Category Archives: Kesan & Pengalaman

The 6th INDONESIA EBTKE ConEx 2017 at Balai Kartini, 13 -15 September 2017

The 6th Indonesia Renewable Energy and Energy Conservation (EBTKE) was organized successfully from 13th to 15th of September 2017. The event consist of conference and exhibition for 3 days at Balai Kartini, Jakarta. The event was attended by at least 500 delegates from different companies both local and overseas. The exhibition booths were fulfilled by various reputable corporations such as ENGIE group, PERTAMINA group, and several others. The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM ministry) was also participating by organizing their own booth for three days exhibition.

The theme of this event is Renewable Energy is a Solution to Energy Security and Paris Agreement. The conference was opened ceremony by the Ministry of ESDM Mr. Ignasius Jonan after having Mr. Surya Darma the Chairman of Indonesia Renewable Energy Society (METI) delivered the report of organizing committee. In his speech, Jonan said he is indeed very optimistic in the near future the renewable energy investment will be more competitive to decouple the fossil fuel projects. This was proven couple days back he signed the minihydro PPA which is the tariff is 6.7 – 6.8 centUSD/Kwh in Central Java. The other renewable energy such as solar PV and geothermal will catch up soon. He also stated, during his 10 months working at his position, he already signed 723 MW PPA for renewable energy power generations.

 

 

Mr. Ignasius also witnessed the signing ceremony of several agreements accompanied by the General Director of ESDM EBTKE Rida Mulyana on renewable energy sectors such as the MOU between Balitbang and The Greatwall Drilling Company of the China National Petroleum Corporation, Cooperation between University of Indonesia, University of Gajah Mada, Bandung Institute of Technology, PLN and Geodipa for Research and Development in Geothermal, Funding Cooperation for the Development of Wilayah Kerja Panas Bumi (Geothermal concession) between PLN and SMI, and the signing ceremony of Renewable Energy Projects with REI.

The first day session after the opening ceremony continued with panel discussion consist of several speakers from several institutions and corporations such as National Development Planning Agency (BAPPENAS) represented by the Minister of BAPPENAS himself, Mr. Bambang Brodjonegoro, the International Finance Corporation (IFC), Danish Ambassador for Indonesia, US Ambassador for Indonesia, Indonesian Chamber of Commerce and Industry, Supreme Energy and IEA. The first day event also consist of the press conference of METI in front of the exhibition area represented by the Chairman of Organizing Committee Paul Butarbutar. Before leaving this EBTKE ConEx 2017 Mr. Paul also accompanied Mr. Jonan visited several booths including the visit to France Pavilion booth which consisted of French companies such as ENGIE group, Vinci Energies, and others.

In his speech, Mr. Bambang the Minister of BAPPENAS suggested there are at least points should be considered by the energy player in order to be successful in Indonesia (1) The developer should bring the low interest financing in order to meet the economic feasibility of the project (2) The involvement of existing big energy companies such including SOEs and private companies (MEDCO, Adaro, etc.) (3) The new player in this business should partner with big players so there will be learning process as well as the reduction of investment risks. The financing and equity capabilities of new players can be then tackled by the big ones.

Tractebel Engineering Indonesia (TEI), a group of ENGIE was taking part to the event by sending their three delegates, Mr. Nicolas Vaudremont (CEO, Product Director Renewable), Mr. Julien Blommaerts (Product Director T & D, VP Business Development) and Mr. Habibie Razak (Product Director Gas & LNG, Business Development and Sales Manager). Mr. Pupu Rahmat the Marketing Specialist of TEI was also available at the exhibition area had been very active in communicating and interacting with the conference delegates and visitors who visited the booth area.

The EBTKE ConEX was in Conjunction with Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2017 has been very successful therefore we thank to the Host METI – The Indonesia Renewable Energy Society, The Endorser the Ministry of ESDM Indonesia and the Main Sponsor Pembangunan Perumahan.

Vivat Indonesia Renewable Energy Investments….Hoping the target of 23% Renewable Energy Power Generations in 2025 can be achieved. This will prove the commitment of Indonesian government to Paris Agreement.

 

 

 

 

 

 

 

Knowledge Sharing on LNG Organized by PII Cabang Makassar, 26 Agustus 2017

Kursus LNG yang diinisiasi oleh PII Cabang Makassar pada Hari Sabtu, 26 Agustus 2017 dihadiri oleh 6 peserta yang bergelut di berbagai sektor antara lain migas, infrastruktur, dosen dan pembangkit listrik. Kursus ini dibuka oleh Ketua PII Cabang Makassar, Dr. Ir. Muhammad Rusman, MT., IPM., ASEAN Eng. yang juga adalah Kepala Departemen Teknik Industri Universitas Hasanuddin berharap ke depan kursus sejenis ini bisa sering dilakukan di level daerah sehingga terjadi distribusi pengetahuan secara merata bagi para Insinyur yang bergelut di proyek-proyek nasional di daerah.

Tiga peserta dari PT Surveyor Indonesia yang saat ini bekerja di proyek pengawasan Pembangkit Listrik di Sulawesi Selatan menyadari bahwa dunia LNG akan segera datang di mana PLN dalam masterplannya merencanakan membangun LNG infrastructures di seluruh Indonesia seperti LNG Hubs dan LNG Receiving Terminal. “Kompetensi LNG sangat perlu buat kami sebagai pengawas proyek dan harapannya untuk setiap proyek infrastruktur LNG ini PT Surveyor Indonesia mampu mengambil peran signifikan” Ujar Ir. Karman. Ir. Talib menambahkan “diskusi LNG ini bisa dilanjutkan lewat group teknis seperti WA group agar pengetahuan terkait LNG semakin bertambah jangan hanya di sesi sehari knowledge sharing ini”.

Hadir juga Ir. Andi Hafizul, IPP peserta terjauh dari Chevron Riau, berharap “LNG bisa menjadi bisnis yang attractive di Indonesia selain LNG adalah bahan bakar yang lebih murah dari oil based fuel juga ramah lingkungan”. Ir. Arfah dan Ir. Rahmat keduanya adalah pengusaha muda yang juga bekerja sebagai profesional dan dosen berharap bisa mengambil peran sebagai subkontraktor atau bagian dari KSO untuk proyek-proyek infrastruktur LNG di Sulawesi Selatan dan Indonesia Timur.

Sesi knowledge sharing ini diarahkan oleh Ir. Habibie Razak memberikan pemaparan tentang LNG dimulai dari LNG fundamental, LNG market dan LNG technology di dunia saat ini termasuk studi kasus proyek LNG Liquefaction dan LNG Receiving Terminal.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

Wawancara Calon Insinyur Profesional Madya BKS PII, Medan, 19 Agustus 2017

Majelis Penilai Badan Kejuruan Sipil yang diketuai oleh Ir. Bachtiar Sirajuddin kembali mengutus Majelis Penilai BKS PII untuk menghadiri sidang wawancara di Medan, 19 Agustus lalu. Memenuhi undangan Pengurus PII Sumut yang dikoordinir oleh Ir. Budhi Santri, IPM, Ir. Kayan Sutrisna, Ir. Andi Taufan Marimba dan Ir. Habibie Razak berangkat dari Jakarta ke Medan pada Hari Sabtu subuh untuk mewawancarai 10 Calon IPM dari 12 calon yang lulus portfolio assessment.

Lokasi wawancara calon IPM berada di Kota Deli Serdang tepatnya di Budaya Resto, salah satu resto yang cukup populer di daerah ini. Ujian wawancara dimulai Pukul 09.00 pagi hingga Pukul 17.00 sore untuk 10 calon IPM. Kata sambutan oleh Ir. Budhi Santri yang juga adalah Sekretaris PII Wilayah Sumut menyampaikan sekiranya PII Sumut akan lebih progresif lagi di dalam menelurkan Insinyur Profesional dan juga akan  mampu menelurkan assessor atau majelis penilai di wilayah ini sehingga diharapkan setiap ada ujian seperti ini sudah bisa mengikutsertakan assessor lokal juga.

 

Istirahat dan sekaligus makan siang dihadiri oleh para majelis penilai, peserta wawancara dan pengurus PII Sumut. Kelihatan juga Ir. Ricson Simarmata Ketua PII Sumut hadir pada acara ini tentunya memberikan semangat kepada para calon IPM yang menjalankan sesi wawancara ini. Hasil wawancara kemudian akan diumumkan oleh Biro Sertifikasi PII paling lambat seminggu setelah wawancara. Ir. Kayan sebagai Ketua Tim Majelis Penilai merasa sangat puas dengan hasil wawancara ini dan berharap semua peserta lulus dan mendapatkan sertifikat IPM. Ir. Habibie Razak juga menyampaikan bahwa setelah bersertifikat IPM para Insinyur Profesional ini dituntut untuk melakukan program Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) dengan mensubmit laporan PKB sekali dalam setahun.

Majelis Penilai menginap di Hotel Garuda Plaza di tengah Kota Medan dan seperti biasa tidak elok tidak menyempatkan diri menikmati hidangan Durian Ucok yang sangat terkenal itu. Malam itu, setelah makan malam durian Ucok pun menjadi hidangan penutup sebelum balik ke hotel untuk beristirahat karena keesokan subuhnya Majelis Penilai BKS PII harus kembali ke Jakarta.

Bravo PII Pusat, Sukses Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat

 

Lokakarya Calon Majelis Penilai Insinyur Profesional Kerjasama Universitas Lambung Mangkurat, 14 Agustus 2017

Biro Sertifikasi Persatuan Insinyur Indonesia Pusat kembali mengadakan lokakarya calon majelis penilai Insinyur Profesional yang kali ini diadakan di Banjarbaru Kalimantan Selatan tepatnya di Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Peserta yang dihadiri lebih dari 20 Insinyur Profesional yang diharapkan akan menjadi Majelis Penilai (MP) di wilayah mereka berada. Tujuan utama dari lokakarya ini tidak lain adalah menyiapkan tenaga MP tadi untuk melakukan uji kompetensi pada para calon Insinyur Profesional di wilayah mereka berada. Propinsi Kalimantan Selatan saat ini lagi giatnya membangun infrastruktur dan pastinya mereka membutuhkan lebih banyak Insinyur Profesional lagi ke depannya.

Lokakarya yang berlangsung selama dua hari ini diisi oleh beberapa pembicara dari pusat antara lain: Ir. Rudianto Handojo, Ir. Akhmad Bukhari Saleh, Ir. Habibie Razak, dan Ir. Ngadiyanto dan acara dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, S.T ., M.T. Materi yang dipaparkan menitikberatkan pada tata kerja majelis penilai, tata cara penilaian FAIP, tola ukur penilaian Badan Kejuruan, Sistem Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan serta praktek penilaian FAIP dan PKB. Peserta yang hadir terdiri dari berbagai disiplin antara lain Sipil, Mesin, Teknik Kimia, dan lainnya.

 

Lokakarya kali ini diorganize oleh Tim Biro Sertifikasi PII Pusat, Ruli dan Tugiman yang kesehariannya bekerja di kantor PII Pusat di Jl. Bandung No. 1 Menteng Jakarta Pusat.

Reportase oleh Habibie Razak – Bidang Distribusi Gas PII Pusat


Indonesia International Geothermal Exhibition and Convention, 2 – 4 August 2017

The event was held at Jakarta Convention Center consisting of Convention and Exhibition from 2 – 4th of August 2017.  As the  the exhibition was free of charge, we just need to register online or upon arrival.

There were some exhibitors we might know already who are playing aggressively in this field such as ORMAT. We went to their booth where Erman & I got brief introduction to their binary patented technology. They mentioned first unit of Sarulla Geothermal previously planned for 65 MW but after decision to go with Binary they could operate on 110 MW capacity. The first unit is under operation for nearly 6 months now.

We also went APEXINDO & SCHLUMBERGER booths where they are actively in geothermal drilling activities. In this exhibition you might have found ESDM Renewable Energy Department Booth, SUPREME and several geothermal suppliers/vendors. One of friends from Star Energy, the company who acquired Chevron G.Salak dan Darajat Geothermal, he did 2 technical paper with regard to geothermal power plant operation and maintenance optimization strategy.

Reported by Habibie Razak – PII Gas Division

EPC Contract & Proposal Workshop bersama EMLI, Juli 2017

EMLI training untuk kesekian kalinya mengundang saya sebagai pembicara pada EPC Workshop yang mereka adakan setidaknya sekali dalam tiga bulan. Lembaga training ini banyak merekrut peserta dari kalangan legal di beberapa perusahaan nasional maupun multinasional. Animo mereka terhadap kontrak dan proposal EPC menjadi salah satu fokus utama beberapa tahun terakhir ini. Workshop yang dilaksanakan pada Tanggal 26 Juli kemarin menghadirkan 6 peserta yang kesemuanya berprofesi sebagai legal manager di perusahaan dan lembaga tempat mereka bekerja.

 

Legal officer yang bekerja baik di sisi client maupun di sisi kontraktor dituntut untuk memahami substansi dan isi kontrak EPC menurut kaidah-kaidah internasional semenjak kontrak EPC ini sudah lebih banyak diaplikasikan di dunia konstruksi baik proyek pemerintah maupun swasta. Sebutlah perusahaan nasional seperti PLN dan PERTAMINA, untuk proyek-proyek besar yang melibatkan kompleksitas pekerjaan dan resiko tinggi akan lebih prefer menggunakan skema EPC  untuk memastikan investasi mereka sesuai dengan perhitungan keekonomian (NPV, IRR and payback period) pada kajian kelayakan.

Selama kurang lebih 3 tahun bersama EMLI, saya selalu menyampaikan pesan kepada peserta workshop bahwasanya Project Manager di sisi kontraktor membutuhkan legal counsel yang handal yang memahami aspek legal dari kontrak ini, termasuk commercial & tax manager yang memiliki pengalaman mumpuni pada aspek insurance, treasury, finance dan tax. Di luar sisi commercial dan legal tadi aspek teknis juga sangat membutuhkan dukungan dari tim termasuk engineering manager, procurement manager dan site manager. Mereka semua bahu-membahu di dalam menyiapkan proposal, mereview dan bersama-sama project manager memfinalisasi isi kontrak.

Tim teknis dan komersil di bawah kendali project manager di sisi client atau project owner pun memastikan bahwa semua kaidah-kaidah hukum, komersil dan teknis kontrak EPC sudah terpenuhi sebelum final EPC contract ditandatangani oleh Direktur Perusahaan. Kontrak adalah mutual assent, memastikan kedua belah pihak yang berkontrak mendapatkan mutual agreement dari kontrak yang ditandatangani.

Workshop sehari ini selain menghadirkan saya sebagai praktisi manajemen proyek juga menghadirkan pembicara yang bekerja sebagai legal and commercial manager pada suatu perusahaan sehingga materi yang dihadirkan bisa memenuhi ekspektasi para peserta workshop kali ini. Terima kasih kepada EMLI training atas kepercayaan yang diberikan.

Workshop Mini LNG Plant Badan Pelaksana PKB Persatuan Insinyur Indonesia

Badan Pelaksana Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan kembali menggelar inhouse workshop terkait Liquefied Natural Gas (LNG) selama tiga hari di salah satu perusahaan nasional yang diadakan di Cirebon di pertengahan Bulan Juli 2017 ini. Workshop yang dihadiri lebih dari 30 professional berbagai disiplin keinsinyuran dan disiplin terkait berlangsung sangat interaktif. Adalah Ir. Habibie Razak diutus oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sebagai fasilitator di kegiatan ini.

Agenda hari pertama membahas LNG secara umum, antara lain terdiri dari fundamental LNG dan aplikasinya, LNG market di Indonesia dan secara global saat ini, teknologi LNG mulai dari sisi liquefaction, transportation sampai pada sisi receiving terminal. Fasilitator juga di awal hari pertama membuka sesi dengan pre-test terkait LNG ini kepada para peserta workshop. Overall, professional kita memiliki pengetahuan di atas rata-rata terkait LNG. Ke depan, mereka para peserta workshop akan menjadi duta buat perusahaan mengkampanyekan bisnis LNG di Indonesia agar lebih melek dan menggeliat lagi.

 

Agenda hari kedua dan ketiga fokus pada mini LNG plant yang membahas tentang studi kelayakan proyek ini, aspek-aspek apa yang harus diinkorporasi pada kajian FS proyek sejenis baik aspek teknis, regulasi, lingkungan, sosial, dan keekonomiannya. Fasilitator mengungkapkan para investor maupun pengembang proyek mini LNG setidaknya memiliki pengetahuan mumpuni tentang teknologi mini LNG yang ada di dunia saat ini dan bisa melakukan evaluasi terhadap teknologi-teknologi yang ada di fase inisiasi proyek (Pre-FS). Berbicara tentang kriteria penilaian teknologi LNG untuk small to mid scale liquefaction ada beberapa hal yang mesti diperhatikan antara lain:

  • Number of populations in operation including years of operation
  • Guaranteed LNG output
  • Guaranteed schedule for installation & startup
  • Guaranteed refrigerants use
  • Guaranteed electricity consumption
  • Guaranteed fuel consumption (turbine, regeneration, etc.)
  • Guaranteed water consumption.
  • Overall CAPEX
  • Overall OPEX/year
  • Plant Warranty Period
  • Simplified Operation and Quick Startup
  • Smallest Cold-box and life span track record.
  • Less use of SS pipe/cryogenic
  • No series system
  • Reduced equipment count (one compressors, no expanders)
  • Dan kriteria terkait lainnya.

Agenda hari ketiga akhirnya membahas juga tentang strategi mengeksekusi proyek ini pada tahap FEED & EPC. Sesi EPC pada LNG plant paling tidak harus memperhatikan beberapa aspek dan tahapan penting antara lain: Engineering Stage; detailed engineering design (DED) execution strategy, Procurement Stage consist of main equipment purchase (cold-box, refrigerant compressor, DCS, BOG compressor, LNG storage tank, etc.), Global Procurement Strategy, LNG Vendors & Suppliers, Construction, Commissioning & Startup Strategy. Fasilitator juga memberikan beberapa studi kasus tentang mini LNG plant yang pernah dibangun di dunia saat ini untuk aplikasi onshore dan floating.

Semoga dalam waktu dekat banyak mini LNG plant akan beroperasi di Indonesia belajar dari China yang sudah membangun lebih dari 50 mini LNG plant sampai saat ini. Business model LNG di China bisa dijadikan sebagai benchmark untuk dikembangkan di Tanah air.

Terima kasih kepada Bapa Ir. Tjipto Kusumo Ketua Bapel PKB PII dan staffnya Jafar yang selalu proaktif mengadakan kegiatan serupa untuk pengembangan kompetensi keinsinyuran di Indonesia.

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia, Vivat Perusahaan Nasional.

 

LSIP Reguler PII Kerjasama IKATEK UH, 15 Juli 2017

Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) kembali digelar di Hotel Ibis Senen Tanggal 15 Juli kemarin. IKATEK Unhas juga berencana melakukan kegiatan terpisah namun karena peserta yang tidak mencukupi persyaratan untuk melaksanakan satu kelas sendiri akhirnya diputuskan ikut di LSIP regular PII Pusat.

Total peserta pada LSIP ini adalah di kisaran 37 peserta dan 8 di antaranya adalah peserta dari IKATEK Unhas. Hadir sebagai peserta kali ini adalah beberapa perusahaan konsultan sektor energi, IPP pembangkit tenaga panas bumi dan PERTAMINA Drilling Service. Terlihat Commissioner salah satu perusahaan engineering juga mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias dengan harapan Beliau juga bisa tersertifikasi sebagai Insinyur Profesional Indonesia.

 

 

PII Pusat menghadirkan tiga pembicara antara lain: Ir. Rudianto Handojo membawakan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran Profil Organisasi PII, Ir. Istanto Oerip dengan sistem sertifikasi PII dan Etika Profesi dan Ir. Ngadiyanto untuk tata-cara dan bimbingan pengisian FAIP. Para peserta LSIP tidak hanya sampai menjadi Anggota PII saja tapi diharapkan bias menyelesaikan pengisian FAIP dan disetor ke Biro Sertifikasi PII Pusat untuk meraih gelar Insinyur Profesional. Salah satu peserta, Reynhard Siahaan yang bekerja sebagai project manager pada perusahaan pembangkit panas bumi mengutarakan minatnya untuk segera menuntaskan sertifikasi PII ini dan bisa mengikuti kegiatan PII termasuk menjadi trainer untuk kursus CPD yang saat ini memang rutin dilakukan oleh BAPEL PKB PII.

 

Reportase: Habibie Razak – Bidang Gas PII Pusat

AFEO Mid Term Meeting, 16 -18 July 2017

Persatuan Insinyur Indonesia sebagai satu-satunya organisasi profesi Insinyur di Indonesia yang diakui di tingkat Internasional termasuk ASEAN & APEC mengirim delegasinya menghadiri ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) mid term yang kali ini dituanrumahi oleh The Institution of Engineers, Singapore (IES) berlangsung dari Tanggal 16 – 18 Juli 2017.

Agenda hari pertama terdiri dari cycling tour dengan berkeliling Kota Singapura selama kurang lebih dua jam dan kemudian dilanjutkan dengan welcoming dinner yang diadakan di restoran Jumbo Crabs seafood di area Clarke Quay River view. Hampir semua delegasi dari setiap negara menghadiri jamuan makan malam ini tak ketinggalan rombongan dari Indonesia di bawah Komando Ir. Habimono. Hadir pada makan malam ini antara lain perwakilan dari PII Cabang Makassar Dr. Ir. Rusman Muhammad, Ir. Taufik Nur, dan Ir. Zakir Sabara Haji Wata. PII Sulawesi Utara mengirimkan Ir. Audi pada AFEO kali ini, tak ketinggalan Ir. Habibie Razak dari PII Pusat dan Ir. Andy Rahmadi dari BKS PII. Ir. Tonny Ketua BK HUT PII bersama Ir. Hadiamin juga menikmati welcoming dinner ini.

Hari kedua adalah sesi mid term meeting yang diadakan di kantor the Institution of Engineers Singapore di area Bukittinggi. Rombongan peserta AFEO mid term dijemput oleh tuan rumah dari Hotel Mercure menuju kantor IES yang sangat besar dan megah ini. Sesi meeting dibagi ke dalam dua ruangan sebagaimana gambar di bawah. Sesi Educational and Capacity Buildings mengangkat topik tentang progress akreditasi pendidikan tinggi di ASEAN, Model CPD untuk sistem sertifikasi ASEAN Engineer dan beberapa topik lainnya.

 

 

Ir. Habibie Razak mewakili Ir. Rudianto Direktur Eksekutif PII mengusulkan agenda presentasi roadmap professional engineer licensing di setiap Negara ASEAN untuk dipresentasekan di CAFEO35 di Bangkok bulan Nopember 2017 ini.  Alangkah baiknya momen CAFEO35 ini dijadikan wadah untuk knowledge sharing dan benchmarking terkait roadmap sertifikasi Insinyur Profesional tadi.

 

 

 

 

 

 

 

Sesi yang tak kalah menariknya adalah Energy Working group session di mana Ir. Yau Chau Fong dari EETD IEM mempresentasekan Electrical Inspection Guidelines for ASEAN Countries yang kemudian mendapatkan respon positif dari forum termasuk dari Ir. Prof. Syamsir Abduh yang mengusulkan agar guideline ini nantinya tetap refer ke IEC standard di mana hampir semua Negara ASEAN mengadopsi standard ini.

 

 

Sesi AFEO Awards yang sempat diikuti oleh tim reporter menginfokan bahwa setidaknya ada 9 wakil dari Indonesia yang diusulkan untuk mendapatkan awards di CAFEO akhir tahun ini. Sesi terakhir yang sempat tim reporter hadiri adalah sesi sustainable cities di mana pada sesi ini chairman memberikan kesempatan kepada para delegasi tiap negara ASEAN untuk mengeluarkan input dan gagasan tentang arah dan tujuan dari sesi working group ini. Dr. Ir. Hermanto Dardak Ketua Umum PII merekomendasikan sebaiknya hasil akhir dari forum ini adalah memformulasikan karakteristik yang harus dimiliki oleh khususnya kota-kota besar di Negara ASEAN untuk mencapai predikat sustainable cities antara lain sustainable transportation, energy efficiency, information and communication technology (ICT), dan atribut-atribut lainnya.

Sesi dinner malam kedua tidak kalah serunya juga dihadiri oleh tim PII dikoordinir langsung Ketum PII. Pada sesi dinner ini kelihatan Dr. Hermanto Dardak sangat interaktif di dalam berdiskusi tentang praktek keinsinyuran di Indonesia dan ASEAN termasuk diskusi MRT Regulatory Issues di Singapore saat ini ditemani oleh Ir. Habibie Razak dan salah satu kawannya Ir. Daniel SMB yang bekerja di salah satu konsultan terkenal di dunia yang juga memiliki kantor di Singapura.

 

 

Sesi hari ketiga yakni AFEO Governing Board meeting diadakan di Hotel Mercure yang kemudian dilanjutkan dengan technical visit pada suatu proyek high rise building di kota Singapura.

 

Salam Insinyur, Bravo AFEO, sukses PII.

 

 


Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Divisi Gas PII Pusat

Halal bi Halal dan Rekomendasi PII di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 7 Juli 2017

Hari Jum’at, 7 Juli 2017 Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bertempat di Hotel Gran Mahakam Kebayoran Baru Jakarta Selatan menyelenggarakan Halal bi Halal (HBH) mengundang Majelis, Dewan Pakar, Pengurus Pusat dan Pengurus Badan Kejuruan untuk merekatkan tali silaturahim dan kembali menyatukan persepsi, visi dan misi organisasi sebagai salah satu komponen vital bangsa yang turut andil dalam pembangunan nasional.

PII setiap tahunnya merangkaikan HBH ini dengan dialog interaktif terkait penyiapan draft rekomendasi PII di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HARTEKNAS) 2017 ini. PII sebagai organisasi profesi kedua tertua di Indonesia sangat perlu mengeluarkan butiran-butiran rekomendasi kepada pemangku kepentingan Keinsinyuran Indonesia untuk terus berupaya melangsungkan kebangkitan teknologi yang berkelanjutan.

Dari elaborasi rekomendasi PII pada Hari kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2016 yang lalu dan dengan melakukan strukturisasi diusulkan ada 9 (Sembilan) Fokus keberlanjutan kebangkitan penguasaan Teknologi yang tersusun atas beberapa layer atau kesejajaran. Bentuk struktur ke 9 teknologi tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa  semuanya perlu terintegrasi saling mengisi, saling memperkuat, saling menarik dan saling mendorong untuk bersama-sama maju. kesembilan fokus keberlanjutan teknologi tadi untuk mendukung beberapa aspek antara lain: Kontribusi pangan dan pembaruan teknologinya untuk dunia, Efisiensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Integrasi IT dalam Industri dan Layanan, Keselamatan, Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat dan Keutuhan teritori NKRI.

Secara teknis, penguatan kesembilan fokus penguatan teknologi di atas dapat terjelma dengan memanfaatkan mekanisme penyelenggaraan Program Profesi Insinyur, yang diamanatkan UU No 11/2014 tentang Keinsinyuran, yang menghimpun kerjasama Perguruan Tinggi, kalangan Industri, PII dan pemerintah. Kerjasama ini dapat menjadi basis penciptaan peradaban inovasi keinsinyuran serta membangun kerjasama unggulan PT dengan Industri dengan dukungan pemerintah sebagai cikal bakal ABG (Academy, Business and Government) plus S-Society. Dalam hal ini PII dapat mengambil peran besar.

Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia akan menyelenggarakan jumpa pers terkait Butiran Pernyataan PII di Hari kebangkitan Teknologi Nasional 2017.

Hadir sebagai panelis pada HBH ini antara lain: Dr. Ir. Hermanto Dardak – Ketua Umum PII, Ir. Heru Dewanto – Waketum PII, dan para jajaran Pengurus Pusat, Dewan dan Majelis serta Badan Kejuruan PII.

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh Habibie Razak – Sekretaris Bidang Gas, PII Pusat