Badan Kejuruan Sipil kembali menggelar sesi wawancara teknis calon Insinyur Profesional Madya (IPM) Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia hari ini melalui aplikasi Zoom meeting. Di sesi sidang ini BKS PII mengutus tiga Majelis Uji Kompetensi (MUK) BKS PII antara lain: Ir. Andi Taufan Marimba, IPU., Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU dan Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng.
Ir. Habibie Razak menyampaikan bahwa setidaknya sidang wawancara teknis BKS PII diselenggarakan 4 kali seminggu untuk melayani aspirasi para Insinyur nasional kita dan juga Insinyur Asing yang bekerja di Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional dari Persatuan Insinyur Indonesia. “Ini adalah amanah UU No.11/2014 bahwa Insinyur yang berpraktik keinsinyuran di Indonesia haruslah mendapatkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) dan untuk mendapatkan STRI sebelumnya, Insinyurnya haruslah lulus Uji Kompetensi melalui proses sertifikasi Insinyur Profesional (SIP)” Ir. Habibie menjelaskan.
Di sesi hari ini, setidaknya 12 calon Insinyur Profesional Madya yang mendapatkan giliran wawancara dari berbagai sektor, instansi dan perusahaan. Satu calon dari salah satu kementerian teknis memaparkan pengalamannya terlibat sebagai staff Quantity Surveyor pada proyek Jembatan bentang panjang di Surabaya. Ir. Habibie menanyakan alasan filosofis mengapa tipe struktur jembatan yang dipilih adalah cable stayed bukan suspension type misalnya. Nah, pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti ini tentunya didapatkan pada saat Feasibility Study dilakukan dengan mempertimbangkan aspek teknis, aspek sosial-lingkungan dan aspek keekonomiannya (CAPEX dan OPEX).
Menurut Ir. Andi Taufan pada saat wawancara teknis dengan salah satu kandidat, fase pra-desain biasanya dibutuhkan untuk proyek-proyek kompleks seperti di sektor migas sedangkan untuk proyek-proyek infrastruktur yang skalanya sederhana bisa langsung melalui proses detailed design setelah studi kelayakan dilakukan. Pra-desain di sektor oil and gas diistilahkan sebagai Front End Engineering Design (FEED) yang biasanya dilakukan setelah FS dan sebelum Detailed Engineering Design (DED) dilakukan.
PII Cabang Batam kembali menggelar sesi knowledge sharing selama 2.5 jam yang kali ini dengan topik: “Study Abroad, what to prepare to pursue overseas scholarship” hari Sabtu pagi, 26 Juni 2021 menghadirkan Teuku Rengga Felamona penerima beasiswa Fulbright dari negeri Paman Sam. Sesi webinar ini adalah hasil kerjasama antara PII Wilayah Kepulauan Riau, PII Cabang Batam dan PII Pusat.
Pembukaan acara dipandu oleh Imel La Melati sebagai MC yaang dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Persatuan Insinyur Indonesia yang kemudian dilanjutkan opening remarks oleh Ketua PII Wilayah Kepri Dr. Ir. Mulia Pamadi, IPU., ASEAN Eng.
Sharing session dimoderasi oleh Ir. Prastiwo Anggoro Ketua PII Cabang Batam mengatur jalannya acara paparan oleh Teuku Rengga yang kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi sharing pengalaman menghadirkan beberapa profesional penerima beasiswa luar negeri antara lain Dr. Riza Suwondo penerima beasiswa dari kerajaan Saudi dan LPDP, Ahmad Amiruddin penerima beasiswa dari Kemenkominfo dan LPDP dan Dr. Fakhruddin penerima beasiswa dari JICA, Jepang.
Dalam paparannya, Teuku Rengga Felamona yang akrab disapa dengan nama Rengga yang berkarir sebagai Head of Projects and EPC Management di salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia memaparkan tips dan trik untuk mendapatkan beasiswa luar negeri. Setidaknya ada 4 hal yang harus dipersiapkan antara lain: english, networking (peer review to our application), spot on writes-up topics and be familiar with forms and practice.
Rengga juga menceritakan pengalamannya di dalam melamar beasiswa LN ini, pernah beberapa kali gagal dan akhirnya sukses mendapatkan beberapa beasiswa S2 LN namun dia memilih fulbright scholarship yang membawanya berkuliah di Texas A&M University.
Sesi tanya jawab berlangsung cukup interaktif antara pembicara, para panelis dan peserta webinar sharing session terkait oversea scholarship ini. Webinar ini ditutup dengan pemutaran video terkait rencana penyelenggaraan Rapimnas PII di Batam dan closing remarks dari Ir. Habibie Razak yang saat ini adalah salah satu Indonesia Monitoring Committee for APEC Engineer REGISTER, PII Pusat.
Habibie dalam closing speechnya menyampaikan bahwa sesi ini sungguh bermanfaat buat kawan kawan yang masih ingin sekolah ke LN begitu pun peserta yang punya anak, ponakan atau sepupu info seperti ini sangat mereka butuhkan untuk memotivasi dengan mencoba apply for oversea scholarship.
“Event sejenis akan terus diselenggarakan setiap bulan di bawah koordinasi Ir. Prastiwo Ketua PII Batam, apabila ada dari professional yang akan men-sharing knowledge and experience silahkan langsung menghubungi Beliau” pungkas Ir. Habibie di akhir acara.
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar sesi wawancara teknis untuk para kandidat Insinyur Profesional Madya (IPM) Sipil secara daring via zoom application. Majelis Uji Kompetensi (MUK) yang ditugaskan pada sesi kali ini menghadirkan Ir. Andi Taufan Marimba, IPU, Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU dan Ir. Habibie Razak, IPU untuk mewawancarai 11 kandidat IPM.
Menarik melihat para Insinyur di dalam memaparkan pengalaman keinsinyurannya yang bisa berupa pengalaman terkait perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek. Salah satu kandidat juga yang bekerja di perusahaan konsultan menyampaikan pengalamannya di dalam penyusunan billing rates tenaga ahli melalui asosiasi badan usaha untuk bisa dijadikan dasar oleh para pelaku jasa konstruksi dan juga pemberi proyek di dalam membayarkan para tenaga ahlinya.
Ir. Habibie Razak menanggapi bahwa acuan remunerasi atau billing rates yang ada saat ini belumlah memberikan apresiasi yang baik bagi para Insinyur Indonesia yang berkecimpung di dunia konstruksi karena ratenya masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Ir. Habibie menjelaskan bahwa memang struktur billing rate terdiri dari komponen direct cost atau biaya langsung tenaga ahli/insinyur, komponen overhead dan margin dari perusahaan konsultan.
Ir. Habibie manambahkan “Apabila rate yang disetujui oleh Client/Project Owner ke konsultan nilainya sudah kecil kemudian bagaimana dengan remunerasi/benefit yang akan diberikan oleh konsultan kepada para tenaga ahlinya/insinyurnya. Sebenarnya Client di sektor swasta mampu membayar tenaga ahli dengan nilai yang lebih bagus bagus dan alangkah baiknya asosiasi yang membuat acuan remunerasi tadi melakukan studi atau kajian yang lebih komprehensif sebelum menerbitkan acuan billing rates yang terbaru. Billing rates setiap tahun idealnya harus berubah karena ada faktor inflasi yang setiap tahunnya bisa berbeda”.
Sesi wawancara teknis Badan Kejuruan Sipil PII saat ini dilakukan setiap minggu menelurkan setidaknya 70 – 100 Insinyur Profesional Madya (IPM) dan Insinyur Profesional Utama (IPU) setiap bulannya yang tidak lain sebagai upaya memberikan ijin praktik keinsinyuran kepada Insinyur Indonesia sesuai dengan amanah UU No.11/2014.
Kerap kali kita mendengar istilah sales and business development pada proyek-proyek keinsinyuran di mana istilah ini tidak lain adalah fungsi dan tanggung jawab atau bahkan posisi yang diisi oleh profesional keinsinyuran. Dalam bahasa Inggris Sales oleh Clement adalah contingent upon the attitude of the salesperson – not the attitude of the prospect (W. Clement Stone, American Author and Business Person).
Business Development adalah encompasses all business activities that relate to the strategic planning of services which will ensure the long term economic viability of the company which includes direct energy towards clients and markets, Harness resources of people, money, facilities and generate new clients and maintain current clients.
Dalam bahasa Indonesia, kita bisa jelaskan bahwa sales adalah bergantung pada sikap penjual – bukan sikap prospek sedangkan business development meliputi semua aktivitas bisnis yang berkaitan dengan perencanaan strategis layanan yang akan memastikan kelangsungan ekonomi jangka panjang perusahaan termasuk mengerahkan energi langsung ke klien dan pasar, memanfaatkan sumber daya orang, uang, fasilitas dan menghasilkan klien baru dan mempertahankan klien saat ini (existing clients).
Pada perusahaan konsultan, kontraktor termasuk kontraktor EPC, sales and business development professionals memegang peranan penting di dalam memberikan masukan terkait strategi perusahaan untuk bisa memenangkan proyek-proyek yang mereka sasar ke depannya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada pada perusahaan itu. Mereka yang memegang posisi ini mayoritas adalah Insinyur juga yang memiliki bakat untuk “jualan”. Memang unik, kompetensi Insinyur yang bergelut di bidang ini agak jauh berbeda dibanding insinyur yang bergelut di bidang perancangan, pengawasan atau pelaksanaan proyek.
Profil salesperson and business development professional yang dibutuhkan setidaknya memiliki knowledge dan attitudes sebagai berikut: Technical/Product Knowledge, Active Listening. Service Orientation, Strong Oral and Written Communication Skills, Problem Solving, Logical, Strategic, Dependable, Motivated, Integrity, Initiative, Adaptable.
Penulis pernah melakukan survei kecil-kecilan, bahwa tidak banyak Insinyur Indonesia yang memiliki passion di bidang ini, mereka insinyur kita mayoritas senang dengan sesuatu yang detail, bergelut dengan sofware and tools, less interfacing dengan Client dan various stakeholders. Sedangkan di sisi lain, seorang sales and business development dituntut untuk banyak interfacing atau berinteraksi dengan hampir semua layer within Client’s organization.
Sales and BD profesional pada tahap pre-selling akan membangun dan menjaga hubungan dengan Client untuk mendapatkan informasi terkait peluang proyek yang termasuk data-data teknis dan financial dari proyek yang akan dilaunch atau ditenderkan. Kerap kali kita mendapatkan Sales & BD ini bertemu Client untuk mempresentasekan technical capabilities yang dimiliki oleh perusahaannya. Seorang sales maupun BD harus mampu mengidentifikasi dan memaparkan “value proposition” di mana perusahaannya memiliki unique value yang mungkin berupa specific competency atau capabilities yang dibutuhkan oleh Client untuk mensukseskan investasinya di mana value ini tidak dimiliki oleh kompetitor. Seorang sales maupun BD harus bisa menunjukkan “sweet spot” yaitu kelebihan-kelebihan yang dimiliki perusahaannya yang tidak dimiliki oleh kompetitor.
Penulis pernah ngopi darat dengan kawan Insinyur Profesional yang bekerja di Singapura. Dia lebih sebagai sales dan business development type of person. Menurut dia, di Singapura itu, ada tiga posisi keinsinyuran yang paling sejahtera in term of income pada perusahaan konsultan maupun kontraktor. Yang pertama adalah insinyur di posisi manajemen perusahaan (direksi) termasuk pemilik perusahaan, yang kedua adalah Insinyur yang memiliki Professional Engineer (PE) Stamp dan yang ketiga adalah Insinyur berperan sebagai Sales and Business Development.
Insinyur Pemasaran yang akrab kita sebut sebagai sales engineer atau bahkan business development apapun yang dia berusaha pasarkan secara garis besarnya memiliki kompetensi kunci antara lain:
Memahami sepenuhnya secara teknis dan komersil tentang produk dan/atau jasa yang dia pasarkan. Dia memahami dan mengimplementasikan konsep Value Proposition. Value Proposition adalah perusahaannya memiliki produk yang membedakannya dengan competitor lainnya dan secara signifikan mempengaruhi investasi pemilik proyek ke arah yang tepat.
Akses langsung ke organisasi customer atau client. Insinyur Pemasaran yang handal dan berpengalaman menemukan siapa yang dia bisa dekati yang bakalan bisa mengambil keputusan final untuk memenangkan produk atau jasa yang dia jual.
Subject Matter Expert (SME) pada satu atau beberapa organisasi profesi keinsinyuran dan komunitas professional seperti: Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Komunitas Migas Indonesia (KMI), Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI). Dengan berpartisipasi aktif pada organisasi atau komunitas di atas dia akan mampu berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan para professional dari berbagai level seperti President Direktur, Direktur Operasi, General Manager, Manager sampai pada level Engineer yang tidak menutup kemungkinan di antara mereka adalah potential clients.
Bagaimana pun juga, sehebat apapun seorang Insinyur Pemasaran dia tetap tidak akan mampu menjual sendiri tanpa dukungan dari anggota tim lainnya. Menjual proyek atau produk bukanlah pencapaian individual tapi melainkan kerjasama tim. Kuncinya adalah zippering the relationship di setiap lapis struktur organisasi Client.
Penulis berani menyimpulkan bahwa hampir semua Insinyur Indonesia apabila diberi amanah menjalankan atau mengeksekusi proyek untuk berbagai posisi dimulai dari design engineer, project engineer, project manager, construction engineer dan seterusnya, mereka bisa deliver dengan cukup baik namun ketika diminta untuk menjadi sales dan business development, tidak banyak dari mereka yang sukses di peran atau posisi ini. Dengan kata lain, sepertinya lebih challenging mengcreate proyek dibanding mengeksekusi proyek yang sudah ada.
Penulis: Ir. Habibie Razak pemilik blog www.habibierazak.com seorang Insinyur Profesional Indonesia yang pernah bekerja di beberapa perusahaan konsultan dan kontraktor EPC global.
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) kembali menggelar seri webinar yang kali ini adalah seri ketiga setelah webinar seri pertama dan kedua sukses diselenggarakan. Seri ketiga mengangkat BRIDGE ENGINEERING DAY “NON-CONVENTIONAL TECHNOLOGY OF BRIDGES WEBINAR” yang menghadirkan tiga pembicara internasional dan satu pembicara nasional dihadiri setidaknya 100 peserta dari berbagai perusahaan konstruksi di Indonesia maupun luar negeri.
Acara pembukaan acara dipimpin oleh Ir. Habibie Razak, IPU., ASEAN Eng., ACPE perwakilan dari BKS PII memimpin lagu Indonesia Raya dan Hymne Persatuan Insinyur Indonesia dilanjutkan dengan opening remarks oleh Ketua Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU. Ir.Bambang pada sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN 2020-2024) memasukkan konstruksi 2.500 Km jalan tol dan 60 Km Jembatan di sluruh Indonesia dengan total investasi Rp. 2,058 Trilyun atau sekitar USD140 Milyar.
Lanjut Ir. Bambang menyampaikan bahwa dengan program akselerasi infrastruktur ini khususnya di subsektor Jembatan, Insinyur Indonesia dituntut sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman terkait desain, teknologi dan konstruksi jembatan modern yang sudah diaplikasikan di dunia. Tujuan dari webinar ini adalah memberikan wawasan tambahan bagi para Insinyur Indonesia praktisi jembatan untuk terlibat di berbagai posisi di proyek jembatan baik sebagai design engineer maupun construction engineer bahkan sebagai project manager dan construction manager.
Webinar dimoderasi oleh Ir. Wendy Aritonang, M.Sc., DIC., PhD., IPU selama kurang lebih 3 jam dengan paparan dari 4 pembicara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pembicaranya antara lain: John Anderson – General Manager of SMEC International Africa Division mengangkat judul “Sydney Metro Cable Stayed Bridge: A Meeting of Precast Segmental Concrete and Cable Stayed Construction Technology”, Dr. Andrea Mordini, M.Sc., MBA., Ph,D., PE – Principal Bridge Engineer of BG&E Consulting Engineers Pte Ltd dengan judul “World’s Modern Bridges”, Guo Binli – Chief Expert for China Communications Construction Technology (CCCC) Infrastructure Technology Group Co., Ltd dengan judul “Technical Innovation and Performance Improvement of Long-span Bridges” dan Ir. Akhmadi Tri Cahyono – Head of Engineering Division for PT Wijaya Karya dengan judul “Construction of New Bridges in Indonesia”.
Sesi tanya jawab berlangsung cukup interaktif dan mengundang beberapa profesional untuk bertanya di antaranya Dr. Ir. Ayuddin, ASEAN Eng dan Ir. Prastiwo Anggoro, ACPE., ASEAN Eng dan beberapa Insinyur Sipil lainnya.
“Terima kasih kepada Organizer dari webinar ini PII Cabang Batam Ir. Prastiwo dan PII Wilayah Kepri Ir. Mulia atas bantuannya di dalam menyelenggarakan kegiatan ini sehingga bisa terlaksana sesuai dengan harapan kita bersama” kata Ir. Habibie Razak yang juga merupakan Coordinator Steering Committee Webinar Series yang dituanrumahi oleh Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII).
Webinar ini juga dihadiri oleh Dewan Pakar BKS PII, Dr. Ir. Hermanto Dardak yang juga merupakan mantan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia periode 2015 – 2018. Acara ditutup langsung oleh Ketua BKS PII dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
DEVELOP power, oil & gas training provider menyelenggarakan sesi EPC Proposal Development bekerjasama dengan Divisi Training PT Pembangkit Jawa Bali (PTPJB) selama 3 hari, 19 – 21 April 2021 melalui Zoom Meeting Application. Training ini dihadiri setidaknya oleh 30 staff PJB.
DEVELOP menunjuk Ir. Habibie Razak, IPU., ASEAN Eng., ACPE sebagai instruktur di sesi tiga hari ini. Sesi training ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas tim proposal PJB di dalam menyiapkan dan mereview EPC Proposal dalam kapasitas PJB dan anak perusahaan sebagai owner maupun sebagai EPC Contractor.
Training selama 3 hari ini memiliki beberapa tujuan antara lain: melakukan perencanaan teknis dan biaya untuk EPC power plant, memahami struktur organisasi proyek EPC, menyusun perencanaan project resources (manpower, peralatan, material dan pendanaan), menyusun rencana kerja proyek untuk pelaksanaan engineering, procurement, construction and commissioning sampai hand-over dan mengetahui problem solving dalam proyek EPC pembangkit.
Sesi training ini juga mengangkat beberapa studi kasus untuk lebih memahami cara membuat schedule Level 1 & 2 pada sesi proposal, penyiapan cost estimate WBS level 1 & 2 termasuk tata cara pengadaan barang dan jasa untuk proyek EPC.
Risma Aji sebagai Direktur DEVELOP training dan Aditya Koordinator training PTPJB di akhir acara menutup kegiatan ini dan menyampaikan terima kasih banyak kepada instruktur dan juga peserta yang aktif di dalam berinteraksi satu sama lain selama 3 hari ini.
Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang menggelar sesi kuliah tamu pagi tadi dengan topik “Mengenal Seluk-Beluk Proyek EPC” menghadirkan dua pembicara dari dunia konstruksi M. Faizal Ali Ma’ruf, ST dan Ir. Habibie Razak. Kuliah tamu yang dibuka oleh Ketua Jurusan Teknik Sipil UM Ir. Sri Umniati dihadiri oleh setidaknya 300 peserta dari kalangan mahasiswa-mahasiswi dan juga dosen dari jurusan teknik Sipil UM ini.
Ir. Habibie Razak memberikan penjelasan mengenai perbedaan mendasar antara kontrak tradisional dan kontrak rancang bangun yang oleh industri lebih dikenal dengan istilah Engineering, Procurement & Construction contract. Ir. Habibie mengutip dari buku Design-Build Institute of America, “Design-Build Definitions,” Design-Build Manual of Practice, Document Number 103, October, 1996 bahwa: Design-Builders is The entity contractually responsible for delivering the project design and construction. The design-builder can assume several organizational structures:firm possessing both design and construction resources in-house,joint venture between designer and contractor,contractor-led team with the designer in a subcontract role,or a designer-led team with the constructor in a subcontractor role.
Habibie menambahkan bahwa The Project Life Cycle –5 Stages of Project Management in EPC Industry dibagi ke dalam 5 fase yaitu: Project Conception and Initiation, Project Definition and Planning, Project Execution, Project Monitoring and Controling dan Project Close-Out. Biasanya di fase project conception and initiation, Client atau pemilik proyek membuat kajian studi kelayakan menguji apakah investasi berupa infrasttuktur atau fasilitas ini layak secara teknis, ekonomi, dan bisa memenuhi kaidah-kaidah lingkungan yang disyaratkan secara nasional maupun internasional.
Proyek bisa lanjut ke fase perencanaan dan eksekusi apabila memenuhi ketiga syarat tadi dan bisa lanjut ke Final Investment Decision (FID). Pembiayaan proyek oleh Ir. Habibie bisa menggunakan skema pinjaman dan equity seperti yang biasanya dilakukan di dunia pembiayaan infrastruktur. Di fase monitoring and controling, project manager di sisi EPC Contractor akan memantau dan mengevaluasi kinerja proyek apakah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan oleh client terkait biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja.
Ir. Habibie Razak yang pernah bekerja di perusahaan EPC global terkemuka menyampaikan bahwa kontraktor EPC memiliki prosedur dan kebijakan sendiri di dalam mengelola proyek termasuk aplikasi yang digunakan di dalam mengontrol biaya dan schedule selama proyek berlangsung. Fase terakhir adalah project close out setelah semua project deliverables sudah diserahterimakan ke pemilik proyek sesuai dengan kontrak. “This last step is vitally important because it allows team members to evaluate, document and learn from the project. This stage is where the team perform lessons learnt of the project and used as useful information for the next project” lanjut Ir. Habibie dalam paparannya.
Pesan terakhir Ir. Habibie di sesi tanya jawab bahwa untuk bisa menjadi project manager pada proyek EPC, insinyur dibutuhkan untuk memiliki kompetensi teknis multi-disiplin keinsinyuran. “Sebutlah saya sebagai Insinyur Sipil, saya untuk bisa mengerjakan dan memimpin proyek sebagai project manager pembangkit listrik, LNG Plant, dan proyek industri lainnya mau tidak mau harus cukup menguasai disiplin teknik lainnya seperti process, mechanical, electrical, I&C”
Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 3 jam dan terselenggara dengan sangat sukses berkat panduan Ibu Vita Ayu Kusuma Dewi sebagai moderator yang juga merupakan salah satu dosen sipil Universitas Negeri Malang.
Program Profesi Insinyur Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (PSPPI FTI-UMI) kembali menggelar Kolokium Keinsinyuran untuk Semester Akhir 2020/2021 sebagai ajang sharing best practice pengalaman keinsinyuran dari setiap peserta Program Profesi Insinyur Angkatan ke-9 Jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk kelas PT Freeport Indonesia.
Ir. Taufik Nur, MT., IPM., ASEAN Eng. selaku sekretaris PSPPI FTI UMI mengundang beberapa Majelis Penilai/Penanggap antara lain: Ir. Habibie Razak, ST, MM, IPU, ACPE, ASEAN Eng., Ir. I Gede Suratha, MSc.,IPU., Ir. Hasbi Bakri, ST., MT., IPM., ASEAN Eng., Ir. Faizal Safa, MSc.,IPU pada kegiatan 8th Professional Engineer Colloquium Program ini dengan tema “Enhancing Professional Engineers Competencies in Digital Era”. Kegiatan ini dilakukan secara online (daring) melalui Zoom.
Acara dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW., S.T.,M.T., IPM, AK3U, ASEAN Eng. dilanjutkan dengan sesi kuliah tamu yang menghadirkan Kepala Teknik Tambang PT. Freeport Indonesia Ir. Zulkifli Lambali dengan judul paparan “Peran Insinyur dan Strategi Membangun Industri Pertambangan yang Berkelanjutan”
Kolokium yang dihadiri oleh 20 peserta calon Insinyur dari berbagai divisi dan departemen PT Freeport Indonesia. Beberapa topik yang menarik oleh peserta kolokium yang ditanggapi oleh salah satu penanggap Ir. Habibie Razak adalah metode pembuangan lapisan overburden penambangan menggunakan mekanisme Grasshopper Conveyor system. Berbeda dengan tambang open pit sederhana pembuangan OB tidak bisa langsung dilakukan dengan cara direct dumping ke disposal area tapi dilakukan dengan sistem yang lebih kompleks.
Topik kedua oleh Ir. Habibie yang cukup menarik adalah presentase terkait preventive support maintenance untuk ground support pada penambangan bawah tanah. Dibutuhkan pengecekan ground support yang terpasang, mengganti yang rusak d ground support seperti resin bolt yang berfungsi untuk mencegah kerusakan pada massa batuan.
Kolokium kelas PT Freeport ini berlangsung lebih dari 3 jam dan majelis penilai/penanggap mengeluarkan hasil evaluasi penilaian dengan beberapa kriteria antara lain: penampilan, isi presentase, penyajian dan penguasaan.
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) bekerjasama dengan PII Wilayah Kepulauan Riau dan PII Cabang Batam kembali menggelar webinar bertemakan digitalization and automation in engineering and construction industry yang digelar hari ini berlangsung selama kurang lebih 4 jam melalui zoom meeting application. Kegiatan webinar ini juga dirangkaikan dengan launching Buku Pedoman Praktik Keinsinyuran di Indonesia untuk Insinyur Sipil yang langsung diluncurkan oleh Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., MPA., IPU Ketua BKS PII yang pada kesempatan ini juga menjadi moderator untuk acara webinar terkait digitalisasi konstruksi ini.
Webinar yang dihadiri oleh 200 peserta terdiri dari Insinyur Sipil dan non-Insinyur Sipil dipandu oleh Ir. Habibie Razak, ASEAN Eng., ACPE., IPU yang dimulai dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan Hymne Persatuan Insinyur Indonesia. Ir. Habibie kemudian menyerahkan forum kepada Pak BG begitu sapaan Ir. Bambang Goeritno untuk memimpin jalannya webinar.
Pembicara yang dihadirkan terdiri dari pembicara dari luar dan dalam negeri antara lain: Allie Young, B.Eng.Sc., BA – Build Change (USA) – “BIM and AI for Disaster Resilience”, Ross Griffin, B.Sc., MBA., MRICS., CIOB – Kosmos DK (Denmark) – “4D/5D BIM and Digital QS”, Romi Ramadhan, ST., MBA – GM BIM PT Wijaya Karya – “Implementation of BIM in Construction Due to Disaster”, Franky Ken, B.Eng (Hons), IPM, Ceng(UK), IntPE(UK), MIStructE(UK), MASCE(US), and Julian Pratama Putra Thedja, ST, MT, M.Sc – Studio KaT Indonesia – “Digitalization and Automation In Design Workflow” yang kemudian dilanjutkan dengan tanggapan dan tanya jawab oleh panelis dan peserta webinar.
Panelis yang ditunjuk pada webinar ini Ir. Biemo Sumardi, M.Sc. PhD Peneliti BIM dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Arief Rahman – Senior BIM Manager PT Pembangunan Perumahan. Keduanya diberikan kesempatan oleh moderator untuk menanggapi paparan dari keempat pembicara atau narasumber webinar ini.
Menurut Allie Young, bahwa dengan adanya BIM tools dan otomasi keinsinyuran membuat proyek yang dikerjakan menjadi 6x lebih produktif. Ini terbukti pada proyek yang dikerjakan di Kolombia untuk Housings Reftrofitting for Earthquake Reslilience sedangkan Ross Griffin dalam kesimpulan paparannya bahwa dengan digital Quantiy Surveying (QS) pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih akurat di dalam menghasilkan cost estimate karena sudah mengintegrasikan semua design disciplines ke dalam satu powerful software, Business Information Modeling (BIM).
Pembicara ketiga, Romi Ramadhan dari Wijaya Karya memaparkan studi kasus tentang penggunaan BIM pada proyek rehabilitasi lereng akibat longsoran di Jawa Barat. Romi membuktikan bahwa BIM dapat mengintegrasikan proses dari survei, analisa geoteknik sampai pada pekerjaan struktur di fase desain, selain itu BIM dapat mendeteksi clash dan meresolve other design issues sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.
Franky Ken dan Julian Thedja menjadi narasumber keempat yang memaparkan tentang alur kerja di tahap desain, konstruksi dan pasca-konstruksi menggunakan dua cara yaitu cara tradisional dan digital + database. Kedua profesional ini sementara membangun otomasi inspeksi penginderaan otomatis pemasangan tulangan beton dengan menggunakan machine learning.
Di akhir sesi webinar dilanjutkan dengan launching pedoman praktik keinsinyuran di Indonesia untuk Insinyur Sipil yang secara seremonial diluncurkan langsung ketua BKS PII. Dalam sosialisasinya, Pak BG menyampaikan bahwa Insinyur Sipil dalam pelaksanaan praktik keinsinyuran sudah memiliki pedoman resmi dan tentunya dengan pedoman ini Insinyur Sipil dituntut lebih meningkatkan kualitas layanan kensinyurannya kepada pemberi proyek/pengguna keinsinyuran dan pemanfaat keinsinyuran yang tidak lain adalah publik/masyarakat.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa Buku Pedoman Praktik Keinsinyuran ini mulai digodok sekitar setahun lalu di mana tim penyusunnya Ir. Habibie Razak beranggotakan beberapa Insinyur Sipil antara lain: Ir. Prastiwo Anggoro, ACPE., ASEAN Eng., Ir. Wahyu Hendrastomo, IPU, Ir. Andi Sanjaya, IPM., ACPE., ASEAN Eng., Ir. Darmansyah Tjitradi, MT., IPU., ASEAN Eng. yang dibantu oleh staff BKS PII Regina Wikan Pangrepti Prawitasari, SS.
Pak BG dalam paparannya bahwa “Insinyur yang memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur oleh PII dilengkapi dengan cap Insinyur. Untuk kepentingan Publik atau pun Client yang mengharapkan jaminan mutu hasil kegiatan keinsinyuran, cap Insinyur ini menyatakan distinctive mark (penanda khusus) Insinyur yang memiliki STRI yang akan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan sesuai dengan standar keinsinyuran. Cap ini digunakan untuk mengidentifikasi semua pekerjaan yang disiapkan oleh, di bawah pengawasan atau di bawah pemeriksaaan/review oleh seorang Insinyur yang ber-STRI tadi sebagai bagian dari pelayanan profesional yang diberikan kepada Publik/Client“
Acara ditutup dengan foto bersama antara narasumber, panelis, panita, peserta dan pengurus BKS PII yang hadir pada webinar kali ini.
Komisi ASEAN Engineering Register (AER) yang diketuai oleh Ir. Yau Chau Fong kembali menyelenggarakan sesi networking yang mereka beri nama AER Open Day & ABC4E. ABC4E adalah singkatan dari ASEAN Business Chat For Engineering yang merupakan sesi untuk memperkenalkan ASEAN Engineers Registration yang merupakan salah satu sertifikasi di tingkat Asia Tenggara yang dikeluarkan oleh ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO).
Di sesi ini AER Head Commissioner memberikan kesempatan kepada beberapa perwakilan Persatuan Insinyur seperti IEM Thailand, IEM Malaysia dan PII Indonesia untuk memberikan profil keanggotaan dan Insinyur Profesional serta jumlah anggota ASEAN Engineers Register (AER) di negaranya. Ir. Habibie Razak sebagai AER Country Registrar – Indonesia memaparkan profil PII dan kegiatan-kegiatan keinsinyuran yang diselenggarakan satu tahun terakhir termasuk upcoming events seperti webinar dan kegiatan lainnya.
Ir. Habibie menyebutkan bahwa PII memiliki 39 ribu anggota, 18 ribu Insinyur profesional dan 1100 ASEAN Engineers-Registered. Ir. Habibie pada kesempatan ini menginfokan bahwa sesi international webinar akan diselenggarakan oleh PII yakni terkait digitalized engineering and construction yang menghadirkan 4 narasumber dari Denmark, Amerika Serikat dan Indonesia. Di era digitalisasi ini, Insinyur Indonesia diharapkan memiliki kompetensi digital terkait keinsinyuran supaya proyek-proyek yang dikerjakan bisa diselesaikan lebih efektif, efisien serta lebih produktif lagi dalam rangka mensukseskan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia dan di kawasan Asia Tenggara.
Beberapa Sharing Session di event kali ini antara lain ASEAN Engineering Technologist/ Technician, Intra- ASEAN Engineering Trade Chat Sharing of Opportunities in engineering business in ASEAN, Intra- ASEAN Engineering Trade Chat Sharing of Opportunities for ASEAN Engineer in the Middle East dan Briefing on Virtual Exhibition (Business Networking).
Beberapa Insinyur yang hadir sebagai pembicara di AER Open Day & ABC4E ini antara Ir. Fam Yew Hin – IEM Malaysia dan Engr. Trese Bustamante – PTC Philippines. Keduanya adalah ASEAN Engineers yang mampu berpraktik keinsinyuran secara global yang mendapatkan benefit sebagai ASEAN Engineers.
Sesi AER Open Day and ABC4E ini berlangsung selama 4 Jam dan dihadiri oleh sekitar 100 Insinyur yang berpraktik keinsinyuran di kawasan Asia Tenggara. Setidaknya ada 20 Insinyur Indonesia yang menghadiri event ini antara lain: Ir. Basuki Nugroho, ASEAN Eng., ACPE Wakil Sekjen BKM PII dan Ir. Taufik Nur, MT., ASEAN Eng Sekretaris Forum Pelaksana Program Profesi Insinyur se-Indonesia.