisipasi Dalam Kepanitiaan.
  • Paparan Dan Karya Tulis terdiri dari: Paparan dan Laporan Teknis Internal, Paparan pada Pertemuan Teknis, Penulisan Makalah untuk Pertemuan Profesi, Penulisan untuk, Penulisan Buku dan Pengajaran Sebagai Pengajar/Instruktur.
  • Kegiatan Penunjang terdiri dari: Sebagai Pakar atau Narasumber, Sebagai Pengurus Organisasi Profesi atau Pimpinan Lembaga, dan Sebagai Penerima Tanda Jasa; Award; dan sejenisnya.

Setiap Insinyur profesional diwajibkan mengisi dan menyetor formulir PKB setiap tahunnya dalam periode 5 tahun sebagai syarat untuk mempertahankan gelar Insinyur Profesionalnya. Tujuan dari workshop pengisian formulir PKB ini memastikan para Insinyur Profesional (IP) memahami tata cara pengisian PKB dan pada workshop ini Habibie Razak memaparkan panduan pengisian berikut contoh formulir PKB terisi. Setiap Insinyur Profesional Madya diharapkan mendapat score minimum 50 poin per tahunnya untuk kegiatan PKB yang sifatnya wajib dan tambahan poin dari kegiatan PKB yang sifatnya pilihan. Kegiatan yang sifatnya wajib maupun pilihan dijelaskan secara rinci oleh Habibie Razak pada sesi workshop ini.

Perusahaan yang mengirimkan pesertanya antara lain dari Sumitomo Corporation, Seaport Consultants Asia, Winrock International, dan lainnya. Prof. Hesty Heryani salah satu peserta yang sengaja datang dari Banjarmasin, staff pengajar Universitas Lambung Mangkurat juga menyempatkan hadir.

 

Bravo PII, Salam Insinyur

Reportase oleh Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat

 

 

 

Rapat Penyiapan Kelengkapan Landasan Hukum Profesi Keinsinyuran, 6 Februari 2018

Ketua Tim penyiapan kelengkapan landasan hukum Profesi Keinsinyuran Ir. Heru Dewanto, IPU kembali mengundang para anggota tim menghadiri rapat di Kantor Cirebon Electric Power, Pondok Indah Office Tower Hari Selasa kemarin, 6 Februari 2018. Rapat sejenis dilakukan secara intens setidaknya dua kali dalam sebulan yang berisikan berbagai agenda terkait penyiapan kelengkapan organisasi Persatuan Insinyur Indonesia menyambut diterbitkannya Peraturan pemerintah dari UU No.11/2014 tentang Profesi Keinsinyuran.

Agenda yang dibahas dalam rapat ini antara lain: pemantapan kerjasama PII dan Perguruan Tinggi terkait pelaksanaan Program Profesi Insinyur (PPI) yang sudah berlangsung dalam 2 tahun terakhir, sistem registrasi Insinyur yang akan didatabase secara teknologi informasi, rencana pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) dan Lembaga diklat profesi terkait pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, asuransi Professional Indemnity Insurance (PII) untuk perlindungan Insinyur terkait praktik keinsinyuran dan topik lainnya. Ir. Heru Dewanto mengistilahkan misi terkait pengembangan teknologi informasi ini sebagai Sistem Manajemen Informasi Persatuan Insinyur Indonesia (SIMPoNI) di mana semuanya diintegrasikan dalam satu platform terkait database keanggotaan dan insinyur profesional, proses sertifikasi (online application) dan lainnya.

Ir. Heru Dewanto sebagai ketua tim penyiapan Peraturan Pemerintah turunan UU Keinsinyuran juga sebagai Wakil Ketum PII menghimbau kepada para anggota tim untuk menerima saran maupun sumbangsih termasuk keluhan-keluhan yang dihadapi oleh Pengurus Wilayah dan Cabang di seluruh tanah air untuk bisa diakomodir dan diselesaikan secara komprehensif di tingkat kepengurusan pusat, ini tidak lain untuk meningkatkan kualitas layanan terkait keanggotaan, sertifikasi dan pengembangan keprofesionalan para anggota PII yang mayoritas berada di daerah.

Bravo PII Sukses Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Habibie Razak – PII Pusat

Seminar dan Munas I Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), 25 Januari 2018

Asosiasi Energi Surya Indonesia menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I yang diselenggarakan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (KESDM) Jl. Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat hari Kamis, 25 Januari 2018. Hadir dalam acara ini, Bapak Ignasius Jonan Menteri ESDM memberikan pengarahan tentang arah kebijakan energi nasional untuk lebih menitikberatkan pada penggunaan sumber energi terbarukan dan solar energy termasuk salah satunya.

Sesi pagi menghadirkan beberapa pembicara antara lain Harris Yahya – Direktur Aneka EBTKE Ditjen EBTKE, Dewanto dari PLN mewakili Tohari Ahadiat dari Divisi EBT PLN, perwakilan dari Kementerian Perindustrian dan Sampoerna Group. Menurut Harris Yahya, saat ini, dari potensi 207 GW energi surya di Indonesia baru sekitar 0.02% yang terpasang tentunya ini mengajak seluruh stakeholders untuk memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada terkait investasi proyek terkait energi surya di Indonesia. Tema seminar dan munas I kali ini “Konsolidasi Asosiasi Energi Surya Indonesia untuk mendukung pencapaian target energi nasional dalam rangka mewujudkan energi berkeadilan hingga pelosok negeri” tema yang sangat supportive mendukung program pemerintah sebagaimana yang disampaikan oleh penggagas AESI Luluk Sumiarso.

Sesi siang dilanjutkan dengan Munas I yang dibuka oleh Ir. Andhika Prastawa dilanjutkan dengan sidang pleno yang membahas tentang ADART, pemilihan ketua umum/ketua dewan pakar dan ketua dewan pembina dan pembahasan rancangan garis besar program kerja 2018-2020. Acara ini dihadiri para penggiat energi surya di Indonesia termasuk peneliti, konsultan, EPC contractor dan developer. Sukses terus kawan-kawan AESI, terus berjuang mengkampanyekan energi surya di tanah air tercinta.

Focus Group Discussion PLTSa Kerjasama BPPT & IKATEK; Road to HBH IKATEK UH 2018

Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (IKA Teknik Unhas) bekerjasama dengan BPPT menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan peluang hingga strategi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Kegiatan diskusi yang dihadiri beberapa pakar dan juga pemangku kepentingan tersebut berlangsung di Aula Gedung Menara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2018).  Acara diskusi dibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unhas Dr Ir Abdul Rasyid Jalil MSi yang mewakili petinggi Unhas di kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Teknik Unhas ini.

Sambutan dilanjutkan Pengurus Ika Teknik Unhas yang diamanahkan kepada Ir AM. Sapri Pamulu MEng PhD dan laporan Ketua Panitia Pelaksana FGD Aie Asri AN ST. Sapri Pamulu menjelaskan, diskusi ingin mendapatkan rumusan berupa usulan, terkait sosialisasi implementasi kebijakan PLTSa, seperti dimensi proyek, investasi, pendanaan, teknologi, dan storage, model pengembangan PLTSa di Indonesia Timur. “Kegiatan FGD ini dalam rangkaian acara Halalbihalal (HBH) Ikatek 2018. Namun selain itu kita ingin mendapatkan rumusan yang bisa dijadikan usulan strategi implementasi mengenai kebijakan Ketenagalistrikan Energi Terbarukan terkhusus PLTSa di Indonesia,” ujarnya. Peserta yang hadir dalam diskusi grup sebanyak 120 orang dari berbagai komponen, termasuk pelaku investasi, PLN, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi/BPPT, alumni teknik Unhas, praktisi, dan akademisi dari ITB serta Universitas Indonesia.

Sejumlah pembicara nasional hadir dalam FGD Tinjauan Regulasi Proyek Ketenagalistrikan Energi Terbarukan berbasis PLTSa. Selain dari pihak Kementrian ESDM, PT PLN, Kementerian Lingkungan Hidup, Wali Kota Makassar Muh Ramdhan Pomanto juga hadir. Wali Kota Makassar yang berlatar belakang arsitek tersebut mengemukakan tantangan dan hambatan terkait regulasi mengenai Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) terkhusus PLTSa di Kota Makassar masih banyak.

Danny Pomanto menganggap ‘tipping fee’ sebagai ‘bottle-neck’ dari pengelolaan sampah untuk pengelolaan ‘waste to energy’ atau sampah menjadi energi. Selain faktor regulasi, mahalnya teknologi yang digunakan dan investasi yang dikeluarkan juga menjadi kendala besar. “Namun, masalah fee ini jelas bisa menimbulkan masalah hukum. Itu sebabnya Pemda (Pemkot Makassar) enggan untuk mengeksekusi PLTSa ini,” ujarnya. Tipping fee adalah biaya yang dikeluarkan anggaran pemerintah kepada pengelola sampah, berdasarkan jumlah yang dikelola per ton atau satuan volume (m3).

Menurut Dani, permasalahan sampah di kota-kota besar penyelesaiannya harus terintegrasi dan terstruktur dimulai dari sisi hulu sampai hilir. Dari sisi hulu, bagaimana mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemisahan sampah mulai dari rumah tangga, kemudian manajemen sampah oleh Pemkot melalui istilah bank sampah sampai pada pengelolaan di TPA. “Saat ini sudah ada sekitar 1000 bank sampah yang bertanggung jawab mengelola sampah di kota Makassar ini” ujar Dani.

Dani juga memaparkan 14 tahapan pengolahan sampah mulai dari rumah tangga sampai dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Satu lagi yang menurut Dani mesti diperhatikan adalah model penenderan proyek PLTSa ini sebaiknya menggunakan model tender investasi di mana setiap technology provider menyampaikan proposalnya termasuk keunggulan teknologi dan total biaya investasi berdasarkan teknologi dan model eksekusi proyeknya. Fase DED akan dilakukan juga oleh technology provider karena mereka yang akan menggaransi performance dari PLTSa yang dibangun dan akan dioperasikan.

Pembicara lain yang hadir Elis Heviati Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementrian ESDM. Topik yang akan dibawakan Pemaparan regulasi EBTKE pada PLTSa dan dampaknya terhadap iklim investasi di Indonesia. Tampil pula memaparkan materi Agus Saefuddin MSi (kepala Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementrian LH dan Kehutanan). Sesi pertama pagi hari menghadirkan walikota Makassar, perwakilan ESDM dan KLKH ini dimoderasi oleh Ir. Habibie Razak yang juga Coordinator Steering Committee pada FGD ini.

Diskusi sesi pertama berlangsung sangat alot, Halim Kalla hadir hingga acara selesai menyampaikan concernnya sebagai pengusaha terkait investasi PLTSa di Indonesia termasuk di Kota Makassar. Menurut Beliau, Pemerintah harus memperhatikan dua hal penting apabila investasi ini menjadi attraktif sehingga bisa diimplementasikan, pertama adalah biaya pengelolaan sampah mulai dari rumah tangga sampai TPA di kisaran 200 – 400 Ribu/Ton untuk pihak pengembang dan tarif listrik yang dijual ke PLN untuk investasi bisa economically viable apabila  dijual di kisaran 19cent USD/Kwh. Dua point penting ini menjadi parameter utama untuk investasi PLTSa menjadi attraktif.

Sesi siang hari menghadirkan beberapa narasumber antara lain:  Paul Butarbutar (Direktur Green Finance Asia South Pole), Dr Sri Wahyono (Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT), Jacky Latuheru (Senior Researcher, SMW & Energy Consultant), Ir Suhermin (Direktur PT Dimensi Barumas Perdana). Sesi kedua ini dimoderasi oleh Ir. Ma’rifat Pawellangi.  Paul Butarbutar menjelaskan, terkait pembiayaan atau financing, PLTSa itu sangat memungkinkan jika kepastian investasi didapatkan dari pemerintah. Adapun syarat terkait investasi PLTSa ini bersifat umum dan khusus terkait dengan pengelolaan sampah. Hal tersebut meliputi beberapa hal, seperti resiko, manajemen, kebijakan pemerintah dan lainnya. “Pemerintah daerah perlu melihat dengan jelas kemampuan dari pengusul project. Dan harus melalui proses tender yang baik,” kata Direktur Green Finance Asia South Pole Paul Butarbutar. Saran Paul Butarbutar, sebaiknya memikirkan hal lebih jauh dalam hal manfaat dari proyek pengedaan PLTSa, daripada memikirkan hal-hal teknis seperti tipping fee atau yang lainnya.

Sementara itu, Ir. Jacky Latuheru dari Energy Consultant mengemukakan potensi sampah di Indonesia ini cukup besar. Indonesia memiliki 500 kota/kabupaten yang semuanya memiliki potensi penghasil sampah. Adapun tekait dengan proyek, lulusan Teknik Unhas itu menggarisbawahi, pemilihan teknologi proyek yang dapat mengurangi efek rumah kaca terkait penanganan atau pemanfaatan gas metana (CH4) dari sampah.

Sementara itu di sesi ketiga dimoderasi oleh Ir. Oesman Reza menghadirkan Ikhsan Asaad (GM PLN Distribusi Jakarta Raya) yang menjadi pembicara ketujuh mengetengahkan program PLN terkait dengan EBTKE. PLN sudah menyiapkan rencana pengembangan pembangkit dan transmisi. Hal itu meliputi; 1. Rencana pengembangan pembangkit dan transmisi, 2. Proyeksi bauran energi, 3. Pengembangan energi baru dan terbarukan, dan 4. Implementasi Peraturan Menteri (PM) no 50/2017.

Ikhsan Asaad dalam paparannya bercerita tentang pengalaman mengelola pembangkit listrik dan distribusinya ke masyarakat. PLN selain diberi mandat oleh pemerintah untuk melistriki seluruh masyarakat Indonesia juga dituntuk menekan biaya produksi pembangkitan listrik agar bisa lebih efektif dan efisien. Skema pembangkitan PLTS yang dihybrid dengan genset di malam hari menjadi solusi efektif untuk masyarakat di Morotai, Maluku dan juga beberapa skema pembangkitan lainnya semisal PLTB, Tidal Wave atau renewable energy lainnya bisa menjadi solusi yang efektif dan ramah lingkungan untuk pulau-pulau besar maupun kecil yang ada di Indonesia. “Tahun 2019, semua desa yang ada di Indonesia 100% harus dilistriki oleh PLN sebagaimana ditugaskan oleh Presiden Jokowi” imbuh Ikhsan Asaad, GM Disjaya ini. Ikhsan juga pada kesempatan ini memaparkan beberapa program kerja andalan Beliau di dalam memimpin PLN Disjaya ini diantaranya kampanye penggunaan kendaraan berbasis energi listrik, PLN power bank pengganti genset pada aktifitas konstruksi di DKI yang bisa memberikan penghematan signifikan kepada kontraktor, smart grid dan lainnya.

Sesi terakhir, Ir. Mulyawan Samad memaparkan beberapa kesimpulan dari FGD yang akan dibuat dalam satu rekomendasi tertulis dan diserahkan kepada pemerintah. Seperti melihat peran yang lebih terstruktur dari Pemerintah untuk mengintegrasikan penanganan sampah baik itu terkait dengan penanggulangan sampah maupun keterkaitannya dengan energi.

 

Hal ini sangat mendesak untuk menyelesaikan banyak aspek yang meresahkan baik itu pelaku bisnis maupun Pemda. Diharapkan hal-hal tersebut antara lain seperti tipping fee dan harga satuan energi listrik yang ditawarkan dapat diselesaikan dengan menyeluruh, masih tingginya tingkat kekurangsadaran, baik pihak pemerintah maupun rakyatnya dalam pemanfaatan sampah kota, Skema percepatan dalam siklus project Pembangunan PLT Sampah perlu ditinjau kembali.

Disarankan untuk meninjau kembali skema ini dengan lebih mengedepankan aspek investasi secara lebih luas, Penanganan pemerintah terhadap proyek dan investasi oil dan gas yang dikelola secara menyeluruh oleh Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas mungkin dapat dijadikan model, bagaimana menyelaraskan potensi sampah menjadi energi maupun penanganannya dengan program Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) termasuk bagaimana menciptakan atau meningkatkan environmental enterpreneurship pada masyarakat maupun pemerintah. Serta mengubah filosofi berfikir dari sekedar mengatasi lingkungan lebih ke penghasilan energi.

Pada FGD juga disimpulkan bahwa ada sekitar 10 daerah kabupaten/kota yang saat krisis penanganan sampah saat ini. Dan BPPT mendapat tugas untuk menghasilkan pilot project yang harus berhasil di 2018. Saat ini proyek percontohan di TPA Bantar Gebang. Sorotan juga diarahkan terkait efektifitas kerjasama BPPT dengan insitusi lain. Lalu perluanya kajian menyeluruh dapat dilaksanakan dengan semua stakeholder termasuk pemilik teknologi dan investor dalam memecahkan masalah terkait proyek penanganan sampah. Terbitnya Perpres 97 / 2017 yang merangkum secara komprehensif pengelolaan sampah dan diharapkan menjadi hawa segar bagi pemerintah daerah.

Diskusi juga mencatat beberapa poin penting terkait tantangan yang ada dan usaha yang bisa dilakukan terkait potensi PLTSa di Indonesia. Seperti adalanya ketidakjelasan mengenai Tipping Fee (biaya pengelolaan sampah). Kemudian strategi Pemda mencari solusi pengelolaan sampah tanpa/minimum Tipping Fee. Lalu masih minimnya alokasi negara untuk kebersihan dan pengelolaan sampah. Sebab sejauh ini soal sampah masih belum menjadi prioritas. Masih kurang matangnya skema pembelian tenaga listrik. Kemampuan Pemda dalam sistem, dokumentasi dan pelaksanaan pengadaan. Karakteristik sampah di Indonesia yang tidak homogen serta memiliki kadar air tinggi. Bagaimana implementasi RUEN dan RUED. Dan poin terakhir pemilihan teknologi yang tepat dalam pengelolaan sampah.

Ketua Halal biHalal 2018 IKATEK-UH Ir. Jusman Sikki dan Ketua Panitia Pelaksana Focus Group Discussion (FGD)  Ikatan Alumni Teknik Unhas kali ini Asri An Nur, ST juga menyiapkan sertifikat kepesertaan yang bisa memberikan point tambahan bagi para Insinyur yang akan melaporkan PKB/CPDnya yang diwajibkan setiap tahunnya.

Reportase: Habibie Razak – Ketua Badan Otonomi Pengembangan Profesi Keinsinyuran IKATEK Unhas.

 

Regional Workshop on South-South Cooperation for Strengthening Engineering Standards and Mobility of Professionals, 21 – 22 December 2017

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Malaysia Funds-in-Trust sebagai sponsor dan funder bekerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam rangka menyelenggarakan workshop keinsinyuran skala regional “South-South Cooperation for Strengthening Engineering Standards and Mobility of Professionals” di Hotel Fairmont, Jakarta. Workshop yang dilaksanakan selama dua hari ini menghadirkan pembicara dari beberapa lembaga dan organisasi keinsinyuran skala Asia Pasifik antara lain: Federation of Engineering Institutions of Asia and the Pacific (FEIAP), Academy of Engineering and Technology of the Developing World (AETDEW), International Science, Technology and Innovation Centre for South-South Cooperation (ISTIC) dan beberapa lainnya.

Kerjasama Selatan-Selatan (South-south Cooperation) ini dibutuhkan untuk mengharmonisasi kurikulum keteknikan, mengontrol dan memonitor proses dan pemeliharaan infrastruktur, pelatihan dan pemagangan di industri dan peran women in engineering sebagai sumber daya manusia untuk membangun jaringan regional. UNESCO telah bekerjasama dengan dengan penyelenggara workshop untuk mengatur rapat-rapat regional untuk mengkaji ulang kualifikasi dan standarisasi keinsinyuran, membangun roadmap penguatan pondasi untuk kerjasama selatan-selatan dan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di regional Asia Pasifik.

Workshop dua hari ini terdiri dari beberapa sesi antara lain: accreditation system for sustainable engineering standardization, development of young engineers, women in engineering, one-belt-one-road (OBOR) and engineers, dan building south-south cooperation in engineering qualification. Sesi pembukaan workshop oleh Dr. Ir. Hermanto Dardak – Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia sebagai host dari event ini menyampaikan pesan kepada peserta workshop untuk berdiskusi dan berinteraksi dalam rangka menghasilkan rekomendasi standarisasi pendidikan dan profesi keinsinyuran dan mobilisasi insinyur untuk mencapai sustainable development goals negara-negara yang terlibat pada kerjasama selatan-selatan ini. Sesi pembukaan ini juga menghadirkan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Prof. Wimpie Agoeng Noegroho bahwa workshop ini bertujuan untuk melakukan standarisasi kualifikasi perekayasa (engineering) dalam mendorong kerjasama selatan-selatan untuk masa depan keperekayasaan di Asia dan Pasifik. Pada kesempatan ini, Prof. Shahbaz Khan Director and Representatives of UNESCO Office Jakarta dalam welcoming speechnya menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang hebat, baik secara budaya dan sumberdaya. “Bagi UNESCO, Indonesia sangat spesial. Bisa dibayangkan bagaimana pembangunan Candi Borobudur kala itu. Dengan usia setua itu bisa terlihat kokoh sampai sekarang. Dan menjadi wahana edukasi dan sejarah dunia,” tuturnya.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada workshop kali ini menghadirkan Ir. Tjipto Kusumo, IPM – Ketua Badan Pelaksana PKB PII pada sesi Accreditation System for Sustainable Engineering Standardization, Ir. Nanang Untung, IPU pada sesi Development of Young Engineers dan Dr. Ir. Tiena Agustina Amran, IPU untuk sesi Women in Engineering. Ir. Tjipto pada paparannya menggambarkan sistem sertifikasi Insinyur Profesional Indonesia dan bagaimana progress proses sertifikasi insinyur di Indonesia secara umum dan pencapaian para Insinyur Indonesia yang sudah tersertifikasi di level ASEAN dan Asia Pasifik.  Ir. Nanang dalam paparannya menyampaikan betapa pentingnya kerjasama antara pemerintah, PII, perguruan tinggi, dan industri di dalam pengembangan insinyur muda di dalam mendapatkan pengalaman kerja di Industri melalui berbagai program seperti internship training dan technopreneurship program dan lainnya.

Di sesi young engineers development ini, Habibie Razak salah satu delegasi PII juga memberikan masukan tentang Engineers-in-Training program yang dilakukan di US dan Canada di mana para Insinyur muda didampingi oleh Insinyur Profesional selama bekerja di industri yang berperan mengawasi pekerjaan yang dilakukan insinyur muda tadi seperti mereview pekerjaan desain  dan aktifitas keinsinyuran lainnya termasuk memberikan rekomendasi pengembangan keprofesionalan seperti kursus, training dan event lain yang disarankan untuk diikuti oleh insinyur muda tadi. Setelah mendapatkan pengalaman minimum lima (5) tahun di dunia keinsinyuran, Insinyur Profesional yang merupakan mentor, coach sekaligus supervisor dari Insinyur muda tadi memberikan endorsement untuk mendapatkan gelar Insinyur Profesional. Dengan demikian, Insinyur muda yang dari awalnya adalah Engineer in Training (EiT) kemudian dinyatakan berhak untuk berpraktek keinsinyuran sesuai dengan undang-undang keinsinyuran yang berlaku.

Turut hadir pada workshop ini sebagai delegasi PII antara lain: Ir. Pandri Prabono Dewan Insinyur Indonesia, Ir. Rudianto Handojo – Direktur Eksekutif PII, Ir. Bambang Priatmono Pengurus Badan Kejuruan Sipil PII, Dr. Insanul Kamil PII Wilayah Sumatera Barat, Dr. Ir. Rusman Muhammad PII Cabang Makassar, Ir. Taufik Nur Universitas Muslim Indonesia,  Ir. Sri Hidayati Forum Insinyur Wanita PII, Laksma Ir. Eden Gunawan Pengurus PII Wilayah Banten, dan beberapa pengurus PII lainnya yang belum sempat disebut namanya.

Workshop dan scientific event sejenisnya akan terus dilakukan oleh UNESCO bekerjasama dengan berbagai Institusi keinsinyuran regional Asia Pasifik dalam rangka menjembatani gap antara insinyur, entrepreneurs, local government, perguruan tinggi, research centers and professional bodies melalui standar dan kualifikasi pendidikan keteknikan dan profesi keinsinyuran.

Reportase dari Ir. Habibie Razak PII Pusat Bidang Gas

 

 

Undangan Inhouse EPC Workshop di Penghujung Tahun 2017

Adalah hal yang sangat berkesan ketika kita sudah sering mendapatkan undangan untuk membawakan topik tertentu pada suatu aktifitas profesional seperti workshop, seminar maupun training. Kali ini saya memenuhi undangan seorang kawan yang sudah memiliki perusahaan konsultan PT Prima Energi Consult atau sering disingkat PEC. Perusahaan ini bergerak di sektor infrastruktur energi. Idenya adalah bagaimana mengembangkan sumber daya manusia para Insinyur yang bekerja di perusahaan Beliau terkait proyek engineering services and EPC, baik itu pengetahuan tentang kontrak maupun project management proyek EPC.

Diskusi EPC contract dan project management ini berlangsung sangat interaktif melibatkan peserta dari berbagai disiplin keilmuan antara lain: process engineer, mechanical engineer, electrical engineer, civil engineer sampai pada finance and accounting PT PEC juga menghadiri sesi sehari ini. Tidaklah menutup kemungkinan perusahaan konsultan setelah beberapa tahun kemudian di dalam perjalanannya bisa bermetamorfosis menjadi perusahaan EPC nasional terkemuka di Indonesia. Sebagai contoh, perusahaan seperti Tripatra yang awalnya memulai bisnis engineering dan consultancy kini menjadi perusahaan EPC terkemuka bukan hanya di Indonesia tapi juga di tingkat regional Asia. Begitu pun dengan Rekayasa Industri bisa menjadi kontraktor EPC hingga saat ini karena memiliki kapabilitas engineering yang sangat handal.

EPC contract and project management ini mendiskusikan beberapa point penting antara lain:

• Project Management Responsibilities pada EPC Project
• Jenis-jenis kontrak konstruksi
• Karakteristik EPC Contract
• Penyusunan proposal EPC dengan pertimbangan legal, insurance, financial, tax and treasury
• Sistem pengadaaan barang dan jasa pada EPC project
• Manajemen konstruksi pada proyek EPC

Terima kasih PEC atas undangan knowledge sharing sessionnya semakin sukses ke depannya buat perusahaan maupun para Insinyurnya.

Salam Insinyur, Bravo Konsultan dan EPC nasional kita.

Laporan Badan Otonom Pengembangan Profesi di Rakornas IKATEK UH Bantimurung, 2 Desember 2017

Hari Sabtu, 2 Desember 2017 Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS 212 – 2017) di Taman Rekreasi Bantimurung Kabupaten Maros. Rakornas 212 ini diselenggarakan berkat inisiatif dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) IKATEK Sulawesi Ir. Muhammad Irfan AB yang sekaligus dirangkaikan dengan Rapat kerja (RAKER) DPW IKATEK Sulawesi. Sesi RAKER yang dilaksanakan di pagi hari dan setelah makan siang dilanjutkan dengan RAKORNAS 212.

RAKORNAS 212 secara resmi dibuka oleh Ketua Dewan Penasehat IKATEK UH Ir. Andi Herry Iskandar setelah sebelumnya kata sambutan dari Ketua Panitia, Ketua DPW Sulawesi dan Ketua Umum DPP Ir. Haedar A. Karim. Setelah resmi dibuka, RAKORNAS dipimpin oleh Marwan Hussein memberikan kesempatan kepada tiap DPW IKATEK Unhas memberikan laporan tentang kegiatan IKATEK yang dilaksanakan di Tahun 2017 ini. Perwakilan tiap DPW dimulai dari DPW Sulawesi, Papua, Maluku, Sumatera, Kalimantan, dan Bali-Nusa Tenggara kemudian dilanjutkan dengan laporan IKA Jurusan untuk 6 jurusan.

Presentase tambahan menghadirkan Ir. Ansar Rahman memaparkan PT Inovasi Benua Maritim, perusahaan yang dibentuk oleh Universitas Hasanuddin setahun terakhir ini. Beliau memaparkan model bisnis PT IBM, program yang akan dilaksanakan dan update kondisi perusahaan sampai bulan Desember ini. Setelahnya, Update tentang progress Program Profesi Insinyur (PPI) Fakultas Teknik Unhas disampaikan oleh Sekretaris Rektor Unhas Dr. Ir. Suharman Hamzah.

Kesempatan buat Badan Otonom IKATEK Unhas juga untuk memaparkan laporan kegiatannya selama 2017 ini. Habibie Razak sebagai Ketua Badan Otonom Pengembangan Profesi Keinsinyuran memberikan laporan kegiatan Tahun 2017 antara lain:

 

 

  1. Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) atau Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) kerjasama Ikatan Alumni Teknik Unhas dan Persatuan Insinyur Indonesia
    MOU ditandatangani pada bulan 21 Desember 2014 di Makassar. Kegiatan PPPI/LSIP dilaksanakan setidaknya 25 kali di beberapa daerah/kota seperti Jakarta, Makassar, Balikpapan, Gorontalo, Sumbawa dan Manado. Kegiatan PPPI/LSIP melibatkan DPW IKATEK Jaban – Jabar, DPW Kalimantan, DPW Sulawesi, DPW Bali Nusa Tenggara dan ISP Pusat. Total Jumlah Alumni dalam daftar Keanggotaan PII sampai saat ini: 1300 Insinyur, setidaknya 20 persen sudah berpredikat Insinyur Profesional. Program ini relevan dengan semangat IKATEK UH untuk mensertifikasi para alumninya sesuai dengan amanah UU No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran.
  2. Focus Group Discussion (FGD) on Waste to Energy and Roadmap of Petroleum Engineering
    FGD dilaksanakan di Benteng Fort Rotterdam Makassar dihadiri lebih dari 20 Peserta dari Alumni Unhas, 29 Juni 2017. Pembicara dari Alumni bergerak di Sektor Energi dan Eksplorasi (Ir. Jacky Latuheru dan Ir. Asri Jaya).
    Kolaborasi apik antara pengurus IKATEK kerjasama IKA UH Jabodetabek
  3. Knowledge Sharing Kerjasama PII Cab Makassar dan IKATEK Unhas
    Knowledge dilaksanakan di Kantor PII Cabang Makassar untuk Materi LNG & EPC
    Peserta dari Profesional dan Mahasiswa.

 

Rencana kegiatan tahun 2018 antara lain:

Program Sertifikasi Keinsinyuran melalui berbagai kegiatan seperti Lokakarya, Sertifikasi Insinyur (LSIP), Bimbingan FAIP untuk Alumni Teknik, dst. Focus Group Discussion (FGD) Knowledge Sharing untuk berbagai topik terkait Engineering & Technology kerjasama PII akan terus ditingkatkan frekuesnsinya.

 

 

 

 

RAKORNAS 212 ini juga mendiskusikan rencana kegiatan Halal biHalal Nasional IKATEK Unhas Tahun 2018 yang akan dilaksanakan Bulan Juni 2018.


Ketua Panitia HBH Nasional, Ir. Jusman Sikki memberikan update persiapan pelaksanaan HBH Nasional 2018 di depan peserta RAKORNAS. Sebagaimana tema HBH 2018 adalah Sinergi untuk Memperkuat Solidaritas di antara sesama Alumni Teknik Universitas Hasanuddin.

Sukses Insinyur Indonesia, Bravo IKATEK Unhas.