Konferensi internasional tentang pemanfaatan batubara yang dilaksanakan di Hotel Pan Pacific Tanah Lot, Kab. Tabanan, Bali berlangsung sesuai direncanakan melibatkan delegasi dari berbagai negara, technology licensor, pengusaha batubara, sampai pada delegasi pemerintah. Acara berlangsung selama 2 hari, Tanggal 9 – 10 April 2014 di Grand Balroom salah satu hotel sekaligus resort terkenal di Pulau Dewata ini.
Mungkin ada yang bertanya, Tanggal 9 kan bertepatan dengan jadwal Pemilu? Iya betul sekali karena acara ini saya dan teman-teman delagasi lainnya tidak menggunakan hak pilih di Pemilu legislatif kali ini.
Perjalanan ke Bali dari Bandara Soekarno atta, Cengkareng hanya menempuh kurang lebih 1.5 jam dan mendarat di Bandara Gusti Ngurah Rai. Lokasi bandara tidak jauh dari Pantai Kuta, Bali, pantai terpopuler di Bali dan Indonesia umumnya. Hari Selasa, Tanggal 8 April tepatnya Pukul 13.30 PM dari Bandara kami langsung menuju Tanah Lot, salah satu lokasi wisata di Bali yang berada di sisi tepi pantai barat arah utara pulau Dewata. Perjalanan menempuh 1.5 jam dengan kondisi lalulintas ramai lancar dengan jarak tempuh kurang lebih 60 km dan selama itu pula kami banyak mendapatkan outlet-outlet di pinggir jalan yang menghadirkan kerajinan tangan dan seni pahat khas Bali. Dari dalam mobil kami melewati beberapa tempat peribadatan umat Hindu seperti Pura dan sejenisnya, sungguh mengesankan.
Hari pertama konferensi World Clean Coal menghadirkan Bob Kamandanu, Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia berbicara tentang coal policy and investment climate in Indonesia di mana Beliau mendorong sektor swasta dan BUMN untuk berinvestasi di sektor coal gasification dan coal upgrading dan bersama-sama mempresentasekan business case mereka di depan pemerintah. Pupuk Kaltim tidak ketinggalan menghadirkan beberapa slides tentang Coal related Projects for Fertilizing Production. Yang menarik buat saya adalah presentase project portfolio dan technology overview of UHDE gasifier dibawakan oleh Claudio Marsico, Thyssen Krupp Industrial Solutions. Konferensi 2 hari kali ini menghadirkan Prof. Bukin Daulay, peneliti dari TEKMIRA kementerian ESDM sebagai host. Beliau sangat intens mengkampanyekan pemanfaatan batubara kalori rendah di Indonesia untuk memberikan nilai tambah buat sektor energi dan industri.
Pembicara dan topik pembahasannya di hari kedua tidak kalah menariknya dengan hari pertama menampilkan Muhammad Khayam mewakili Kementerian Perindustrian dan Pak Unggul Priyanto dari BPPT. Pertamina yang diwakili oleh Djauhari Kunsetyanto memaparkan project mereka yaitu coal based fuel and chemical project di mana Pertamina saat ini bekerja sama dengan Celanese, USA di dalam pengembangan ethanol dan E10 gasoline dari batubara.
Finally, giliran perwakilan dari Black & Veatch, George Gruber, PE Technology Manager untuk gasification and chemicals memberikan kuliah dan ceramah tentang Indonesia Coal Gasification Opportunities. Beliau di dalam pemaparannya menjelaskan bahwa batubara kalori rendah dapat dikonversi menjadi high value products seperti: ammonia and urea, methanol and DME, SNG and LNG, diesel dan gasoline. Beliau juga memaparkan studi kasus tentang Indonesian low rank coal menggunakan teknologi Shell, Siemens dan Uhde di mana Beliau memaparkan keunggulan-keunggulan dari 3 teknologi ini dari sisi capital dan operating expenditures. Menurut George Gruber, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi gasifikasi antara lain: karakteristik batubara seperti nilai kalori, ash content dan kadar air, produk akhir yang dihasilkan dan aplikasinya, skala pabrik dan ekspektasi reliabilitasnya, capital investment (CAPEX), operating expenditure (OPEX) dan faktor-faktor lainnya. Di ujung presentase Mr. Gruber menampilkan product case economics dengan asumsi harga batubara adalah masing-masing 20 USD/ton dan 30 USD/ton untuk menghasilkan methanol, DME, gasoline, diesel dan naphtha, SNG, ammonia dan urea. Dari tabel yang ditampilkan menyimpulkan bahwa batubara sudah sangat feasible, economically viable untuk menghasilkan produk-produk di atas.
Dua hari konferensi menyimpulkan bahwa gasifikasi batubara adalah layak berdasarkan pendekatan teknis dan ekonomis dan diharapkan kerjasama yang apik antara pihak akademisi, businessman dan government untuk membuat investasi ini terwujud di masa depan.
Oh iya, mungkin ini petualangan yang tak kalah menariknya buat saya, Hari Jumat pagi Tanggal 11 April saya check out dari Hotel Pan Pacific dan bergegas menuju Kuta dan check in di salah satu Hotel dekat Pantai Kuta. Di hari itu kami menyempatkan berwisata ke Bali Safari, Monkey Forest di Ubud, Pantai Kuta dan beberapa obyek wisata lainnya. Tak lupa saya berfoto gagah di depan Hard Rock Hotel dan Cafe yang lokasinya berada tepat di depan Pantai Kuta. You know me lah saya fans berat Hard Rock. Hari Sabtu siang saya menuju Bandara Gusti Ngurah Rai dan terbang ke kota Daeng dengan pesawat Garuda Airlines. Kenapa harus Garuda? Iya karena saya adalah member setianya Garuda Miles ha ha ha…