Category Archives: Kritik & Saran

Focus Group Discussion II Ikatan Alumni Teknik Unhas, 29 Juni 2017

Focus Group Discussion (FGD) kali kedua diadakan sebagai rangkaian dari Perayaan Temu Alumni dan Halal bi Halal Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin yang dilaksanakan di Kota Makassar, Tanggal 28 – 29 Juni 2017. FGD yang dilaksanakan pada Hari Kamis, 29 Juni 2017 di Benteng Fort Rotterdam mengangkat dua topik utama yakni: Waste to Energy dan Roadmap Prodi Perminyakan Fakultas Teknik Unhas.
FGD yang berlangsung selama kurang lebih 7 Jam ini menghadirkan lebih dari 40 alumni yang banyak bergelut di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral di seluruh Indonesia dan bahkan luar negeri. Pembukaan FGD oleh Ir. Andi Razak Wawo, Dewan Pembina IKATEK UH dan Ketua IKA Unhas Korwil Jabodetabek.”FGD ini adalah forum untuk berdiskusi bertukar pikiran antarsesama alumni Teknik tentang perkembangan dunia energi di luar sana dan juga sebagai wadah untuk mensinergikan program kerja Fakultas Teknik Unhas termasuk pembukaan Prodi perminyakan akan menjadi momentum paling berkesan di mana para alumni bisa memberikan kontribusi positif di dalam penyiapan program studi ini” Ujar Andi Wawo. “Saya di pagi ini ada acara main Golf juga tapi saya paham betul FGD ini akan menjadi prioritas saya supaya bisa bergabung dengan kawan-kawan profesional di tempat yang berbahagia ini” Ketua IKA UH Jabodetabek ini menimpali.

Sesi pertama FGD dengan topik Waste to Energy (WTE) dihadirkan oleh Ir. Jacky Latuheru, IPM, professoional engineer Indonesia yang sudah malang melintang di bisnis WTE dan renewable energy projects di Indonesia dan luar negeri. Ir. Jacky terakhir bergabung dengan International Financing Center, a World Bank Group dan juga Resources and Waste Advisory (RWA) Group afilasi dari GIZ dan KFW Development Bank. Sesi pertama yang berlangsung lebih dari 3 jam ini terdiri dari paparan dan tanya jawab berlangsung sangat interaktif.

Jacky dalam paparannya, Waste-to-Energy (WtE) or energy-from-waste (EfW) is the process of generating energy in the form of electricity and/or heat from the primary treatment of waste. WtE is a form of energy recovery. Most WtE processes produce electricity and/or heat directly through combustion, or produce a combustible fuel commodity, such as methane, methanol, ethanol or synthetic fuels. Sedangkan teknologi WTE yang ada saat ini terdiri dari: (1) Incineration yaitu: The combustion of organic material such as waste with energy recovery, is the most common WtE implementation. Instalasi insinerasi modern sangat berbeda dari jenis yang lama, beberapa di antaranya tidak menghasilkan energi atau material. Insinerator modern saat ini mengurangi volume asli sampah sebesar 95-96 persen, tergantung pada komposisi dan tingkat pemulihan bahan seperti logam dari abu untuk didaur ulang. Insinerator dapat memancarkan partikulat halus, logam berat, jejak dioksin dan gas asam. Diperlukan pengelolaan residu yang tepat: abu terbang beracun, yang harus ditangani dalam instalasi pembuangan limbah B3 serta insinerator bottom ash (IBA) yang harus digunakan kembali dengan benar. Menurut Kementerian Lingkungan Jerman, “karena peraturan yang ketat, instalasi insinerasi limbah tidak lagi penting terkait emisi dioksin, debu, dan logam berat”. (2) Thermal Technologies: terdiri dari a) Gasification, produces combustible gas, hydrogen, synthetic fuels. Thermal depolymerization: produces synthetic crude oil, which can be further refined. Pyrolysis: produces combustible tar/biooil and chars. Plasma arc gasification or plasma gasification process (PGP): produces rich syngas including hydrogen (H) and carbon monoxide (CO) usable for fuel cells or generating electricity to drive the plasma arch, usable vitrified silicate and metal ingots, salt and sulphur. (3) Non-thermal technologies: terdiri dari a) Anaerobic digestion: Biogas rich in methane, b) Fermentation production: examples are ethanol, lactic acid, hydrogen, C) Mechanical biological treatment (MBT), d) MBT + Anaerobic digestion dan e) MBT to Refuse Derived Fuel.

Bagaimana dengan prospek proyek WTE di Indonesia? Menurut UU No. 18/2008, setiap kabupaten/kota wajib mengelola sampah-sampah yang ada. Namun mayoritas kabupaten/kota tidak memiliki kemampuan mendanai proyek ini dan juga ahli untuk mengelola sampah secara tepat dan benar. UU lainnya terkait WTE ini antara lain: UU No 22/1999 – Undang-undang ini mengalokasikan banyak tanggung jawab kepada pemerintah daerah yang sebelumnya berada dalam wilayah pemerintahan pusat. UU No 25/1999 – Memberi sarana fiskal kepada pemerintah daerah untuk menerapkan tanggung jawab undang-undang baru mereka, termasuk pelayanan perkotaan seperti pengelolaan sampah kota.
Skema pembelian listrik menurut Permen ESDM No. 44/2015 seperti di bawah:

Namun kemudian PERMEN ini teranulir dengan sendirinya setelah dikeluarkannya PERMEN ESDM No. 12/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Dalam PERMEN ini disebutkan bahwa dalam hal Biaya Pokok Penjualan (BPP) pembangkitan di sistem ketenaglistrikan setempat di atas rata-rata BPP pembangkitan nasional, harga patokan pembelian tenaga listrik dari PLTSa paling tinggi sebesar BPP pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat. Di mana harga pembelian tenaga listrik dari PLTSa ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Pada PERMEN ini PLN akan membeli listrik dari penyedia (IPP) tidak lebih dari Biaya Pokok Penjualan (BPP) sekaligus menyimpulkan bahwa prospek WTE tidak akan sebagus dulu pada saat PERMEN sebelumnya masih berlaku.
Sehingga tantangan-tantangan yang dihadapi terkait WTE projects ini adalah antara lain: Peraturan nasional yang diterbitkan tidak mendukung pengembangan EBT khususnya Sampah Kota, Peraturan tentang Feed in tariff yang tidak mendukung perkembangan investasi pembangunan WtE dan Pemerintah Daerah belum memiliki fleksibilitas menyangkut perlunya dukungan alokasi dana pengelolaan sampah di TPA (Tipping Fee).

Di akhir sesi pertama ini dibuka sesi tanya jawab dan 3 pertanyaan dari para alumni antara lain: Pak Sanapsir Mahe Direktur PUSTEK E&T, Rizkie Abidin Direktur Mutu dan Pengembangan LPTM dan Isnaeni – Direktur ENKA Energy. Inti dari pertanyaan mereka adalah WTE projects ini akan bisa diimplementasikan di Indonesia, sampai di mana optimisme dari para pelaku bisnis ini dan kira-kira apakah Pemerintah Indonesia akan lebih bersahabat dengan mengeluarkan peraturan pemerintah dan peraturan menteri agar proyek ini bisa economically viable di mata investor baik lokal maupun FDI.
Habibie Razak memoderasi sesi pertama ini mengawal sesi paparan dan tanya jawab berlangsung alot dan interaktif. Habibie sangat aktif melakukan penelitian terhadap inisiatif proyek Waste to Energy projects. Habibie rajin menulis tentang MSW to Energy termasuk pemanfaatan teknologi gasifikasi untuk menghasilkan bahan bakar pesawat. Jacky dan Habibie sama-sama melihat potensi besar di bisnis ini di masa depan. Habibie kesehariannya adalah senior project manager dan business development di salah satu perusahaan Perancis dan Belgia yang bergerak di bidang investasi, engineering dan konsultasi sektor energi dan infrastruktur.

Sesi kedua adalah Roadmap Teknik Perminyakan Unhas yang dibawakan oleh Ir. Asri Jaya, MT dimoderasi oleh Ir. Firmansyah Arifin – Manager Drilling di salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Agenda presentasi Ir. Asri antara lain: Latar Belakang inisiatif didirikannya T. Perminyakan Unhas, Mekanisme Pembukaan Prodi Baru, Struktur Organisasi T. Perminyakan Unhas, Borang Akreditasi T. Perminyakan Unhas dan Roadmap Teknik Perminyakan Unhas. Sesi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini juga berlangsung sangat dinamis dan interaktif.
Ir. Asri dalam paparannya menyampaikan bahwa latar belakang pembentukan prodi ini antara lain: 1) Orientasi pencarian MIGAS di Indonesia Barat ke Timur dimana UNHAS sebagai institusi pendidikan terkemuka berada di wilayah ini. 2) Paradigma eksplorasi MIGAS di deepwater area selaras dengan visi-misi Unhas (maritime continent). 3) Prodi Geologi-Pertambangan (upstream) telah ada, dibutuhkan prodi yang selaras seperti Perminyakan (downstream). 4) Tantangan masa depan – perkembangan unconventional energy (Coal Bed Mathane, Tight Gas Reservoir, dan Deepwater Reservoir).

Adapun mekanisme pembentukan prodi baru di Unhas sebagai Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) tidak serumit sebelumnya di mana tim kelembagaan yang dimotori oleh Pimpinan Fakultas memasukkan proposal dan kemudian melalu proses evaluasi oleh UP3K, verifikasi oleh Senat Akademik dan penerbitan SK pendirian oleh rektor dan akreditasi oleh BAN PT. “Kita berharap prodi perminyakan ini sudah bisa melakukan penerimaan mahasiswa baru tahun depan dan memenuhi target menerima 40 mahasiswa baru.

Ir. Asri dalam paparannya menyampaikan bahwa teknik perminyakan ini melibatkan berbagai disiplin ilmu antara lain: teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, teknik lingkungan, teknik fisika, geologi dan lainnya. Menurut aturan DIKTI dan BAN-PT syarat pendirian prodi adalah Unhas harus memiliki minimum 6 dosen homebase. Untuk memperkuat staff pengajar prodi ini dibutuhkan dosen yang berstatus NIDK yang sesuai Pasal 6 Permendikti No.2/2016 antara lain: (1) NIDK diberikan kepada Dosen yang diangkat perguruan tinggi berdasarkan perjanjian kerja setelah memenuhi persyaratan.
(2) Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, Polisi Republik Indonesia, perekayasa, peneliti, praktisi, atau dosen purna tugas. (3) Dosen yang memiliki NIDK diperhitungkan dalam nisbah dosen terhadap mahasiswa. Rekomendasi kepada Rektor untuk juga merekrut dosen yang berstatus NIDK ini.

Profil Lulusan Prodi Teknik Perminyakan Unhas yang diharapkan adalah Insinyur Perminyakan (Petroleum Engineers), Insinyur reservoir (Reservoir Engineers), Insinyur Pengeboran (Drilling engineers), Konsultan Perminyakan (Entrepreneurship), Peneliti, Akademisi dan Pengelola Kebijakan Perminyakan. Sedangkan bidang kerja teknik perminyakan setidaknya mencakup Reservoir Engineering, Drilling Engineering, Production Engineering, Surface Preparation facilities dan Integrated Field Development project.

Sesi kedua tanya jawab dibuka oleh Ir. Firmansyah Arifin memberikan kesempatan kepada beberapa penanya antara lain. Ir. Theo Duma – pakar upstream development di salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia sekaligus membagikan secara simbolis buku terkait pengembangan sektor hulu migas kepada Ir. Asri. Di sesi kedua tanya jawab ini juga, Ir. Safri Burhanuddin, Deputy Kementerian Kemaritiman yang menyempatkan hadir setelah menemani kunjungan Pak JK ke Fakultas Teknik Unhas di Gowa menyampaikan pesan kepada pihak tim kerja pembentukan prodi ini bahwa “untuk bisa mensukseskan pembentukan prodi ini tidak hanya dengan cara “business as usual” tapi dibutuhkan pemikiran dan aksi out of the box. Bahwa pada saat ini memang sektor eksplorasi minyak lagi mengalami penurunan tapi yang dipikir secara panjang adalah apa yang dilakukan saat ini adalah untuk kebutuhan masa depan Indonesia Timur di mana masih banyak potensi migas yang belum teridentifikasi secara maksimal”. Ir. Andi Razak Wawo sebagai penanya ketiga juga menyampaikan hal yang sama bahwa aktifitas eksplorasi harus lebih ditingkatkan lagi dan Unhas harus bisa mengambil peran signifikan terutama di Indonesia Timur di masa depan.

Terima kasih sebesar-besarnya atas kerja cerdas dari Panitia pelaksana yang dimotori oleh Asbar Amri, salah satu profesional muda yang saat ini proaktif di sektor migas Indonesia.

Salam Insinyur, Bravo IKATEK UH.
Reportase: Ketua Badan Otonomi Pengembangan Profesi Insinyur, DPP IKATEK UH.

 

 

Focus Group Discussion Pemetaan Kapasitas dan Potensi Investor Lokal untuk Mendukung Pembangunan Infrastruktur

Hari Selasa, 13 Juni 2017, Direktorat Bina Investasi Infrastruktur, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum mengadakan sesi Focus Group Discussion dengan topik “Pemetaan Kapasitas dan Potensi Investor Lokal untuk Mendukung Pembangunan Infrastruktur”. Hadir pada FGD ini antara lain perwakilan dari Asosiasi Perusahaan seperti INKINDO diwakili Ir. Ronald Sihombing, GAPENSI diwakili Ir. Suaib Didu dan GAPEKNAS diwakili Ir. Sunarto dan menghadirkan beberapa narasumber antara lain dari perwakilan BKPM, BPJS dan narasumber utama: Ir. Sapri Pamulu, Ph.D.

Tim Ahli yang diminta memaparkan kajian pemetaan kapasitas dan potensi investor lokal ini diwakili oleh Ir. Habibie Razak, Ahli Manajemen Proyek dan Yoszeth Wandry, Ahli Ekonomi Makro dan setelah itu dilanjutkan dengan paparan dari Bapak Yos Harmen (BKPM) dengan judul “Potensi Investor Lokal pada Sektor Infrastruktur”, Bapak Dodo Suharto (BPJS) dengan judul “Pemetaan Kapasitas dan Potensi Investor Lokal; perspektif BPJS”  dan Bapak Ir. Sapri Pamulu, Ph.D dengan paparannya yang berjudul “Kapasitas Investasi Infrastruktur; Studi kasus: IDX SMInfra18”.

Menurut Bapak Dodo, untuk BPJS, investasi saat ini lebih banyak deposito, mayoritas ke Bank Pemerintah dan sisanya ke BPD dan BPJS lebih cenderung memilih berinvestasi untuk infrastruktur untuk yang sudah beroperasi (fokus ke bandara, pelabuhan dan jalan). Saran konstruktif dari Dodo untuk melakukan benchmarking ke Kementerian Perhubungan di mana BPJS diminta berinvestasi untuk proyek bandara dengan pembagian: runway dan taxiway oleh APBN dan swasta sedangkan untuk bangunan bandara oleh BPJS. Funding melibatkan TASPEN dan ANGKASAPURA.

Sementara Bapak Yos dari BKPM menyebutkan bahwa untuk satu proyek jalan tol saat ini, skema investasinya bisa berupa Loan, Swasta dan APBN, menarik untuk diterapkan pada semua proyek dan usulan tambahan adalah kenapa tidak mencoba model Availability Payment (AP). Di akhir sesi, untuk membantu tim ahli di dalam penyelesaian kajian ini, Yos bisa memberikan akses untuk list proyek yang ada di BKPM.

Rekomendasi yang dihasilkan oleh FGD ini antara lain: (1) pemetaan kapasitas manajemen, permodalan dan investasi dengan memperluas partisipasi badan usaha non-BUMN dengan skema KPBU dengan mewajibkan adanya pihak swasta sebagai bagian dari konsorsium proyek yang dieksekusi dan dipimpin oleh BUMN. Dengan demikian, BUMN konstruksi tadi tidak perlu memikul tanggung jawab atau kapasitas manajemen dan pendanaan tapi bisa bekerja sama dengan memanfaatkan swasta terutama mereka yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia dengan memperluas Indeks SMInfra-18. (2) Memperluas akses informasi melalui market sounding ke industri nasional untuk proyek-proyek infrastruktur prioritas kepada investor potensial lainnya di IDX atau institutional investor seperti pembiayaan dari lembaga keuangan bukan bank, asuransi dan dana pensiun. (3) Dibutuhkan untuk memetakan investor lokal yang ada saat ini untuk proyek PUPR sampai di mana kapasitas investasi mereka dan bagaimana meningkatkan kapasitas mereka melalui program pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum. (4) Mendorong para BUMN konstruksi, BUJK swasta dan pihak lainnya untuk tidak sekedar aktif sebagai penyedia jasa konstruksi tapi juga harus mulai mampu berinvestasi atau menjadi investor untuk proyek-proyek PUPR.

 

Roadshow BK-HUT PII dari Kota Hujan menuju Kota Daeng, 8 & 10 April 2017

Badan Kejuruan Kehutanan di bawah kepemimpinan Ir. Tonny Hari Widiananto bersama pengurus lainnya mengadakan roadshow ke daerah-daerah melaksanakan Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) dalam rangka mensertifikasi para Insinyur yang bekerja di sektor kehutanan. LSIP kali ini diadakan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Tanggal 8 April 2017 dan dilanjutkan dengan LSIP yang diadakan di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

“Komitmen untuk mensertifikasi para professional lulusan Sarjana Kehutanan adalah suatu keharusan sesuai amanah UU No. 11 Tahun 2014” papar Ir. Tonny pada acara LSIP IPB. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 30 peserta yang mayoritas adalah tenaga pengajar Fakultas Kehutanan dan sebagian dari Fakultas Pertanian IPB.

LSIP kali ini menghadirkan beberapa instruktur dari PII Pusat antara lain: Ir. Achmadi Partowijoyo, IPU membawakan kuliah tentang Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional dan Bakuan Kompetensi Sertifikasi PII, Ir. Istanto Oerip dengan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran dan Kode Etik Profesi dan pada sesi terakhir Ir. Habibie Razak hadir membawakan kuliah tentang Tata-cara Pengisian Formulir Insinyur Profesional.

LSIP BK-HUT PII ini dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan IPB Dr. Ir. Rinekso Soekmadi dan kata sambutan oleh PII Pusat oleh Ir. Istanto Oerip dan perwakilan dari BK HUT PII dibawakan oleh Ir. Tonny. Staff PII Pusat yang mendapatkan penugasan di LSIP kali ini dikoordinir oleh Tugiman dan Ita Sulistiawaty.

 

Roadshow BK-HUT kemudian dilanjutkan di Makassar pada Tanggal 10 April 2017 bertempat di Aula Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Pada sambutannya Ir. Tonny kembali menegaskan bahwa “Insinyur Kehutanan Indonesia lebih diharapkan turut andil di dalam mensukseskan pembangunan nasional dan sudah saatnya kita lebih terbuka bersinergi bekerjasama lintas sektoral untuk mencapai cita-cita bersama”. Prof. Dr. Ir. Yusran pada sambutannya menyampaikan “komitmen F-Hut Unhas untuk mensertifikasi para tenaga pengajar untuk memenuhi syarat minimum Insinyur Profesional Madya (IPM) di bawah naungan fakultas. Saat ini sudah ada 6-7 orang yang telah memasukkan FAIP dan menunggu panggilan wawancara dari Majelis Penilai BK-HUT PII”. Sambutan sekaligus membuka acara oleh Kepala Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan Ir. H.M. Tamsil, MP juga menyampaikan hal serupa.

PII Pusat kembali menurunkan Ir. Habibie Razak sebagai tim instruktur untuk materi Bakuan Kompetensi Insinyur dan Pengenalan Sistem Sertifikasi Insinyur Profesional dan sertifikasi Insinyur Internasional. Ir. Sapri Pamulu, Ph.D untuk sesi materi Kode Etik Profesi dan Sosialisasi UU Keinsinyuran dan dilanjutkan dengan sesi Tata-cara Pengisian FAIP yang kembali diisi oleh Dr. Ir. Muhammad Rusman, IPM., ASEAN Eng. yang juga saat ini adalah Ketua Cabang PII Makassar.

Hadir pada acara pembukaan Ir. Taufik Nur, MT., IPM., ASEAN Eng. Sekretaris PII Cabang Makassar dan beberapa rekan pengurus BK-Kehutanan PII antara lain Ir. Hadi Amin. Tim khusus PII Pusat yang ditugaskan pada LSIP kali ini Erni Wahyuni dibantu oleh panitia lokal dari BK-HUT PII.

Sesi foto bersama antara peserta, pengurus BKHUT PII dan Instruktur sebelum acara ditutup secara resmi.

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas Persatuan Insinyur Indonesia

 

Memberi Kuliah Rancang Bangun pada salah satu Kontraktor Idaman, 12 Februari 2017

Hari Jumat malam Tanggal 11 Februari 2017, saya terbang lagi menuju Kota Daeng untuk memenuhi undangan dari salah satu Direktur Kontraktor di Makassar di maan perusahaannya saat ini berada di klasifikasi menengah untuk bidang usaha konstruksi bangunan dan lainnya. Tujuan undangan ini adalah memberikan pengenalan tentang sistem Kontrak Rancang-Bangun pada proyek-proyek konstruksi yang saat ini banyak diimplementasikan di dunia industri seperti minyak dan gas, pembangkitan dan transmisi serta pertambangan.

Saya bisa mengatakan, mereka ini adalah kontraktor binaan pertama saya dengan cita-cita bahwa ke depan mereka harus mampu menjadi Kontraktor Rancang-Bangun yang memiliki reputasi handal dan berkompetisi pada proyek-proyek yang membutuhkan spesialisasi rancang bangun atau EPC. Strateginya tentunya mulai dari proyek-proyek kecil dan menengah dan mengambil peran sebagai member of consortium atau pun hanya sebagai subkontraktor saja.

Peserta pelatihan kali ini dihadiri beberapa engineer, manager dan direktur perusahaan PT TSI. Pelatihan berlangsung selama kurang lebih 6 Jam, saya memaparkan materi tentang manajemen proyek secara umum, tanggung jawab PM, proses proposal rancang-bangun, karakteristik kontrak rancang-bangun, sistem pengadaan barang dan jasa serta manajemen konstruksi pada proyek rancang-bangun.

Nilai investasi menjadi kontraktor rancang-bangun adalah sangat tinggi begitu pun resikonya terkait safety, quality, profitability rate, scope, lokasi proyek dan seterusnya adalah sangat tinggi. Dibutuhkan kerja-kerja cerdas dari para pelaku rancang-bangun untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak. Dan yang paling penting adalah bagaimana memenangkan kontrak rancang-bangun melalui solid proposal baik itu technical maupun commercial. Kelihaian dari sales dan business manager seeking for inputs dan informasi dari Client juga sangatlah penting bagi proposal manager dan project manager di dalam meramu proposal yang diharapkan memiliki high value proposition di mata Client.

Malam hari seusai pelatihan saya diundang makan malam di salah satu restoran di Hotel Clarion Makassar dan tampak para staff termasuk Direktur PT TSI mendapatkan giliran menyanyikan lagu-lagu andalan mereka. senang bias menjadi bagian dari mereka. Sukses buat PT TSI, sukses Insinyur Indonesia.

 

Sinergi IA-ITB & PII Wilayah NTB Menghadirkan Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP), Mataram, 14 Januari 2017

Hari Minggu, Tim Instruktur PII Pusat diketuai oleh Bapak Rudianto Handojo dengan anggota tim terdiri Ngadiyanto, Habibie Razak dan Indra Yusmar berangkat Menuju Mataram Nusa Tenggara Barat. Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) ini adalah kerjasama apik antara Pengurus Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) dan PII Wilayah Nusa Tenggara Barat. Tim kepanitiaan di bawah Ir. Lalu Sukarja menjemput kami di Lombok International Airport Praya dan menuju Restoran Dua Jempol sebelum kami melakukan check-in ke Hotel Aston.

Lokakarya kali ini dihadiri oleh 37 peserta dari berbagai disiplin dan sektor keinsinyuran walaupun didominasi oleh peserta dari PT Amman, perusahaan tambang multinasional yang beroperasi di Sumbawa dan Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat. Animo lulusan ITB yang bekerja di propinsi ini sangat meningkat beberapa bulan tahun terakhir yang akan menjadikan ini sebagai program yang setidaknya frekuensi pelaksanannya bisa dilakukan lebih sering lagi di Tahun 2017 ini.

Pembukaan acara LSIP oleh Bapak Rudianto dalam sambutannya menyampaikan beberapa poin penting bahwa di era keinsinyuran memasuki babak baru di mana Indonesia dituntut untuk berbenah diri di dalam menghadapai persaingan di tingkat regional ASEAN dan Internasional yang ditandai dengan keikutsertaan kita di dalam Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Engineering Services di ASEAN. PII juga dalam perannya sebagai organisasi profesi Insinyur di Indonesia mendapat rekognisi dari Federasi organisasi Insinyur se-dunia (WFEO). Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 yang mengatur tentang profesi Keinsinyuran adalah modal Utama membangun Insinyur Indonesia berikut Peraturan Pemerintah (PP) dan peraturan terkait lainnya akan segera difinalisasi awal tahun 2017 ini.

Materi pertama sesi pagi dibawakan oleh Bapak Dr. Ir. Yusron Saadi pengurus PII Wilayah NTB yang juga saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Mataram. Salah satu poin penting yang disampaikan Beliau adalah keseriusan para lulusan Sarjana Teknik mengikuti prosesi pembinaan keinsinyuran di PII dimulai dari mengikuti lokakarya ini, menjadi anggota aktif dan menyelesaikan syarat syarat untuk menjadi Insinyur Profesional Indonesia di mana PII adalah organisasi Insinyur yang diberi tugas untuk meregsistrasi para Insinyur profesional untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI).

Bapak Ir. Rudianto pada materi Sosialisasi UU Keinsinyuran diikuti oleh materi Etika Profesi Insinyur Indonesia kembali menitikberatkan perlunya sertifikasi Insinyur Profesional Karena amanah UU ini dan bagaimana para Insinyur tadi menjunjung tinggi nilai profesionalisme di dalam berpraktek keinsinyuran. Sesungguhnya Etika Profesi Insinyur bersifat universal di mana pun Insinyur itu bekerja dan berpraktek akan tetap memegang teguh dan melaksanakan secara konsekuen kode etik Insinyur ini. PII dan anggotanya diharapkan tetap pada kode etik Insinyur Indonesia, Sapta Dharma Catur Karsa.

Materi keempat sebelum waktu makan siang dan istirahat, Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional dan Sertifikasi Internasional oleh Ir. Habibie Razak. Habibie memaparkan masa berlaku sertifikat Insinyur Profesional Indonesia adalah lima (5) tahun dan akan diperpanjang apabila kewajiban memasukkan pelaporan PKB atau CPD terpenuhi setiap tahunnya. CPD yang dilaporkan setiap tahun ini berisikan aktifitas profesi yang dilakukan para pemegang sertifikat IP memastikan mereka memutakhirkan pengetahuan dan pengalamannya pada profesi yang mereka geluti. Pengenalan sertifikasi Insinyur Internasional seperti ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan APEC Engineer-Register juga dipaparkan termasuk syarat-syarat untuk memperoleh ketiga jenis sertifikasi ini.

Sesi after lunch kembali diisi oleh Habibie dengan materi Pengenalan Bakuan Kompetensi Insinyur Profesional yang merupakan materi kelima pada lokakarya ini. Sesi ini lebih interaktif memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta untuk lebih proaktif menyampaikan pertanyaan seputar bakuan kompetensi ini. Habibie menjelaskan perbedaan antara unit kompetensi yang terdiri dari 11 unit dan turunannya yang terdiri dari elemen kompetensi dan uraian kegiatan keinsinyuran serta kode kompetensi yang harus diisi sendiri oleh peserta dalam Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP). Peserta pada uraian kegiatan di form aplikasi ini menuliskan tugas, tanggung jawab dan aktifitas profesionalnya dan mematch-kannya dengan elemen kompetensi yang sesuai dengan uraian tadi. Pengalaman sebelumnya, banyak calon IP yang kurang mampu menguraikan aktifitas keinsinyurannya pada proyek-proyek yang dikerjakannya, salah satu alasan mengapa setiap Insinyur wajib memilik log book untuk memastikan mereka melakukan pencatatan aktifitas-aktifitas tadi. Satu lagi yang sering didapatkan pada FAIP yang terkirim ke PII adalah calon IPM belum mengisi sepenuhnya isian yang ada terutama isian berkode W yang wajib untuk diisi atau tidak boleh dikosongkan. Pada W4 karya tulis pemaparan teknis pada pertemuan profesi tidak diisi padahal ini wajib diisi. Para calon IP diharapkan untuk mengingat-ingat lagi tulisan-tulisan teknis keinsinyuran yang pernah dipublikasikan baik di internal perusahaan tempat mereka bekerja, pertemuan profesi tingkat nasional maupun internasional.

Materi keenam sekaligus materi penutup, Tata Cara Pengisian FAIP oleh Bapak Ir. Ngadiyanto memaparkan secara rinci tata acara pengisiannya kepada para peserta. Sering kali para calon IP sudah bekerja lebih dari 8 tahun yang seharusnya meraih score untuk IP Madya namun tidak terpenuhi karena adanya ketidakpahaman tentang cara pengisian yang lengkap dan terperinci. Sesi terakhir berlangsung kurang lebih dua jam interaktif antara instruktur dan peserta lokakarya.

Di luar ruangan tampak Bapak Indra Yusmar melakukan pencatatan terhadap peserta LSIP untuk pencetakan sertifikat kepesertaan yang hari itu juga langsung ditandatangani oleh Direktur Eksekutif PII. LSIP ini ditutup dengan pembacaan kode etik Insinyur Indonesia oleh Ir. Ngadiyanto dan foto bersama para Panitia hasil kerjasama IA-ITB dan PII Wilayah NTB.

Akhir kata, terima kasih atas pelayanan dan keramahan Bapak Ir. Lalu Sukarja selama tim Instruktur PII berada di Mataram dan Lombok termasuk suguhan makan malam khas Lombok bersama pemilik restoran Yessy Bapak Haji Sumardi.  Tim Instruktur kembali ke Jakarta keesokan harinya dan menyiapkan stamina untuk next workshop.  

 Salam Insinyur Indonesia, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Gas PII Pusat

   

 

 

 

 

 

Sesi Santai Knowledge Sharing Bersama Penghuni Rumah Singgah Alumni, La Vai Café & Resto, 25 Desember 2016

Penghujung tahun tidak mengurangi hasrat untuk bertemu dan berbagi pengalaman bagi para alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Libur tiga hari dimaksimalkan oleh alumni-alumni muda (fresh graduates) untuk menimba pengetahuan dan pengalaman dari seniornya. Semenjak hadirnya rumah singgah alumni yang dihibahkan oleh salah seorang alumni terbaik Fakultas 09 Unhas, Bapak Kolonel Laut Dr. Ir. Rivai Ras, membuka peluang bagi Adik-Adik lulusan baru Teknik untuk mencoba peruntungan di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Rumah Singgah Alumni berlokasi di Jalan Raya Bogor No. 26 bersebelahan dengan Mesjid Raya Baitul Muttaqin Ciracas, sekitar 1 kilometer dari Mall Cijantung. Kini, rumah itu diisi beberapa alumni Teknik dari Universitas yang terkenal dengan julukan Ayam Jantan dari Timur yang saat ini dalam proses mencari pekerjaan untuk masa depan yang lebih baik. Saya, sebagai Koordinator Badan Otonomi Pengembangan Profesi Insinyur, Pimpinan Pusat Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH) diberi mandat untuk melakukan pembinaan profesi kepada para alumni Teknik termasuk pada fresh graduates yang saat ini dalam proses menunggu (waiting for job).

Sesi Knowledge Sharing yang diadakan di La Vai Futsal dan Resto adalah juga properti dari Bapak Ir. Rivai Ras terdiri dari pusat olahraga dan musik seperti fitness, futsal dan restoran yang menyediakan musik band kepada pelanggannya. Di lantai dua fasilitas ini terdiri dari ruang kantor, ruang perpustakaan dan ruang meeting yang bisa diutilisasi oleh para alumni Teknik manakala dibutuhkan. Momen liburan ini kami manfaatkan untuk sesi tukar pengalaman dan pengetahuan bersama para junior-junior alumni dalam rangka memberikan pembekalan kepada mereka tentang perencanaan karir efektif dunia kerja.

Sesi Knowledge Sharing berjudul “Effective Career Planning and Path to Professional Engineer Licensing for Students & Fresh Graduates” berlangsung selama beberapa jam dari Pukul 10.00 pagi sampai dengan Pukul 15.00 sore termasuk sesi lunch and coffee break. Agenda sesi sehari terdiri dari:

—Problem Statement, Objectives, Definitions, Key Steps in Career Planning, Effective Employment Search Strategies, —Engineer’s Required Competencies, Good Habits on Career Planning, —Menjadi Insinyur Profesional dan Sertifikasi Internasional, —References, Kesimpulan dan Saran, dan ses—i Questions & Answers. Latar belakang saya mengangkat judul ini antara lain:

  • —The lack of fresh graduates’ knowledge on career planning and recruitment process in the industry
  • The lack of knowledge on industry needs and their expectations to fresh graduates/candidate of employees
  • —Lack of understanding of employment search strategies

Ketiga hal ini adalah gap yang harus diisi memberikan pemahaman kepada para alumni muda tentang dunia kerja dan lebih spesifik lagi tentang dunia industri yang mereka akan geluti kelak. Salah satu aktifitas dalam sesi ini antara lain juga mengajarkan para fresh graduates teknik membuat lamaran kerja dan CV yang menarik dan berbobot supaya mereka bisa melulusi sesi administration screening dan bisa mendapatkan kesempatan untuk panggilan tes dan interview. Banyak para pencari kerja yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan kompetensi yang mungkin mereka miliki di depan para penyedia kerja karena mereka tidak pernah lulus seleksi berkas yang penilaiannya adalah application letter dan CV/resume.

Peserta knowledge sharing kali ini berjumlah empat(4) alumni yang keluar dari bangku kampus awal tahun ini dan di antara mereka sudah ada juga yang sempat bekerja di industri dan memberanikan diri ke Jakarta untuk mencoba peruntungan yang lebih besar. Mereka memiliki dasar kompetensi yang cukup mumpuni (knowledge, skills and attitudes), mereka hanya butuh untuk diarahkan saja supaya mereka bisa lebih fokus dan lebih tajam di dalam perencanaan karir dan strategi mencari pekerjaan.

Buat para lulusan dari Fakultas Teknik Unhas jangan pernah surut semangat kalian untuk mencoba menapaki dunia industri mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia dan bersaing dengan para lulusan dari institusi lainnya di Indonesia dan negara lain. Kita diajarkan untuk pantang menyerah sesuai dengan motto “Keep on Fighting till the End”, masihkah kalian memiliki semangat itu sama seperti kami dulu?

Bravo Teknik 09 UH, maju terus Insinyur Indonesia.

 

Instruktur pada Kursus Kontrak EPC dan PPA, 24 November 2016

Indonesia saat ini lagi gesit-gesitnya membangun infrastruktur nasional baik itu infrastruktur energi maupun infrastruktur logistik. Pemerintah belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa pihak pelaksana konstruksi infrastruktur diharapkan bisa lebih perform di dalam mendeliver produk yang diharapkan sesuai dengan target biaya, kualitas dan waktu. Adalah model kontrak EPC yang kebanyakan digunakan pada proyek-proyek besar dan high risk saat ini termasuk pembangunan pembangkit listrik 35 Ribu MW.

presentase

Skema kontrak yang dijalankan oleh PLN adalah model Engineering, Procurement and Construction di mana pihak kontraktor bertanggung jawab membangun infrastruktur pembangkit dimulai dari tahap desain, pengadaan, instalasi dan konstruksi sampai pada jaminan pengoperasiannya (performance guarantee). Pada kursus ini peserta diharapkan bisa memahami esensi dari kontrak EPC, karakteristiknya dan benefit yang diberikan baik untuk client maupun pihak kontraktornya. Instruktur memberikan pemaparan detail tentang tanggung jawab manajemen proyek, cara pembuatan proposal EPC dan aspek legal, insurance, finance, and tax suatu kontrak EPC.

saat-tertawa

Sesi siang hari dilanjutkan dengan Power Purchase Agreement (PPA) contract pada proyek pembangkit listrik di mana yang melakukan kesepakatan adalah antara pihak PLN sebagai pembeli listrik dan pihak Independent Power Producer (IPP) sebagai penyedia listrik. Pada sesi PPA, peserta diberikan pemahaman tentang gambaran PPA secara umum seperti skema PPA, PPA timeline termasuk isi dari PPA ini. Perhitungan struktur tariff pada saat tender IPP juga dijelaskan pada kursus ini termasuk daftar permitting dan licensing yang harus dipenuhi oleh IPP developer untuk membangun dan mengoperasikan suatu pembangkit.

foto-bersama

Sampai juga di sesi selanjutnya.

 

Inspirative Talkshow Welcome 09 FTUH, 1 Oktober 2016

Hari Sabtu, 1 Oktober 2016, saya kembali diundang sebagai narasumber pada acara Talk Show yang diselenggarakan oleh Welcome 09 FTUH, salah satu unit khusus dari Lembaga Kemahasiswaan tingkat Fakultas SMFTUH yang berperan di dalam pengembangan kemampuan berbahasa Inggris dan kepemimpinan secara umum. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Gowa Fakultas Teknik Unhas. Kesempatan kali ini, Welcome 09 FTUH menghadirkan 3 narasumber antara lain: Bama Andika Putra, Rahmat Muallim dan Habibie Razak.

img-20161002-wa0068

President Welcome 09, Mirah Thamrin dalam sambutannya menyampaikan tujuan dari talk show ini antara lain memberikan informasi kepada para mahasiswa oleh narasumber ke depan mereka akan menjadi apa dan rencana mempersiapkan karir mereka setelah Sarjana kelak. Para narasumber diminta untuk berbagi pengalaman mul-ai semenjak mahasiswa sampai saat sekarang dan cita-cita masa depan mereka kelak. Pada kesempatan yang sama, Bapak Ilham Alimuddin, advisor dari Welcome 09 menegaskan bahwa sesi talk show ini baiknya dimaksimalkan sebesar-besarnya untuk diskusi seputar pengembangan kompetensi mahasiswa calon penerus masa depan bangsa.

certificate-resized

Saya menyampaikan beberapa point penting pada Talk Show ini antara lain: Karir adalah suatu proses dan proses itu dimulai sejak kita berpredikat sebagai mahasiswa. Sangatlah penting menjadi mahasiswa yang bukan hanya mengikuti kelas belajar mengajar saja tapi lebih dari itu mereka diharapkan berpartisipasi di dalam pengembangan kompetensi perilaku (behavioral competency) yang bisa diasah melalui keterlibatan mereka pada aktifitas lembaga kemahasiswaan termasuk Welcome 09 ini. Saya menceritakan pengalaman saya selama menjadi mahasiswa terlibat di berbagai macam kegiatan lembaga kemahasiswaan antara lain: Pengurus HMS FT-UH, edaPenulis dan anggota redaksi di Surat Kabar Mahasiswa Channel 09 FTUH sampai menjadi pengurus di lembaga ekstra-kampus di kurun waktu 2000 – 2004.

podium-view

Kamus kompetensi Insinyur membagi kompetensi ke dalam dua jenis, technical competencies dan behavioral competencies. Technical competencies terdiri dari beberapa unit kompetensi antara lain: project management, time management, presentation skills, technical specialization, report writing and English.

peserta-view

Dengan berperan aktif menjadi ketua panitia kegiatan, ketua himpunan, koordinator divisi atau bahkan anggota divisi dalam suatu kepanitiaan saja kita sudah bisa belajar bagaimana mengelola suatu kegiatan yang tidak lain adalah implementasi dari manajemen proyek. Bagi kawan-kawan pengurus Welcome 09, mereka secara langsung mengasah kemampuan berbahasa Inggris mereka agar menjadi lebih baik lagi melalui English forum yang diadakan setiap bulan.

 

 

penyerahan-plakat

Jenis kompetensi kedua adalah behavioral competencies antara lain: achievement motivation, impact and influence, team work and cooperation, problem solving dan lainnya. Proses yang terjadi selama berorganisasi di kampus pun akan mampu mengasah kompetensi perilaku ini yang kelak akan menjadi modal utama untuk menjadi professional pada suatu perusahaan bahkan untuk mendirikan perusahaan sendiri kelak.

foto-bersama

Kesimpulan dan rekomendasi saya untuk para peserta antara lain:

 

 

 

 

  • Mahasiswa bukan hanya kuliah tapi juga networking (organisasi, get to know you seniors, dan aktif di social media event)
  • Kompetensi yang dibutuhkan (technical and behaviors)
  • Start to develop your career plan when you are still in the university
  • Bekerja pada bidang keahlian sebagai engineers dan follow career path till you are becoming professional engineer
  • Puncak karir seorang engineer adalah menjadi seorang Presiden, jadi silahkan bercita-cita lebih tinggi lagi dan rencanakan karirmu, eksekusi dengan benar dan tepat dan lihat Anda akan menjadi seperti apa di masa depan.Bravo Welcome 09 FTUH, sukses buat kita semua.

foto-dengan-plakat

Bagaimana menjadi professional engineer yang bekerja sebagai project manager? Saya secara konsisten di dunia saya sebagai Insinyur di mulai dari Tahun 2003 sampai saat ini. Career path saya mulai dari assistant/junior civil engineer kemudian dipromosikan ke posisi civil engineer. Setelah 7 tahun saya berpindah ke beberapa perusahaan untuk bisa naik ke posisi senior engineer dan project manager dan terakhir saya adalah sebagai senior project manager dan business developer. Bekerja di perusahaan Canada, Brazil, Australia, Amerika, Belgia-Perancis memberikan proses pembelajaran yang sangat berarti untuk bisa menapaki jenjang karir yang lebih tinggi lagi.

 

 

 

2016 AFEO Energy Tour, Malaysia, 20 – 24 September 2016

Tidak lama setelah Japan Trip, saya pun harus berangkat lagi ke Malaysia mengikuti 2106 AFEO Energy Tour yang diorganize oleh the Institution of Engineers, Malaysia. Event seperti ini adalah kali pertama diadakan di tingkat ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) dan Malaysia menjadi tuan rumah pertama tampil sangat mengesankan memberikan program touring selama tiga hari efektif mulai dari AFEO business forum meeting sampai pada kunjungan ke beberapa proyek renewable energy di berbagai daerah di state of Selangor, Malaysia.

with-roger-and-ms-ooi

Ir. Yau Chau Fong adalah ketua pelaksana yang diberi amanah oleh the Electrical Engineering Technical Division (EETD – IEM) dibantu oleh rekan-rekan panitia lainnya dari EETD antara lain: Low Pek Jun (PJ), Leong Yuan Zhi (Leong), Dr. Wong Jianhui (JW) dan Siow Chun Lim (Chun Lim). Energy Tour pertama yang diselenggarakan dari Tanggal 21 – 23 September 2016 dihadiri oleh 9 Negara perwakilan, 8 dari ASEAN dan tamu kehormatan dari Timor Leste. Adalah kawan kita Carlos dan Marcos diberi mandat oleh Asosiasi Insinyur negara tetangga ini untuk mengikuti ASEAN Energy Tour ini.

 

in-the-podium-resized

Saya sendiri tiba Tanggal 20 sore dengan Maskapai Air Asia dijemput oleh sobat saya Ir. Yau Chau Fong dari bandara langsung menuju Hotel Best Western di Petaling Jaya area. Dinner time di hari pertama saya mendapatkan kehormatan disuguhi makanan asli Penang di restoran dekat hotel oleh Ms. Ooi and Roger, staff IEM Divisi International Affair. Walhasil, saya menikmati hidangan Rojak sebagai makanan penutup. Kalo di Indonesia disebut Rujak kalo di Malaysia mereka menyebutnya sebagai Rojak, rasanya sich tidak jauh beda.

Tanggal 21 September hari pertama dimulai dengan kunjungan ke kantor IEM yang juga berada di area Petaling Jaya. Di sana kami disuguhi dengan hidangan sarapan asli Malaysia, Nasi Lemak dan kemudian dilanjutkan dengan AFEO Business Forum Meeting, sekaligus introduction to the tour program to all delegates. Pada kesempatan ini saya memaparkan presentase tentang Program 35Ribu GW dan Integrated Gas/LNG Infrastructures throughout Archipelago. Saya menyampaikan silahkan datang dan invest ke Indonesia kita lagi banyak proyek, bawa duit sebanyak-banyaknya he he he….

presentation-show

Sesi siang hari pertama kami berkunjung ke Diamond Building di Putra Jaya yang juga adalah Gedung di mana Suruhanjaya Tenaga atau Energy Commission berada. Diamond building ini meraih penghargaan green building karena desainnya yang mengakomodir konsep energy efficiency mulai dari penggunaan listrik yang efisien, water supply, dan parameter lainnya. Profil dari Malaysian Energy Commission dipresentasekan oleh Ir. Abdul Rahim bin Ibrahim, Direktur Energy Management Development & Services Quality Management.

 

with-ncik-rahim

Ncik Rahim dan saya menyempatkan berdiskusi panjang tentang strategi pengelolaan energi nasional Malaysia dimulai dari sektor hulu sampai pada hilir. Di Malaysia sana sektor hulu sepenuhnya dikelola oleh PETRONAS di bawah pengawasan langsung Pemerintah mereka tidak mengenal regulatory body seperti SKK Migas atau sejenisnya sedangkan Suruhanjaya Tenaga di bawah kementerian Energi ini bertanggung jawab pada sisi hilir saja semisal pengaturan gas pipeline baik transmisi dan distribusi ke konsumen. Pastinya, saya tidak lupa menyempatkan berpose di depan kantor Perdana Menteri Malaysia Tun Najib bin Abdul Razak yang merupakan kawan baik dari Pak JK. Hari pertama ditutup dengan dinner di Danau Putra Jaya dengan berkeliling menggunakan raft. Rafting ini dilengkapi dengan space yang cukup besar untuk mengakomodir makan malam bersama sekitar 20 orang.

 

di-atas-danau-putra-jaya

Hari kedua dimulai dengan kunjungan ke Sunway city, tepatnya di Bus Rapid Transit (BRT) Dispatch office. Di kantor ini kami bertemu dengan Ncik Shamsul Rizal Mohd Yusuf yang mempresentasekan konsep BRT di Sunway City ini. Bus yang digunakan bertenaga listrik terdiri dari beberapa unit dan dibuatkan dedicated elevated track line sepanjang 5 Km atau lebih yang terdiri dari beberapa stasiun persinggahan. Hal yang menarik di sini jalur busway dibuatkan jalan khusus di atas jalan publik sehingga mereka memiliki ruang sendiri untuk melayani penumpang yang akan berpindah ke stasiun selanjutnya seperti MRT station. Kuala Lumpur dan kota-kota penopang di sekitarnya sudah terkoneksi dan terintegrasi oleh public transportation yang nyaman dan juga cukup murah.

pm-office-background-2

Sesi siang hari kedua kami mengunjungi kantor dan pabrik Malaysia Transformer Manufacturing (MTM) tidak jauh dari Dowtown Kuala Lumpur. Di sini kami mendengarkan profil MTM dan produk-produk yang mereka kembangkan dan jual ke pasar dalam negeri maupun Asia. MTM memproduksi dua jenis trafo yaitu Power Transformer dan Distribution Transformer. Mr. Ashar bin Alias dari Business Development Division dan Mr. Mohd Zaim Technical Division memberikan pemaparan tentang kapabilitas mereka yang kemudian dilanjutkan dengan factory visit yang tidak jauh dari kantor pusat mereka. MTM dulunya dimiliki ABB yang kemudian kurang satu dekade ini fully acquired oleh Tenaga Nasional Berhad Malaysia.

 

 

dsc_0051

Apa yang menarik di hari kedua setelah full day visit? Karena malam harinya kami menyempatkan menikmati malam santai bersama teman-teman EETD dan IEM staff di Restoran Songket, salah satu restoran di downtown of KL. Suasana dinner menyuguhkan pementasan seni budaya Malaysia di resto ini, sungguh luar biasa. Saya juga bertemu dengan gadis cantik dari Indonesia, temannya teman dari staff IEM, namanya Mbak Rizky Amalia dipanggil Amay yang bekerja sebagai Marketing Communication Executive di salah satu Kontraktor Electrical yang berkantor di Puchong.

 

brt-visit

Tidak hanya itu sehabis makan malam kami melanjutkan petualangan ke Movida pub and resto, salah satu pub yang berada tepat di samping hotel kami berada. Malam itu, kawan dari Brunei, Philippines dan Thailand memeriahkan suasana malam menikmati lantunan musik Pop dan Rock dan seteguk dua teguk minuman pengobat stress he he he….Sungguh malam yang berkesan.

Hari ketiga adalah last day visit kali ini kami menuju ke salah satu Pembangkit Listrik bertenaga Biomass di State of Selangor. Mereka sudah mengoperasikan fasilitas ini selama 8 bulan di mana feedstocknya berasal dari palm oil empty fruit bunch. Pabriknya beroperasi sesuai yang diharapkan. Pada sesi presentase dan kunjungan pabrik saya bertanya kepada Direktur perusahaan, Mr. Yap tentang local content di proyek ini. Beliau mengatakan bahwa nilai investasi proyek ini adalah di kisaran 3-4 Juta Dollar per MW sehingga perusahaan membutuhkan incentives berupa income tax facilities selama 10 tahun di proyek sejenis ini. Boiler dan BOP disupply oleh Perusahaan local Malaysia sedangkan Steam Turbine diimpor dari US.

mtm-visit-copy

Last visit adalah mengunjungi Floating Solar PV pilot project di Salak Tinggi, Selangor. Hal yang menarik di proyek ini mereka melokasikan solar PV panel mengapung di atas storage besar seperti danau yang merupakan fasilitas milik perusahaan air bersih yang mendistribusikan air ke bandara KLIA Malaysia. Mereka menjelaskan bahwa investasi Floating Solar PV jauh lebih besar dari Onshore Solar PV karena adanya biaya mooring system, floating device and submersible cable yang cukup mahal. Proyek ini didesain untuk kapasitas 108 KWp namun so far belum memenuhi target kapasitas yang direncanakan.

Pilot project ini dibiayai oleh Akaun Amanah Industri Bekalan Elektrik (AAIBE) merupakan Badan Usaha milik Pemerintah Malaysia di bawah Kementerian Energi. Badan usaha ini berperan di dalam memberikan financing untuk proyek-proyek yang berhubungan dengan rural electrification program, research and development for renewable projects, dan energy efficiency program.

sam_5918

Setelah visit ke Solar PV project ini saya pun segera balik ke KLIA2 Airport karena schedule penerbangan menuju Jakarta adalah Pukul 09.30 malam. Chau Fong, PJ dan Alex masih menyempatkan menemani kami makan malam di Airport bersama kawan dari Philippines dan Timor Leste.

Sukses AFEO Energy Tour 2016, Bravo IEM dan PII.

 

Salam Insinyur.

 

solar-pv

 

 

 

 

 

 

Menjadi Pembicara pada Workshop PKB Ditjen Bina Konstruksi PU, 19 September 2016

Kebanggaan tersendiri selalu mendapatkan undangan sebagai pembicara atau narasumber pada workshop, seminar atau konferensi yang diadakan oleh kementerian terkait keteknikan dan professional organizations/institutions. Saya pun masih terus mendapatkan undangan itu dan kali ini adalah undangan dari Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum.

img_20160919_133013Workshop Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) atau dalam Bahasa Inggris disebut juga Continuing Professional Development (CPD) diadakan selama dua hari Tanggal 19 dan 20 September 2016 di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan. Workshop ini dibagi dalam dua kelas besar yakni kelas Bangunan Gedung/Struktur dan Manajemen Konstruksi. Pada kesempatan ini saya diberi kesempatan membawakan dua materi di kelas Bangunan Gedung/Struktur yaitu tentang “Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional Internasional; ASEAN Engineer, ACPE dan APEC Engineer” kemudian dilanjutkan dengan materi “Standard and Code in Civil Engineering Projects” yang durasinya masing-masing berlangsung selama 45 menit. Sesi presentase selama 30 menit dan Tanya Jawab selama 15 menit.

img_20160919_144023Sertifikasi keinsinyuran tingkat Internasional ini terdiri dari tiga tingkatan yakni Sertifikasi ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan APEC Engineer. Saya telah mendapatkan dua sertifikasi tingkat ASEAN ini dan sementara apply untuk sertifikasi tingkat Asia Pasifik yaitu APEC Engineer. Syarat utama untuk mendapatkan ketiga sertifikasi ini adalah seorang Insinyur harus teregistrasi sebagai Insinyur Profesional di negaranya. Di Indonesia, hanya sertifikasi Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia yang mendapatkan pengakuan internasional dan mulai Tahun 2014, PII sesuai amanah UU No.11/2014 sebagai penyelenggara profesi keinsinyuran di Indonesia.

img_20160919_144002Materi standard and code juga tidak kalah mendapatkan respon yang menarik dari para peserta yang dihadiri oleh 30 professional dari berbagai asosiasi profesi. Mereka mempertanyakan keberadaan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada proyek-proyek ketekniksipilan. Saya memaparkan bahwa kebanyakan SNI yang digunakan adalah hasil adopsi dari standar internasional seperti AISC untuk Baja, ACI untuk beton, dan beberapa standard lainnya seperti JIS (Jepang) dan EN Standard (Eropa). Salah satu proyek mercusuar yang dikerjakan di Indonesia saat ini adalah tunneling construction untuk proyek MRT Jakarta. Sampai saat ini, Indonesia belum mengeluarkan standar apapun hubungannya dengan proyek konstruksi ini. Para ahli ketekniksipilan dituntut untuk memberikan kontribusi di dalam melahirkan standar-standar mutakhir untuk bidang ketekniksipilan.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Andi Taufan Marimba, Ketua Komite Manajemen Proyek dari BK Sipil PII salah satu penanggung jawab dari workshop ini yang telah meminta saya mewakili PII sebagai narasumber/pembicara pada event ini.

Bravo Insinyur Indonesia.