Category Archives: Kesan & Pengalaman

Knowledge Sharing di Telekonferensi PPI EHIME Jepang, 28 Juni 2015

Hari Minggu 28 Juni 2015 PPI Jepang Komisariat EHIME menyelenggarakan sesi Knowledge Sharing sebagai bagian dari program “Scientific Interaction and Academic Studies”. Topik sesi kali ini menurut Ketua PPI EHIME, Ir. Andi Erwin Syarif, MT adalah menitikberatkan pada pengembangan teknologi dengan melakukan konversi energi melalui implementasi desain yang efisien. Tujuan utamanya adalah mengajak para stakeholders baik akademisi maupun praktisi memainkan peranan signifikan di dalam menyelesaikan tantangan energi hubungannya dengan pengurangan emisi karbon, biaya energi yang lebih kompetitif dan ketahanan energi.

Invitation Letter - for BlogSaya pada sesi ini diminta sebagai Guest Speaker dengan membawakan materi tentang Aplikasi Bahan Bakar LNG sebagai bahan bakar murah dan ramah lingkungan. LNG di Indonesia selain berasal dari gas alam juga bisa dibuat dari batubara yang keduanya merupakan kekayaan alam Nusantara. Batubara melalui proses gasifikasi dapat menghasilkan synthetic gas (syngas) yang kemudian bisa diturunkan lagi menjadi berbagai macam produk seperti pupuk, methanol, DME, olefin, synfuel, sampai menjadi Synthesis Natural Gas (SNG). SNG dari batubara kemudian bisa diliquefy menjadi LNG.

Pembicara menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mengimplementasikan program Greenhouse Gas Emission Reduction di mana targetnya adalah pengurangan emisi sampai 26% di Tahun 2020 dengan kondisi tanpa dukungan dari negara lain dan sampai 41% pengurangan dengan bantuan dari negara lain. Sebagaimana Tabel di bawah adalah Target Reduksi GHG pada tiap sektor.

Indicator Emission Reduction Plan (Giga ton of CO2) The Responsible Ministry
  26% 41%
Forestry and Turf area (Gambut) 0.672 1.039 Forestry, Environment, Public Work
Agriculture 0.008 0.011 Agriculture, Environment, Public Work
Energy and Transportation 0.038 0.056 Transportation, Energy and Mineral resources, Public Work, Environment
Industry 0.001 0.005 Industry, Environment
Waste 0.048 0.078 Public Work, Environment
Total 0.767 1.189

Regulasi yang mengatur tentang upaya pengurangan efek rumah kaca ini setidaknya diatur sebagaimana di bawah ini antara lain:

◦Law No 17 Year 2004 on The Ratification Kyoto Protocol To The United Nations Framework Convention on Climate Change Protocol.

◦Presidential Regulation No. 61 Year 2011 on the National Action Plan for Greenhouse Gas Emissions Reduction.

◦Local Regulation. In East Java for instance Governor Regulation No. 67 Year 2012 on East Java Action Plan for Greenhouse Gas Emission Reduction.

Teleconference PhotoPembicara juga memaparkan tentang perbandingan kadar emisi truck menggunakan bahan bakar LNG dan truck berbahan bakar diesel di mana ada pengurangan emisi CO2 sebanyak 30% sehingga bisa disimpulkan bahwa LNG adalah bahan bakar kendaraan yang lebih bersih (environmental friendly).

Sesi knowledge sharing ini ditutup dengan pengenalan tentang organisasi Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran di mana Pembicara Tamu juga adalah Pengurus PII Pusat. Turunan dari UU ini adalah Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden yang akan segera diberlakukan tahun ini.

 

Kongres Luar Biasa, Rapat Pimpinan Nasional dan HUT ke-63 Persatuan Insinyur Indonesia, 22 & 23 Mei 2015

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB), Rapat Pimpinan Nasional VIII dan HUT ke-63 yang diadakan di Hotel Shangri-La, Jl. Jenderal Sudirman dengan tema “Kesiapan Insinyur dan Industri Nasional Menyambut Pembangunan Infrastruktur 2015-2019”. KLB ini diadakan dalam rangka pengesahan AD ART PII yang baru sesuai amanat Undang-undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran Pasal 53, bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) PII harus disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Keinsinyuran dan mendapatkan persetujuan dari Menteri paling lambat 2 tahun terhitung sejak Undang-undang Keinsinyuran dikeluarkan.

suasana KLB 1Kongres dan Rapimnas kali ini dihadiri lebih dari 200 Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Cabang, Badan Kejuruan dan Anggota Persatuan Insinyur Indonesia. Hari Jumat, Tanggal 22 Mei acara dimulai dengan pembukaan oleh Ketua Umum PII Bapak Ir. Bobby Gafur Umar, MBA., IPM dan dilanjutkan dengan sesi diskusi mengenai Undang-undang Keinsinyuran menghadirkan Bapak Ir. Rully Chairul Azwar dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso sebagai narasumber. Diskusi ini juga mencakup sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) yang baru sebagai turunan dari UU No. 11 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden tentang Susunan Dewan Insinyur Indonesia. Tidak lama lagi Insinyur Indonesia akan lebih dihargai profesinya dan juga akan lebih meningkat lagi tingkat kesejahterannya sebagaimana disampaikan oleh Para Narasumber.

Foto BarengBapak Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso juga menyampaikan kabar gembira bagi para lulusan perguruan tinggi yang bergelar Sarjana Teknik. Pemerintah dikabarkan telah menyiapkan aturan baru yang memungkinkan para insinyur muda (fresh graduate) menerima “insentif tunai” sebesar Rp.100 juta selama setahun, sebagai renumerasi tambahan yang diharapkan mampu meningkatkan minat dan ketertarikan mereka untuk serius bekerja dan meniti karier di bidang keteknikan.

“Aturan rincinya sudah mulai digodok. Tapi yang jelas, ini bukan lagi sekadar wacana. Sudah dimatangkan. Mudah-mudahan bisa diterapkan mulai tahun 2016. Kami di Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sangat mengapresiasi hal ini, karena dapat menjadi perangsang bagi para insinyur muda untuk sungguh-sungguh menekuni dan berkarier di bidang keinsinyuran” kata Prof. Dr.Djoko Santoso.

WP_000155_edit_edit

Hari kedua Tanggal 23 Mei 2015, Bapak Dr. Ir. Indroyono Soesilo, Menteri Koordinator Kemaritiman menjadi keynote speaker pada hari kedua KLB, Rapimnas dan HUT PII ini. Dalam kata sambutannya, Bapak Indroyono mengatakan, para insinyur ‎Indonesia harus mencontoh keberhasilan yang dicapai Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi disebut Indroyono, sebagai insinyur yang sukses terutama di bidang permebelan. “Insinyur kita harus menjadi engineer creates well. Contohlah Pak Presiden selalu saya tunjukkan, Pak Presiden beliau bisa mengolah dari kayu lalu diukir harganya menjadi 10 kali lipat‎,” katanya.

Tidak hanya Presiden Jokowi, salah satu contoh sukses lainnya adalah mantan Presiden Habibie. Habibie mampu merangkai aluminium menjadi kerangka pesawat bahkan hingga diterbangkan. “Presiden Habibie juga insinyur sukses yang bisa membuat aluminium mempunyai nilai tambah cukup besar menjadi ‎pesawat terbang,” tutur Beliau.

Beliau menambahkan lagi “Jadi insinyur adalah untuk meng-create. Untuk komoditas yang mau kita garap seperti infrastruktur listrik yang 35.000 MW dengan investasi sebesar Rp 1.200 triliun. Pemerintah akan melakukan Feasibility Study dan setelah masuk ke fase pelaksanaan konstruksi diharapkan yang lebih banyak berperan adalah insinyur dalam negeri”.

Inauguration-2HUT kali ini juga dirayakan dengan pengukuhan para Insinyur yang meraih gelar Insinyur Profesional dari berbagai bidang kejuruan. Panitia mencatat lebih dari 50 Insinyur mengikuti acara ini yang dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum PII. Salah seorang penerima Sertifikat Insinyur Profesional Madya dari Black & Veatch International, Bapak Ir. Eddy Karmana, IPM juga terlihat mengikuti pengukuhan ini.

Jayalah Insinyur Indonesia, majulah profesi keinsinyuran Indonesia.

 

 

 

 

Menjadi Ketua Penyelenggara Rapat Kerja Wilayah IKA Unhas Jabodetabek

Hari Sabtu, Tanggal 6 Juni 2015 Pengurus IKA Universitas Hasanuddin Jabodetabek yang baru dilantik oleh Ketua Umum IKA Unhas Bapak Dr. Muhammad Jusuf Kalla akhirnya berhasil menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah Pertama I yang dilaksanakan di Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Rapat Kerja ini dihadiri lebih dari 100 Pengurus yang merupakan alumni Unhas yang bekerja di seputaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Tema  Rapat Kerja (Raker) ini adalah “Akselerasi Terwujudnya Nawacita untuk Kemajuan Bangsa”.

Foto1Rapat kerja ini dimulai dengan sesi narasumber menghadirkan Bapak Dr. Mat Syukur, staff ahli Kementerian Pertanian membawakan topik “Food Estate Development di Indonesia” dan juga Bapak Ir. Andi Razak Wawo, Ketua IKA UH Jabodetabek dengan topik “Pengantar Rapat Kerja – Garis-garis besar arah program kerja IKA UH Jabodetabek”. Sesi narasumber ini berlangsung cukup lama sebelum akhirnya rehat makan siang dan dilanjutkan dengan pembahasan masukan program kerja setiap departemen.

Susunan Pengurus IKA-UH Jabodetabek ini mengikuti formasi kabinet Jokowi-JK di mana setiap departemen dibentuk untuk bisa berkoordinasi dengan kementerian terkait. Wakil Ketua and Wakil Sekretaris Koordinator Bidang Kemaritiman Dr. Badaruddin Picunang dan Ir. Awaluddin mendapatkan giliran pertama memaparkan program kerja yang berhubungan dengan bidang kemaritiman. Bidang Kemaritiman ini terdiri dari 4 Departemen antara lain: Energi dan Sumber Daya Mineral, Kelautan dan Perikanan, Perhubungan dan Pariwisata & Ekonomi Kreatif. Ir. Habibie Razak mewakili departemen ESDM memaparkan program kerjanya diikuti Ir. Zulfikar Muchtar, M.Sc untuk Departemen Kelautan dan Perikanan.

Foto2Bidang Politik, Hukum dan HAM dipresentasekan oleh Kol. Laut Dr. Rivai Ras dan tim yang terdiri dari beberapa Departemen antara lain: Dalam Negeri dan Otoda, Luar Negeri, Hankam, Hukum dan HAM, Komunikasi dan Informatikan dan Divisi Advokasi & Bantuan Hukum. Divisi Advokasi dikoordinir oleh Darmadi Samad, SH pengacara senior menyampaikan bahwa divisi yang dibentuk ini siap memberikan fungsi advokasi terhadap Alumni Unhas yang mengalami persoalan hukum atau setidaknya bisa menjadi wadah untuk konseling atau konsultasi untuk mendapatkan solusi terbaik buat Alumni.

Koordinator bidang Perekonomian diwakili oleh Bapak Dr. Hilmi Ibrahim dan tim memaparkan program kerja bidang perekonomian yang terdiri dari 14 departemen dan divisi. Dr. Ir. Arifin Tasrif Koordinator Departemen Pertanian, Ir. Darwis Daraba, MSi koordinator Departemen PU dan Perumahan Rakyat, Ir. Marwan Massinai, MSc., IAI Koordinator Departemen Agraria dan Tata Ruang memaparkan program kerja mereka diikuti oleh beberapa departemen dan divisi lainnya.

Foto3Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menghadirkan Wakil Sekretaris Andi Ilham Paulangi, S,Sos memimpin jalannya pemaparan diikuti presentase program kerja oleh Ibu Dr. Ir. Rosmariani Arifuddin untuk Ristek dan Pendidikan Tinggi, Ir. Amril Taufik Gobel untuk divisi Komunikasi Publik dan beberapa departemen lainnya. Ir. Sapri Pamulu, PhD Koordinator Departemen Ristek dan Pendidikan Tinggi (PT) menyampaian bahwa perlu ada koordinasi antardepartemen untuk membuat suatu program kerja yang mengintegrasikan semua departemen terkait yang melibatkan fungsi Ristek dan Pendidikan Tinggi.

Rapat Kerja ini dirangkaikan dengan Happy Hours yang dilakukan di Anjungan Sulawesi Selatan Taman Mini Indonesia Indah setelah sesi pembukaan dan narasumber di Hotel Santika. Happy Hours event ini terdiri dari perkenalan alumni Unhas yang hadir dan dilanjutkan dengan Turnamen Domino Raker Cup I yang dimenangkan oleh 4 pasangan yakni Ir. Trigunawan Wardana dan Ir. Awaluddin Sarmidi sebagai Juara I diikuti oleh Juara II pasangan Ir. Habibie Razak dan Aie Asri, ST, Juara III pasangan Ir. Fadli Nurdin dan Andi Ilham Paulangi, S.Sos dan juara Harapan I pasangan Andi Sadli dan Ishak.

Juara Domi

 

Ir. Habibie Razak, ketua penyelenggara kegiatan Rapat Kerja ini cukup puas dengan penyelenggaran event ini dan diharapkan hasil dari Raker ini bisa diimplementasikan di periode kepengurusan 2015 – 2019 IKA Unhas Jabodetabek dengan penuh tanggung jawab sesuai nawacita bersama. Liputan Rapat Kerja ini juga bisa dilihat di link ini http://makassar.tribunnews.com/2015/06/06/ika-unhas-jabodetabek-gelar-rapat-kerja-di-jakarta

Salam IKA Unhas.

 

Mengajar Cost Planning dan EPC Project Overview di Pembinaan Profesi Insinyur, Makassar, 9 Mei 2015

Persatuan Insinyur Indonesia Cabang Makassar kembali mengadakan Pembinaan Profesi Insinyur, 9 – 10 Mei 2015 di Hotel Clarion Makassar dan dihadiri oleh lebih dari 40 peserta. Staff instruktur selain menghadirkan profesional dari Makassar dan sekitarnya beberapa dari mereka adalah Instruktur dari PII Pusat Jakarta. Materi-materi yang dibahas kurang lebih sama dengan PPI-PII sebelumnya kecuali materi tambahan yakni ASEAN Chartered Professional Engineer yang dibawakan oleh Bapak Ir. Bachtiar Sirajuddin, MM., IPU yang juga saat ini adalah Sekretaris Jenderal BK Sipil Persatuan Insinyur Indonesia. Materi tambahan yang tidak kalah menarik adalah Bisnis Konstruksi yang dibawakan oleh Ir. Sapri Pamulu, Ph.D, Strategic Business Development and PMO Specialist PT Wiratman & Associates.

Aksi Panggung

 

 

 

 

Materi yang diamanahkan kepada Habibie Razak tidak jauh dari judul materi sebelumnya yakni, Cost Planning and EPC Project Overview. Sesi kali ini Habibie memaparkan perbedaan antara sistem manajemen proyek EPC (atas) dan sistem tradisional (bawah) sebagaimana bagan sederhana di bawah.

EPC StructureTraditional Structure

 

 

 

 

 

 

Di akhir sesi, Habibie menyampaikan apabila ingin menjadi the Real ‘Cost Engineer’ versi AACE haruslah mengikuti program sertifikasi cost engineering dan meraih gelar profesi Certified Cost Engineer (CCE) dan/atau Certified Cost Consultant (CCC).

Bravo Insinyur Indonesia.

 

 

 

 

Mengajar Sampai Propinsi Maluku Utara, 17 – 18 April 2015

Pertama kali menginjakkan bumi Maluku Utara membawa citarasa kenikmatan tiada tara setelah sekian lama hidup menikmati indahnya Bumi Pertiwi. Kunjungan ke salah satu propinsi di Indonesia Timur diawali oleh Undangan dari PII Cabang Halmahera Utara yang kepengurusannya baru saja terbentuk satu bulan ini. PII Halut diwakili oleh Ketua Cabang, Bapak Ir. Darius Arkwright, MT ini mengirimkan undangan ke saya untuk menjadi salah satu Instruktur pada program Pembinaan Profesi Insinyur (PPI) pertama yang dilakukan di Tobelo, Halmahera Utara.

Ternate View - CopyPesawat Garuda pada pagi hari Tanggal 16 April 2015 membawa saya dan 3 orang Pengurus PII cabang Makassar bertolak dari Makassar menuju Ternate. Rombongan Makassar terdiri dari Bapak Dr. Ir. Muhammad Rusman, MT., IPM, Bapak Ir. Taufik Nur, MT., IPM dan Bapak Ir. Andi Subhan Mustari, MT., IPM selaku Ketua, Sekretaris dan Koordinator Bidang Sertifikasi PII Cabang Makassar. Tim PII Pusat dihadiri Bapak Ir. Faisal Safaa, IPM dan Bapak Ir. Ngadiyanto, SE., IPM selaku Direktur Eksekutif dan Wakil Direktur Eksekutif PII Pusat. Setibanya di Ternate kami disambut oleh Tuan rumah Bapak Ir. Harsani Harisi, Staff Ahli Gubernur Maluku Utara dengan hidangan makan siang di salah satu restoran favorit di sana.

Perjalanan tidak berhenti di Ternate, setelah itu Pukul 02.00 siang kami menyeberang pulau menuju Kota Sofifi sekitar 45 menit perjalanan menggunakan speed boat. Saat-saat menegangkan terjadi selama 45 menit ketika speed boat menantang lautan dalam nan luas di Maluku Utara. Sofifi adalah ibukota Propinsi Maluku Utara setelah Ternate yang dulunya adalah Kerajaan Kesultanan Ternate. Setibanya di Sofifi kami melanjutkan perjalanan menuju Tobelo dengan kendaraan roda empat selama 3 jam. Kami menginap di Hotel Bryken salah satu Hotel Melati di kota Tobelo.

Presentation Session-2Hari pertama Pembinaan Profesi Insinyur saya mendapatkan giliran membawakan dua materi sekaligus yaitu Cost Planning and Control dan dilanjutkan dengan materi Project Management selama hampir 3 jam. Peserta yang dihadiri lebih dari 20 peserta ini cukup intens mengajukan pertanyaan maupun sekedar berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka mengelola proyek-proyek di Kabupaten Halmahera Utara dan sekitarnya.

 

Presentation SessionSalah satu bahan kuliah tentang mengapa manajemen proyek diperlukan? Tentunya tujuan utama adalah mencapai target proyek dari sisi kualitas, biaya, schedule dan juga zero accident. Untuk mencapai target ini semua stakeholders should be at the same page. Produk atau deliverables yang dihasilkan oleh suatu proyek harus bisa didefinisikan di awal dan memastikan tidak ada “surprise” at the end of the project. Ilustrasi di bawah ini memperlihatkan bahwa mengapa project management sungguh dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau deliverables yang disepakati bersama oleh para stakeholder proyek.

Why Needs Project Management

 

 

 

 

 

 

Manajemen proyek yang tidak diterapkan secara profesional atau bahkan tidak diterapkan sama sekali akan mempengaruhi kinerja proyek antara lain:

ØTarget waktu/deadline tidak tercapai,

ØPekerjaan harus diulang atau terjadi duplikasi,

ØBudget/anggaran yang dilampaui,

ØKemajuan proyek yang tidak jelas,

ØKonflik di antara staf selama penugasan di proyek,

ØKompetensi yang kurang dari anggota tim proyek,

ØPerubahan lingkup proyek yang terus menerus,

ØStaf proyek menerapkan metode pengelolaan proyek sesuai pengalaman dan selera sendiri sendiri dan tidak ada standarisasi.

Sedangkan seorang project manager dituntut untuk memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang manajemen proyek yang dibagi ke dalam tiga elemen yakni: knowledge, skill dan attitude.

penyerahan plakatPembinaan Profesi Insinyur (PPI) kali ini menghadirkan materi Pengenalan Etika Profesi dan Organisasi PII dibawakan oleh Dr. Ir. Rusman Muhammad, K3 oleh Ir. Taufik Nur, Pengisian FAIP oleh Ir. Subhan Mustari dan beberapa materi lainnya yang dibawakan oleh Pembicara dari PII Pusat.

Pengalaman tak kalah menarik dari PPI di Tobelo ini adalah kami sempat menikmati alunan live music di salah satu pub and restaurant di kota ini ditemani oleh Pengurus PII Cabang Tobelo, Bapak Ir. Darius, Ir. Willy Jesajas, Ir. Nicko R. Bomara dan teman lainnya. Band dan DJ performance dari Bandung sepertinya membawa kami pada keceriaan dan keriuhan di malam itu.

Sertifikat PembicaraHari Sabtu Tanggal 18 April 2015 saya meninggalkan Kota Tobelo menuju Bandar Udara Kao sekitaran sejam perjalanan dan bertolak menuju Manado dengan menggunakan pesawat Wings Air tipe ATR. Pengalaman selanjutnya terjadi di Manado bersama teman-teman Alumni Unhas yang bekerja di sana.

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

 

 

 

Co-Presenter pada World Clean Coal Conference 2-3 April 2015

World Clean Coal Conference yang diadakan di Le Merridien Hotel, Jakarta selama dua hari ini mengundang banyak antuasisme dari pelaku industri mining, oil & gas di negara tercinta ini. Isu komersialisasi gasifikasi batubara menjadi isu sentral pada konferensi ini.

Ministry of ESDM-1

Indonesia adalah negara eksporter terbesar batubara saat ini di dunia ironisnya deposit batubara kita tidak lebih besar dari 6 negara lainnya seperti US, Amerika, China dan Australia. Batubara kalori tinggi untuk saat ini memang cukup bernilai tinggi diekspor ke beberapa negara di dunia dan kalori menengah lebih banyak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik domestik.

 

Day 1 EddyIndonesia menurut kementerian ESDM 2014 memiliki lebih dari 32 Milyar Ton coal reserves dan sekitar 40 persen di anataranya adalah low rank coal (lignite). Typically, Indonesia lignite memiliki properti seperti high moisture content (>35% AR), low ash content (>12% DB), low sulphur content (<2% DB)  dan low calorific value (<5100 kcal/kg AB). Lignite saat ini tidak banyak dieksploitasi berbeda dengan  adanya interest yang lebih besar pada batubara kalori menengah (sub bituminuous) dan kalori tinggi (bituminuous).

Mengapa kemudian Indonesia diharapkan memberikan perhatian lebih besar pada monetisasi lignite? Ada beberapa hal yang mendasari antara lain:

 

 

  • Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba yang isinya adalah Pemerintah mengharuskan pelaku tambang untuk memberikan nilai tambah pada bahan tambang. Pola pikir harus berubah dari mining commodity menjadi strategic commodity.
  • Insentif dari pemerintah termasuk income tax, import tax, VAT, etc untuk gasifikasi batubara dan penambangan batubara kalori rendah (PP No. /2007 dan PP Np. 62/2008)
  • Peningkatan kebutuhan domestik untuk chemicals yang kemudian meningkatkan mengakibatkan pada kenaikan volume impor bahan kimiawi. Batubara kalori rendah diharapkan menjadi feedstock alternatif untuk pembangunan coal gasification to chemicals.
  • Penurunan sumber gas alam and kenaikan impor gas mengakibatkan biaya produksi menjadi sangat mahal untuk kebutuhan produksi pupuk dan petrokimia lainnya.
  • Rencana strategis pemerintah untuk membangun chemical processing industry untuk memenuhi konsumsi domestik dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

 

Day 1 - HabibieKonferensi kali ini menghadirkan pembicara dan delegasi yang lebih banyak dibandingkan konferensi sejenis tahun lalu yang juga diorganize oleh conference producer yang sama. Pembicara yang hadir antara lain dari perwakilan pemerintah seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). perwakilan dari BUMN seperti Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), lisensor teknologi seperti Shell, UHDE TKIS, Siemens, Haldor Topsoe dan lainnya.

Black & Veatch juga tidak ketinggalan memberikan nilai tambah pada event ini di mana Eddy Karmana – Senior Process Engineer tampil menjadi pembicara didampingi oleh Habibie Razak – Project Manager mempresentasekan “Indonesia Coal Gasification Opportunities; Monetizing Indonesia Lignite”. Pembicara dalam presentasenya memaparkan 2 studi kasus pemanfaatan batubara untuk pupuk (ammonia, urea) dan methanol.

Day 2Tantangan dan peluang gasifikasi batubara menurut Black & Veatch antara lain:

  • Gasifikasi dapat menghasilkan nilai tambah, produk petrokimia dan energi dari gasifikasi batubara kalori rendah.
  • Investasi gasifikasi membutuhkan lebih dari 1 Milyar Dollar yang diharapkan partisipasi Foreign Direct Investment (FDI) dan dukungan dari pemerintah Indonesia
  • Gasifikasi batubara menghasilkan high value chemicals, clean fuels dan listrik menawarkan solusi seiring dengan meningkatnya permintaan energi dan produk kimia sebagaimana dengan dicetuskannya rencana strategis pemerintah untuk membangun industri nasional.

 

 

 

 

Mari berusaha dan berdoa bersama agar rencana strategis pemerintah yang melibatkan semua komponen bangsa (Akademisi, Business, Community dan Government) terwujud sesuai diharapkan. Amin.

Day 2 berpose

Bravo Industri Nasional Indonesia, Bravo Pelaku Industri Nasional Indonesia.

Undangan Pembicara pada ASEAN EPC Projects Conference, 24 Maret 2015

Marcus Evans pada Tanggal 23 dan 24 Maret 2015 menyelenggarakan ASEAN EPC Projects Conference di Hotel Mulia Jakarta. Konferensi kali ini fokus pada usaha pengembangan kompetensi project manager di seluruh Asia Tenggara menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tahun 2015 ini.

1-FLNG EPC PresentationKonferensi ini menghadirkan fasilitator yang sangat expert di area manajemen proyek, Dr. Paul D. Giammalvo, Technical Advisor PT Mitratata Citragraha (PTMC), Jakarta, Indonesia. Selama lebih dari 20 tahun membawakan kuliah project management dan technical consultation di Asia Selatan, Asia Timur, Timur Tengah, Afrika Barat dan Eropa. Dr. Paul adalah anggota aktif dari Advancement of Cost Engineering International (AACEI), IPMA, Green Project Management Association (GPM) dan beberapa organisasi profesional lainnya.

Konferensi ini menghadirkan beberapa pembicara profesional di bidang energy, oil and gas termasuk pembicara dari SKK Migas. Pembicara-pembicara yang hadir membawakan studi kasus dari proyek-proyek mereka. James Murray dari Aibel Singapore memaparkan strategi eksekusi memanage proyek oil and gas upstream sector, Mukesh Agrawal dari Surya Esa Perkasa mempresentasekan bagaimana mereka mengeksekusi secara in-house proyek ekspansi pabrik LPG mereka di Sumatera dengan mengutilize kontraktor lokal di bawah pengawasan langsung oleh tim manajemen konstruksi mereka. Konferensi kali ini dihadiri oleh Delegasi dari berbagai perusahaan seperti PERTAMINA, Wijaya Karya, Adhikarya, CNOOC, Safa Steel, Surya Esa Perkasa, dan beberap perusahaan terkemuka lainnya.

2-FLNG EPC SessionBlack & Veatch sebagai EPC company juga tidak ketinggalan diundang menjadi Pembicara yang diwakili oleh Habibie Razak, Project Manager Oil & Gas, Indonesia. Habibie juga diundang dalam kapasitas sebagai Wakil Ketua Bidang Energi dan Kelistrikan Persatuan Insinyur Indonesia yang pada kesempatan kali ini membawakan materi yang berjudul “PRICO Technology Optimizes Project Deliverability” PRICO adalah teknologi paten milik Black & Veatch untuk aplikasi LNG liquefaction process yang sudah diaplikasikan di lebih dari 25 proyek di seluruh dunia. Setelah sukses merajai pasar onshore LNG plant di dunia Black & Veatch juga telah menyelesaikan proyek floating LNG liquefaction pertama di dunia yakni EXMAR FLNG project dengan kapasitas 0.5 MTPA.

Habibie memaparkan bagaimana B&V mengeksekusi proyek ini dengan benefit-benefit yang dimilik teknologi PRICO antara lain: PRICO® standard layout for both offshore and onshore – small footprints, Typical process configuration and typical equipment for broader range of size (small, medium to base load), Less equipment count and less use of stainless steel, Skidding and modularization approach, Especially for offshore application – working with reputable marine fabrication and get to know the capabilities each other through project experiences sehingga proyek ini bisa diselesaikan lebih cepat dan lebih mudah dibanding menggunakan teknologi LNG lainnya.

4-FLNG EPC End of my SessionBlack & Veatch juga menerapkan critical chain project management antara lain: Introducing Chinese Procurement Model, Vendor Prequalification Stage – Selecting reliable vendors far before the project begins, Historical database on previous projects, Identification on critical equipment or long lead items such as cold box, refrigerant compressor, DCS, cryogenic valves, etc. Selecting reputable partner to work with including but not limited to subcontractor’s package and detailed engineering design, Utilizing multiple offices in several countries such as Beijing, Pune and Jakarta Office to plan and execute the project(s).

Hari kedua di sesi terakhir Dr. Paul dalam presentasenya menitikberatkan bahwa untuk menjadi project manager yang sukses dituntut untuk memiliki kombinasi pengetahuan manajemen proyek, skill dan attitudes yang mumpuni (mature). Pengalaman 10 tahun di berbagai posisi seperti scheduler, cost control , estimator, project engineer, design engineer akan menjadikan profesional lebih luwes dan lebih mature untuk menjadi seorang project manager yang akan sukses di masa depan.

PTMC di bawah kepemimpinan Ibu Yani Suratman dan Dr. Paul sebagai senior trainer di akhir sesi menawarkan para delegasi untuk mengikuti AACE certification course yang dischedulekan di Jakarta pada Tanggal 4-8 May 2015 for the 5 DAYS INTENSIVE FACE TO FACE CLASS dan 9 MAY  – 25 OCTOBER 2015 menyediakan DISTANCE LEARNING MODE serta pada Tanggal 26 – 28 OCTOBER 2015 untuk mengikuti FINAL FACE TO FACE REVIEW CLASS. Bagi yang berminat silahkan menghubungi yanis@ptmc-apmx.com atau yanisuratman@gmail.com

Bravo ASEAN Project Managers, Bravo Indonesian Project Managers.

 

 

Diskusi Umum Pemenuhan Kebutuhan Insinyur Profesional Tahun 2025, 28 Februari 2015

Presiden Joko Widodo memanggil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ir. Bobby Gafur Umar, MBA, IPM beberapa bulan kemarin menanyakan perihal kesiapan Insinyur-Insinyur Indonesia di dalam menghadapi pasar ekonomi ASEAN dan dalam rangka pemenuhan tenaga profesional untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Menurut informasi yang didapatkan oleh PII bahwa rasio penambahan Sarjana Teknik per 1 Juta Penduduk per Tahun masih sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara maju bahkan negara ASEAN lainnya.

Kakanda HabibieTentunya ini mengundang kekhawatiran karena target proyek infrastruktur sampai Tahun 2025 dianggarkan lebih dari Rp. 1.786 Trilyun untuk peningkatan dan perluasan konektivitas antarpulau besar dan lebih dari Rp. 2.200 Trilyun untuk kegiatan 6 koridor ekonomi: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa tenggara dan Papua-Kepulauan Maluku. Target Pemerintah tahun 2025 untuk GDP pun adalah USD 4,000 – 4,500 Milyar atau sekitar USD 14,250 per kapita.

Rasio penambahan Sarjana Teknik di Tahun 2008 adalah 164 per tahun per 1 Juta penduduk masih lebih kecil dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam masing masing 367, 202 dan 282 per tahun per sejuta penduduk. Target 2025 adalah Sarjana Teknik harus berada di kisaran 600 – 800 keluaran Sarjana Teknik/Tahun/1 Juta Penduduk. Untuk mencapai target rasio Tahun 2025 ini diharapkan terjadi pertumbuhan Sarjana Teknik setiap 5 tahun dengan proyeksi sebagai berikut:

  • Tahun 2011 – 2015 bertumbuh sekitar 50.000 per Tahun
  • Tahun 2016 – 2020 bertumbuh sekitar 75.000 per Tahun
  • Tahun 2021 – 2025 bertumbuh sekitar 120.000 per Tahun

Tidak hanya berfokus pada kuantitas tapi kualitas Sarjana Teknik juga sangat menentukan bagi pembangunan infrastruktur. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam perannya sebagai organisasi profesi keinsinyuran mengembangkan program jenjang karir keinsinyuran dimulai sejak Sarjana Teknik menjadi Insinyur kemudian mengikuti proses Insinyur Profesional berjenjang mulai dari Insinyur Profesional Pratama, Insinyur Profesional Madya dan Insinyur Profesional Utama. Seorang Insinyur Profesional Madya pun sudah bisa mendapat kesetaraan dengan Insinyur ASEAN dan Asia Pasifik dengan mengikuti program ASEAN Engineer Register, ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan APEC Engineer Register. PII pun sesuai Undang-undang No. 11 Tahun 2014 menetapkan program Profesi Berkelanjutan (Continuous Professional Development – CPD) di mana seorang Professional Engineer (P.E/P.Eng) perlu menjaga tingkat pembaruan ilmu pengetahuan keinsinyuran dan dilaporkan setiap tahun ke PII.

Pemberian plakat

Pemerintah Indonesia dan kementerian terkait bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) perlu melakukan upaya-upaya kongkrit di dalam rangka memenuhi kebutuhan Insinyur Profesional Tahun 2025 antara lain:

 

 

 

 

 

  1. Adanya keperluan mendesak untuk segera menyelesaikan seluruh peraturan (PP. Kepres, Permen, dll) yang merupakan turunan dari UU No. 11 Tahun 2014 tentang profesi keinsinyuran.
  2. Koordinasi antarsektoral dalam hal pendidikan agar kuantitas dan kualitas sarjana teknik bisa meningkat, seiring dengan peningkatan kualitas perguruan tinggi penyelenggara pendidikan teknik. Contoh kongkrit yang bisa dilakukan adalah menambah jumlah Perguruan Tinggi berbasis Keteknikan di Indonesia secara merata di seluruh belahan Indonesia, meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan tinggi Keinsinyuran lebih berbasis kepada R&D untuk pemenuhan kebutuhan Industri Nasional termasuk ketersediaan infrastruktur, fasilitas & tenaga pengajar.
  3. Sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran lebih ditingkatkan lagi menyentuh semua jajaran Perguruan Tinggi dan Industri-industri nasional tentang pentingnya sertifikasi Keinsinyuran.
  4. Kebijakan pemerintah untuk tidak berorientasi pada penjualan hasil mentah atas sumber daya alam yang diperoleh dari bumi Indonesia dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar bagi sarjana teknik.
  5. Perlu adanya insentif dari pemerintah kepada profesi insinyur yang telah memperoleh sertifikat ASEAN. Sebab jika insinyur telah memperoleh sertifikat ASEAN namun tidak ada penghargaan lebih atau insentif dari pemerintah, maka dorongan bagi insinyur untuk mengambil sertifikasi ASEAN tidak akan terwujud.
  6. Sinergitas antara Akademisi, Business/Swasta dan Pemerintah (ABG) atau lebih dikenal dengan Triple Helix perlu lebih ditingkatkan lagi di dalam hal pengembangan IPTEK dan peningkatan sumber daya Insinyur.

Bersama pesertaHabibie Razak, wakil dari Persatuan Insinyur Indonesia pada Tanggal 28 Februari lalu membawakan diskusi ilmiah dengan topik pemenuhan kebutuhan Insinyur Profesional Tahun 2025 di Kampus Fakultas Teknik Tamalanrea Universitas Hasanuddin di hadapan lebih dari 50 mahasiswa(i). Habibie menegaskan betapa pentingnya lulusan Sarjana Teknik bekerja di bidang keinsinyuran di awal karirnya dan konsisten selama bertahun-tahun seiring dengan peningkatan compensation and benefit yang yang mereka terima pada perusahaan tempat mereka bekerja. Satu yang pasti katanya, Engineer dibayar sesuai pengalaman dan kualifikasinya, apalagi kalo bisa sampai berkarir di sektor minyak dan gas duitnya bisa berkali-kali lipat dari sektor lainnya.

Jayalah Insinyur Indonesia, maju terus PII.

Narasumber pada Simposium Nasional Migas Indonesia, Makassar, 26 Februari 2015

Rabu dinihari, pesawat Garuda bertolak dari Jakarta menuju Makassar. Di dalam pesawat itu, Habibie Razak salah seorang narasumber Simposium Nasional Migas Indonesia dengan tema “Perkembangan, Potensi dan Tantangan Sektor Migas Nasional Kawasan Timur Indonesia” mengalokasikan waktunya untuk menghadiri 2 hari simposium di Hotel Clarion Makassar Hari Rabu dan Kamis, 25 dan 26 Februari 2015.

IMG_3174_editSimposium yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini diorganize oleh Komuntas Migas Indonesia (KMI) Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin, Pemda Kota Makassar, Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan, SKK Migas dan IKA Unhas Chapter Jabodetabek. Hadir sebagai pembicara adalah perwakilan Ditjen Migas Bapak Patuan Alfon,  SKK Migas diwakili Bapak Awang Harun Satyana dan Ibu Shinta Damayanti. Pertamina juga mengirimkan delegasinya menjadi pembicara yaitu Bapak Rudy Ryacudu – Director Exploration Pertamina PHE dan Bapak Sigit Rahardjo – VP Upstream Technology Center. Perwakilan dari Pemerintah Daerah adalah Bapak Dani Pomanto Walikota Makassar dan Bapak Muhammad Ihsan Kakanwil BPN Sulsel.

IMG_3192_edit

Presentation sponsor menghadirkan Bapak Darman Saul selaku perwakilan AINTZA perusahaan asing asal Belanda yang akan membangun pembangkit listrik 3000 MW berikut dengan Kawasan Industri di Kabupaten Jeneponto. Rangkaian dari Simposium ini adalah product and services expo yang diselenggarakan tepat di depan Phinisi Balroom.

 

Habibie Razak sebagai narasumber pada sesi IV hari kedua dipanelkan dengan Bapak Walikota Makassar, Bapak Direktur Eksplorasi Pertamina dan Bapak Darman Saul dari perwakilan AINTZA. Judul presentasi dari Habibie sebagai praktisi LNG dan juga sekaligus mewakili Persatuan Insinyur Indonesia adalah “LNG as Clean Transportation Fuel Toward Green City”. LNG sebagai bahan bakar adalah ide yang coba dipasarkan ke Pemda Makassar dengan pertimbangan bahwa LNG bisa mengurangi 20-30 persen emisi dari bahan bakar minyak seperti diesel. LNG pun dalam kondisi harga minyak mentah normal juga lebih murah sekitar 30 persen dari diesel dan yang paling penting saat ini sudah banyak komersialisasi engine berbahan bakar LNG untuk kendaraan truck dan bis yang sekaligus membuktikan bahwa bisnis ini sangat promising.

IMG_3198_editBusiness case yang ditawarkan ke Pemda Makassar berisikan bullet points sebagai berikut:

  • Gas supply source comes from Sengkang LNG, Building LNG Fueling Stations & Storages, LNG distribution using either LNG trucks or LNG Barge
  • Converting all busses and trucks including new Trans-Makassar busses, Starting to think to buy LNG Vehicles instead of diesel ones, Economic Model as part of Business Case/Feasibility Study – need to work with reputable Consultant

Pada kesempatan ini, narasumber juga memaparkan konsep business transportation LNG yang terdiri dari: gas supply, LNG plant, transportation model, LNG storage and fueling station dan  LNG vehicles. Business ini dimulai dari sumber gas sampai pada end user yakni pemilik kendaraan berbahan bakar LNG baik itu dari hasil konversi maupun unit baru. Di US, untuk membangun reguler LNG fueling station yang terdiri dari LNG storage, LNG dispensing pumps, dan flexible hoses hanya membutuhkan investasi kurang dari USD 2 Juta. Di China dan negara Asia lainnya biaya CAPEXnya akan jauh lebih murah di kisaran 20-30 persen. Dengan melihat perhitungan simple economic model pemilik LNG fueling station akan mampu melakukan breakeven point kurang dari 2 tahun dan pemilik kendaraan bahan bakar LNG bahkan bisa kurang dari 1.5 tahun payback period.

facebook-20150301-171338Habibie Razak juga memaparkan beberapa teknologi LNG liquefaction di dunia termasuk teknologi PRICO milik Black & Veatch yang merupakan teknologi handal dan teruji untuk kapasitas kecil sampai dengan menengah. Teknologi sangat murah dari sisi Capital Cost dan efisien dari Operational Expenditure (OPEX). B&V memiliki lebih dari 50 tahun pengalaman di dunia LNG dan menandatangani lebih dari 40 LNG plant seluruh dunia, 22 plant sudah beroperasi dan sisanya dalam proses engineering dan construction.

Simposium ini akhirnya ditutup oleh Bapak Sigit Rahardjo – Vice President Upstream Technology Center Bapak Sigit Rahardjo dan sekaligus dilanjutkan dengan foto bersama melibatkan Panitia, Peserta, Pengurus KMI dan para tamu undangan yang hadir.

10448790_10153106064723486_8389498636656331450_n

 

 

 

 

Pembicara Cost Planning Pembinaan Profesi Insinyur, Makassar, 14 Februari 2015

PII Speaker's Certificate_edit_editPengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Makassar di bawah kepemimpinan Bapak Dr. Ir. Muhammad Rusman, MT untuk kesekian kalinya melakukan kegiatan Pembinaan Profesi Insinyur (PPI) pada Hari Sabtu dan Minggu, 14 – 15 Februari 2015. PPI kali ini terlaksana berkat kerjasama PII Cabang Makassar dengan Universitas Bosowa Makassar. Peserta yang hadir sekitar 120 orang adalah jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah di seluruh Indonesia untuk event Kursus Pembinaan Profesi (KPP) atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Pembinaan Profesi Insinyur (PPI). Ini sungguh fantastis di mana Kota Makassar sebagai center point of East Indonesia dikombinasikan dengan kepemimpinan PII Cabang Makassar mampu menarik keikutsertaan para Sarjana Teknik (ST) untuk mengikuti kegiatan ini.

KPP PII 14 Feb - CopySemenjak Pembinaan Profesi Insinyur (PPI) disahkan oleh amanah UU No. 11 Tahun 2014 adalah syarat wajib bagi Sarjana Teknik untuk meraih gelar Insinyur minat calon-calon Insinyur pun semakin meningkat karena mereka sudah meyakini bahwa akan ada real benefit dengan menjadi bagian dari keanggotaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). PII pun sesuai UU Profesi Keinsinyuran berhak mengeluarkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI) setelah Insinyurnya meraih gelar Insinyur Profesional baik itu di level pratama, madya maupun utama.

Habibie Razak pada PPI kali ini seperti halnya dengan PPI sebelumnya diminta membawakan materi Cost Planning/Construction Cost Management yang merupakan materi wajib diajarkan pada setiap pembinaan profesi.Di sesi ini pembicara lebih banyak mengulas tentang estimate classification menurut American Association of Cost Engineers (AACE). Klasifikasi estimasi biaya sesuai dengan tabel di bawah ini:

KPP PII 14 Peb Cost Planning - Copy

AACE INTERNATIONAL RP #18R-97 Estimate Classification
General Project Data Class 5 Class 4 Class 3 Class 2 Class 1
Front End Loading StageTypical EPC Cost Estimate Accuracy FEL-1+/- 40-50% FEL-2+/- 25-30% FEL-3+/- 10-15%
AACE EPC Cost Estimate Accuracy L: -20% to -50%H: +30% to +100% L: -15% to -30%H: +20% to +50% L: -10% to -20%H: +10% to +30% L: -5% to -15%H: +5% to +20% L: -3% to -10%H: +3% to +15%
Project Definition 0-2% 1-15% 10-40% 30-70% 50-100%
Project Scope Description General Preliminary Defined* Defined** Defined***
Plant Production/Facility Capacity Assumed Preliminary Defined* Defined** Defined***
Plant Location General Approx Specific Specific Specific***
Soils & Hydrology None Preliminary Defined* Defined** Defined***
Integrated Project Plan None Preliminary Defined* Defined** Defined***
Project Master Schedule None Preliminary Defined* Defined** Defined***
Escalation Strategy None Preliminary Defined* Defined** Defined***
Work Breakdown Structure None Preliminary Defined* Defined** Defined***
Project Code of Accounts None Preliminary Defined* Defined** Defined***
Contracting Strategy Assumed Assumed Preliminary Defined** Defined***

Legend:   S = Started (initial draft); P = Progressed; C = Completed

* ** *** indicated increasing level of certainty and confidence in the costs.

KPP PII Cab Makassar - Copy

Industri Minyak dan Gas di Indonesia telah mengadopsi project  stage development dan klasifikasi estimasi setiap stage berdasarkan AACE namun untuk proyek-proyek pemerintah (dana APBN) belumlah menggunakan konsep ini. They are still far away to go untuk bisa moving to modern concept.

PPI kali ini juga  mengundang Rektor Bosowa yang juga adalah mantan Ketua PII Wilayah Sulsel Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Saleh Pallu, M.Eng membawakan materi Kode Etik Insinyur Indonesia di hadapan 120 calon Insinyur. Bapak Dr. Ir. M. Sapri Pamulu, M.Eng – Direktur PMO PT Wiratman juga pada PPI kali ini membawakan materi project management and construction management.