Category Archives: Kesan & Pengalaman

Setelah 4.5 Tahun, Diundang Knowledge Sharing Session di PT Vale Indonesia, Sorowako, 3 Pebruari 2015

Setelah 4.5 tahun meninggalkan PT Vale Indonesia (dulunya PT Inco) yang berlokasi di Sorowako akhirnya bisa menginjakkan kaki lagi di Perusahaan tambang dan penghasil nickel matte ini. Ini terjadi berkat undangan dari teman-teman Utilities Department PT Vale Indonesia terkhusus buat Ricky seorang engineer muda yang bergelut mengurusi Utilities di perusahaan ini.

Sedikit profil mengenai PT Vale Indonesia, PT Vale Indonesia is part of global Vale operating in more than 30 countries. PT Vale produces nickel in matte, an intermediate product, from lateritic ores at their integrated mining and processing facilities near Sorowako on the island of Sulawesi. Their entire production is sold in US dollars under long-term contracts for refining in Japan. Since the establishment in July 1968, PT Vale has been operating under the contract of Work agreement with the Government of Indonesia to explore, mine, process, and produce nickel. The total area of COW is 190.510 hectares. Their main product is nickel in matte, which is an intermediate product used to manufacture refined nickel that has an average content of 78% nickel, 1% cobalt and 20% sulfur and other metals. Vale applies sustainable product development and product stewardship that integrate with the company’s business and culture. They pour millions of dollars into assisting product research and development and the exploration of nickel reserves.Vale Indonesia generated USD 921.6 Million Revenue in 2013.

B&V PresentationUtilities Department adalah salah satu Departemen dari beberapa Department besar yang menyediakan steam, water, air dan power untuk pabrik dan seluruh infrastruktur yang ada di wilayah Kontrak Karya PT Vale Indonesia, Sorowako dan sekitarnya. Departemen ini mengurusi 3 Hydropower, Thermal Power Plant dan beberapa unit genset untuk pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah Sorowako.

Tepatnya hari Selasa pagi saya menemani Direktur Operasi saya berangkat dari Jakarta menuju Makassar dan sekitar sejam kemudian berangkat lagi menuju Sorowako dengan menggunakan Pesawat Kecil Type ATR milik Indonesia Air Transport (IAT). Setibanya di Sorowako Pukul 01.30 siang kami dijemput mobil dinas dari bandara menuju ke Taman AntarBangsa Salonsa untuk menikmati makanan siang. Kami adalah tamu Vale jadinya kami menginap di Dormitory Pontada. Kamar Dormitory ini didesign untuk karyawan PT Vale yang masih single di dalamnya memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti kamar mandi dalam dengan shower, kulkas, AC, tempat tidur dan furniture pendukung lainnya.

Selasa malam kami mengundang teman-teman yang semuanya adalah karyawan perusahaan menikmati angin malam alias nongkrong di Hotel Grand Mulia, Sumasang. Saya pun mulai bernostalgia menceritakan kembali pengalaman pribadi sewaktu bekerja di Perusahaan dari Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2010. Beberapa karya monumentalku sebagai civil engineer waktu itu adalah Matano Flyover Bridge, jembatan layang ini mulai dibangun awal Tahun 2004 dan diresmikan oleh Bupati Luwu Timur awal 2005.  Karya lain yang cukup monumental adalah Fasilitas Pusat Pembibitan (Nursery Facility) berlokasi tepat di sebelah kantor GFS PT Vale Indonesia.

Di luar urusan kantor, saya pada visit kali ini kembali mengingatkan teman-teman Engineer untuk segera melanjutkan kepengurusan PII Cabang Sorowako dengan membentuk susunan pengurus baru untuk Periode 2015/2018. Sudah saatnya membangunkan kembali aura dan semangat keinsinyuran di wilayah tambang ini dan mengajak semua engineer-engineer di wilayah ini untuk menjadi Insinyur Profesional. Merujuk pada UU No. 11 Tahun 2014, Sarjana Teknik (ST) wajib mengikuti program keinsinyuran untuk menjadi Insinyur. Hanya yang bergelar Insinyur yang bisa melakukan praktek keinsinyuran dan hanya profesionnal engineer atau Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) memiliki hak untuk bertanda tangan di atas gambar teknik dan mengawasi pekerjaan keinsinyuran.

Habibie & Pak Is Dwi-1Hari Rabu tiba saatnya kami berdiri di depan para profesional Departemen Utilities dan beberapa profesional dari Department lainnya. Adapun yang kami share adalah kapabilitas perusahaan kami di bidang energi termasuk pembangkit listrik, minyak dan gas. Antusiasme teman-teman profesional cukup membuat kami kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan berbobot, untungnya ada Bapak Direktur yang sangat mature  menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pembangkit tenaga listrik batubara dan gas dan uap. Pertanyaan yang muncul antara lain berapa biaya investasi untuk membuat PLT Batubara dan PLTGU dalam USD per MW, Komponen-komponen pembangkit listrik sehubungan dengan pemenuhan batas emisi seperti Flue Gas Desulfurization System (FGDS) dan ESP, durasi pembangunannya, luas area yang dibutuhkan dan pertanyaan-pertanyaan berkualitas lainnya.

Di kesempatan ini saya juga mempresentasekan teknnologi Floating LNG Liquefaction yang dimiliki oleh perusahaan saya yang cukup mengundang banyak pertanyaan dari teman-teman profesional dari PT Vale Sorowako ini.

Kami juga menyempatkan site visit ke lokasi kerja Utilities Department termasuk mengunjungi 2 pembangkit listrik dan Pelabuhan Balantang milik perusahaan ini. Keesokan harinya, Pukul 05.30 pagi kami akhirnya bersiap terbang kembali menuju Makassar dengan pesawat charter perusahaan, IAT. Saya melanjutkan petualangan saya di Makassar sampai Hari Minggu sedangkan Direktur saya setibanya dari Sorowako di hari yang sama harus berangkat ke Jakarta karena harus menghadiri urgent meeting.
Teringat mitos yang mengatakan, barang siapa yang sudah pernah mandi di Danau Matano dan kemudian meninggalkan Sorowako suatu waktu pasti akan kembali lagi ke sana. Mungkin ini betul adanya saya pun kembali ke Sorowako walaupun hanya 3 hari di sana memenuhi undangan para Profesional PT Vale Indonesia.

 

 

Menjadi Pembicara untuk Materi Standards and Codes pada Kursus Pembinaan Profesi Insinyur di Makassar, 21 Desember 2014

Kursus Pembinaan Profesi Insinyur yang diadakan di Hotel Clarion Makassar, 20 – 21 Desember 2014 adalah merupakan program kerja Pengurus PII Cabang Makassar yang mereka lakukan minimal sekali dalam 3 bulan. Ketua PII Cabang Makassar, Bapak Dr. Eng. Ir. Muhammad Rusman, MT dalam laporannya mengatakan kegiatan ini harus lebih sering dilakukan lagi di Makassar untuk mengakomodir membludaknya keinginan para Sarjana Teknik di Sulawesi Selatan khususnya dan Kawasan Indonesia Timur pada umumnya untuk segera menjadi Anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan memperoleh Sertifikasi Insinyur Profesional (SIP).

Amanah Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 tentang Praktek Keinsinyuran sangat jelas mengharuskan para Sarjana Teknik untuk memperoleh gelar Insinyur apabila mereka bekerja pada dunia Keinsinyuran termasuk bidang engineering, construction, manufacturing, mining, industry process, dan bidang lainnya.

Kegiatan Pembinaan Profesi ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH). Direktur Eksekutif PII, Bapak Ir. Faisal Safa, IPM dan Ketua Umum IKATEK UH Bapak Ir. Haedar A. Karim mewakili penandatangan MoA ini.

MOA SigningHari kedua kursus, saya diminta membawakan materi tentang “Standards and Codes” selama 1.5 Jam di depan 90 orang peserta yang mayoritas merupakan lulusan Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan sisanya beberapa lulusan dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan lainnya di Kawasan Indonesia Timur. Materi ini bukanlah materi favorit saya seperti Cost Planning, Project Management dan K3L namun secara keseluruhan saya cukup berhasil menarik perhatian mereka selama presentase dan babakan tanya jawab.

Di hari sebelumnya Bapak Ir. Sapri Pamulu, Ph.D dari PT Wiratman and Associates juga sekaligus Anggota Dewan Penasehat IKATEK UH memaparkan materi project management.

Ada beberapa highlights atau bullet points yang saya ambil dari slides deck presentation antara lain:
Hubungan antara BSN, KAN dan LPK.

  • BSN: Membina, mengembangkan dan mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi nasional (Kepres No. 13; 1997 disempurnakan dengan Kepres No. 166; 2000)
  • KAN: Komite yang melaksanakan tugas dan fungsi BSN di bidang akreditasi
  • LPK: lembaga yang disahkan oleh KAN untuk melakukan sertifikasi, laboratorium pengujian, laboratorium medik, laboratorium kalibrasi, dan lembaga inspeksi (Conformity Assessment Body).

Definisi Kode dan Standard

KPP PII 21 Des14(1)

Kode adalah himpunan standar yang secara luas berisi ketentuan-ketentuan yang mencakup materi pokok atau yang sesuai untuk diadopsi ke dalam ketentuan hukum dan tidak bertentangan dengan kode atau standar lain. Kode yang menghimpun beberapa standar perlu dilengkapi dengan faktor faktor tertentu, seperti lingkup dokumen, tujuan penggunaan, bentuk adopsi, ketentuan administrasi dan sangsi-sangsi yang substansial.

—Standar dalam hal ini SNI adalah dokumen berisi ketentuan teknis (aturan, pedoman atau karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara konsensus dan ditetapkan oleh Instansi terkait untuk dipergunakan oleh stakeholders dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan tertentu.

 

Penerapan “SNI” mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penerapan standar oleh pihak yang berkepentingan pada dasarnya bersifat sukarela.

2. Dimaksudkan untuk melindungi :

  • keselamatan manusia,
  • keamanan dan kesehatan masyarakat,
  • kelestarian fungsi lingkungan, serta
  • perkembangan ekonomi dan
  • kepentingan umum lain,

3. Standar dapat diberlakukan secara wajib oleh pemerintah sehingga menjadi persyaratan pasar yang wajib dipenuhi.

4. Instansi pemerintah yang berhak memberlakukan standar wajib adalah Instansi yang memiliki lingkup kewenangan meregulasi suatu kegiatan tertentu dan/atau peredaran produk yang dihasilkan oleh kegiatan itu.

KPP PII Makassar

 

Pertanyaan yang mungkin muncul berhubungan dengan standard dan code ini adalah: Do we need codes and standards to build an FLNG? Does that affect the quality of the project? kemudian pertanyaan selanjutnya yang pasti muncul adalah: What kind of standards and codes might apply to the project?

Salam Insinyur Indonesia.

Narasumber Focus Group Discussion di BPPT 9 Desember 2014

Saya teringat semasa wisuda Sarjana S1 di kampus Ayam Jantan tahun 2004 lalu, ketika Prof. Rady A. Gani, sang rektor waktu itu memberikan pembekalan kepada alumni-alumni baru tentang tantangan dunia profesional di luar sana. Sang Professor mengingatkan bahwa ada dua keunggulan yang harus dimiliki oleh seorang alumni yakni menjadi seorang professional dan menjadi seorang networker di dunia orang-orang profesional khususnya dan di masyarakat pada umumnya.

Saya kira seperti inilah yang terus saya lakukan, selain menguasai bidang profesi dan keilmuan, saya juga terus berupaya membangun jaringan atau networks saya lebih luas lagi bukan hanya pada skala nasional tapi juga sudah menuju pada skala internasional. Memang networking event ini cukup menyita waktu kita bahkan terkadang meeting atau sekedar ngobrol warung kopi bisa terjadi sampai larut malam. Bahkan hampir setiap weekend pun saya terus berusaha menjalin silaturahmi, memperbanyak teman dan mempererat tali persahabatan.
BPPT_editSalah satu hikmah dari networking ini adalah ketika salah seorang karib merekomendasikan saya menjadi narasumber pada acara acara Focus Group Discussion (FGD) yang diorganize oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Petrokimia Gresik dan Kementerian Perindustrian. Walhasil, saya datang ke sana dan mempresentasekan kapabilitas perusahaan saya di bidang Migas khususnya pada Kajian Studi Gasifikasi Batubara baik menyangkut aspek teknis maupun komersialisasinya.

Acara sehari ini dibuka oleh Bapak Dr. Ir. Erzi Agson Gani, M.Eng selaku Direktur Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) dan dimoderasi oleh Ibu Dr. Nadirah, MSc., Direktur Pengembangan Teknologi Industri Proses (PTIP). Saya kebagian presentase di pagi hari setelah pembukaan dan diberi kesempatan selama kurang lebih 45 menit. Sesi tanya jawab menampilkan 2 penanya yang pada intinya ingin mengetahui lebih dalam tentang teknologi gasifikasi batubara di dunia dan bagaimana strategi menerapkan teknologi menjadi suatu bentuk investasi yang nyata sehingga batubara kalori rendah di Indonesia bisa dimonetisasi dan bernilai tambah buat kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia.

IMG01161-20141209-1001_edit

Pada akhir sesi tanya jawab, saya terus memberikan semangat kepada teman-teman BPPT untuk terus berkarya di dalam menghasilkan teknologi yang bisa dikomersialisasi dan digunakan untuk industri dan masyarakat. Akademisi, Business dan Government serta Community (ABCG) diharapkan bisa lebih bersinergi menciptakan sesuatu yang memberikan nilai tambah bagi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

 

 

Delivering the Presentation at CAFEO32 in Yangon, Myanmar, 10 – 13 November 2014

The CAFEO32 was held at Sedona Hotel, Yangon, Myanmar, 9th to 13th of November 2014. This is the annual event conducted by Southeast Asian Countries under the umbrella of ASEAN Federations of Engineering Organization (AFEO). For more details regarding AFEO please click www.afeo.org. Every year each country host brought up the unique theme which are actually relevant to their main focus to develop their countries and what sort of engineering contributions of each country engineering organization could perform. Integrated Solutions for Energy, transport and Infrastructure was the main topic of this conference. The event was not only attended by ASEAN delegates but Japan, Taiwan, Hong Kong and Australian were participating at this year’s event.

CAFEO32 Main EventEach subtheme was presented and discussed at technical paper sessions and most of the delegates of each country deliver and present their technical papers. I was the one of 4 Indonesian delegates who delivered and presented it in front of the technical sessions. My technical paper titled “The Key Factors Considered as Part of Feasibility Study on Development of Coal Gasification to Ammonia and Urea Project” I came up with with some backgrounds of why we need to raise this issue for Indonesian energy development.

 

 

 

 

The subthemes of the conference consist of:

  • Infrastructure Development in Transportation & Energy.
  • ASEAN Connectivity, Infrastructure Development, ICT.
  • Urban Transport for Competitive City.
  • Energy Cooperation ASEAN Power Grid, Trans-ASEAN Gas Pipeline.
  • Renewable Energy Sources: Solar, Wind, Biomass, Bioenergy, etc.
  • Rural Electrification Development.
  • Engineering and Technology for Infrastructure Development.
  • Engineering Education, Research and Innovation

Here is the abstract the paper“Indonesia is the second largest coal exporter in the world after Australia. Coal is abundant spreading over major islands such as Sumatera, Kalimantan, Sulawesi and Papua. Indonesian coal deposit is more than 21 Billion Ton (2011; Ministry of Energy and Mineral Resources). Total coal resources is 105 Billion Tons throughout Indonesia (2011; Ministry of Energy and Mineral Resources). It is estimated over 50% of total coal deposit are categorized as low-rank coal. Coal types are low rank coal called lignite. Since this low rank coal is not economical for exports due to the low CV and high water content, this is now emphasized by Indonesian government to be utilized locally. The solution for utilizing this low rank coal is coal gasification. One of the government programs through Indonesian Fertilizer State-Owned Company is trying to utilize the coal as the raw materials to produce Ammonia & Urea. Currently, the price of natural gas from the well is over 10 Dollars/MMBTU and tend to be in short supply in the near future due to the decrease of oil and gas lifting capacity in Indonesia. Due to the price and lack of supply, they start doing Feasibility Study on Coal Gasification to Ammonia & Urea”

WP_002025 @Sedona Hotel

 

 
CAFEO32 Presentation

ID Card

 

 

 

 

 

 

 
The paper concluded some bullet points were presented at the end of my session:

  • The coal reserves in Indonesia are abundant and more than 50 percent of those are categorized as low rank coals. The best solution to utilize these low rank coals is to go with gasification process.
  • There are three major types of gasification technology in the world, fixed bed, fluidized bed and entrained-flow technology.
  • The company and I could help perfoming feasibility studies (FS), front-end and engineering design (FEED), and engineering, procurement and construction (EPC) services to clients throughout the world.
  • The company has performed studies on Indonesian coal gasification. The company expertise and know-how is available to serve Indonesian clients and their future coal gasification and coal to chemical projects.

This was my first time visiting Yangon (previosly Rangon). The country is one of the ASEAN member and located at the north west side of Thailand. Myanmar is still a least developed country in the region, their infrastructures and urban city development is far behnind compared to Thailand, Malaysia, Singapore and Indonesia. They are trying to open and create investment climates and start inviting foreign direct investors to participate in building the country infrastructures and energy sectors.
CAFEO Presentation2_editJust for your info, if your country is Indonesia or any ASEAN countries, you can now travel to Myanmar by only using your passport, long before that, their governments really restricted the foreigners coming in to the country. Indonesia under former minister foreign affair, Mr. Marty Natalegawa had signed the agreement with U Wunna Maung Lwin, foreign affair minister of Myanmar in May 2014. Click the link http://www.tempo.co/read/news/2014/05/11/118576944/Indonesia-Myanmar-Sepakat-Bebas-Visa-Paspor-Biasa for more details info.

I traveled to Myanmar at 10th of November early morning from Terminal 2 Cengkareng Airport departed to Kuala Lumpur International Airport (KLIA1) for 1.5 Hours flight. After 5 hours transit at KLIA2 I continued the trip to Yangon using Air Asia Airlines for another 3.5 Hours. I arrived at Yangon International Airport around 20.00. The organizing committee of the CAFEO32 picked us up at the arrival gate and took us directly to Sedona Hotel to attend the CAFEO welcoming dinner. Other than me, there were 2 delegates also presenting originally coming from Makassar, South Sulawesi: Ir. Rahmat Muallim, Mine Engineer and Dr. Ir. Ayuddin, Lecturer of Gorontalo University and a Civil Engineer.
CAFEO33 has been decided to be held in Penang Malaysia. Be there and don’t forget to bring your paper and present. It’s gonna be awesome to contribute for ASEAN and also for PII & Indonesia. Salam Insinyur.

CAFEO32 Certificate Handshaking

Project Management Training di Bangkok, 26 Oktober – 1 November 2014

Salah satu training program yang dilaksanakan oleh perusahaan saya beberapa minggu lalu adalah Pelatihan Manajemen Proyek untuk Project Manager dan Engineering Manager. Tahun ini training diselenggarakan di Beijing dan Bangkok menghadirkan Instruktur dari internal perusahaan yang juga sampai saat ini masih menjabat sebagai Senior Project Manager untuk proyek-proyek EPC.

In front of HotelSaya pernah mengunjungi kota Bangkok di Bulan Nopember 2008 waktu itu menghadiri acara Konferensi Insinyur Asia Tenggara yang diselenggarakan di Hotel Sofitel Centara Grand selama 3 hari. Kami dari Delegasi Indonesia dan negara-negara lainnya akhirnya harus balik ke negara masing-masing melalui jalur darat karena semua Bandara di Thailand ditutup oleh Demonstran yang terdiri dari unsur masyarakat dan mahasiswa yang meminta Perdana Menteri segera diturunkan. Demo berlangsung beberapa hari sampai akhirnya keinginan mereka terpenuhi yakni Perdana Menteri Thailand akhirnya betul-betul turun dari jabatannya. Pengalaman menarik melewati perbatasan Thailand dan Malaysia, passport  check out di bagian imigrasi Thailand dan check in lagi ke bagian Imigrasi Malaysia. Perjalanan menggunakan bis memakan waktu lebih dari 24 Jam dari kota Bangkok ke Kuala Lumpur.

Kunjungan ke Bangkok kedua kali ini untuk training cukup mengasyikkan buatku, saya dan beberapa teman lainnya menginap di Novotel Hotel area Ploenchit dan lokasi training dilakukan di Thailand representative office di Bangkok yakni di Rasa Tower area Phahon Yotin. Dari Ploenchit ke Phahon Yotin menggunakan kombinasi BTS sky train dan kemudian dilanjutkan dengan subway train dan berjalan kaki dari stasiun subway ke kantor dengan lama perjalanan sekitar 45 menit. Selama 5 hari dari Senin sampai Jumat berangkat dan pulang cukup membuat kami berkeringat dan sehat he he he…

In front of BTSTidak jauh dari hotel kami, di Daerah Nana sekitar 10 menit berlajan kaki bisa ditemui banyak restauran, bar dan tempat hiburan malam. Kami menyempatkan menikmati dinner di daerah ini dan menghabiskan malam dengan suguhan makanan, minuman dan alunan musik yang melantun tak henti-hentinya.

Training manajemen proyek kali ini sangat padat dan menarik sehingga peserta cukup antusias mengikutinya selama 5 hari. Kombinasi antara slides deck presentation dan studi kasus, questions and answers, dst. membuat semua peserta terlibat aktif di dalam diskusi dan tanya jawab. Semenjak training ini juga dihadiri oleh professionals dari Hong Kong, Australia, Singapura, China, Malaysia, Indonesia dan tuan rumah Thailand, saya meyakini bahwa event ini adalah media untuk saling kenal sesama professional, networking activities dan sharing pengalaman masing-masing.

B&V team

 

Beberapa materi PM training yang akan selalu diimplementasikan pada setiap proyek adalah bagaimana menghitung total forecasted PGM, earned PGM, financial completion dan formula-formula lainnya. Sebagaimana yang dikatakan Instruktur, sangatlah penting menyimpan semua komunikasi dan korespondensi yang berhubungan dengan proyek pada satu tempat penyimpanan sesuai dengan standard penyimpanan proyek yang diatur di Project Execution Manual. Selain itu, seorang project manager dituntut untuk bisa menjalankan proyek  dalam kondisi positive cashflow sampai proyek betul-betul closing-out.

IMG_0033

 

Overall, I am happy with training contents dan juga happy berada di Bangkok selama 7 hari menikmati hospitality orang Thailand, foods, night event dan masih banyak lagi yang belum sempat saya tuliskan di reportase saya ini qiqiiqiq…sorry ces, ada beberapa yang sifatnya confidential. Hari sebelum balik ke tanah air seperti biasa saya selalu menyempatkan mengunjungi hard rock cafe dan berpose di sana, ini adalah suatu yang wajib sepertinya buat saya dalam kurun waktu 10 tahun ini.
Bangkok Hard Rock Cafe

 

 

Narasumber di Hasanuddin Petro Club Tentang Teknologi LNG dan Eksekusi Proyek EPC Migas Tanggal 2 November 2014

Tanggal 2 November 2014 saya kesekian kalinya diundang menjadi narasumber membawakan kuliah tentang Teknologi LNG dan Strategi Eksekusi Proyek EPC di dunia Migas. Forum diskusi dan komunitas engineering migas berdiri beberapa bulan lalu dipelopori oleh Asbar Amri dan kawan-kawan, mahasiswa(i) dari Fakultas Teknik berbagai jurusan. Selain saya, Bapak Ilham Hasan, Head of HSE, Energy Equity Epic Sengkang juga diundang membawakan kuliah tentang Health, Safety and Environment (HSE) di dunia minyak dan gas. Acara berlangsung cukup seru dihadiri lebih dari 50 mahasiswa (i) dari Pukul 10.00 pagi sampai dengan Pukul 16.30 sore.

Sebenarnya materi teknologi LNG dan strategi eksekusi EPC migas sudah pernah saya presentasekan di acara Knowledge Sharing PLN Unit V Manajemen Konstruksi bulan April lalu di Makassar dan kali ini saya memodifikasi beberapa slide menyesuaikan tingkat pengalaman peserta Brochurediskusi yang 90 persen dihadiri oleh mahasiswa dan 10 persen sisanya dihadiri oleh Fresh Graduate dan Professional yang bekerja di seputaran Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

LNG adalah kajian yang cukup baru buat komunitas Hasanuddin Petro Club (HPC) ini oleh karena itu saya mulai memberikan penjelasan tentang definisi LNG dan aplikasinya termasuk kelebihan-kelebihan yang dimiliki LNG dibanding sumber energi lainnya seperti diesel. Indonesia sebagai negara archipelago yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil sangat membutuhkan LNG sebagai sumber energi murah dan juga environmentally friendly. Benefit-benefit beralih ke LNG antara lain:

  • LNG adalah portable pipeline karena dengan LNG kita bisa dengan mudah mentransportasi gas alam kita dari pulau yang satu ke pulau yang lain dengan menggunakan LNG carrier (ship shape) dan barge.
  • Dengan LNG, ada fleksibilitas untuk menambah pelanggan baru yang membutuhkan gas. Pelanggan LNG ini tediri dari PLN yang memiliki PLTD yang akan mereka konversi bahan bakarnya ke LNG/gas. Pelanggan kedua adalah industri-industri yang masih mengoperasikan pabriknya menggunakan genset.
  • LNG bisa menjangkau remote suppliers bahkan sampai-sampai ke pulau kecil yang belum pernah terjangkau sebelumnya.
  • LNG dalam aplikasinya bisa untuk kebutuhan rumah tangga, pembangkit listrik, bahan bakar kendaraan, dan industri.

Presentation Showcase

 

Pada kesempatan ini, saya juga membahas simple block flow diagram teknologi PRICO milik Black & Veatch yang sukses diaplikasikan lebih dari 30 pabrik LNG skala kecil dan menengah di China bahkan saat ini perusahaan US ini sementara tahap penyelesaian Floating LNG Production Unit dan akan menjadi first FLNG di dunia.

Tiba saatnya saya memperkenalkan strategi eksekusi proyek EPC di dunia Migas pada umumnya dan proyek-proyek LNG khususnya. Sebelum memasuki fase Engineering, Procurement dan Construction (EPC) ada satu fase engineering yang dikenal dengan istilah Front-End Engineering Design (FEED) di mana pada fase ini engineering consultant yang melakukan FEED ditargetkan menghasilkan estimasi biaya proyek dengan akurasi plus minus 10% dan beberapa deliverables antara lain:

  • Block flow diagram
  • Plot Plan
  • Process  Flow Diagram
  • Utility Flow Diagram
  • Piping & Instrumentation Diagram (P&ID)
  • Heat & material balance (HMB)
  • Utility Equipment List
  • Electrical  One Line
  • Dan beberapa lainnya

Handover the cinderamata

 

Untuk tipikal proyek EPC LNG beberapa equipment akan dibeli dari Luar Negeri seperti Coldbox, Refrigerant Compressor dan beberapa critical equipment lainnya sedangkan  bulk commodities dan konstruksi bisa berkonsorsium atau disubkonkan ke kontraktor  lokal EPC. Project Manager EPC bukan hanya dituntut untuk bisa memanage internal resources perusahaan di mana dia bekerja tapi juga diharapkan bisa memanage external resources seperti vendor, subkontraktor, dan konsultan yang bekerja di bawah Black & Veatch.

 

HPC Event

Di akhir sesi knowledge sharing ini saya diundang naik kembali untuk menerima cindera mata dari ketua Komunitas HPC ini, sebuah botol kecil di dalamnya ada miniatur kapal Phinisi khas Makassar.

Salam INSINYUR.

Delivering the Speech “LNG & Electricity Coproduction from Coal” at IBC 2nd LNG Conference, October 14, 2014

??????????????????????LNG Conference yang diadakan oleh IBC Singapore pada Tanggal 14-15 Oktober 2014 adalah kali kedua di Indonesia dan menghadirkan para delegate dari berbagai perusahaan lokal maupun asing. Event kali ini lebih banyak menghadirkan pembicara-pembicara handal dari dalam dan luar negeri dan tidak ketinggalan pembicara dari perusahaan BUMN seperti PGN, Pertamina, PLN, Nusantara Regas dan Perta Arun Gas. Konten lokalnya kini jauh lebih banyak dari konferensi sebelumnya bahkan IBC tetap mengundang SKK Migas untuk mengisi slot materi hari pertama.

Perusahaan produsen LNG di Indonesia pun diundang hadir meramaikan suasana dua hari konferensi ini, yakni Donggi Senoro LNG memaparkan tentang perkembangan proyek DSLNG, estimasi penyelesaiannya dan commercial operation awal Tahun 2015. Delegasi dari Tangguh LNG juga hadir membawakan sekilas update tentang ekspansi kedua 3.8 MTPA dan strategi produksinya termasuk status perkembangan proyeknya saat ini dan target penyelesaiannya. Seperti biasa, IBC sebagai organizer menyiapkan panel diskusi pada hari pertama dan kedua menambah suasana diskusi dan tanya jawab semakin seru dan informatif.

 

 

Event kali ini, saya bertemu beberapa pelaku industri LNG termasuk LNG technology providers dan suppliers. Sebutlah salah satu Direktur Pemasaran perusahaan desain dan fabrikasi tangki LNG termasuk LNG isotainers. Perusahaan saya baru saja memenangkan Feasibility Study dari salah satu perusahaan lokal yang akan membangun small scale LNG Liquefaction Plant dan mereka rencananya akan mentransportasi dan mendistribusikan LNG menggunakan kombinasi LNG truck dan kereta api. Ya sudah, sekalian saja saya undang Client saya bertemu dengan LNG storage solution provider ini. Mungkin inilah yang dinamakan sambil menyelam minum susu he he he…

???????????????????????????????Kesempatan kali ini perusahaan kami diwakili saya sendiri menjadi presentation sponsorship dengan judul “LNG and Electricity Coproduction from Coal”. Chairman pada event ini memperkenalkan saya dan menyebutkan posisi saya sebagai project manager dan seller doer. Sambil tersenyum, dia menanyakan apa arti dari titel sebagai Seller Doer ini. Seller Doer adalah posisi dan role tipikal di mana seorang project manager (doer) juga dituntut untuk menjadi seorang seller (salesman), proposal manager dan setelah dapat proyeknya dia harus mengeksekusi proyek itu sampai selesai dan hand over ke Client. Role ini banyak diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan engineering dan EPC Amerika. Beratkan kerjaanya? Iya yang menjalani posisi ini harus punya bakat menjual bukan bakat project management saja. It’s a challenging role, indeed.

Mengapa saya pribadi ketika menawarkan ke atasan harus mengambil tema ini? Pertama, mengisyaratkan kepada pemerintah bahwa batubara kita lebih dari 160 Milyar Ton dan 50% di antaranya dikategorikan sebagai kalori rendah. Untuk bisa mengutilisasi kalori rendah ini saat ini dikenal teknologi gasifikasi batubara untuk mengkonversi menjadi fuels, chemicals bahkan electricity. Pada kesempatan kali ini saya mempresentasekan bagaimana batubara Indonesia dikonversi menjadi SNG yang kemudian dialirkan pipa gas menuju PLTGU untuk menghasilkan listrik, sebagian lagi dalam kondisi offpeak of electricity bisa dibuat LNG dan kemudian ditransportasi dengan barge maupun truck.

???????????????????????????????Investasi ini kemudian menjadi sangat menarik dan menantang dengan beberapa alasan sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Gasification can produce high value, clean energy products from low quality Indonesian coal
  • Economics favor large scale projects, over US$1 billion which requires foreign direct investment (FDI)
  • Indonesian government support is needed to attract this investment
  • Removal of Indonesia subsidies for oil and electricity (forced by decreased oil and gas production) will increase the need for producing internationally competitive alternative energy in Indonesia. Coal gasification to electricity, clean fuels, and high value chemicals has the potential to mitigate this problem and invest in Indonesia

WP_001940

Tak luput juga saya menghadirkan keunggulan teknologi PRICO® patent Black & Veatch dan portfolio proyek yang sudah dikerjakan dan sementara progress di seluruh dunia. Berikut ini sekilas tentang 50 tahun pengalaman bergelut di LNG Liquefaction Project.

 

 

 

 

 

 

  • 30 plants in operation
  • Experience with SMR, Expander, Cascade, N2
  • 160 MM tons of LNG
  • Focus on PRICO® SMR
  • 26 plants in operation
  • 16 new plants in development worldwide
  • Broad range of sizes (3 to 150 MMSCFD)
  • Covered by 3 U.S. and international patents / 3 new filings
  • LNG without limits, on-shore, near-shore and off-shore

Dan salah satu profil floating LNG Liquefaction Unit yang sementara dibangun dan akan mulai commercial operation awal tahun depan adalah WISON/EXMAR CARIBBEAN FLNG

  • PRICO® LNG technology – 72 MMSCFD
  • LM2500+ turbine drive
  • Water cooled interstage
  • PRICO® detailed design in China
  • Onboard storage 16,000 m3 – 140,000 m3 FSU along side
  • Regasification capacity – 400 MMSCFD
  • 140m x 32m x 18m
  • Draft 4.98m
  • B&V PROC Certified

Presentase ini berlangsung 30 menit dan diikuti oleh babakan tanya jawab. Karena waktu yang terbatas Chairman hanya membatasi pada  satu pertanyaan. Seorang penanya menanyakan biaya produk SNG dan LNG dari batubara cukup mahal dibandingkan harga gas dari upstream. Betul sekali, harganya memang mahal dan investasinya pun cukup mahal, tapi kembali lagi ini biasa disiasati dengan mengatur harga batubara termasuk biaya penambangan menjadi lebih kompetitif dan yang kedua untuk CAPEX bisa dikurangi dengan menerapkan strategi procurement yang biasa disebut Chinese Procurement Model dan juga memperbanyak local content. Asumsi harga keekonomian dan investasi kapital pada slides yang dipresentasekan belum mempertimbangkan aspek-aspek yang saya sebutkan di atas.

Demikian reportase saya kali ini semoga bisnis LNG untuk domestik terutama small to mid scale menjamur di masa depan dan juga upaya mengutilisasi batubara kalori rendah kita menjadi kenyataan di Pemerintahan yang baru dilantik hari ini oleh MPR.

Salam Insinyur, Salam Gasifikasi dan salam LNG untuk Rakyat Indonesia

Mengajar Cost Planning & K3L di KPP Diselenggarakan oleh PII Cabang Sukabumi, 19 September 2014

Jumat malam Tanggal 18 September 2014 Pukul 20.00 saya ditemani 2 junior kampus saya, Arno dan Madin berangkat menuju Sukabumi, tempat di mana diadakannnya Kursus Pembinanaan Profesi Persatuan Insinyur Indonesia yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Sukabumi. Ini adalah kali pertama KPP diadakan di Sukabumi sebagai followup baru terbentuknya Pengurus Cabang salah satu Kabupaten di Jawa Barat ini.

Menunggu Peserta

Perjalanan menempuh kurang lebih 4 jam kami akhirnya tiba dinihari di lokasi acara, Hotel Anugrah Jl Surya Kencana No. 38 Kota Sukabumi. Hotel diadakannya kegiatan ini adalah juga ternyata milik dari Pak Willy, ketua cabang, saya surprise ketika check-in ternyata Beliau juga sudah menyiapkan kamar buat kami.

Kursus Pembinaan Profesi kali ini, saya diberi tanggung jawab untuk membawakan 2 materi sekaligus pada Hari Sabtu, 19 September 2014 yaitu: Construction Cost Management dan K3L. Saya diberi waktu masing-masing 1.5 jam untuk kedua materi ini. Peserta yang hadir sekitar 25 orang dan kebanyakan dari mereka bergelut di dunia konstruksi bangunan seperti bangunan kantor dan hotel. Selain itu, beberapa dari mereka berasal dari dinas PU yang banyak mengurusi jalan dan jembatan. Saya lebih banyak memberikan beberapa studi kasus di mana cost planning sangat memegang peranan penting dalam mensukseskan proyek dan juga pengenalan tentang K3L di industri minyak, gas dan pertambangan sebagai bahan informasi mereka tentang betapa pentingnya K3L bagi profesional dan perusahaan yang bekerja di bidang tersebut.

KPPPII 200915

Saya melihat ada lack of knowledge dan experiences oleh para pengusaha konstruksi  dan juga konsultan jasa engineering di daerah ini dan sangat perlu dilakukan sesi khusus tentang cost management oleh PII selama 2 sampe 3 hari supaya mereka bisa lebih paham dan terlatih dengan perencanaan, estimasi dan pengontrolan biaya proyek. Mereka juga diharapkan bisa langsung menerapkannya dalam aktifitas proyek-proyek mereka supaya target proyek hubungannya dengan anggaran dan biaya bisa dicapai.

 

 

Foto bareng bung KumisPerjalanan kali ini cukup mengesankan buat saya, tanpa direncanakan alias tak terduga pada sabtu malam, teman saya di Inco Sorowako dulu Pak Firman Wahyudi juga baru tiba di Sukabumi dan walhasil kami menikmati obrolan warung kopi di warkop Mamih Ungu, Jl. Brawijaya No. 16 Sukabumi. Diskusi lepas selama hampir 2 jam mengingatkan saya nostalgia Sorowako di mana saya memulai karir sebagai engineer di sana dari Tahun 2003 sampai akhirnya resign pada pertengahan 2010.

 

Foto Bareng

 

 

 

 

 

 

 

Sabtu malam sehabis ngopi dengan Pak Firman kami diajak makan malam sama Pak Willy, Pak Yoseph dan kawan-kawan dari PII Pusat Jakarta. Di samping saya ada Pak Andi Taufan Marimba juga akan membawakan materi project management keesokan harinya.

Foto dinner bersama pengurus Sukabumi

 

Malam semakin larut, tak terasa Pukul 11.00 malam sesuai rencana kami harus balik lagi ke Jakarta. Perjalanan menempuh 2.5 jam dari Sukabumi ke Jakarta malam itu Honda CRV DD 313 IE melesat bagai bayangan menembus kegelapan malam ha ha ha sampe-sampe si Arno dan Madin susah tidur.

Diundang Membawakan Kuliah Umum Effective Career Planning for Students & Fresh Graduates oleh Himpunan Mahasiswa Geologi FT-UH

Hari Sabtu Tanggal 6 September 2014 saya kembali masuk kampus membawakan Kuliah Tamu  dan kali ini yang mengundang adalah Himpunan Mahasiswa Geologi (HMG) FT-UH. Kuliah Tamu ini bertemakan Perencanaan Karir Efektif bagi Mahasiswa dan Lulusan baru. Materinya hampir sama secara substansial dengan materi yang pernah dipresentasekan di depan mahasiswa Sipil FT-UH Desember tahun lalu. Namun diskusi yang dibangun selama kuliah adalah  mahasiswa Geologi setelah alumni nanti bakalan masuk ke perusahaan tambang nasional maupun multinasional seperti Freeport, Vale, KPC, Adaro dan beberapa perusahaan besar lainnya.

Spanduk

Sesi kuliah tamu ini juga dihadiri oleh Bapak Dr. Eng. Asri Jaya, Ketua Jurusan Mahasiswa Geologi FTUH dan pada sambutannya Beliau mengingatkan mahasiswa untuk lebih fokus pada kegiatan kemahasiswaan yang sifatnya pengembangan diri (personality) dan academic oriented. Beliau mengharapkan mahasiswa(i) yang menghadiri kuliah tamu ini bisa membuat CV yang menarik, berisi dan padat termasuk trik-trik wawancara yang tepat. Dengan adanya kegiatan kemahasiswan termasuk program Himpunan Mahasiswa geologi mahasiswa(i) bisa memasukkannya ke dalam CV sebagai klaim pengalaman organisasi dan pengalaman kerjanya. Magang dan kerja praktek juga diharapkan dilaksanakan dengan baik dan diklaim sebagai pengalaman berharga mahasiswa untuk masa depan mereka.

Penyerahan Plakat

 

 

Pada kesempatan kali ini, saya kembali menitikberatkan pada pentingnya memahami perencanaan karir dari awal untuk bisa meraih cita-cita atau aspirasi karir mahasiswa dan fresh graduates. Langkah-langkah kunci perencanaan karir sebagai berikut:

 

 

 

 

1. Create your Career Goal or Career Planning. Career planning contains tasks that students should achieve before completion of their college studies. This is consisting: —What’s your present status, —your career ambition, —Personal development plan.

2. Review your: —Attitudes/Behaviors (interpersonal skills related), —Abilities(Professional abilities, Aptitudes), —Experiences, —Education and professional training

3. Identify your values. —Values: Principles, standards, or qualities, that you consider desirable.

4. Consider costs, benefits, and lifestyle trade-offs.

5. Align yourself with tomorrow’s employment trends.

6. Take advantage of networking.  Professional Networking: Making and using contacts with individuals, groups, and other firms to exchange career information.

7. Target preferred employers.  Preferred Employer: Employers that would suit you best.

Plakat

 

Pada slides selanjutnya, saya juga memaparkan tentang effective employment search strategies and application preparation antara lain:

a. Assemble a resume.  Resume or usually called CV consist of but not limited to: —Personal strength such as able to work both as individual and teamwork, specialized in foundation engineering, problem solver, etc., —Professional experiences, Organizational experiences, —Training, workshop &seminars attendance, —Oral presentation, —Languages capabilities, —Technical papers & articles, —References.

b. Identify job opportunities, such as: —Career Fairs, —Classified Advertisements, —Employment Agencies, —The Internet.

c. Write an effective cover letter.  Cover Letter: Letter of introduction sent to a prospective employer to get an interview.

d. Obtain strong reference letters.

e. Apply!

 

 

 

Presentase yang kemudian dilanjutkan dengan babakan tanya jawab berlangsung lebih dari 2.5 Jam dan pada sesi terakhir ditutup dengan penyerahan plakat oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Geologi. Di HMG sebutan ketua Himpunan adalah Jenderal Geologi yang terpilih melalui mekanisme pemilihan langsung oleh Anggota Himpunan Mahasiswa Geologi.

Foto Bersama HMG

 

Apabila ada pertanyaan atau komentar bisa menghubungi saya melalui email: habibie.razak@gmail.com

Sukses selalu buat semua.

 

 

 

Faktor-faktor yang Dipertimbangkan pada Studi Kelayakan Gasifikasi Batubara Menjadi Ammonia dan Urea

Indonesia adalah eksportir batubara terbesar kedua di dunia setelah Australia. Batu bara dengan jumlah berlimpah tersebar di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Deposit batubara Indonesia lebih dari 21 Miliar Ton (2011; Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral). Total sumber daya batubara di Indonesia sebesar 105 Milyar Ton (2011; Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral). Diperkirakan lebih dari 50% dari deposit batubaradi Indonesia adalah batubara berkalori rendah.

Sebagian besar batubara yang diekspor, berkalori menengah dan tinggi, digunakan untuk memproduksi baja dan sebagai bahan pembangkit listrik. Nilai kalor (CV) lebih dari 4.500 kkal / kg dengan kadar air lebih dari 30%. Seperti disebutkan di atas, jenis batubara lainnya adalah batubara berkalori rendah yang disebut lignit. Karena batubara kalori rendah ini tidak ekonomis untuk diekspor, sekarang ini, dimanfaatkanuntuk kepentingan dalam negeri. Solusi untuk memanfaatkan batubara berkalori rendah ini adalah dengan melakukan gasifikasi batubara.

Salah satu program pemerintah melalui Pupuk Indonesia, salah satu BUMN, adalah upaya memanfaatkan batubara sebagai bahan baku untuk memproduksi Amonia dan Urea. Saat ini, di Indonesia, harga gas alam lebih dari 10 Dolar / MMBTU dan pasokannya cenderung berkurang dalam jangka pendek karena penurunan kapasitas lifting minyak dan gas di Indonesia. Sekarang, BUMN ini mulai melakukan beberapa Studi Kelayakan Gasifikasi Batubara untuk Amoniak & Urea.

Ada beberapa faktor penting yang harus diperhitungkan sebagai bagian dari laporan Kelayakan Study terutama untuk proyek gasifikasi batubara untuk amonia dan urea, seperti basis desain proyek, pemilihan teknologi gasifier, konversi syngas dan pengelolaan gas, amonia & urea. Penelitian ini juga termasuk studi pasar amonia & urea, lokasi pabrik, evaluasi pendanaan proyek, perencanaan awal pelaksanaan proyek EPC, evaluasi produk transportasi dan beberapa faktor lain:

1. Basis Desain Proyek

Basis desain proyek untuk Studi Kelayakan mempertimbangkan beberapa hal antara lain:

  1. Kapasitas Pabrik (jumlah batubara atau produk ammonia dan urea)
  2. Mendesain analisis feedstock batubara, ukuran yang dikirim dari lokasi tambang, dan lokasi transfer.
  3. Peta survey batas lokasi termasuk jalan dan rute akses rel
  4. Mendesain analisis supply air dan hambatan-hambatan supply lainnya
  5. Spesifikasi produk ammonia dan urea
  6. Diagram alir blok.

 2.   Evaluasi Lisensor-Lisensor Teknologi Proses dan Supplier-supplier Boiler Batubara

Studi juga akan membuat perbandingan antara teknologi gasifikasi batubara dengan membandingkan antara keunggulan entrained flow dibandingkan dengan tipe fluidized bed dan fixed bed.

Evaluasi teknologi proses gasifikasi berdasarkan performa, biaya (capital, operasi, dan lisensi), pengalaman, dan karakteristik kontraknya (seperti kontraktor-kontraktor EPC yang qualified, supply peralatan).

  1. Shell
  2. Siemens
  3. Uhde

Evaluasi teknologi juga akan meliputi:

  1. Kehandalan pengoperasian dan pemeliharaan
  2. Pengalaman komersial dalam kurun waktu 15 tahun ini
  3. Kelayakan ekonomi terhadap produksi ammonia/urea.

 

Hal yang sama juga akan dilakukan pada evaluasi teknologi ammonia yang terdiri dari beberapa lisensor antara lain KBR, Topsoe dan Uhde. Evaluasi teknologi urea juga setidaknya mempertimbangkan beberapa lisensor seperti Toyo, Snamprogetti dan Stamicarbon.

 

Selain itu studi kelayakan juga diharapkan akan mengevaluasi supplier paket boiler batubara secara komersil berdasarkan performa, biaya (capital dan operasi), pengalaman, lingkup pekerjaan, dan akan memasukkan pengalaman Pemilik Proyek, Evaluasi Teknologi Penyiapan Batubara dan Suppliernya, Evaluasi Teknologi Unit Pemisahan Udara dan Suppliernya (Linde, Air Liquide, Air Products), Evaluasi Teknologi Pembersihan dan Pengkondisian Gas dan Suppliernya (Linde, Lurgi) , Evaluasi Treatment yang Optimum dan Penggunaan produk samping dan Limbah/Buangan, Evaluasi Supplier-supplier Utilitas,

 

3. Evaluasi Lokasi Pabrik

Evaluasi lokasi pabrik yang ditawarkan dan menyarankan kepada Pemilik Proyek lokasi alternatif yang akan mengurangi biaya proyek termasuk pengetesan tanah dan membuat penentuan dasar pada tipe pondasi dan pengaturan lokasi, Pihak konsultan FS akan menggunakan peta topografi yang disediakan oleh Pemilik Proyek untuk mengembangkan denah pabrik. Data lokasi yang ada seperti arah angin dan kecepatannya, temperature ambient wet bulb dan dry bulb juga akan disediakan oleh Pemilik Proyek.

 

4. Studi Transportasi Pengiriman Peralatan dan Material

Studi kelayakan juga menentukan bagaimana equipment dan material dapat ditransportasi ke lokasi proyek dan batas ukuran dan beratnya. Jalan raya dan jalan rel ke lokasi proyek akan dievaluasi berdasarkan pada pelabuhan yang paling ekonomis untuk pengiriman dari luar negeri.

 

5. Studi Transportasi Produk

Opsi transportasi produk seperti truk dan rel produk ammonia dan urea berdasarkan pengiriman pada terminal pupuk yang ada yang dimiliki oleh pemilik proyek.

 

6. Rencana Awal Eksekusi Proyek dan Jadwalnya

Rencana eksekusi proyek akan memasukkan strategi kontrak EPC. Jadwal proyek akan memasukkan aktifitas mulai dari studi kelayakan sampai pada operasi awal pabrik termasuk proses negosiasi lisensi teknologi, kontrak paket desain proses lisensor, seleksi kontraktor EPC, FEED, negosiasi kontraktor EPC, sampai pada penutupan keuangan.

7. Estimasi Biaya EPC

Basis estimasi biaya proyek EPC yang akan digunakan antara lain:

  1. Pengaturan lokasi
  2. Daftar equipment yang sudah memiliki ukuran
  3. Jadwal dan rencana eksekusi proyek

Estimasi biaya EPC pabrik akan menggunakan data yang diterima dari penawaran-penawaran dan sumber-sumber internal konsultan FS termasuk proyek-proyek saat ini. Estimasi akan dipecah menjadi area pabrik besar dan paket peralatan, material, konstruksi, sipil, engineering dan harga lisensi/pihak ketiga. Biaya total peralatan dan jam kerja konstruksi juga akan didaftarkan untuk setiap area pabrik besar. Harga-harga supplier untuk peralatan/paket akan disediakan selain harga peralatan yang sifatnya bebas.

Akurasi estimasi biaya EPC untuk FS adalah di kisaran +/-25% dan berada pada batas +/-30%.

 

8. Estimasi biaya Proyek Pemilik

Biaya estimasi proyekPemilik terdiri dari biaya pengembangan proyek termasuk lisensi proses, engineering awal sebelum kontrak EPC, perijinan, dan cadangan Pemilik.

9. Biaya Material Massal Pemilik

Jumlah dan biaya isian pertama dan inventori katalis-katalis, bahan Kimia, dan konsumebel akan diestimasi. Spare part utama akan didaftar dan ada cadangan biaya yang diestimasi berdasarkan pengalaman industri. Laboratorium dan peralatan pemeliharaan pabril akan didaftar dan cadangan biaya diestimasi berdasarkan pengalaman industri. Isian awal dan biaya-biaya inventori akan dimasukkan pada estimasi biaya proyek Pemilik.

10. Fee Royalti dan Lisensi Pemilik

Fee royalty dan lisensi akan dikumpulkan dari proposal lisensor proses untuk teknologi proses terpilih dan dimasukkan ke dalam estimasi biaya proyek Pemilik.

 11. Biaya Pemeliharaan dan Pengoperasian Pabrik oleh Pemilik

Staff pabrik dan biaya tetap tahunan dan biaya pengoperasian tidak tetap akan diestimasi awal berdasarkan pada pengalaman industry dan jadwal rencana pemeliharaan dasar yang akan menggambarkan frekuensi shutdown, durasi, dan kerja pabrik yang dilakukan. Estimasi-estimasi ini akan dikaji dengan Pemilik dan kemudian direvisi untuk merefleksikan filosofi dan pengalaman Pemilik.

 

12. Kajian Pasar

Kajian pasar akan memperkirakan harga ammonia dan urea untuk periode operasi pabrik selama 25 Tahun berdasarkan proyeksi harga gas alam.

 

13. Evaluasi Pendanaan

Evaluasi ini mencakup mengevaluasi sumber konvensional dan alternatif untuk investasi proyek di dalam dan luar negeri. Sumber ini dikategorikan oleh ketertarikan mereka pada investasi perpupukan dan energi, ukuran investasi yang biasanya mereka lakukan, dan harapan mereka terhadap term dan kondisi termasuk lama utang dan biaya-biaya terkait. Sebuah laporan akan disiapkan mempresentasekan hasil-hasil evaluasi dan suatu rencana untuk mendapatkan pendanaan proyek.

 

14. Model Keekonomian

Konsultan FS juga diharapkan akan membuat model keekonomian dalam kertas Excel untuk proyek berdasarkan pada:

  1. Harga batubara lebih dari periode 25 Tahun yang disiapkan oleh Pemilik
  2. Harga Amonia dan Urea selama lebih dari periode 25 Tahun
  3. Estimasi biaya capital dan biaya-biaya pendanaan proyek dibuat oleh Konsultan FS berdasarkan kemampuan dan pengalaman Konsultan FS dan input dari Pemilik
  4. Estimasi biaya pemeliharaan dan pengoperasian yang dibuat oleh Konsultan FS berdasarkan pada kemampuan dan pengalaman mereka dan input dari Pemilik
  5. Tingkat eskalasi dari Konsultan FS berdasarkan input dari Pemilik Proyek.
  6. Tingkat pajak dan biaya administratif dan umum yang secara bersama-sama dibuat oleh Konsultan dan Pemilik.

Model akan menghitung NPV, Periode Pengembalian dan IRR melewati periode 25 Tahun mulai dengan award kontrak EPC.

15. Faktor-faktor Resiko Proyek

Konsultan FS akan membuat dan meranking sebuah daftar resiko proyek antara lain:

  1. Resiko-resiko bisnis
  2. Resiko pengoperasian
  3. Resiko regulasi
  4. Resiko lingkungan

 

Penulis kajian ini adalah salah seorang profesional kontraktor teknik dan EPC yang telah melakukan penilaian kelayakan untuk gasifikasi, pengolahan dan produksi syngas dan bahan bakar sintetis. Penulis juga membantu memilih teknologi terbaik untuk kebutuhan khusus, termasuk produk amonia dan urea. Selain itu juga melakukan analisis ekonomi dan evaluasi pendanaan proyek sebagai bagian dari studi kelayakan. Setelah pemilihan teknologi, perusahaan tempat Penulis menyediakan rekayasa yang tepat. Perusahan Penulis telah melakukan penelitian, penilaian dan proyek EPC untuk gasifikasi lebih dari 30 klien. Pengalaman ini meliputi teknologi gasifikasi di permukaan dan bawah tanah. Dalam semua kasus, Penulis mendengarkan dulu kemudian menyelaraskan solusi teknologi terbaik yang cocok dengan kebutuhan bisnis.