Category Archives: Kesan & Pengalaman

Sukses Seminar Pertamina Lubricant 2018, Manado

PERTAMINA Lubricant sukses mengadakan seminar nasional terkait teknologi lubrikasi pada Hari Rabu, 21 Maret 2018 yang diselenggarakan di Hotel Four Points, Manado Sulawesi Utara. Acara ini dihadiri setidaknya 80 peserta dari Sabang sampai Merauke merupakan hasil kerja keras dari Divisi Sales Regional VII di bawah koordinasi Manager Sales Didik Setiyo Nugroho.

Sesi pembukaan dibuka dengan salah satu tarian khas manado dilanjutkan dengan sambutan manajemen PERTAMINA Lubricant (PL) sekaligus perkenalan personil PL Region VII di bawah Didik antara lain Ir. Andi Awaluddin Kadir sales executive yang bertanggung jawab terhadap area Sulawesi dan Maluku. Berkat undangan dari Andi Awal saya bisa berkesempatan kembali mengunjungi kota Manado setelah kunjungan terakhir di akhir tahun 2017 lalu. Seminar sehari ini dirangkaikan dengan local trip ke kawasan wisata Bunaken di hari kedua. Seminar ini bertemakan: “Efficiency for Our Better Future”.

Presentase pertama pada seminar ini dibawakan oleh Agung Prabowo dengan topik “Maintenance Strategy dan Fundamental Lubrication”. Agung dalam paparannya menjelaskan bahwa lubricant itu memiliki tiga fungsi yaitu sebagai fungsi lubrikasi, pembersih dan pendingin. Sesi presentase kedua dilanjutkan dengan topik kedua “Storage and Handling dibawakan oleh Abdul Hamid. Hamid dalam paparannya menyampaikan Integrated Lubrication Management terdiri dari 10 aspek antara lain: human resources competencies, lubricant technical selection, standard procurement, storage and handling, lubrication application, oil sampling, oil condition monitoring, contamination control, HSSE and continuous improvement.

Presentase ketiga dengan topik Industrial Fuel oleh Iwan Yudo Wibowo menyebutkan bahwa setidaknya ada 113 terminal storage BBM yang saat ini tersebar di seluruh Indonesia. Pertamina saat ini sudah mampu mendeliver BBM ke end customer (FRANCO) atau bisa dikirim sampai di titik terminal atau depot Pertamina (LOCO). Presentase keempat “LPG Industry and Gas Product” dan sesi kelima “Petrochemical Product” menutup keseluruhan sesi pagi sebelum makan siang bersama dengan para peserta, panitia dan profesional Pertamina.

Sesi siang dibagi ke dalam dua kelas, yaitu kelas Engine dan non-Engine. Saya kebagian kelas non-Engine memaparkan aplikasi lubrikasi pada rotating equipment seperti turbine, compressor dan pump. Abdul Hamid membuka babakan tanya jawab disambut positif oleh peserta sehingga diskusi berjalan sangat alot dan interaktif. Hamid menyampaikan bahwa produk Pertamina untuk segmen ini sudah mendapatkan approval dari hampir semua Original Equipment Manufacturer (OEM) membuktikan bahwa produk Pertamina sudah diakui secara internasional dan mampu bersaing dengan produk internasional lainnya. Sesi siang ini berlangsung sampai dengan Pukul 16.00 sore.

Sesi galadinner terdiri dari makan malam dan ramah tamah antara para peserta dan tim PL. Pada galadinner juga menunjuk dua peserta terbaik yang dinilai berdasarkan partisipasi keaktifannya selama seminar berlangsung yakni perwakilan dari British Petroleum dan ASDP Ferry Indonesia.

Sukses PERTAMINA Bravo Pertamina Lubricant

 

Sesi EPC Training bersama Patra Drilling, 12 Maret 2018

Patra Drilling Contractor (PDC) adalah salah satu subsidiary dari PERTAMINA juga merupakan anak perusahaan dari Pertamina Drilling Services (PDS) merupakan kontraktor EPC yang beroperasi 10 tahun terakhir. Sesi EPC training kali ini bersama para professional PDC memenuhi undangan Ade Surya Febsandry salah satu manager di PDC berlangsung lancar dan cukup interaktif.

Undangan sejenis sebagai instruktur pelatihan EPC ini adalah kali kedua setelah sebelumnya mengajar di salah satu perusahaan konsultan yang aktif di proyek pembangkit dan migas. Sesi sehari ini dihadiri oleh setidaknya 20 professional PDC yang kesehariannya ada yang bekerja sebagai project manager, proposal admin, process engineer, mechanical engineer, cost estimator hingga project control. Senang rasanya bisa berada di tengah-tengah para professional dan sekaligus diberikan kesempatan untuk one day knowledge sharing.

Sesi EPC ini dibagi ke dalam beberapa paparan modul antara lain: peran dan tanggung jawab project management, karakteristik kontrak EPC dan aplikasinya di sektor power dan oil & gas, tahapan penyiapan proposal EPC yang efektif, pengadaan barang dan jasa proyek EPC dan manajemen konstruksi proyek EPC. Ada dua modul tambahan yang belum sempat dipaparkan sesi sehari ini karena waktu yang terbatas yaitu modul pajak dan asuransi proyek EPC dan sistem manajemen mutu proyek EPC.

Instruktur berharap isi dari paparan sehari ini apabila diimplementasikan setengahnya saja itu sudah sangat bagus buat PDC sebagai perusahaan EPC. Diketahui bersama tidak banyak perusahaan kontraktor di Indonesia yang betul betul sukses di bisnis EPC kebanyakan dari mereka mencoba masuk dan tidak sedikit juga mengalami kerugian di akhir proyek. Ade Febsandry menyampaikan “target sales kami tahun ini adalah setidaknya di nilai IDR 1 Trilyun dan dengan sumber daya yang mumpuni ditopang oleh sistem manajemen proyek yang handal kita diharapkan bisa menjadi lebih sukses tahun ini dan di masa depan”.

Sesi berikutnya, instruktur menawarkan pembahasan lebih detail tentang setiap fase EPC, semisal sesi sehari khusus untuk proposal, kemudian dilanjutkan dengan sesi khusus untuk engineering phase of EPC, dan sesi khusus sehari untuk membahas procurement saja. Sukses terus buat PDC, sukses BUMN Indonesia.

 

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional Kerjasama PII dan IKATEKUH Kelas Raha, 3 Maret 2018

Persatuan Insinyur Indonesia kembali menggelar lokakarya sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEKUH). PII mengirimkan 2 instruktur Ir. Habibie Razak dan Dr. Ir. Rusman Muhammad pada lokakarya kali ini dibantu oleh Erni Wahyuni staff PII Pusat. Lokakarya yang dihadiri sedikitnya 25 sarjana teknik ini bertempat di rumah jabatan Bupati Muna yang sekarang dijabat oleh LM Rusman Emba yang juga adalah Ketua Ikatan Alumni Teknik Unhas Sulawesi Tenggara.

Acara berlangsung meriah dibuka oleh Asisten II Bupati Kabupaten Muna Bapak Edi Ugga dan sebelum Beliau sebelumnya laporan ketua panitia oleh Safar ST yang merupakan alumnus terbaik Fakultas Teknik Unhas di jamannya. Dalam sambutannya, Edi menyampaikan bahwa amanah UU keinsinyuran terkait sertifikasi Insinyur ini wajib dilaksanakan termasuk oleh para Insinyur yang bekerja di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara ini. “Saya berharap acara seperti ini bisa terus dilakukan dan mensertifikasi semua sarjana teknik/pertanian di daerah ini. Kenapa hanya 25 peserta saja yang hadir? Seharusnya bisa lebih banyak lagi” ujar Beliau di sela-sela pembukaan acara.

Ir. Habibie Razak membawakan materi sosialisasi UU keinsinyuran, profil organisasi PII, etika profesi dan pengenalan sistem sertifikasi Insinyur Profesional dilanjutkan oleh Dr. Ir. Rusman Muhammad dengan materi bakuan kompetensi Insinyur Profesional dan tata-cara pengisian FAIP sampai akhirnya acara ditutup dengan pembacaan kode etik Insinyur Indonesia – Sapta Dharma Catur Karsa. Setelah acara ditutup oleh master of ceremony, dilanjutkan dengan rapat pembentukan kepengurusan PII Cabang Muna yang secara aklamasi menunjuk Safar ST oleh peserta LSIP untuk direkomendasikan menerima mandat dari PII Pusat. Berita acara rekomendasi ini ditandatangani oleh 25 peserta LSIP yang akan menjadi Anggota PII setelah mengisi Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP).

“Harapan kami, untuk kunjungan berikutnya ke kota Raha ini kepengurusan PII Cabang Muna sudah harus terbentuk dan tugas kami sebagai pengurus PII akan meminta pengurus pusat segera mengSKkan pengurus baru setelah semua persyaratan dipenuhi” ucap Dr. Rusman penuh semangat di sela-sela diskusi lepas dengan para panitia LSIP sebelum kami akhirnya berangkat kembali menuju Jakarta via Makassar.

Rute perjalanan ke Kota Raha saat ini selain menggunakan kapal laut cepat juga sekarang bisa akses dengan pesawat jet explorer dengan kapasitas 60 penumpang.

Dua peserta LSIP Andi Akhmad Tahir dan Agus dari Makassar menyempatkan diri menghadiri LSIP Kota Raha ini karena mereka sadar bahwa sertifikasi itu wajib sesuai amanah UU No.11/2014 dan sekaligus memberikan contoh kepada para sarjana teknik lainnya yang belum mengikuti program sertifikasi ini.

Reportase: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Distribusi Gas PII Pusat.

 

 

 

 

Talkshow METRO TV Economic Challenges, Ceroboh, Konstruksi Roboh, 27 Februari 2018

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. Hermanto Dardak, IPU memenuhi undangan Metro TV dalam acara Economic Challenges dengan topik “Ceroboh, Konstruksi Roboh”. Selain Hermanto, hadir pada acara talkshow Dirjen Bina Konstruksi PUPR Dr. Ir. Syarif Burhanuddin, IPU, Ir. M. Choliq Direktur Utama PT Waskita Karya, Menteri Perhubungan Ir. Budi Karya Sumadi, dan Presiden Direktur PT Jakarta MRT Dr. Ir. William Sabandar.

Ir. Hermanto Dardak dalam talkshow ini menyampaikan bahwa maraknya kecelakaan yang terjadi saat ini antara lain adalah kurang dijalankannya standard operating procedure (SOP) pekerjaan konstruksi semisalnya pada saat akan melakukan heavy lifting. SOP yang direncanakan di awal mempertimbangkan aspek keselamatan konstruksi. Sumber daya manusia termasuk Insinyur yang terlibat di proyek pun harus yang memiliki kualifikasi yang dibuktikan dengan sertifikasi keinsinyuran. Diperlukan Insinyur Profesional yang memiliki tanggung jawab profesional di dalam mengelola proyek konstruksi yang memprioritaskan pada keselamatan konstruksi dan masyarakat umum.

Ir. Syarif Burhanuddin menambahkan bahwa Insinyur dan tenaga konstruksi nasional kita sebenarnya tidak kalah pintar dengan tenaga asing hanya saja memang masih diperlukan kedisiplinan di dalam bekerja di dalam penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi nasional. Komite keselamatan kerja pun dibentuk sesuai amanah UU untuk melakukan tindakan preventif dalam rangka mengurangi tingkat kecelakaan yang ada saat ini.

Ir. Hermanto dan Ir. Syarif Burhanuddin keduanya adalah pengurus pusat Persatuan Insinyur Indonesia periode ini.

Kursus EPC Contract & Project Management, EMLI Training, 27-28 Februari 2018

EMLI Training kembali menyelenggarakan kursus EPC Contract & Project Management yang berlangsung selama dua hari di Hotel Sofyan Inn, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan. Kegiatan yang dilaksanakan setidaknya sekali dalam 2 bulan ini dihadiri oleh 7 peserta dari berbagai profesi dan perusahaan. Ir. Habibie Razak kembali diundang mengisi sesi EPC ini dengan membawakan setidaknya 7 modul paparan dua hari ini.

Instruktur dalam paparannya menyampaikan betapa pentingnya program keselamatan kerja diterapkan pada proyek-proyek EPC dimana kebanyakan clientnya adalah perusahaan yang bergerak di sektor energi. Bagi mereka safety is priority merupakan indikator utama penilaian sukses atau tidaknya proyek itu oleh pihak manajemen perusahaan. Target zero injury bahkan zero incident pun dicanangkan di awal jauh hari pada saat kontraktor EPC memasukkan proposal penawaran kepada client. Kontraktor memastikan budget untuk safety implementation terpenuhi pada saat memasukkan technical and commercial proposal. Perusahaan EPC pada saat proses bidding akan berkompetisi memoles proposal teknis mereka terkait HSSE&S program dimulai dari fase engineering, procurement, construction, commissioning sampai pada periode pemeliharaan untuk mendapatkan nilai atau scoring yang signifikan.

Proyek sektor energi dan sumber daya mineral sudah menjadikan safety sebagai parameter utama selain aspek teknis dan komersil lainnya di dalam memilih dan menunjuk kontraktor EPC untuk proyek-proyek yang beresiko tinggi seperti pembangunan kilang minyak dan LNG, bangunan lepas pantai, pembangkit listrik thermal dan sebagainya. Pada schedule of pricing dan commercial section proposal mereka sudah memasukkan HSE&S cost yang mereka hitung secara teliti sebelum disubmit ke Client. Anggaran yang disiapkan pun cukup mempengaruhi keseluruhan biaya penawaran.

Di sektor PUPR, ketika diminta memasukkan penawaran proyek belum spesifik diminta memasukkan item khusus untuk safety cost sehingga biasanya kontraktor akan menginsert biaya safety ke item-item pekerjaan lainnya. Namun berapa sebenarnya budget yang disiapkan untuk keperluan safety tadi tidak tampak nilainya dengan jelas. Kerap kali kita mendengar banyak kontraktor PUPR yang mengalami kerugian ketika mengerjakan proyek migas dikarenakan mereka memasang harga terlalu murah tanpa memperhatikan HSE cost yang akan timbul pada saat proyek berlangsung. Standard HSE&S memang berbeda itulah alasannya mengapa dikatakan membangun jembatan proyek PUPR dan jembatan di wilayah tambang meskipun scope dan spesifikasi sama harga konstruksi bisa jauh berbeda.

Sesi EPC kali ini menambahkan modul tambahan yang belum pernah dipresentasekan sebelumnya yakni sistem manajemen mutu pada perusahaan EPC. Keenam modul lainnya antara lain: project management responsibilities, contract, proposal, insurance & tax, procurement & subcontract dan construction management adalah modul yang sudah pernah dipresentasekan di kursus sebelumnya. Hadir sebagai peserta ini perwakilan dari PT Hasnur Jaya Utama, PT Indonesia Power dan PT Elnusa Tbk. Salah seorang peserta, Beliau pernah bekerja sebagai Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah I Soekarno Hatta. Di sela-sela acara Beliau banyak sharing pengalaman proyek Beliau ketika bekerja di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

 

 

Lanjutan Rapat Penyiapan Kelengkapan Landasan Hukum Profesi Keinsinyuran, 20 Februari 2018

Ir. Heru Dewanto Wakil Ketua Umum PII Pusat kembali mengundang tim kerja penyiapan kelengkapan landasan hukum terkait profesi keinsinyuran di Indonesia pada hari Selasa, 20 Februari 2018 di ruang meeting Cirebon Electric Power, Pondok Indah Office Tower dihadiri setidaknya 20 pengurus pusat.

Agenda yang dibahas antara lain update tentang progress pemantapan kerjasama PII dan Perguruan Tinggi terkait pelaksanaan Program Profesi Insinyur (PPI) yang sudah berlangsung dalam 2 tahun terakhir, sistem registrasi Insinyur yang akan didatabase secara teknologi informasi, rencana pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) dan Lembaga diklat profesi terkait pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, asuransi Professional Indemnity Insurance (PII) untuk perlindungan Insinyur terkait praktik keinsinyuran dan topik lainnya.

Tim Konsultan Teknologi Informasi yang diberi tugas untuk membangun online system untuk pendaftaran keanggotaan PII dan pengisian formulir aplikasi Insinyur profesional (FAIP) melakukan simulasi di depan peserta rapat. “So far progress sudah cukup signifikan, kita berharap web design yang baru harus lebih attractive dan elegan. Silahkan melihat contoh web dari the Engineers Australia dan Institusi Insinyur lainnya di dunia sebagai bahan referensi” saran Heru Dewanto. “Dengan sistem online ini diharapkan calon anggota dan anggota PII bisa langsung mengisi biodata dan mengupload supporting documents yang dibutuhkan untuk keanggotaan dan sertifikasi” ujar Heru.

Reportase oleh Ir Habibie Razak – Divisi Gas Persatuan Insinyur Indonesia

Workshop Pengisian CPD Bapel PKB PII, 14 Februari 2018

Workshop Pengisian formulir Continuous Professional Development (CPD) diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Persatuan Insinyur Indonesia (Bapel PKB PII) pada hari Rabu 14 Februari 2018 dihadiri oleh beberapa Insinyur Profesional Madya (IPM) dari berbagai perusahaan dan instansi. Sesi yang berlangsung selama setengah hari di kantor PII Jl Bandung, Menteng Jakarta Pusat ini berlangsung sangat interaktif antara instruktur dan para peserta. Habibie Razak diminta sebagai instruktur workshop pengisian PKB di sesi kali ini.

Secara ringkas, kegiatan-kegiatan yang dapat diakui dalam program PKB adalah sebagai berikut:

  • Pendidikan dan Pelatihan Formal antara lain: Pendidikan Strata Lanjut, Pendidikan Singkat dan Pelatihan Kerja Formal.
  • Pendidikan Tidak Formal terdiri dari: Pembelajaran Mandiri dan Pembelajaran Sehubungan dengan Penugasan Kerja.
  • Partisipasi dalam Pertemuan Profesi terdiri dari: Peserta Pertemuan Profesi dan Partisipasi Dalam Kepanitiaan.
  • Paparan Dan Karya Tulis terdiri dari: Paparan dan Laporan Teknis Internal, Paparan pada Pertemuan Teknis, Penulisan Makalah untuk Pertemuan Profesi, Penulisan untuk, Penulisan Buku dan Pengajaran Sebagai Pengajar/Instruktur.
  • Kegiatan Penunjang terdiri dari: Sebagai Pakar atau Narasumber, Sebagai Pengurus Organisasi Profesi atau Pimpinan Lembaga, dan Sebagai Penerima Tanda Jasa; Award; dan sejenisnya.

Setiap Insinyur profesional diwajibkan mengisi dan menyetor formulir PKB setiap tahunnya dalam periode 5 tahun sebagai syarat untuk mempertahankan gelar Insinyur Profesionalnya. Tujuan dari workshop pengisian formulir PKB ini memastikan para Insinyur Profesional (IP) memahami tata cara pengisian PKB dan pada workshop ini Habibie Razak memaparkan panduan pengisian berikut contoh formulir PKB terisi. Setiap Insinyur Profesional Madya diharapkan mendapat score minimum 50 poin per tahunnya untuk kegiatan PKB yang sifatnya wajib dan tambahan poin dari kegiatan PKB yang sifatnya pilihan. Kegiatan yang sifatnya wajib maupun pilihan dijelaskan secara rinci oleh Habibie Razak pada sesi workshop ini.

Perusahaan yang mengirimkan pesertanya antara lain dari Sumitomo Corporation, Seaport Consultants Asia, Winrock International, dan lainnya. Prof. Hesty Heryani salah satu peserta yang sengaja datang dari Banjarmasin, staff pengajar Universitas Lambung Mangkurat juga menyempatkan hadir.

 

Bravo PII, Salam Insinyur

Reportase oleh Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat

 

 

 

Rapat Penyiapan Kelengkapan Landasan Hukum Profesi Keinsinyuran, 6 Februari 2018

Ketua Tim penyiapan kelengkapan landasan hukum Profesi Keinsinyuran Ir. Heru Dewanto, IPU kembali mengundang para anggota tim menghadiri rapat di Kantor Cirebon Electric Power, Pondok Indah Office Tower Hari Selasa kemarin, 6 Februari 2018. Rapat sejenis dilakukan secara intens setidaknya dua kali dalam sebulan yang berisikan berbagai agenda terkait penyiapan kelengkapan organisasi Persatuan Insinyur Indonesia menyambut diterbitkannya Peraturan pemerintah dari UU No.11/2014 tentang Profesi Keinsinyuran.

Agenda yang dibahas dalam rapat ini antara lain: pemantapan kerjasama PII dan Perguruan Tinggi terkait pelaksanaan Program Profesi Insinyur (PPI) yang sudah berlangsung dalam 2 tahun terakhir, sistem registrasi Insinyur yang akan didatabase secara teknologi informasi, rencana pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Insinyur (LSKI) dan Lembaga diklat profesi terkait pengembangan keprofesionalan berkelanjutan, asuransi Professional Indemnity Insurance (PII) untuk perlindungan Insinyur terkait praktik keinsinyuran dan topik lainnya. Ir. Heru Dewanto mengistilahkan misi terkait pengembangan teknologi informasi ini sebagai Sistem Manajemen Informasi Persatuan Insinyur Indonesia (SIMPoNI) di mana semuanya diintegrasikan dalam satu platform terkait database keanggotaan dan insinyur profesional, proses sertifikasi (online application) dan lainnya.

Ir. Heru Dewanto sebagai ketua tim penyiapan Peraturan Pemerintah turunan UU Keinsinyuran juga sebagai Wakil Ketum PII menghimbau kepada para anggota tim untuk menerima saran maupun sumbangsih termasuk keluhan-keluhan yang dihadapi oleh Pengurus Wilayah dan Cabang di seluruh tanah air untuk bisa diakomodir dan diselesaikan secara komprehensif di tingkat kepengurusan pusat, ini tidak lain untuk meningkatkan kualitas layanan terkait keanggotaan, sertifikasi dan pengembangan keprofesionalan para anggota PII yang mayoritas berada di daerah.

Bravo PII Sukses Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Habibie Razak – PII Pusat

Seminar dan Munas I Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), 25 Januari 2018

Asosiasi Energi Surya Indonesia menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I yang diselenggarakan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (KESDM) Jl. Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat hari Kamis, 25 Januari 2018. Hadir dalam acara ini, Bapak Ignasius Jonan Menteri ESDM memberikan pengarahan tentang arah kebijakan energi nasional untuk lebih menitikberatkan pada penggunaan sumber energi terbarukan dan solar energy termasuk salah satunya.

Sesi pagi menghadirkan beberapa pembicara antara lain Harris Yahya – Direktur Aneka EBTKE Ditjen EBTKE, Dewanto dari PLN mewakili Tohari Ahadiat dari Divisi EBT PLN, perwakilan dari Kementerian Perindustrian dan Sampoerna Group. Menurut Harris Yahya, saat ini, dari potensi 207 GW energi surya di Indonesia baru sekitar 0.02% yang terpasang tentunya ini mengajak seluruh stakeholders untuk memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada terkait investasi proyek terkait energi surya di Indonesia. Tema seminar dan munas I kali ini “Konsolidasi Asosiasi Energi Surya Indonesia untuk mendukung pencapaian target energi nasional dalam rangka mewujudkan energi berkeadilan hingga pelosok negeri” tema yang sangat supportive mendukung program pemerintah sebagaimana yang disampaikan oleh penggagas AESI Luluk Sumiarso.

Sesi siang dilanjutkan dengan Munas I yang dibuka oleh Ir. Andhika Prastawa dilanjutkan dengan sidang pleno yang membahas tentang ADART, pemilihan ketua umum/ketua dewan pakar dan ketua dewan pembina dan pembahasan rancangan garis besar program kerja 2018-2020. Acara ini dihadiri para penggiat energi surya di Indonesia termasuk peneliti, konsultan, EPC contractor dan developer. Sukses terus kawan-kawan AESI, terus berjuang mengkampanyekan energi surya di tanah air tercinta.

Focus Group Discussion PLTSa Kerjasama BPPT & IKATEK; Road to HBH IKATEK UH 2018

Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (IKA Teknik Unhas) bekerjasama dengan BPPT menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan peluang hingga strategi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Kegiatan diskusi yang dihadiri beberapa pakar dan juga pemangku kepentingan tersebut berlangsung di Aula Gedung Menara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2018).  Acara diskusi dibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unhas Dr Ir Abdul Rasyid Jalil MSi yang mewakili petinggi Unhas di kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Teknik Unhas ini.

Sambutan dilanjutkan Pengurus Ika Teknik Unhas yang diamanahkan kepada Ir AM. Sapri Pamulu MEng PhD dan laporan Ketua Panitia Pelaksana FGD Aie Asri AN ST. Sapri Pamulu menjelaskan, diskusi ingin mendapatkan rumusan berupa usulan, terkait sosialisasi implementasi kebijakan PLTSa, seperti dimensi proyek, investasi, pendanaan, teknologi, dan storage, model pengembangan PLTSa di Indonesia Timur. “Kegiatan FGD ini dalam rangkaian acara Halalbihalal (HBH) Ikatek 2018. Namun selain itu kita ingin mendapatkan rumusan yang bisa dijadikan usulan strategi implementasi mengenai kebijakan Ketenagalistrikan Energi Terbarukan terkhusus PLTSa di Indonesia,” ujarnya. Peserta yang hadir dalam diskusi grup sebanyak 120 orang dari berbagai komponen, termasuk pelaku investasi, PLN, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi/BPPT, alumni teknik Unhas, praktisi, dan akademisi dari ITB serta Universitas Indonesia.

Sejumlah pembicara nasional hadir dalam FGD Tinjauan Regulasi Proyek Ketenagalistrikan Energi Terbarukan berbasis PLTSa. Selain dari pihak Kementrian ESDM, PT PLN, Kementerian Lingkungan Hidup, Wali Kota Makassar Muh Ramdhan Pomanto juga hadir. Wali Kota Makassar yang berlatar belakang arsitek tersebut mengemukakan tantangan dan hambatan terkait regulasi mengenai Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) terkhusus PLTSa di Kota Makassar masih banyak.

Danny Pomanto menganggap ‘tipping fee’ sebagai ‘bottle-neck’ dari pengelolaan sampah untuk pengelolaan ‘waste to energy’ atau sampah menjadi energi. Selain faktor regulasi, mahalnya teknologi yang digunakan dan investasi yang dikeluarkan juga menjadi kendala besar. “Namun, masalah fee ini jelas bisa menimbulkan masalah hukum. Itu sebabnya Pemda (Pemkot Makassar) enggan untuk mengeksekusi PLTSa ini,” ujarnya. Tipping fee adalah biaya yang dikeluarkan anggaran pemerintah kepada pengelola sampah, berdasarkan jumlah yang dikelola per ton atau satuan volume (m3).

Menurut Dani, permasalahan sampah di kota-kota besar penyelesaiannya harus terintegrasi dan terstruktur dimulai dari sisi hulu sampai hilir. Dari sisi hulu, bagaimana mengedukasi masyarakat untuk melakukan pemisahan sampah mulai dari rumah tangga, kemudian manajemen sampah oleh Pemkot melalui istilah bank sampah sampai pada pengelolaan di TPA. “Saat ini sudah ada sekitar 1000 bank sampah yang bertanggung jawab mengelola sampah di kota Makassar ini” ujar Dani.

Dani juga memaparkan 14 tahapan pengolahan sampah mulai dari rumah tangga sampai dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Satu lagi yang menurut Dani mesti diperhatikan adalah model penenderan proyek PLTSa ini sebaiknya menggunakan model tender investasi di mana setiap technology provider menyampaikan proposalnya termasuk keunggulan teknologi dan total biaya investasi berdasarkan teknologi dan model eksekusi proyeknya. Fase DED akan dilakukan juga oleh technology provider karena mereka yang akan menggaransi performance dari PLTSa yang dibangun dan akan dioperasikan.

Pembicara lain yang hadir Elis Heviati Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementrian ESDM. Topik yang akan dibawakan Pemaparan regulasi EBTKE pada PLTSa dan dampaknya terhadap iklim investasi di Indonesia. Tampil pula memaparkan materi Agus Saefuddin MSi (kepala Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementrian LH dan Kehutanan). Sesi pertama pagi hari menghadirkan walikota Makassar, perwakilan ESDM dan KLKH ini dimoderasi oleh Ir. Habibie Razak yang juga Coordinator Steering Committee pada FGD ini.

Diskusi sesi pertama berlangsung sangat alot, Halim Kalla hadir hingga acara selesai menyampaikan concernnya sebagai pengusaha terkait investasi PLTSa di Indonesia termasuk di Kota Makassar. Menurut Beliau, Pemerintah harus memperhatikan dua hal penting apabila investasi ini menjadi attraktif sehingga bisa diimplementasikan, pertama adalah biaya pengelolaan sampah mulai dari rumah tangga sampai TPA di kisaran 200 – 400 Ribu/Ton untuk pihak pengembang dan tarif listrik yang dijual ke PLN untuk investasi bisa economically viable apabila  dijual di kisaran 19cent USD/Kwh. Dua point penting ini menjadi parameter utama untuk investasi PLTSa menjadi attraktif.

Sesi siang hari menghadirkan beberapa narasumber antara lain:  Paul Butarbutar (Direktur Green Finance Asia South Pole), Dr Sri Wahyono (Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT), Jacky Latuheru (Senior Researcher, SMW & Energy Consultant), Ir Suhermin (Direktur PT Dimensi Barumas Perdana). Sesi kedua ini dimoderasi oleh Ir. Ma’rifat Pawellangi.  Paul Butarbutar menjelaskan, terkait pembiayaan atau financing, PLTSa itu sangat memungkinkan jika kepastian investasi didapatkan dari pemerintah. Adapun syarat terkait investasi PLTSa ini bersifat umum dan khusus terkait dengan pengelolaan sampah. Hal tersebut meliputi beberapa hal, seperti resiko, manajemen, kebijakan pemerintah dan lainnya. “Pemerintah daerah perlu melihat dengan jelas kemampuan dari pengusul project. Dan harus melalui proses tender yang baik,” kata Direktur Green Finance Asia South Pole Paul Butarbutar. Saran Paul Butarbutar, sebaiknya memikirkan hal lebih jauh dalam hal manfaat dari proyek pengedaan PLTSa, daripada memikirkan hal-hal teknis seperti tipping fee atau yang lainnya.

Sementara itu, Ir. Jacky Latuheru dari Energy Consultant mengemukakan potensi sampah di Indonesia ini cukup besar. Indonesia memiliki 500 kota/kabupaten yang semuanya memiliki potensi penghasil sampah. Adapun tekait dengan proyek, lulusan Teknik Unhas itu menggarisbawahi, pemilihan teknologi proyek yang dapat mengurangi efek rumah kaca terkait penanganan atau pemanfaatan gas metana (CH4) dari sampah.

Sementara itu di sesi ketiga dimoderasi oleh Ir. Oesman Reza menghadirkan Ikhsan Asaad (GM PLN Distribusi Jakarta Raya) yang menjadi pembicara ketujuh mengetengahkan program PLN terkait dengan EBTKE. PLN sudah menyiapkan rencana pengembangan pembangkit dan transmisi. Hal itu meliputi; 1. Rencana pengembangan pembangkit dan transmisi, 2. Proyeksi bauran energi, 3. Pengembangan energi baru dan terbarukan, dan 4. Implementasi Peraturan Menteri (PM) no 50/2017.

Ikhsan Asaad dalam paparannya bercerita tentang pengalaman mengelola pembangkit listrik dan distribusinya ke masyarakat. PLN selain diberi mandat oleh pemerintah untuk melistriki seluruh masyarakat Indonesia juga dituntuk menekan biaya produksi pembangkitan listrik agar bisa lebih efektif dan efisien. Skema pembangkitan PLTS yang dihybrid dengan genset di malam hari menjadi solusi efektif untuk masyarakat di Morotai, Maluku dan juga beberapa skema pembangkitan lainnya semisal PLTB, Tidal Wave atau renewable energy lainnya bisa menjadi solusi yang efektif dan ramah lingkungan untuk pulau-pulau besar maupun kecil yang ada di Indonesia. “Tahun 2019, semua desa yang ada di Indonesia 100% harus dilistriki oleh PLN sebagaimana ditugaskan oleh Presiden Jokowi” imbuh Ikhsan Asaad, GM Disjaya ini. Ikhsan juga pada kesempatan ini memaparkan beberapa program kerja andalan Beliau di dalam memimpin PLN Disjaya ini diantaranya kampanye penggunaan kendaraan berbasis energi listrik, PLN power bank pengganti genset pada aktifitas konstruksi di DKI yang bisa memberikan penghematan signifikan kepada kontraktor, smart grid dan lainnya.

Sesi terakhir, Ir. Mulyawan Samad memaparkan beberapa kesimpulan dari FGD yang akan dibuat dalam satu rekomendasi tertulis dan diserahkan kepada pemerintah. Seperti melihat peran yang lebih terstruktur dari Pemerintah untuk mengintegrasikan penanganan sampah baik itu terkait dengan penanggulangan sampah maupun keterkaitannya dengan energi.

 

Hal ini sangat mendesak untuk menyelesaikan banyak aspek yang meresahkan baik itu pelaku bisnis maupun Pemda. Diharapkan hal-hal tersebut antara lain seperti tipping fee dan harga satuan energi listrik yang ditawarkan dapat diselesaikan dengan menyeluruh, masih tingginya tingkat kekurangsadaran, baik pihak pemerintah maupun rakyatnya dalam pemanfaatan sampah kota, Skema percepatan dalam siklus project Pembangunan PLT Sampah perlu ditinjau kembali.

Disarankan untuk meninjau kembali skema ini dengan lebih mengedepankan aspek investasi secara lebih luas, Penanganan pemerintah terhadap proyek dan investasi oil dan gas yang dikelola secara menyeluruh oleh Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas mungkin dapat dijadikan model, bagaimana menyelaraskan potensi sampah menjadi energi maupun penanganannya dengan program Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) termasuk bagaimana menciptakan atau meningkatkan environmental enterpreneurship pada masyarakat maupun pemerintah. Serta mengubah filosofi berfikir dari sekedar mengatasi lingkungan lebih ke penghasilan energi.

Pada FGD juga disimpulkan bahwa ada sekitar 10 daerah kabupaten/kota yang saat krisis penanganan sampah saat ini. Dan BPPT mendapat tugas untuk menghasilkan pilot project yang harus berhasil di 2018. Saat ini proyek percontohan di TPA Bantar Gebang. Sorotan juga diarahkan terkait efektifitas kerjasama BPPT dengan insitusi lain. Lalu perluanya kajian menyeluruh dapat dilaksanakan dengan semua stakeholder termasuk pemilik teknologi dan investor dalam memecahkan masalah terkait proyek penanganan sampah. Terbitnya Perpres 97 / 2017 yang merangkum secara komprehensif pengelolaan sampah dan diharapkan menjadi hawa segar bagi pemerintah daerah.

Diskusi juga mencatat beberapa poin penting terkait tantangan yang ada dan usaha yang bisa dilakukan terkait potensi PLTSa di Indonesia. Seperti adalanya ketidakjelasan mengenai Tipping Fee (biaya pengelolaan sampah). Kemudian strategi Pemda mencari solusi pengelolaan sampah tanpa/minimum Tipping Fee. Lalu masih minimnya alokasi negara untuk kebersihan dan pengelolaan sampah. Sebab sejauh ini soal sampah masih belum menjadi prioritas. Masih kurang matangnya skema pembelian tenaga listrik. Kemampuan Pemda dalam sistem, dokumentasi dan pelaksanaan pengadaan. Karakteristik sampah di Indonesia yang tidak homogen serta memiliki kadar air tinggi. Bagaimana implementasi RUEN dan RUED. Dan poin terakhir pemilihan teknologi yang tepat dalam pengelolaan sampah.

Ketua Halal biHalal 2018 IKATEK-UH Ir. Jusman Sikki dan Ketua Panitia Pelaksana Focus Group Discussion (FGD)  Ikatan Alumni Teknik Unhas kali ini Asri An Nur, ST juga menyiapkan sertifikat kepesertaan yang bisa memberikan point tambahan bagi para Insinyur yang akan melaporkan PKB/CPDnya yang diwajibkan setiap tahunnya.

Reportase: Habibie Razak – Ketua Badan Otonomi Pengembangan Profesi Keinsinyuran IKATEK Unhas.