Category Archives: Kesan & Pengalaman

Pembicara Construction Cost Management, KPP PII di Makassar, 8 Juni 2014

Hari Minggu, 8 Juni 2014 saya memenuhi undangan Pengurus PII Cabang Makassar Bapak Dr. Ir. Muhammad Rusman, MT membawakan materi Construction Cost Management di acara Kursus Pembinaan Profesi (KPP) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Hotel Clarion Makassar. Peserta dihadiri lebih dari 40 calon Insinyur yang bekerja di dinas Pekerjaan Umum, Kontraktor Lokal dan beberapa perusahaan tambang, minyak dan gas di seputaran Sulawesi. Acara ini dilaksanakan selama 2 hari , Tanggal 8 – 9 Juni 2014.

(3) SLIDE PERTAMA

Seperti biasa saya diminta membawakan materi yang memang saya selalu presentasekan di KPP sebelumnya. Pengurus PII Pusat juga sering meminta untuk membawakan materi ini di Jakarta menggantikan Bapak Ir. Asiyanto, MBA., IPU mengingat materi cost planning/construction cost management ini membutuhkan pengalaman dan pendalaman lebih dalam dari Pembicara yang akan menyajikan.

Alhamdulillah, saya adalah dari sedikit orang yang bisa mendeliver materi ini dengan enteng karena materi ini sangat berhubungan dengan aktifitas sehari-hari saya sebagai project manager pada sebuah multionational engineering and EPC contractor. Saya juga pernah mengikuti beberapa training yang berhubungan dengan cost engineering yang meliputi 2 bagian besar yakni: cost estimating and cost control.

(2) DEPAN SAMPING

Slide pertama saya diawali dengan definisi proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu, yang dalam prosesnya dibatasi oleh waktu dan sumberdaya yang diperlukan dan persyaratan-persyaratan tertentu lainnya. Proyek konstruksi, hasil fisiknya, berupa: bangunan gedung, Jembatan, Jalan, Bendungan, Kilang LNG dan Pabrik Gasifikasi Batubara.

Slide selanjutnya memberikan pemaparan tentang latar belakang pada saat cost engineering belum berkembang perhitungan biaya konstruksi selalu mengalami penyimpangan yang cukup besar. Contohnya pada saat pembangunan torowongan “Great Bore “di Massachussets pada kurun waktu tahun 1851 – 1875. Penggunaan peralatan terowongan yang pertama kali, dibuatoleh John Wilson ( thn 1856). Rencana biaya awalnya sebesar USD 3,88 juta, dan realisasinya membengkak menjadi USD 17,30 juta. Hal inilah kemudian melatar belakangi berdirinya the American Association of Cost Engineer (AACE).

(1) DEPAN DEKAT

Menurut AACE ( American Asociation of Cost Engineer ), Cost Engineering adalah suatu bidang engineering, yang meliputi penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan teknik, dengan menggunakan pengalaman dan pertimbangan engineering dalam masalah estimasi biaya, pengendalian biaya dan ekonomi teknik.

Hadir pada acara ini Ketua PII Wilayah Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. H. M. Saleh Pallu, M.Eng., IPM yang juga kebagian materi Etika Profesi Insinyur Indonesia. Rombongan PII Pusat dari Jakarta dipimpin Ketua Umum PII Bapak Ir. Bobby Gafur Umar, MM., IPM menutup acara sekaligus melantik anggota PII dan Insinyur-insinyur baru.

(4) PENYERAHAN PLAKAT(5) PROF SALEH

 

 

Kembali Menjadi Pemateri Cost Planning pada Kursus Pembinaan Profesi Persatuan Insinyur Indonesia, 21 May 2014

Kursus Pembinaan Profesi Persatuan Insinyur Indonesia (KPP PII) yang diadakan pada Hari Selasa, Rabu dan Kamis bertepatan 20, 21 dan 22 Mei 2014 di Menara Kadin Kuningan kembali memberi pengalaman bermakna khususnya buat diriku. Hari Selasa seharian penuh saya diberi amanah menjadi moderator dan pada hari kedua diminta menjadi pemateri menggantikan salah satu pemateri senior untuk topik Cost Planning pada Proyek-Proyek Konstruksi.

Front viewSejujurnya materi Cost Planning ini cukup berat untuk disajikan karena bidang cost engineering ini adalah salah satu disiplin ilmu engineering yang spesifik dan tidak banyak yang bergelut di bidang ini. Pemateri yang sekiranya direncanakan mengisi materi ini berhalangan hadir karena ada acara keluar kota dan beberapa hari sebelumnya pihak panitia KPP tidak mendapatkan pemateri pengganti. Pucuk di cinta ulam pun tiba mereka akhirnya meminta saya untuk menyajikan materi ini karena dianggap bisa menggantikan pemateri senior PII dan melihat latar belakang saya sebagai manajer proyek di beberapa proyek besar minyak dan gas yang tentunya ada aspek biaya yang sudah menjadi sarapan sehari-hari saya di proyek.

Definisi Cost Engineering menurut AACE ( American Asociation of Cost Engineer ) adalah “suatu bidang engineering, yang meliputi penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan teknik, dengan menggunakan pengalaman dan pertimbangan engineering dalam masalah estimasi biaya, pengendalian biaya dan ekonomi teknik“

Q&A SessionPada saat cost engineering belum berkembang perhitungan biaya konstruksi selalu mengalami penyimpangan yang cukup besar, salah satu contoh adalah pembangunan torowongan “Great Bore“ di Massachussets pada kurun waktu Tahun 1851 – 1875. Penggunaan peralatan terowongan yang pertama kali dibuat oleh John Wilson ( thn 1856). Rencana biaya awalnya sebesar USD 3,88 juta, realisasinya membengkak menjadi USD 17,30 juta. Merespon semua kondisi yang terjadi pada perencanaan dan pelaksanaan proyek maka dibentuklah Asosiasi Cost Engineer th.1956 di USA, dengan nama “the American Association of Cost Engineer – AACE”.

Salah satu kunci di dalam menghasilkan proyek yang sukses baik dari segi biaya maupun schedule adalah dengan melakukan proses yang dinamakan pre-project planning. Pre-project planning adalah suatu proses yang dilakukan oleh project owner dimulai dari pre-FS, pre-FEED, sebelum melakukan proses FEED dan EPC. Ketika pre-project planning ini dilakukan dengan benar sesuai dengan data statistik dari CII hasilnya adalah biaya proyek bisa kurang 4% dari budget dan schedule pekerjaan bisa lebih cepat 13% dari schedule awal.

Sides View FarPeserta KPP PII kali ini berjumlah 30 calon Insinyur berasal dari beberapa perusahaan nasional dan multinasional seperti McConnel Dowell,  Holcim, Krakatau Engineering dan lainnya. Mereka sangat antusias dengan materi Cost Planning ini karena di awal materi Pembicara sudah memberikan pesan positif kepada peserta untuk bisa memahami cost engineering ini dan apabila perlu menguasai bidang ilmu ini dan kemudian tersertifikasi sebagai Certified Cost Engineer (CCE).

Ini adalah kali ketiga saya membawakan materi Cost Planning setelah diundang oleh Pengurus PII Cabang Makassar di Tahun 2011 dan 2012 lalu. Saya tidak merasa canggung lagi membawakan materi karena apa yang diajarkan di kuliah ini juga saya selalu aplikasikan di dalam keseharian saya sebagai salah seorang Project Manager di sebuah perusahaan Engineering dan EPC Contractor yang berkantor pusat di Negeri Paman Sam yang jauh di sana.

 

Diundang PLN Unit Manajemen Konstruksi V Indonesia Timur Memberikan Kuliah LNG Project Management (8 Mei 2014)

Untuk kesekian kalinya, memenuhi undangan dari berbagai instansi negara maupun swasta dalam rangka knowledge sharing session tentang Teknologi LNG dan Manajemen Proyek EPC Minyak dan Gas. Peserta yang dihadiri oleh kurang lebih 40 professional dari unit 5 Manajemen Konstruksi yang bertanggung jawab terhadap wilayah Indonesia Timur meliputi Sulawesi, Maluku dan Papua.

Undangan ini diinisiasi oleh teman kuliah di Unhas, Bapak Ir. Sunandar Usman yang sekarang menjabat sebagai Asisten Manager Manajemen Konstruksi Unit 5 (UMK5) memberikan kesempatan selama 2 jam buat saya memperkenalkan teknologi paten LNG milik Black & Veatch, PRICO Single Mixed Refrigerant (SMR) Technology dan sekaligus memberikan pemaparan tentang strategi eksekusi model kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) untuk proyek-proyek Oil & Gas di Indonesia maupun di dunia.

PLN1 PLN

 

 

Presentase saya ini sangat relevan dengan PLN di dalam usahanya mengurangi subsidi BBM pada pembangkit listrik mereka melalui program Mini LNG Projects Business Schemes di mana mereka menawarkan 2 skenario yaitu: Skenario pertama; PLN membeli gas di sisi sumur (hulu) dan kemudian bersama-sama dengan mitra bisnisnya membangun LNG plant, LNG transportation, LNG regasification facility dan infrastruktur pendukung lainnya memastikan gas terkirim ke pembangkit-pembangkit listrik mereka. Skenario kedua; PLN membeli dan menerima gas dari plant gate (sisi pembangkit listrik) yang artinya gas developer dan mitranya yang akan membangun LNG plant, LNG transportation, LNG regasification facility dan infrastruktur pendukung lainnya.

PLN2

 

Studi kasus yang saya angkat pada sesi kali ini adalah proyek EXMAR FLSRU – Floating, Liquefaction, Storaging, and Regasification Unit yang sementara ini dikonstruksi di Nantong Cina, Wison fabrication yard. Proyek ini melalui beberapa tahapan pengembangan dimulai dari Pre-FEED, FEED dan EPC stage. EXMAR project saat ini onschedule dan akan mulai beroperasi pada kuarter pertama Tahun 2015 dan sekaligus menjadi the World First Floating LNG Production Unit di dunia.

Saya memberikan sedikit banyak penjelasan mengapa proyek-proyek Oil & Gas mengharuskan melakukan FEED stage sebelum lanjut ke EPC. Menurut AACE INT. RP #18R-97 tentang estimate classification, fase Class 3 yang biasa disebut FEL-3 Phase atau FEED, output dari fase ini akan menghasilkan estimasi -10% to 20% (typical B&V estimate: +/- 10-15%). Mengapa bisa demikian akuratnya? Karena pada fase FEED project definition sudah lebih jelas sampai pada level 40% clarity, deliverables FEED itu sendiri antara lain: Block Flow Diagram (BFD), Plot Plans, Process Flow Diagram (PFD), Utility Flow Diagram (UFDs), Piping & Instrument Diagrams (P&IDs), Heat & Material Balances, Process Equipment List, Utility Equipment List, Electrical One-Line Drwawings, Specifications & Datasheets dan termasuk Equipment Arrangement Drawings. Output atau deliverables ini memberikan informasi yang mumpuni untuk mendevelop estimasi akurasi +/- 10 to 15% dan memberikan kenyamanan yang lebih luas bagi client untuk melakukan Final Investment Decision (FID) dan moving to EPC stage.

PLN3Diskusi mengenai manajemen proyek yang dijalankan teman-teman PLN UMK. Mereka bertanggung jawab melakukan supervisi di lapangan selama fase konstruksi dan melakukan program quality control sampai pada commissioning dan startup. Ada beberapa proyek yang dikerjakan EPC contractor dari China dan permasalahan yang dihadapi kerap kali adalah kontraktor China ini tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan standar dan spesifikasi internasional seperti ASME, ANSI, NEMA, IEC dan lainnya. Kebanyakan material dan equipment yang disupply juga di bawah standard internasional. Lessons learnt yang bisa dipetik adalah memastikan kontrak antara PLN dan kontraktornya memasukkan code, spesifikasi dan standard termasuk material dan equipment yang disupply dan juga bagaimana mereka melakukan pekerjaan konstruksi. Sebaiknya pada saat melakukan evaluasi penentuan pemenang, tidak hanya melihat harga termurah tetapi lebih fokus pada penilaian teknis sehingga kontraktor yang terpilih bisa menghasilkan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang ditargetkan oleh PLN.

PLN4

 

Bahan pembelajaran buat semuanya adalah  proyek adalah suatu investasi jangka panjang, jangan hanya terfokus pada sisi capital expenditure saja tapi juga harus melihat berapa lama ekspektasi ROI, payback period dan IRRnya. Mungkin CAPEXnya agak tinggi tetapi Operational  Expenditurenya (OPEX) jauh lebih murah karena kehandalan equipment dan material yang terpasang sehingga memungkinkan sistem pembangkit listrik bisa beroperasi sepanjang tahun tanpa mengalami down time yang signifikan. Gas turbine dari GE atau Siemens mungkin bisa lebih mahal dari gas turbine merek lain karena merek seperti ini bisa beroperasi sampai 345 hari per tahun dibandingkan gas turbine yang sering sesak nafas dan batuk-batuk dan beroperasi kurang dari 250 hari per tahun. Sekarang mana yang lebih cepat periode pengembaliannya? Proforma economic analysis akan menjadi referensi untuk memilih system yang lebih robust dan reliable.

Dua jam berlalu dan tibalah saatnya mengakhiri tanya jawab dan presentase ini, Pak Rachman Tinri sebagai host dari knowledge sharing session kali ini menutup sesi ini diikuti oleh tepuk tangan dari para peserta.

 

 

Menjadi Pembicara, Panelis, Chairperson dan Moderator di LNG Asia Summit 2014 (24 & 25 April 2014)

Oleh: Habibie Razak, P. Eng – Project Manager & Seller Doer, Oil & Gas, Black & Veatch International Company

LNG Asia Summit 2014 kali ini diadakan di Swiss Belhotel Jl. Kartini Mangga Besar menyisakan kenangan yang tak pernah terlupakan di mana pada event ini saya diutus sebagai pembicara dan panelist diskusi oleh perusahaan saya dan sekaligus diminta menjadi Chairperson pada sesi pagi hari pertama dan menjadi moderator pada diskusi panel sesi pagi juga di hari pertama. Undangan menjadi chairperson dan moderator datang tak disangka-sangka minus satu hari H dari conference organizer meminta kesiapan saya hari esok. Apa daya saya memang orangnya suka menerima tantangan, ya sudahlah saya terima undangan itu dan melaksanakannya keesokan harinya.

???????????????????????????????

 

Acara ini berlangsung selama satu setengah hari di mana pada hari pertama lebih mengfokuskan kepada beberapa topik antara lain: Indonesian LNG Industry Outlook pada sesi pagi dan pada siang hari dilanjutkan dengan topik FSRU & FLNG Development in Asia. Pada sesi FLNG development saya mempresentasekan kapabilitas Black & Veatch dan aliansinya di dalam suatu tema: FLNG: Meeting the Domestic Demand in Indonesia’s Archipelago. Presentase berlangsung selama 25 menit dan diikuti babakan tanya jawab. Pembicara hari pertama menampilkan Nusantara Regas, PLN, Galway Group dan beberapa perusahaan terkemuka lainnya.

Sedikit berbicara tentang FLNG berikut beberapa kutipan dari slides deck saya:

  • Floating LNG monetizing stranded offshore reserves
  • Floating LNG applications – Export onshore pipeline gas
  • Near-shore or dock side application
  • Protected waters – benign (met ocean conditions)
  • Moored at jetty / wharf or sea-island
  • Small to mid-scale LNG supply volumes – 0.5 – 2+ MMTPA
  • Move away from traditional onshore plants

Why do we need to move floating LNG production unit?

  • Fit for small to mid scale  production plants
  • Less complex
  • Low capital and operating costs
  • Faster schedule

SELECTION OF LIQUEFACTION TECHNOLOGY FOR OFFSHORE APPLICATION

  • Most important criteria – minimize the footprint
  • Simple to operate
  • Efficiency
  • Mitigating vessel motion – marinization
  • Flexibility to expand – scalability
  • Flexibility to changes in Feed gas
  • Turndown and rapid startup

Based on the above selection criterias, Black & Veatch PRICO SMR LNG Process  is the only one patented technology which met all requirements for offshore applications

???????????????????????????????????????

 

 

Hari kedua lebih fokus pada LNG Shipping & Transport and Current LNG Market Trends from Legal Perspective. Pembicara hari kedua menampilkan beberapa perusahaan transportasi LNG seperti PT Humpuss Intermoda, Mann Teknik AB dan beberapa perwakilan perusahaan lokal dan internasional lainnya.

Konferensi seperti ini tidak hanya melahirkan wawasan dan pengetahuan baru tentang dunia LNG secara umum tapi juga sebagai wadah untuk networking di antara pada pelaku bisnis LNG dimulai dari pemerintah, pengusaha dan investor untuk pembangunan liquefaction process, regasification, transportation and distribution sampai pada end user. Tak ketinggalan Black & Veatch sebagai LNG industry pioneer yang telah bermain di ranah ini selama 50+ tahun dengan lebih dari 50 proyek LNG di seluruh dunia menggunakan teknologi patent PRICO LNG process membuat posisi Black & Veatch tak terkalahkan dari engineering & EPC contractor lainnya di dunia. B&V lebih fokus dan terdepan untuk small to mid scale LNG development, tak terkalahkan.

???????????????????????????????

 

 

Kesimpulan akhir dari slides deck presentation saya antara lain adalah:

????????

  • Barge LNG moving forward – The world’s first FLNG will be LNG barge (PRE-EXMAR FLRSU – Q1 2015)
  • Cost effective and shorter schedule;
  • Bankability
  • Integrated WISON-Black & Veatch solution – Simple process and simple barge
  • Barge LNG proving to be good option for small to midscale facility

Saya merasa bangga dengan pencapaian yang saya miliki selama ini masih terus diberi kesempatan mewakili perusahaan di dalam mempromosikan B&V LNG qualification and experiences. Menjadi pembicara dari Indonesia bersanding dengan pembicara internasional yang sudah malang melintang di bisnis ini. Maju terus Habibie Razak menjadi pioneer LNG business di Indonesia dan Asia Tenggara.

 

 

 

 

 

 

 

Jalan-jalan ke Kota Pempek Palembang dan Kota Tambang Muara Enim

Siang hari Tanggal 18 Maret 2014, saya dan dua teman berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta menuju Palembang. Pesawat Garuda GA0012 berangkat Pukul 16.15 menuju Sultan Muhammad Badaruddin II dan mendarat Pukul 17.25. Kami menginap di Hotel Arya Duta Jalan POM IX tepatnya di tengah kota Palembang.

Kami berangkat ke Palembang dalam rangka tugas kantor dan menginap selama 3 hari di sana dan juga berkunjung ke lokasi tambang Batubara Bukit Asam di Muara Enim. Malam pertama kami menikmati makan malam di Restoran River Side yang lokasinya dekat dengan Jembatan Ampera. Di hari kedua, Tanggal 19 Maret 2014 kami juga mengunjungi salah satu pabrik Pupuk di Palembang.

Caterpillar Heavy Equipment Site Visit Team

Kota Palembang yang terkenal dengan kota Pempek dan Kerupuk khas Palembang menyimpan sejarah perjuangan masyarakat Palembang sebagai pejuang kemerdekaan dan memiliki beberapa pahlawan yang terkenal. Salah satunya adalah Kapten Ahmad Rifai yang sekarang namanya diberi nama jalan di tengah kota Palembang. Kapten A. Rifai ini dengan warga dan pejuang-pejuang Palembang berhasil menahan serangan Belanda selama lebih dari 2 minggu berperang tanpa henti.

Conveyor Belt from Mining site to Railway station - Copy

 

Tanggal 20 Maret kami dari Palembang menuju Tanjung Enim, lokasi tambang batubara berada. Perjalanan menempuh 5 Jam menuju lokasi tambang melalui jalan darat. Tanjung Enim masuk ke dalam area Kabupaten Muara Enim, salah satu kabupaten yang berlokasi di bagian barat selatan, 190 Km dari Kota Palembang. Kota ini kaya akan deposit batubara dan termasuk daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia. Di sinilah PT Tambang Batubara Bukit Asam beroperasi.

Mining Hopper Station - Copy

Selama 2 jam di lokasi tambang kami menyempatkan melihat lokasi tambang dan melihat beberapa caterpillar engine lalu-lalang di depan kami. Sepertinya tambang ini tetap beroperasi seperti biasa walaupun harga batubara saat ini lagi tidak bersahabat. Crushing station dan conveyor sepanjang beberapa kilometer pun menjadi pemandangan attraktif selama kunjungan kami. PT Bukit Asam mengirim batubara dari lokasi tambang menuju pelabuhan melalui jalur rel kereta api dengan jarak lebih dari 1oo Km.

Sore harinya pun di Tanggal 20 kami harus balik lagi ke Palembang dan menginap satu malam di Hotel Arya Duta dan balik ke Jakarta keesokan harinya. Palembang adalah kota pertama di Pulau Sumatera yang pernah saya kunjungi saya berharap bisa berkunjung lagi ke kota-kota besar lainnya seperti Medan dan Padang.

 

Diundang Himpunan Mahasiswa Sipil Sesi Kedua Effective Career Planning dan Memenuhi Undangan PPDA Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Hasanuddin

Awal bulan Pebruari 2014 tepatnya Tanggal 1 Pebruari saya kembali diundang menjadi pembicara pada Kuliah Tamu Himpunan Mahasiswa Sipil sesi kedua “Effective Career Planning; Focus Group Discussion & Behavioral Event Interview”.  Pengurus Himpunan Mahasiswa Sipil  yang diwakili Ketua Umumnya Muhammad Asrul Ansar meyakini sesi kedua yang terdiri dari pendalaman tentang materi Focus Group Discussion (FGD) dan Behavioral Event Interview (BEI) adalah sangat perlu diketahui dan mulai dipraktekkan jauh hari sebelum mereka melalui proses seleksi menjadi karyawan di perusahaan industri pertambangan, minyak dan gas nantinya.

Spanduk Kuliah Umum

Tujuan dari sesi kedua ini saya kutip dari power point slides antara lain: 

—Industry requirements on candidate of employees to enter as professionals – Implementation of Engineers Required Competency Dictionary
—Practice effective Focus Group Discussion (FGD)
—Practice effective Behavioral Event Interview (BEI)
 
Literatur yang membahas tentang FGD dan BEI mendifinisikan bahwa Focus Group Discussion (FGD) adalah an in depth field method that brings together a small homogeneous group (usually six to twelve persons) to discuss topic(s). The purpose of this discussion is to use the social dynamics of the group, with the help of a moderator/ facilitator, to stimulate participants to reveal underlying opinions, attitudes, and reasons for their behaviors.  In short, a well facilitated group can be helpful in finding out the “hows” and “whys” of human behavior. Sedangkan Behavioral Event Interview (BEI) didefinisikan sebagai one of interview model with the objective: the Interviewer gather factual information about actual behavior from the past experiences. Philosophy: past behaviors predict future behaviors. Nah, kedua jenis ujian atau tes ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asing setelah proses ujian teknis tertulis (technical test) dan psychology test. Kedua jenis tes ini tidak kalah pentingnya di dalam menentukan apakah calon karyawan(i) bisa lulus dalam seleksi rekrutmen pada suatu posisi atau jabatan.
 
Penerimaan Plakat
 
Menurut pembicara, penilaian utama dari Focus Group Discussion (FGD) ini adalah peserta FGD sangat memahami topik permasalahan yang diangkat dan proaktif di dalam memberikan kontribusi pemikiran dengan cara mengemukakan pendapat dengan elegan dan memberikan solusi sesuai dengan metode penyelesaian masalah (problem solving) dan tidak pernah menentang atau menyalahkan pendapat orang lain. Peserta juga diharapkan membagi pengalaman, concerns, perasaan, opini dan harapan-harapan yang spesifik pada issue yang berkembang yang relevan dengan topik permasalahan yang dibahas di FGD. Diupayakan peserta tidak bereaksi  secara langsung terhadap opini peserta lainnya tanpa terlebih dahulu mengevaluasi lebih dalam tentang apa yang disampaikan. 
 
   
Behavioral Event Interview (BEI) berdasarkan pada STAR questions yang tidak lain adalah Situation, Tasking, Action dan Result. Interviewee diharapkan memaparkan pengalaman-pengalaman yang telah dilaluinya dengan menggunakan metode ini dan interviewer tetap mengarahkan proses diskusi dan mencatat score setiap kompetensi yang disyaratkan. Adapun kompetensi-kompetensi yang disyaratkan terdiri dari 2 garis besar yakni technical competency dan behavioral competency.  Untuk perekrutan posisi engineer, technical competency yang disyaratkan antara lain mencakup project management, process improvement and cost reduction, time management, presentation skills, technical specialization, report writing dan english.  Behavioral competency mencakup achievement motivation, impact and ifluence, teamwork and cooperation, innovative thinking, problem solving and commitment to continuous learning.
 
Sertifikat
 
Peserta kuliah umum ini dihadiri sekitar 25 orang mahasiswa (i) dari beberapa jurusan di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin berlangsung dari Pukul 13.30 sampai dengan Pukul 17.00 waktu Makassar. Mahasiswa sangat intens di dalam mengikuti sesi ini dan mereka berharap bisa segera mempelajari lebih dalam tentang materi focus group discussion dan behavioral event interview (BEI) demi persiapan masa depan mereka kelak.
 
Di hari yang sama tepatnya Pukul 19.30 Saya juga diundang ke acara Program Pengembangan Diri Paket A (PPD-A) Himpunan Mahasiswa Elektro (HME-FTUH) dan membawakan materi tentang Konsep Mahasiswa Ideal dan Effective Career Planning. Peserta PPD-A adalah mahasiswa dan mahasiswi Elektro Angkatan 2012 yang setidaknya berjumlah 150 orang.
 
Pembicara dalam pemaparannya mengharapkan mahasiswa menjalankan fungsi dan peranannya sebagai antara lain: 

1) Direct of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan secara langsung, frontal dan revolusioner.
2) Agent of Change, mahasiswa adalah agen perubahan, mempioneeri perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
3) Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa tidak akan pernah habis karena mahasiswa adalah penerus generasi sekarang dan masa akan datang.
4) Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang bermoral dan beretika.

5) Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial termasuk menjadi pengontrol kehidupan sosial kemasyarakatan

 
Di samping sebagai intelektual muda yang meraih ilmu pengetahuan di bangku perkuliahan mahasiswa juga diharapkan bisa membagi waktu untuk mengikuti program pengembangan diri di lembaga kemahasiswaan karena melalui lembaga kemahasiswaan mahasiswa bisa meningkatkan kompetensi perilaku (behavioral competency) atau biasa juga disebut sebagai soft skills. Pembicara berharap mahasiswa sebagai calon Sarjana Teknik ketika menjadi alumni kelak lebih memilih untuk menapaki profesi keinsinyuran karena negeri ini masih butuh sumber daya Insinyur untuk membangun Indonesia yang dituangkan dalam kerangka Masterplan Perencanaan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Foto bareng
 
 
Bravo mahasiswa Indonesia dan sampai bertemu lagi di sesi kuliah tamu selanjutnya.

Diundang Himpunan Mahasiswa Sipil FT-UH menjadi Pembicara Kuliah Tamu “Effective Career Planning for Students & Fresh Graduates”

Penghujung Tahun 2013 tepatnya Tanggal 31 Desember saya diundang ke kampus oleh Panitia Kuliah Tamu Himpunan Mahasiswa Sipil Fakultas Teknik Unhas untuk menjadi Dosen Kuliah Tamu dengan judul “Effective Career Planning for Fresh Graduates & Students”. Acara yang berlangsung mulai Pukul 14.00 sampai dengan 17.00 ini membahas lebih banyak tentang perencanaan karir yang efektif bagi mahasiswa yang akan menjadi Sarjana Teknik maupun alumni yang baru menyelesaikan studi di kampus.

Spanduk

 

Acara kuliah tamu ini dihadiri setidaknya 40 mahasiswa Fakultas Teknik dari berbagai jurusan seperti Sipil, Arsitektur, Geologi, Perkapalan dan Mesin. Selama 3 jam presentase dan diikuti tanya jawab mahasiswa dan beberapa fresh graduates cukup menikmati suguhan slides dari pembicara bahkan pada sesi tanya jawab mereka lebih fokus bertanya tentang strategi mencari kerja yang efektif, perencanaan jenjang karir dan ada juga yang bertanya tentang alur karir pembicara mulai dari menjadi Assistant Engineer dan Project Engineer di beberapa project di suatu perusahaan tambang kemudian berpindah ke perusahaan energi sampai akhirnya menduduki jabatan project manager di perusahaan sekarang.

Suasana Kuliah Tamu Suasana Kuliah Tamu1

Slides yang berisikan tentang beberapa pemaparan antara lain: Key Steps in Career Planning, Effective Employment Search Strategies, Engineer’s Required Competencies, & Good Habits on Career Planning. Dosen tamu juga menekankan betapa pentingnya merencanakan karir dan masa depan sedini mungkin sehingga ketika tiba waktunya para mahasiswa atau calon sarjana teknik bisa meraih pekerjaan yang mendukung secara finansial dan selaras dengan jenjang karir yang dicita-citakan. Sebutlah dosen tamu bercerita tentang career pathnya dimana dia memulai profesinya sebagai assistant engineer dalam 2 tahun kemudian dipromosikan menjadi civil engineer. Semasa menjadi civil engineer dia juga pernah diberi tantangan sebagai acting project manager dan berhasil menyelesaikan 2 capital project sebelum akhirnya dia memutuskan untuk resign di perusahaan pertama dalam masa kerja kurang dari 7 Tahun. Di perusahaan kedua dia bekerja sebagai senior engineer yang tentunya tanggung jawabnya lebih besar dari posisi engineer. Kurang dari setahun di perusahaan kedua dia kemudian ditawari menjadi project manager di perusahaan ketiga dan setelah beberapa bulan akhirnya memutuskan berpindah lagi ke perusahaan keempat yang bergerak di sektor pembangkit listrik dan kilang LNG. Selama hampir 2 tahun menjabat sebagai project manager dan sekaligus engineering manager dia membangun perusahaan EPC contractor ini di Tahun 2011 dan di pertengahan Tahun 2012 dia memutuskan pindah lagi ke perusahan kelima yakni perusahaan saat ini di mana dia sudah bekerja selama 2 tahun sebagai Project Manager, Oil & Gas group, divisi Energy.

Foto Bersama

 

 

 

 

 

 

Penyerahan Perahu PinisiSeorang manager yang pernah bekerja di suatu perusahaan lokal yang berdiri dan beroperasi di Makassar dimana dia menjadi karyawan pertama dan berhasil mengembangkan perusahan ini menjadi perusahaan EPC contractor yang cukup disegani di Indonesia dan sukses mengembangkan sayap ke negara lain dengan mulai membangun pembangkit listrik dan kilang LNG di Philipina dan Papua Nugini dengan modal engineer-engineer lokal, engineer-engineer terbaik Indonesia. Perusahan ini pun sukses membangun serangkaian 3×60 MW combined-cycle dan sementara membangun kilang LNG di Sulawesi dengan kapasitas 4 Train x 500 Ribu Ton LNG per Tahun. Ini merupakan prestasi yang cukup mengesankan selama bekerja kurang dari 2 tahun di perusahaan ini.

“Seperti layaknya seorang Guru Kung Fu Shaolin, saya berharap junior-junior sekarang ini yang menjadi murid di perguruan Shaolin tidak akan pernah diijinkan turun gunung apabila belum memiliki kesiapan pengetahuan silat di dalam menghadapi tantangan dunia luar yang jauh lebih kejam dibanding yang sang guru ajarkan. Kriteria sukses sang guru ketika murid-muridnya sudah lebih hebat dan lebih jago dari gurunya sendiri” Demikian yang disampaikan Habibie Razak kepada peserta kuliah tamu sebelum menutup 3 jam sesi perencanaan karir efektif di Ruang Seminar Lantai 3 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Perahu Pinisi

 

Penyerahan cendera mata berupa Perahu Pinisi ciri khas souvenir Makassar diberikan langsung oleh Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) FT-UH Periode 2013/2014 yang dilanjutkan dengan foto bersama peserta kuliah tamu dengan dosen tamu kali ini. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Sipil sebagaimana dalam kata sambutannya juga mengharapkan kuliah tamu seperti ini akan lebih digiatkan lagi dan khusus untuk topik perencanaan karir efektif bisa lebih dikupas lagi tentang focus group discussion (FGD) dan job interview sebagai lanjutan dari sesi ini.

Bagi yang berminat dengan power point slides sesi ini bisa menghubungi Saudara Muhammad Asrul Ansar – Ketum Himpunan Mahasiswa Sipil Periode 2013/2014

Menjadi Peserta Focus Group Discussion tentang Penyiapan Regulasi Pemanfaatan Teknologi Gasifikasi Batubara di Indonesia

Follow up dari Konferensi Underground Coal Gasification dan Coal Gasification yang dilaksanakan oleh IBC Singapore bulan lalu, saya diundang oleh Puslitbang Tekmira, MINERBA Kementerian ESDM pada Tanggal 10 Desember 2013 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Pembicara dan fasilitator yang diundang hadir tidak hanya dari perwakilan Dirjen Minerba tapi juga dari perwakilan Dirjen Minyak dan Gas Bumi.

ID FGD

FGD CG&UCG 10 Des 2013 - Copy

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada kesempatan FGD ini terjadi pertukaran informasi tentang kesiapan bahan baku, regulasi feedstock dan pengusahaan teknologi pemanfaatan batubara yang dilakukan oleh berbagai pihak di Indonesia dengan sasaran sebagai berikut:

  1. Mengetahui perkembangan teknologi gasifikasi batubara, UCG dan CWM.
  2. Mengetahui kesiapan feedstock untuk implementasi teknologi gasifikasi batubara, UCG dan CWM.
  3. Tersusunnya masukan bagi regulasi pemerintah untuk pengusahaan teknologi gasifikasi batubara, UCG dan CWM.
  4. Mengetahui usulan tataniaga produk gasifikasi batubara, UCG dan CWM.
  5. Mempercepat penerapan teknologi gasifikasi batubara, UCG dan CWM.

Acara yang dibuka oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Kementrian ESDM, Ibu Dra. Retno Damayanti Dipl. EST dan juga dimoderasi oleh Bapak Prof. Bukin Daulay melahirkan beberapa pembahasan yang akan dilanjutkan ke tahapan selanjutnya antara lain:

  1. Permitting issues. The processing permit of UCG & coal gasification to produce syngas will be under the department of coal & mineral.
  2. Permitting issues. The permit for trading & specification of coal gasification products consist of SNG, DME, & all other type of fuels will be by the department of oil & gas.
  3. Permitting issues. The permit for trading & specification of all petrochemical products will be by department of industry.
  4. Permitting issues. The permit for trading & specification of the coal gasification products for public electricity by the electricity department.
  5. The law and regulation pushing to utilize the coal and mineral resources to add value for domestic need, Law No. 4 Year 2009 will be released starting January 2014. The requirement is to build smelter and processing plant in Indonesia instead of just exporting in raw materials form.
  6. The background on why the government utilized the coal as fuel and raw material for petrochemicals
  • Coal resource is abundant
  • The decrease of domestic oil lifting production.
  • The increase of fuel consumption
  • The increase of import of fuel for domestic consumption
  • President Instruction No. 5/2006, the target for coal to liquids utilization in 2025 shall be over or equal to 2% of energy mix

7. Challenges on coal gasification

  • High investment
  • Limited infrastructures for coal to liquids and coal gasification supply chain
  • CO2 control

8. Government policy to push forward on coal gasification

  • Study and research on coal gasification and coal liquefaction
  • Facilitate the cooperation and joint study for this type of project
  • Facilitate the cooperation for supply guarantee of coal for petrochemical raw materials
  • Possibility to give investment incentives for this type of projects
  • Develop supply chain and specification on coal gasification products.

      9.  The coal price is estimated USD 14/Ton (I think this is low rank coals) for coal gasification sectors to produce fuels and chemicals. This will be added on the regulation.

     10.  Coal to DME will also be the option to displace the need for LPG for community and housing needs.

     11.  CWM is used to substitute the MFO in the industry.

     12.  Concerns from several companies such as MEDCO, Bukit Asam, Pupuk Indonesia & subsidiaries regarding the complexity of the permitting and licensing since all these business will involve both department of coal and mineral & oil and gas. The permitting for mining exploration and exploitation themselves are complicated.

     13.  Black & Veatch added the concerns on environment regulations and standards included in the new regulation to support & trigger the investment. The world bank and some international financing institution provided several requirement on environmental things. For example: Carbon capture mechanism to control emission, UCG EHS, etc. All requirements with regard to this concern have been sent to ministry ESDM.

Semoga dengan inisiatif yang dilakukan oleh Kementerian ESDM ini membuahkan hasil yang mumpuni dalam rangka mewujudkan regulasi coal gasification, underground coal gasification dan coal water mixture sehingga kebijakan ini menjadi dasar tumbuhnya iklim investasi industri di sektor ini. Dengan pemanfaatan batubara kita yang berkalori rendah melalui proyek-proyek gasifikasi akan meningkatkan ‘value added’ dan neraca kerja Insinyur Indonesia, multiplier effect sampai ke masyarakat lokal, meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor riil domestik Indonesia.

Ikutan Nimbrung di International Coal Gasification Conference di Singapura (19 – 22 Nopember 2013)

Konferensi coal gasification kali ini menghadirkan various speakers dari beberapa perusahaan multinasional yang bergerak di bidang energi, oil & gas. Masing-masing pembicara adalah professional and networker mengupas perkembangan proyek-proyek coal gasification dan underground coal gasification (UCG) yang sementara bergulir. Tak ketinggalan pembicara dari Indonesia mewakili beberapa instansi dan institusi pemerintah seperti Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Coal gasification adalah suatu proses di mana raw carbonaceous fuels dioksidasi secara parsial untuk menghasilkan gaseous combustible products lainnya. Produk utama dari  gasifikasi adalah synthesis gas atau syngas, umumnya terdiri dari carbon monoxide (CO), hydrogen, methane, carbon dioxide, and nitrogen. sedangkan kategori teknologi gasifikasi batu-bara saat ini adalah fixed bed, fluidized bed, entrained flow – slurry feed dan entrained flow – dry feed.

21 Nov 2013

21 Nov 2013 (2)

 

 

 

 

 

 

 

 

In this today’s global energy mix, gasification has been processed to many downstream products such as:

  • Ammonia, urea for fertilizing
  • Methanol/DME/Gasoline/Olefins
  • Carbon dioxide together with methanol can produce acetic acid, phosgene to polyurethane
  • Hydrogen
  • Oxo alcohols to detergents, plasticizers.
  • Fischer tropsch to fuels (diesel, jet fuel, naphtha), lubricant base oils, drilling fluids, specialty waxes and others
  • Synthesis natural gas (SNG)
  • Town gas
  • Reduction gas for metals production
  • Gas turbines to electric power

 Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan di dalam memilih teknologi gasifikasi antara lain:

  • Karakteristik batubara seperti moisture content, flyash content, calorific value (CV), dan seterusnya
  • Produk yang akan dihasilkan (downstream products) dan aplikasinya. Syngas yang dihasilkan apakah akan dibuat methanol, fertilizer, SNG atau untuk pembangkit listrik. Setiap teknologi memiliki keunggulan pada aplikasi tertentu seperti MHI dryfeed entrained flow lebih banyak digunakan pada aplikasi IGCC dan SNG sebagai produk akhir.
  • Capital expenditure (CAPEX) yaitu biaya investasi keseluruhan proyek.
  • Operating expenditure (OPEX). Biaya operasional dan pemeliharaan dari suatu pabrik gasifikasi sebagai hasil dari pemilihan suatu teknologi.
  • Skala pabrik dan tingkat reliabilitasnya. Untuk skala besar (higher throughput) entrained-flow gasifier adalah opsi yang tepat.
  • Dan berbagai aspek lainnya.

Untuk tipikal low rank coal di Indonesia berdasarkan hasil beberapa studi, dryfeed entrained flow gasifier memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan biaya investasi yang lebih murah.  The Shell Coal Gasification Process (SCGP) dengan high temperature heat recovery (HTHR) memiliki efisiensi tertinggi dan ideal untuk aplikasi IGCC. Teknologi bottom water quench kolaborasi antara Shell dan Wison juga fit untuk menghasilkan ammonia dan urea plant. Mitsubishi Heavy Industries (MHI) pun memiliki teknologi gasifikasi yang reliable untuk menghasilkan SNG dengan higher throughput.

Konferensi kali ini didominasi pembicara dari Australia antara lain wakil dari Latrobe Fertilizer Limited yang memberikan update tentang Latrobe Valley Coal Gasification to Urea Development, Liberty Resources tentang Denison Coal Gasification to Fertilizer Project & Development in Queensland, Australia. Salah seorang pembicara dari Mitsubishi Heavy Industries (MHI) juga memberikan paparan tentang Coal Gasification Technology and Business Approach: Power in Indonesia. Tak ketinggalan wakil dari Korea Western Power Corporation (KOWEPO) memberikan update tentang Korea’s First Integrated Gasification Combined-Cycle (IGCC) Plant.

Workshop time

 

Seperti biasa, pada setiap konferensi yang diadakan IBC Singapore, mereka juga mengadakan pre-conference sehari sebelumnya dan post-conference sehari setelahnya. Black & Veatch mengambil peranan signifikan di event ini dengan menghadirkan George Gruber, PE – Gasification Technology Manager membawakan workshop tentang Coal Gasification to LNG setelah sehari sebelumnya di konferensi Beliau memaparkan tentang Asia’s Coal Gasification to Methanol & Ethanol Market: Key Projects & Progress. Pada workshop ini Beliau dibantu oleh Habibie Razak, P.Eng (Assistant to Instructor) juga sekaligus mewakili Black & Veatch Jakarta office selama 2 hari konferensi dan 1 hari workshop.

 

 

 

Pada diskusi panel hari kedua konferensi mengangkat topik tentang Coal Gasification Financing, Partnerships & Joint Ventures. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul seperti: 

  • What makes a coal gasification project bankable?
  • An investor perspective on coal gasification projects
  • What are the risks involved with coal gasification projects?
  • What’s an effective risk mitigation strategy for coal gasification projects?
  • What are the expectations from the financers?
  • What finances options and structures are available?

Khusus untuk Indonesia project development, coal gasification diprediksi akan menjadi opsi di dalam pemenuhan kebutuhan energi domestik Indonesia dengan beberapa kondisi antara lain:   

  • The incentive from the government shall be available to support the attractiveness on this kind of investment.
  • The gradual removal on subsidy for oil and electricity in the near future will gradually increase the need on developing the alternative fuels in Indonesia. Coal to synthesis fuels will be the best option to go with.
  • The decrease of oil and gas lifting production in Indonesia is also a big concern since the production capacity is less than 850,000 barrel a day and if there’s no additional proven reserves the oil reserves will be out of supply less than 18 years from now.    
  • Harga natural gas akan menjadi lebih mahal di atas USD 10/MMBTU dari sumur eksplorasi gas, ini bisa diakibatkan karena menurunnya production lifting dan kurangnya penemuan-penemuan baru (new discovery).

Hasil diskusi di konferensi ini memberikan sedikit rough figure bahwa harga USD 9-10/MMBTU bisa dijadikan sebagai harga jual synthetic natural gas (SNG) yang dihasilkan dari coal gasification plant. Ini bisa menandakan bahwa biaya investasi dan OPEX bisa lebih rendah dari harga jual tadi, ini menarik untuk diinvestigasi lebih lanjut, however siapa pun yang memiliki deposit batubara low rank coal yang besar di Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan bisnis ini. Perusahaan Engineering dan EPC seperti Black & Veatch dan Wison bisa memberikan informasi lebih banyak tentang coal gasification ini mulai dari sisi teknikal sampai pada aspek bisnisnya. Salam sejahtera buat kita semua.

 

 

Kembali Menjadi Pembicara di Konferensi Insinyur se-Asia Tenggara tentang Teknologi Gasifikasi Batubara dan Peluang Bisnis di Indonesia

Pelaksanaan konferensi Insinyur se-Asia Tenggara dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Tanggal 11-13 Nopember 2013 meninggalkan kesan impresif buat Habibie Razak sebagai salah seorang Insinyur Indonesia. Pada event kali ini saya membawakan kuliah dengan judul “The Application of Coal Gasification Technology & Its Business Opportunity for Indonesian Low Rank Coal Utilization” dengan durasi 20 menit diikuti sesi tanya jawab selama 10 menit yang diadakan pada Hari Selasa, 12 Nopember 2013, sesi technical paper, CAFEO-31, Jakarta.

Pada sesi tanya jawab,  saya mendapatkan banyak respon dan pertanyaan dari beberapa delegasi yang dihadiri oleh 50 peserta/delegasi dan kebanyakan dari mereka mempertanyakan sisi teknis dan juga aspek bisnis dari gasifikasi batubara di Indonesia seperti payback period & ROI, efek lingkungan selama pabrik dibangun dan selama beroperasi, sampai pada efek sosialnya (masyarakat sekitarnya). Pada akhir sesi ini saya menyimpulkan beberapa bullet points dari isi kuliah saya antara lain:

  • The coal reserves in Indonesia are abundant and more than 50 percent of those are categorized as low rank coals. The best solution to utilize these low rank coals is to go with gasification process.
  • There are three major types of gasification technology in the world, fixed bed, fluidized bed and entrained-flow technology.
  • Black & Veatch has over 30 years of experience  in coal gasification and other oil & gas technologies Black & Veatch performs feasibility studies (FS), front-end and engineering design (FEED), and engineering, procurement and construction (EPC) services to clients throughout the world.
  • Black & Veatch has performed studies on Indonesian coal gasification. B&V expertise and know-how is available to serve Indonesian clients and their future coal gasification and coal to chemical projects.
  • Building coal gasification and coal to chemicals plants in Indonesia are promising considering the coal will be the alternative future energy to substitute for oil and natural gas for vehicle fuels, chemical products and electricity generation. 

 4-During presentation3-During Presentation(3)Sehari sebelumnya, rekan saya dari Black & Veatch, mempresentasekan seputar floating LNG technology dengan judul “LNG Barge: Solution for Gas Supply to Indonesian Archipelago” pada sesi technical paper dan mendapatkan respon hangat dari beberapa delegasi negara-negara ASEAN di antaranya adalah dari Direktur Engineering salah satu perusahaan BUMN di Myanmar. Presentation showcase ini berlangsung selama 20 menit dan diikuti sesi tanya jawab. 

 

 

 

 

Beberapa kesimpulan presentasi floating LNG technology ini antara lain:

  • Black & Veatch has over 50 years of experiences in LNG liquefaction and regasification terminal. Black & Veatch performs feasibility studies (FS), front-end and engineering design (FEED), and engineering, procurement and construction (EPC) services to clients throughout the world.
  • Barge LNG is proving to be a good solution for small to mid-scale LNG solution. Black & Veatch has now developed many configurations through several feasibility and Pre-FEED studies and completed FEED in liquefaction capacities ranging from 0.5 MMTPA to 2.0+ MMTPA, using gas turbine and motor drivers with aerial or water cooling for refrigeration interstage cooling. Exmar-Pacific Rubiales FLRSU barge is already in advanced stages of construction, slated for 1Q2015 commercial operation at Colombia becoming world’s first floating LNG project. This offers a wide range of choices for customers for an expedited project development. 
  • Barge LNG can efficiently be used for continuous gas supply through LNG distribution. Black & Veatch has achieved significant progress in the development and implementation of Barge LNG solution. This work by Black & Veatch can form an excellent   basis to develop an expedited and economical solution for gas supply from one island to other islands for Indonesian archipelago.

Eddy starts the presentation

 

Konferensi Insinyur se-ASEAN kali ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta terdiri dari delegasi 9 negara ASEAN, dosen dan peneliti dari perguruan tinggi, professional, dan tak ketinggalan tamu undangan dari Jepang, Taiwan, dan Australia dari berbagai lembaga unsur pemerintah maupun swasta. Pembukaan CAFEO-31 oleh Bapak Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Djoko Kirmanto pada Tanggal 11 Nopember 2013 dan acara perpisahan dihadiri oleh Bapak Menteri ESDM, Ir. Jero Wacik.

 

 

 

Selain technical paper sessions yang dibagi ke dalam beberapa ruangan CAFEO ada meeting khusus untuk ASEAN Energy Business Networking, Woman Engineers Session, Young Engineer of ASEAN session, dan sesi seminar yang salah satu pembicaranya adalah Bapak Dr. Ir. Hermanto Dardak, Wakil Menteri PU juga sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PII.

5-Habibie receives certificate 

WP_001456

Hari ketiga pelaksanaan CAFEO-31, 13 Nopember 2013 penyelenggara mengadakan technical tour ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Gunung Salak. Peserta tour ini dihadiri oleh beberapa delegasi dan peserta dari Myanmar, Vietnam dan Malaysia. Mereka berangkat mulai Pukul 08.00 pagi dan tiba di Gunung Salak tepat tengah hari. Di sana mereka mengunjungi lokasi PLTP dan ditemani oleh beberapa karyawan(i) dari Indonesia Power. Setelah berkeliling selama 5-6 Jam mereka memutuskan kembali ke Jakarta karena keesokan harinya delegasi dan peserta dari negara lain harus kembali ke negara masing-masing. Secara keseluruhan acara berjalan sesuai rencana dan menikmati keramahtamahan tuan rumah.

Sampai ketemu lagi di CAFEO-32 yang akan diselenggarakan di Myanmar akhir tahun 2014. Salam Insinyur ASEAN.