Category Archives: Kritik & Saran

Study Tour Grant (STG) dan International Symposium di Jepang, 4 – 10 September 2016

Hari Minggu pagi Tanggal 4 September 2016, penerbangan All Nippon Airways (ANA) dari Bandara Soekarno Hatta terbang menuju Narita International Airport menempuh perjalanan kurang lebih 7 Jam menyeberangi Samudera Pasifik. Saya untuk pertama kalinya di dalam pesawat maskapai Jepang ini menuju Negeri Sakura. Perjalanan kali ini adalah hasil dari kerjasama Japan Society of Civil Engineer (JSCE) dan Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII) di mana pengurus JSCE setiap tahunnya meminta perwakilan Insinyur Sipil dari BKS PII untuk mengikuti Study Tour Grant yang dirangkaikan dengan International Symposium yang kali ini dilaksanakan di Universitas Tohoku.

3-photos-in-front-of-pwris dsc_0003

Selain perwakilan dari Indonesia, ada enam negara perwakilan Insinyur yang ikut serta antara lain: Turki, Philipina, Myanmar, Vietnam, Thailand dan Mongolia. Setibanya di Bandara Narita, Hashimoto San, perwakilan dari JSCE menjemput saya dan mengantar menuju Hotel Excel yang terletak di dalam kawasan bandara. Tidak banyak aktifitas di hari pertama ini.

Hari kedua di Jepang, kami berangkat dari Hotel Excel menuju Tsukuba city di mana Land and Infrastructure Management Centre berada yang juga berada satu kompleks dengan Public Works Research Institute di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Jepang. Di tempat ini, kami mengunjungi laboratorium transportasi dan jalan, geoteknik, struktur dan hydro engineering.

Laboratorium dan testing facility yang mereka miliki termasuk yang terbesar di dunia saat ini untuk fasilitas laboratorium dan penelitian untuk civil engineering. Kami berada di tempat ini selama kurang lebih 3 jam yang kemudian dilanjutkan dengan makan siang di Restoran Sato yang juga berada tepat di Kota Tsukuba.

Setelah makan siang kami berangkat menuju Tsukuba Express Way station yang mengantarkan kami ke Gaikan Express Way, Tajiri Project. Tajiri adalah salah satu nama daerah di Kota Tokyo di mana proyek Subway Tunnel sementara dikerjakan. Proyek ini dipimpin oleh salah satu Kontraktor Multinasional Jepang yang masuk dalam big 4 yaitu Taisei. Taisei beserta dua member konsorsium lainnya sementara mengerjakan proyek mercusuar ini dengan total investasi lebih dari USD 1 Milyar Dollar.

10-dam-test-with-photo-of-me

Kami pada kesempatan ini ditemani Dr. Wada dan Hashimoto menyempatkan melihat proses pekerjaan tunneling dengan menggunakan teknologi shield tunneling machine (STM). Mereka so far membuat progress yang cukup signifikan dan kelihatan bahwa mereka sangat disiplin di dalam menjalankan proyek termasuk aspek keselamatan kerja dan kebersihan area konstruksi. Saya menyempatkan mengambil beberapa gambar di area konstruksi hanya untuk membuktikan bahwa saya pernah di lokasi proyek ini.

Setelah technical visit ke Proyek Tajiri Subway, kami kemudian menuju downtown Tokyo dan check-in di Lohas Hotel, salah satu hotel yang terletak tidak jauh dari Tokyo Subway station. Hashimoto mengajak kami menikmati makan malam di salah satu restoran yang tidak jauh dari hotel. Selama dinner, kami berusaha menghidupkan suasana diskusi dan saya pribadi berusaha melebur dengan teman-teman peserta technical tour kali ini. Pik, seperti itu nama panggilannya adalah satu-satunya peserta wanita di study tour grant kali ini.

img20160905213029Fakhruddin Mukhtar, junior saya yang sementara mengikuti Doctoral Programnya di Tokyo Institute of Technology yang juga hadir pada saat makan malam menemani saya dan Tung Pro, peserta dari Vietnam  ke Hard Rock Café yang terletak di Uyeno Station, stasiun Kereta Subway yang terletak di Downtown Kota Tokyo. Kami membeli beberapa lembar pakaian dan topi yang bertulisakan Uyeno-Eki Hard Rock Café, Japan membuktikan bahwa kami juga pernah ke tempat ini. Malam itu saya juga menyempatkan berpose  tepat di depan para Host di Hard Rock Cafe Shop ini.

 

 

Hari ketiga study tour kali ini, kami check out dari hotel dan berangkat menuju Kajima Technical Research Institute (KATRI) yang terletak di Chofu City, Tokyo. Kegiatan selama di KATRI dibagi dua sesi yaitu KATRI presentation oleh Mrs. Haruko Umehara didampingi oleh Maruyama San yang dilakukan di dalam kelas. Maruyama adalah General Manager, Business Development for International Division. Sesi selanjutnya, kami diajak berkeliling melihat fasilitas laboratorium yang dimiliki oleh KATRI antara lain: structural testing laboratory, 3D shaking table, geotechnical centrifuge, wind tunnel laboratory, dan beberapa fasilitas testing lainnya. Satu hal yang saya pelajari dari KATRI visit ini, adalah pengenalan teknologi isolator tahan gempa yang dibuat dari kombinasi Baja dan Karet yang dipasang di atas pedestal di bawah kolom base plate yang fungsinya untuk meredam gempa di Jepang. Aplikasi ini terbukti berhasil di mana salah satu gedung tinggi yang dipasang di area KATRI ini sudah bertahan semenjak Tahun 1986 sampai saat ini bahkan oleh Gempa yang magnitudenya lebih besar.img20160906103716

Sebelum beranjak ke pemberhentian selanjutnya, kami menikmati lunch yang menunya adalah Japanese food yang sudah disiapkan oleh pihak Kajima. Kami menyempatkan mengambil beberapa foto bersama selama berada di Gedung kantor KATRI ini.

Horee….persinggahan selanjutnya adalah mengunjungi Tokyo Metropolitan Assembly Hall dan Tokyo Olympic Facilities di Shinjuku-ku, Tokyo. Pada kesempatan ini, Perwakilan Pemerintah kota Tokyo memberikan presentase tentang Disaster Prevention Management mengingat beberapa tahun terakhir Jepang dilanda banyak bencana termasuk tsunami, gempa bumi dan kebakaran. Bagi para rescuer dan tim evakuasi menurut salah satu tim tanggap bencana Jepang bahwa mereka semua tinggal tidak jauh atau dalam radius 3 Km dari kantor ini supaya mereka cepat tanggap apabila mereka dibutuhkan.

img_20160906_105106

Tepat Pukul 15.00 kami meninggalkan Tokyo Metropolitan Government Tower dan beranjak menuju JR Station untuk melihat progress proyek JR Station Extension Project. Proyek ini dikerjakan oleh Obayashi, salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Jepang. Ruang lingkup proyek ini adalah memperlebar ruang stasiun bawah Tanah  di mana stasiun ini merupakan hub yang menghubungkan semua jaringan rel kereta di kota Tokyo memiliki penumpang lebih dari 1.8 Juta per Hari, dan beroperasi 40 trains per line/Jam selama jam puncak. Proyek ini terdiri dari beberapa fase dan sudah dimulai sejak November 2010 dan diharapkan selesai pada Januari 2019 mendatang.

Hasil technical visit dan sesi Q&A dengan project manager dan beberapa site engineer Obayashi, mereka experiencing dengan existing underground facilities di mana mereka harus lebih hati-hati pada saat melakukan pekerjaan penggalian dan instalasi. Di lokasi proyek ada gas line, electrical, telecommunication line termasuk water line yang kesemuanya harus dijaga tetap aktif dan tidak mengalami kerusakan akibat pekerjaan konstruksi. Overall Obayashi dari pemaparan mereka, memperlihatkan bahwa mereka betul-betul pengalaman pada proyek-proyek sejenis. Saya pribadi, banyak belajar tentang metode dan sequence konstruksi yang mereka praktekkan pada proyek ini.

img20160906125535

Seusai JR station extension technical visit, kami berangkat menuju Tokyo Station dan naik kereta Shinkansen-Guchi menuju Kota Sendai di mana 18th International Summer Symposium dilaksanakan. Symposium kali ini dituanrumahi oleh Universitas Tohoku yang terletak di tengah Kota Sendai. Kami check-in di Hotel Unisite Sendai dan menikmati dinner di Restoran La Pausa, Sendai tidak jauh dari hotel.

img20160906163504img_20160906_203831

Hari keempat adalah hari yang saya nantikan karena pada hari ini saya akhirnya bisa tampil di depan Peserta Technical Paper Session di Simposium kali ini dengan memaparkan presentase saya yang berjudul “Project Management of 21 LNG Receiving Terminal throughout Indonesia’s Archipelago – a Preliminary Execution Plan” Isi dari presentase saya adalah memberikan preliminary execution plan apabila kita dihadapkan pada proyek Receiving Terminal LNG di 21 titik yang berbeda dan diharapkan selesai kurang dari 24 Bulan. Strategi eksekusi proyek EPC untuk satu lokasi dibandingkan dengan 24 lokasi yang dikerjakan secara simultan adalah sangat berbeda.

 

Ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari paper ini antara lain:

The EPC Contractor will need to come-up with the best execution strategy in order to win the bid competition at least by considering several aspects such as:

1.Identify the scope of works thoroughly by getting more familiarity on each project location. 21 locations will be different in term of ambient condition, geotechnical condition, met-ocean and bathymetry as well as topography and hydrology.

2.The use of manpower for each stage (engineering, procurement and construction) in term of experiences and numbers will govern the successful of the project. Project Director together with project manager are responsible to propose the right team-members for their project.

3.Project Manager will need to identify the critical path of the schedule such as the procurement and construction of LNG storage tank as well as jetty construction which most likely put as critical path. The right selection of LNG storage tank technology can also shorten the overall duration.

4.Process Engineer will need to provide faster engineering works by categorizing the capacity of each regasification and since here are some locations have nearly similar regasification capacity it is considered to create typical design.

img_20160907_121556

Presentase berjalan selama 10 menit dilanjutkan dengan babakan tanya jawab oleh peserta technical session. Satu dari  peserta menanyakan  tingkat pengurangan polusi udara dengan menggunakan diesel sebagai bahan bakar dibandingkan dengan LNG atau gas. Dan pertanyaan kedua, bagaimana memastikan bahwa equipment yang dipesan bisa tiba di lokasi proyek tepat waktu mengingat durasi proyek sangatlah pendek. Jawaban dari pertanyaan pertama, gas/LNG lebih environmentally friendly sampai 40 persen CO2 emission reduction dibandingkan diesel. Jawaban pertanyaan kedua, adalah pada saat EPC melakukan FEED phase, sudah perlu diidentifikasi equipment apa saja yang dikategorikan sebagai critical item sehingga perlu segera dilakukan pemesanan lebih awal pada saat fase FEED masih berlangsung. Technical data sheet harus segera diselesaikan berikut Purchase Requisition untuk segera melakukan proses bidding dan memilih vendor yang mensupply equipment dengan spesifikasi yang handal dan harga yang kompetitif.

img20160907123049

Pada Simposium ini, kami mendapatkan kesempatan menikmati lunch bersama Pengurus Teras Japan Society of Civil Engineer (JSCE) . Suasana diskusi berjalan hangat sekali-sekali dari Peserta STG ini bertanya tentang proyek-proyek infrastruktur yang lagi jalan di Jepang saat ini.

Kami pada beberapa kesempatan mengambil beberapa gambar di beberapa lokasi symposium membuktikan bahwa kami juga pernah mengikuti event ini.

Setelah lunch, kami meninggalkan lokasi simposium dan menyempatkan mengunjungi Sendai Castle. Sendai Castle adalah istana yang  dibangun oleh kekaisaran Jepang beberapa abad sebelumnya dan di sana kami  bisa membeli souvenir khas Jepang dan makanan kecil ala Jepang. Di depan Samurai berkuda saya pun menyempatkan berfoto sebelum akhirnya harus balik lagi ke tempat di mana symposium dilaksanakan untuk mengikuti jamuan makan malam bersama Peserta simposium dari 24 negara.

img20160907160801Jamuan dinner ini dibuka oleh President JSCE Tamiharu Tashiro yang juga merupakan Chairman dari Kajima Corporation. Di dinner time kali ini adalah saat yang tepat untuk menikmati berbagai jenis suguhan ala Jepang termasuk Sake dan Wine….LoL. Para Peserta simposium sepertinya sangat menikmati event ini, mereka memanfaatkan momentum ini untuk bernetworking ria dengan para professional dari negara lain. Begitu pun dengan saya, bertemu dengan beberapa kawan baru dari Kajima dan Nippon Koei. Katsuhama San adalah salah seorang professional dari Nippon Koei pernah tinggal waktu yang lama di Indonesia mengerjakan beberapa proyek bendungan dan infrastruktur lainnya.

img20160907131133Hari kelima STG kali ini, dari Hotel Unisite Sendai kami bertolak menuju Rikuzen Takata dengan bus. Daerah ini terletak di bagian utara-timur Jepang yang berupa teluk bersebelahan dengan Samudera Pasifik. Daerah ini adalah salah satu yang terkena bencana tsunami di bulan Maret 2011 lalu. Saat ini, Shimizu Consortium melakukan proyek rekonstruksi di sana dengan membangun tanggul setinggi 35 meter dari existing dataran asli sebagai lokasi residential yang baru. Pemerintah Jepang membutuhkan lebih dari 6 Juta Kubik timbunan tanah yang diambil dari gunung yang dipotong dengan menggunakan alat-alat berat yang biasanya digunakan untuk pertambangan dan membangun conveyor line lebih dari 3 Km untuk transportasi Tanah timbunan ke lokasi residential yang baru. Proyek dimulai dari akhir Tahun 2011 dan akan diselesaikan paling lambat awal tahun depan.

img_20160908_111913

Di area yang sama, Kajima Corporation juga baru menyelesaikan sea wall sebagai upaya untuk menahan laju Tsunami yang diprediksi akan terjadi lagi beberapa tahun ke depan. Konstruksi seawall ini sangat unik dan General Manager Kajima, Yoshihawa San memberikan pemaparan tentang desain dari seawall ini dengan menggunakan gambar desain dan alat peraga. Pada kesempatan ini, kami juga mengunjungi Jembatan Shinkasennuma yang hampir selesai pembangunannya. Jembatan sebelumnya runtuh diterjang tsunami. Di perjalanan kami balik menuju JR Sendai Station kami singgah di beberapa kota seperti ShishioriKarayama dan Koizumi yang juga dalam tahap rekonstruksi pasca gempa dan tsunami.

img20160908134753

Finally, we managed to arrive at Sendai station and heading to Tokyo city. Kami kembali check in di Lohas Hotel dan menikmati dinner di restoran Budou No Yashiro, Godanya yang letaknya hanya berjalan kaki dari hotel.

img20160908134058

Hari keenam, kami akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Asakuza area, salah satu tourism center di Tokyo dan mendaki skytree tower setinggi lebih dari 600 meter tentunya dengan menggunakan elevator he he he…..

Gampang saja apabila kalian pingin mengunjungi dua tempat wisata ini, ada program tour oleh Sato Bus di Downtown Tokyo, hanya dengan membayar beberapa ribu Yen bis akan berkeliling kota Tokyo dipandu oleh seorang Japanese yang fasih berbahasa Inggris. Tujuan akhir dari tour ini tentunya adalah Azakusa dan Skytree Tower.

Selama touring saya pastinya menyempatkan mengambil beberapa gambar bersama pelancong lainnya. Beberapa di antaranya adalah Chinese Girls yang mengenakan Kimono, pakaian khas Jepang he he…Pokoknya seru dech.

Junior saya, Fakhruddin yang biasa dipanggil Udin, setelah Skytree Tower visit mengajak saya jalan-jalan ke beberapa lokasi menarik lainnya di sekitaran Downtown Tokyo termasuk santapan Kebab Turki tidak jauh dari Tokyo Station setelah sebelumnya coffee time discussion di salah satu coffee shop.

img20160909153855

Hari ketujuh bertepatan Hari Sabtu, kami check-out dari Lohas Hotel dan berangkat menuju Bandara Narita. Setelah  menunggu hingga berjam-jam tibalah saatnya saya pada ujung penantian panjang, pesawat ANA NH 835 finally leaving for Jakarta.

Tibalah kita di kesimpulan akhir. Apa yang menarik dari Jepang? Pertama adalah budaya orang Jepang yang selalu menghormati yang lebih tua dan juga memberikan respek kepada foreigner yang berkunjung ke negaranya. Yang kedua adalah time-discipline, mereka benar-benar disiplin di dalam mengelola aktifitas mereka in term of time, they are pretty sharp in their time. Yang ketiga mereka bekerja keras dan belajar tak kenal lelah, itulah mengapa mereka menguasai teknologi, dan masih banyak lagi hal-hal menarik lainnya. Anda pernah merasakan Japanese massage? Kalo yang itu baiknya tidak didiskusikan di blog ini he he….

img20160909170404

 

I am glad to be part of STG participants, terima kasih sebesar-besarnya kepada Persatuan Insinyur Indonesia yang merekomendasikan saya mengikuti technical tour dan international symposium ini, lebih khusus lagi kepada Bapak Ir. Bachtiar Sirajuddin, Sekretaris Jenderal PII Pusat. Complete report juga ada di link http://www.jsce-int.org/system/files/2016_02-1_STG_Report_Mr.%20HABIBIE%20RAZAK%28Indonesia%29.pdf

img20160909201240

 

 

 

 

 

 

Halal bi Halal Persatuan Insinyur Indonesia sekaligus Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 11 Agustus 2016

Halal bi Halal (HBH) Persatuan Insinyur Indonesia Pusat yang diadakan Hari Kamis, 11 Agustus 2016 di Hotel Gran Mahakam Blok M dihadiri lebih dari 50 Pengurus Pusat PII dan para pimpinan Badan Kejuruan PII (BK-PII). HBH ini juga dirangkaikan dengan perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang oleh Ketua Umum PII, Dr. Ir. Hermanto Dardak dalam sambutannya adalah momentum bersejarah buat para Insinyur Indonesia lebih termotivasi lagi untuk lebih berkarya di dalam kegiatan keinsinyuran dan teknologi untuk memberikan nilai tambah pada pembangunan nasional.

Ses Indonesia Raya - Copy

Acara HBH ini terdiri dari orasi teknologi menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang kemudian melahirkan butir-butir rekomendasi dari PII yang akan disampaikan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia. Rangkaian HBH ini termasuk Konferensi Pers terkait butir-butir rekomendasi yang dikeluarkan oleh PII dalam rangka penguatan keinsinyuran dan teknologi.

Butir-butir rekomendasi yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia mencakup beberapa aspek antara lain kebijakan energi dan sumber daya mineral, kebijakan industri nasional untuk lebih bernilai tambah, program sertifikasi keinsinyuran untuk melahirkan Insinyur yang professional dan bertanggung jawab pada profesinya, kebijakan infrastruktur terkait logistik dan energi dan beberapa pointer-pointer lainnya. Hadir memberikan sumbangsih pemikiran pada saat itu adalah Ir. Iin Arifin Takhyan memberikan input tentang industri perminyakan nasional dan beberapa sumbangsih pemikiran lainnya dari para Pengurus PII.

Dardak on the podium

Halal bihalal ini juga dirangkaikan dengan sesi foto dan makan siang bersama Pengurus PII Pusat dan Badan Kejuruan di bawah naungan PII. Ir. Bambang Priatmono, Sekretaris Bidang Penghargaan PII pada akhir sesi memimpin doa bersama pada kegiatan HBH dan perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ini.

Salam Insinyur Indonesia, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia.

Reportase oleh: Ir Habibie Razak – Divisi Gas PII Pusat

 

 

Foto Bersama

 

 

 

Kunjungan Kerja dan Diskusi Interaktif Pimpinan Pusat PII ke Kementerian ESDM

Kunjungan kerja Pimpinan Pusat Persatuan Insinyur Indonesia ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral disambut hangat Menteri ESDM, Sudirman Said didampingi oleh Staff khusus M. Said Didu. PII Pusat di bawah kepemimpinan Dr. Hermanto Dardak Ketua Umum PII mengawali diskusi interaktif ini dengan memberikan update implementasi UU No. 11 tentang Keinsinyuran. Beliau menyampaikan tujuan UU ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat hubungannya dengan produk-produk keinsinyuran yang dikeluarkan oleh Insinyur Indonesia. Insinyur yang dimaksud adalah Insinyur yang teregistrasi yang bertanggung jawab terhadap produk keinsinyuran tadi. Beliau menambahkan, dengan adanya UU No. 11/2014 ini para Insinyur Indonesia juga akan mendapatkan perlindungan sekaligus dorongan untuk lebih maju dan berkembang dengan menciptakan iklim inovasi dan berdaya saing.

Foto bersama ada SD - CopySudirman Said menambahkan bahwa Persatuan Insinyur Indonesia (PII) adalah salah satu organisasi profesi sama halnya dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang saat ini Beliau adalah Penasehat IAI diharapkan bisa lebih proaktif di dalam memberikan input kepada Pemerintah guna membantu percepatan Pembangunan Nasional Indonesia dan lebih khusus kepada sektor energi yang Beliau bawahi saat ini. Menteri ESDM mengingatkan lagi bahwa ada tiga (3) pilar penentu kesuksesan suatu bangsa antara lain: (1) Pemerintahan yang bersih dan profesional (2) Dunia usaha yang sehat dan (3) Civil society yang sehat, di mana organisasi profesi seperti PII bermain sebagai bagian dari civil society ini pemberikan pemikiran-pemikiran mutakhir kepada pemerintah dan iklim usaha sekaligus memberikan contoh yang baik bagaimana semestinya bersikap dan bertindak professional di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. PII sebagaimana organisasi profesi lainnya memilih wakil ketua umum adalah praktek berorganisasi yang sehat dan edukatif dan begitu pun dengan mekanisme pemilihan secara demokratis. PII layaknya organisasi profesi lainnya menggalakkan program training dan sertifikasi dalam rangka mencerdaskan para anggotanya.

Foto ada HRStudi McKenzie Tahun 2012 menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara maju di Tahun 2030 dan menurut Sudirman Said itu bisa terjadi apabila Indonesia sebagai bangsa memiliki syarat-syarat utama antara lain: (1) National leadership di semua layer harus kuat dan skills set yang dibangun haruslah benar dan tepat (2) Porsi real developer harus lebih banyak karena merekalah yang menjadi pelaku utama pada proyek-proyek fisik insfrastruktur dan (3) Reformasi birokrasi.

Kesempatan diskusi kali ini, Heru Dewanto, Waketum PII, memberikan gambaran tentang perkembangan program 35 Ribu Megawatt saat ini. Untuk bisa mencapai target, proyek-proyek yang terkait program ini tidak bisa lagi dilakukan dengan cara, struktur dan resources yang sama. Pemerintah diharapkan mampu keluar dengan maneuver yang jauh lebih agresif lagi, apabila memang target kesuksesan bahwa pembangkit listrik tadi harus beroperasi di kurun pemerintahaan Jokowi saat ini. Sebutlah, Coal Fired Power Plant dengan kapasitas 1000 MW fase EPC bisa dikerjakan selama kurang lebih 4 tahun, apabila konstruksinya tidak dimulai secepatnya tahun ini sepertinya hampir dipastikan tidak akan selesai sesuai rencana. Heru menambahkan, momen program 35 Ribu MW ini bukan hanya sekedar menyelesaikan proyek-proyek yang terkait program ini tapi juga merupakan momen penting untuk membangun kapasitas nasional seperti peningkatan industri manufaktur, sumber daya manusia, kapabilitas IPP dan juga membangun kapasitas perusahaan EPC Indonesia.

Foto bersamaPakar Gas Indonesia, Qoyum Tjandranegara, menyampaikan pandangannya tentang hilirisasi gas untuk peningkatan kapasitas industri dan dipergunakan semaksimalnya untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Gas alam yang diambil dari perut bumi diharapkan lebih banyak digunakan di dalam negeri ketimbang diekspor ke luar negeri. Banyak perusahaan multinasional di luar negeri seperti Gas de France (saat ini ENGIE) tidak banyak memiliki bisnis di hulu tapi mereka sangat kuat di industri hilir. Ini menandakan bahwa industri hilir bisa memberikan nilai tambah buat perusahaan dan juga perekonomian nasional.

Bambang Praptono, pakar ketenagalistrikan, menyatakan bahwa tingkat keberhasilan proyek IPP di Indonesia saat ini hanya mencapai 25 persen, dalam artian bahwa dari semua perusahaan IPP yang mendapatkan PPA hanya sekitar 25 persen saja yang berhasil menyelesaikan hingga pembangkitnya beroperasi. Beliau menambahkan bahwa PLN sebagai  pemilik proyek tidak hanya fokus pada penyelesaian pembangkit tapi juga proyek-proyek transmisi harus terselesaikan untuk menghindari penalty oleh perusahaan IPP.

Hal serupa disampaikan Djoko Winarno, pakar ketenagalistrikan EBTKE bahwa penentuan feed-in tariff untuk renewable project harus melibatkan para stakeholders seperti Pemerintah, Swasta dan PLN sehingga apa pun keputusannya harus dilaksanakan secara konsekuen. Proyek energi terbarukan ini sudah 15 tahun berjalan sejak dicanangkannya oleh pemerintah dan diharapkan bisa lebih dimaksimalkan lagi ke depannya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Manajemen Proyek, Infrastruktur Minyak dan Gas, Ditjen Migas, Pudjo Suwarno melaporkan bahwa Direktorat Minyak dan Gas saat ini dalam tahap finalisasi Rencana Strategi Distribusi Gas seluruh Indonesia. Seluruh perusahaan BUMN terkait seperti PERTAMINA, PGN dan PLN memberikan input kebutuhan gas untuk bisnis mereka sehingga LNG supply, LNG Receiving Terminal dan pipanisasi gas bisa diproyeksikan lebih dini. Beliau mengusulkan agar ke depan proyek terkait infrastruktur gas ditenderkan langsung oleh Pemerintah sehingga semua stakeholder yang berkepentingan bisa terwadahi dan terakomodasi.

Di akhir diskusi yang berlangsung lebih dari 60 menit oleh Dr. Said Didu, staff khusus Menteri ESDM bahwa saat ini Pemerintah sementara dihadapkan pada pembahasan revisi UU Migas, UU Minerba dan upaya restrukturisasi perusahaan BUMN. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) oleh Beliau diusulkan untuk melakukan diskusi rutin dengan pihak kementerian ESDM dan keluar dengan feedback atau pun rekomendasi terkait energi yang disampaikan minimal sekali dalam tiga bulan.

Diskusi interaktif ini juga dihadiri oleh Rudianto Handojo, Direktur Eksekutif PII, Tri Wahyu Widodo, Ketua Komite Hubungan Masyarakat dan Habibie Razak, Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII. Sesi diskusi ditutup dengan foto bersama Menteri ESDM, Sudirman Said.

 

 

 

 

Menggapai Impian Melalui Focus Group Discussion Kerjasama IKATEK UH & IKA UH Jabodetabek, 11 Juli 2016

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H, Taqabballallahu Minna Waminkum, saling bersalam-salaman sesama alumni Teknik Unhas pada event Halal bi Halal (HBH) Nasional yang diadakan mulai dari Tanggal 9 sampai Tanggal 11 Juli 2016 ini. HBH nasional yang diadakan tahun ini bukan hanya sukses karena menghadirkan lebih dari 2000-an alumni Teknik Unhas yang mayoritas bekerja dan berkarya di luar Sulawesi Selatan tapi juga istimewa karena rangkaian acara HBH kali ini berlangsung selama tiga hari dan terdiri dari berbagai ragam kegiatan seperti Turnamen Futsal, Penanaman secara simbolis bibit pohon di Kampus Gowa (Green Campus initiatives), Losari Kinclong (Bersih Losari), Rindu Kampus Tamalanrea, Gala Dinner sampai pada Focus Group Discussion (FGD) yang menghadirkan narasumber dari alumni Teknik Unhas yang bergelut di dunia minyak dan gas.

Photo-4

Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pada Hari Senin, 11 Juli 2016 di Kantor Perwakilan PT Semen Tonasa Makassar, di mana menurut Mulyawan Samad, Upstream Oil & Gas Practitioner yang juga membawakan materi tentang project management di sektor Migas ini, “FGD ini harus menjadi tradisi bagi kita alumni Teknik untuk saling bertemu sapa dan bertukar informasi, pengetahuan dan pengalaman di saat para alumni terkonsolidasi di Makassar yakni di momen lebaran ini”. Senada dengan apa yang disampaikan Idham Chalid yang juga adalah ahli Subsea Engineering Technology yang hadir sebagai narasumber kedua di FGD sehari ini “FGD sejenis akan terus digalakkan bukan hanya untuk sharing pengalaman antar sesama alumni tapi juga menghadirkan para mahasiswa Teknik yang diharapkan akan mampu mengikuti jejak para senior-seniornya yang sudah lebih dulu mengenyam kenikmatan bekerja di sektor minyak dan gas”.

Photo-2

Mulyawan Samad selanjutnya dalam paparannya menjelaskan bahwa manajemen proyek sektor minyak dan gas harus lebih berfokus pada “risk and safety” karena proyek-proyek yang dilakukan melibatkan pekerjaan yang kompleks dan beresiko tinggi. Nilai proyeknya pun bisa mencapai milyaran dollar. Brown field project bahkan bisa lebih complex in term of interfacing coordination dengan fasilitas eksisting yang berpotensial mengganggu operasi yang berlangsung. SKK Migas sebagai satuan pengawas proyek hulu migas seringkali meminta garansi atau jaminan kepada perusahaan seperti misalnya Chevron dan BP untuk melakukan smooth tie-in tanpa adanya interupsi pada sisi operasi dimana kegiatan oil and gas lifting sedang berlangsung. Pemberhentian operasi sehari bahkan beberapa jam saja bisa mengakibatkan kerugian negara sampai jutaan US dollar.

Photo-6

Idham Chalid sebagai narasumber sesi kedua memberikan gambaran tentang subsea technology untuk shallow water sampai pada ultra-deep water application. Komponen subsea antara lain bisa berupa subsea well head, manifold, sampai pada flowlines yang diletakkan di dasar laut. Habibie Razak salah satu penanya juga meminta penjelasan tentang perbedaan aplikasi spread mooring dan turret mooring kepada narasumber karena aplikasi ini sudah banyak dijumpai dan dipasang di banyak proyek offshore oil and gas baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Firmansyah Arifin, Project Manager PERTAMINA Drilling memandu jalannya sesi kedua ini setelah sesi pertama dimoderasi oleh Habibie Razak, Senior Project Manager Tractebel Engineering Indonesia. FGD ini dihadiri oleh lebih dari 20 professional yang bekerja di sektor energi termasuk beberapa dari mereka bekerja di luar negeri. Mereka sengaja datang ke acara ini untuk bertemu sapa dengan alumni lainnya sekaligus berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ada juga terlihat beberapa akademisi, professor dari beberapa jurusan di Teknik UH.

Photo 7

Salah satu professional yang juga sekaligus memberikan rekomendasi dan kesimpulan akhir pada acara ini adalah Andi Razak Wawo, Direktur di salah satu perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang exploration drilling. Dalam paparannya, Beliau mengharapkan ada sinergi antara para alumni Unhas yang bergelut di dunia minyak dan gas untuk saling memberikan informasi tentang aplikasi teknologi baru melalui mutual synergy antara pihak alumni praktisi, mahasiswa dan staff pengajar. Andi Razak Wawo yang biasa dipanggil Puang Aca Wawo juga adalah Ketua IKA Unhas Jabodetabek didampingi oleh Sapri Pamulu, Koordinator Ristek dan Dikti IKA Unhas pada acara HBH Nasional kali ini memaparkan konsep “Maritim, Energi dan Pangan yang terintegrasi” menuju Indonesia lebih maju secara keseluruhan dan Sulawesi Selatan pada khususnya.

Terima kasih kepada Asbar Amri dan kawan-kawan panitia lainnya atas terselenggaranya professional event ini. Asbar adalah electrical engineer yang bekerja di salah satu perusahaan IPP yang bergerak di bidang Renewable Energy.

Bravo Insinyur Migas Indonesia.

 

 

Mengibarkan Bendera PII sampai ke Gorontalo, 12 Juni 2016

Persatuan Insinyur Indonesia Cabang Makassar bekerjasama dengan Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK UH) dan Universitas Gorontalo menggelar Workshop Pengenalan Sertifikasi Insinyur Profesional dan Program Pembinaan Profesi Insinyur yang diselenggarakan di Hotel Amaris, Gorontalo, 12 Juni 2016. Workshop ini dihadiri 36 peserta dari berbagai instansi antara lain Pengusaha Konstruksi asal Gorontalo dan sekitarnya, Pegawai Dinas Pekerjaan Umum, dan beberapa professional yang bekerja di beberapa proyek Pembangkit Tenaga Listrik di Propinsi Gorontalo.

Sapri Kata Sambutan

Acara ini dibuka oleh Bapak dr. Budi Doku, Wakil Walikota Gorontalo dalam hal ini mewakili pemerintah kota. Beliau dalam sambutannya menyampaikan bahwa UU Keinsinyuran telah hadir dan para alumni Sarjana Teknik untuk bisa berpraktek wajib mengikuti program sertifikasi yang diselenggarakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Sama halnya dengan profesi dokter yang memang dari dulu memiliki UU menyatakan bahwa untuk bisa berprofesi kedokteran lulusan kedokteran harus memiliki Surat Tanda Registrasi Dokter (STRD). Beliau juga menyambut baik eksistensi dari PII Gorontalo agar bias berpartisipasi dan berkontribusi lebih baik lagi di dalam pembangunan infrastruktur dan pembinaan keinsinyuran di daerah yang merupakan hasil pemekaran dari Propinsi Sulawesi Utara ini.

HR in action

Wakil dari PII Pusat Bapak Ir. M. Sapri Pamulu, Ph.D dalam sambutannya di hadapan para peserta Program Pembinaan Profesi Insinyur (PPPI) dan Workshop Sertifikasi Insinyur Professional ini berterima kasih banyak atas sambutan hangat dari pihak Pemerintah Kota Gorontalo yang sangat antusias mendukung dan memastikan acara ini berjalan lancar sesuai direncanakan. Pada kesempatan ini Ibu Ir. Moli, Wakil Ketua Wilayah PII Gorontalo berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh PII Pusat kepada para Insinyur yang bekerja di Propinsi ini. Beliau berharap kegiatan serupa bias dilaksanakan lebih sering lagi sehingga bisa menambah jumlah Anggota PII di propinsi ini.

Sapri foto bersama

Acara PPPI dan workshop kali ini menghadirkan empat instruktur antara lain: Ir. Sapri Pamulu, Ph.D membawakan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran dan Etika Profesi dan Hukum Profesi Insinyur, Ir. Habibie Razak membawakan materi Profil Organisasi PII dan Sertifikasi Internasional Keinsinyuran sedangkan sesi workshop tatacara pengisian FAIP yang dimulai Pukul 01.30 siang menghadirkan tandem Dr. Eng. Ir. Muhammad Rusman dan Ir. Taufik Nur.

Kelas selanjutnya untuk wilayah Indonesia Timur akan diadakan di Kota Manado, Sulawesi Utara. Tingginya animo dari Alumni Teknik Unhas di Wilayah Propinsi Sulawesi Utara mentrigger para alumni lain untuk mengikuti PPPI dan workshop sertifikasi ini. Sampai ketemu Jo Ngana di Manado.

Photo Bersama Pak Wawali

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

Project Management of 21 LNG Receiving Terminal; a Preliminary Execution Plan (Abstract)

The increase of the need of electricity throughout Indonesia, gas is one of the viable energy sources to meet the demand. The gas is not only cleaner than fuel oil but it is also competitively cheaper up to 40 percent. The PLN – State Owned Electricity Company is also trying to reduce the subsidy of electricity cost in Indonesia by shifting the fuel oil power plants to gas. In many parts of Indonesia, many power plants located in marginal locations and are still consuming diesel fuel as the base load power generation system. This situation considers to substituting the diesel to gas fuel and also trying to resolving the constraints of gas transportation from the island or location has plenty gas reserves to the island or location where the fuel oil power generations located. As the small to mid-scale LNG emerged, the option to build the LNG receiving terminal facilities becoming considered. PLN opened the public tender some time on January 2016 to invite the international players in LNG sectors for LNG supply for distributed gas power plants in central region of Indonesia. There are 21 locations considered as marginal and scattered requiring LNG to feed their existing and new power plants which will typically use dual fuel system (gas and diesel).

The scope of the projects tendered by PLN, a State-Owned Electricity Company consisted of (1) To provide LNG supply and distribution management master plan for power generation supply at central region of Indonesia (2) To supply and distribute gas to distributed gas power generation demand at central region of Indonesia continuously for 10 years and (3) To build LNG receiving terminals consisting of jetty, storage, and regasification facility for each power generation at central region of Indonesia. Those LNG receiving terminals will be operated by the consortium companies that win the bidding under the scheme of Build, Operate and Transfer (BOT) for 10-year operation. The capacity of new and existing power generations ranged from 5 to 450 MW and will require different LNG Receiving facility for each of those. The consortium that was bidding for this project requiring the EPC contractor who can undertake the portion of LNG Receiving Terminal facilities starting from Pre-FEED, FEED and EPC phases. If the EPC Contractor was part of consortium, then they will submit the price based on project phases mentioned earlier. But, if none of the leader or consortium members have those EPC capabilities then It would be subcontracted to the EPC contractor who can do these works. The project duration of these 21 LNG Receiving facilities is less than 24 months.

Perekrutan Anggota PII dan Workshop Aplikasi Sertifikasi Insinyur Profesional Kerjasama PII dan IKATEKUH, 4 Juni 2016

Kali keempat kegiatan Program Pembinaan Profesi Insinyur diselenggarakan hasil kerjasama antara Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (IKATEK-UH) Wilayah Jaban-Jabar, Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Gedung BPPT, Jl. MH. Thamrin. Acara sehari ini dihadiri oleh 25 peserta dari berbagai alumni dan seperti biasa 90 persen didominasi oleh alumni dari Universitas Hasanuddin.

(1) HAMAS Pembukaan acara oleh Ketua I Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Teknik Unhas, Ir. Andi Muhammad Akbar Sahibuddin yang juga adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang telekomunikasi. Beliau dalam sambutannya menyampaikan Insinyur Indonesia saat ini masih dibayar sangat murah dibanding dengan profesi lainnya di Indonesia dan seyogyanya Pemerintah melalui UU No. 11 Tahun 2014 memberikan kompensasi dan benefit kepada para Insinyurnya supaya Sarjana Teknik yang baru lulus dari kampus tertarik untuk menggeluti profesi Insinyur tidak malah beralih ke profesi lainnya seperti sektor perbankan. Ir. Andi Akbar juga mengatakan insentif juga bisa diberikan kepada mahasiswa Teknik yang berprestasi di kampus berupa beasiswa atau semacamnya untuk mengawal mahasiswa setelah lulus nanti betul-betul dikunci untuk bekerja sebagai Insinyur.

(2) HRPengenalan sertifikasi Insinyur Profesional, Continuous Professional Development dan sertifikasi keinsinyuran internasional diperkenalkan oleh Ir. Habibie Razak. Sertifikasi Insinyur Profesional PII dalam sejarahnya telah mendapatkan pengakuan sejak Tahun 2003 oleh APEC dan Tahun 2004 di tingkat ASEAN di mana para Insinyur yang tersertifikasi IPM melakukan registrasi menjadi ASEAN dan APEC Engineer-Registered. Sertifikasi ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) sebagai tambahan dari dua sertifikasi ini merupakan produk dari ASEAN Mutual Recognition Agreement (MRA) on Engineering Services.

(3) RHIr. Rudianto Handojo bertandem dengan Ir. Aries Prima membawakan materi Sosialisasi UU Keinsinyuran dan Profil Organisasi PII. Mengapa PII yang ditunjuk sebagai penyelenggara Keinsinyuran sesuai UU No. 11 Tahun 2014 karena PII dalam sejarahnya adalah organisasi tertua kedua di Indonesia setelah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang betul-betul memegang peranan strategis di dalam pembangunan nasional Indonesia termasuk pengembangan keprofesionalan para Insinyur Indonesia. PII satu-satunya organisasi profesi yang diakui di tingkat Internasional baik di tingkat ASEAN melalui ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), World Federation of Engineering Organizations (WFEO) dan organisasi Insinyur tingkat Internasional lainnya sejak awal tahun 2000-an.

(5) APMateri Bakuan Kompetensi dan Tata Cara Pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional dibawakan oleh Ir. Ngadiyanto yang diselenggarakan dalam bentuk workshop berlangsung sekitar 3 jam yang kemudian dilanjutkan materi Etika Profesi dan Advokasi Insinyur oleh Ir. Sapri Pamulu, Ph.D yang juga adalah Wakil Ketua Komite Advokasi PII Pusat Periode 2015-2018. Kegiatan PPPI kali ini dihadiri Bapak Ir. Sanapsir seorang profesional yang bekerja di area mekanikal dan elektrikal banyak menyumbangkan pertanyaan kepada para Instruktur. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keinsinyuran dan merupakan alumni Perkapalan Universitas Hasanuddin. Salah satu pertanyaan Beliau adalah bisakah seorang alumni perkapalan mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional dari BK Elektro atau BK Mesin mengingat Beliau lebih banyak bergelut di kedua area disiplin itu. Berdasarkan diskusi interaktif dengan Ir. Ngadiyanto disarankan Ir. Sanap mengambil sertifikasi di BK Elektro saja.

(4) NGPembacaan Kode Etik Insinyur Indonesia oleh Ir. Sanapsir dilanjutkan penutupan kegiatan sehari PPPI ini ditutup oleh Ir. Sapri yang juga merupakan salah satu Dewan Pembina IKATEK Unhas dan kemudian dilanjutkan dengan foto bersama para peserta, panitia dan pengurus PII. Pada kesempatan ini, para Insinyur Perkapalan melakukan rapat terpisah tentang rencana usulan pembentukan BK Perkapalan PII. BK Perkapalan menurut Ir. Muhammad Fitri salah satu anggota PII yang merupakan Alumni Perkapalan dan juga Direktur Operasional ASDP mengatakan bahwa saat ini jumlah alumni perkapalan yang terdaftar sebagai anggota PII berjumlah lebih dari 300 orang dan seyogyanya dengan sumber daya sebanyak itu alumni Perkapalan diharapkan bisa membentuk Badan Kejuruan sendiri untuk bisa mengembangkan disiplin ilmu perkapalan ini menjadi lebih berkembang ke depan sebagaimana di luar negeri terlihat Naval Engineering sudah menjadi badan kejuruan tersendiri di luar Teknik Kelautan.

(7) SANAPNaval Engineeering adalah disiplin yang berbeda dari Ocean Engineering dan diharapkan sertifikasi Insinyur Profesional dinilai dan diassess oleh Majelis Penilai dari ahli perkapalan. Selain itu, menurut Ir. Fitri, Program Profesi Insinyur (PPI) yang akan dilaksanakan Agustus ini menuntut PII bekerjasama dengan Perguruan Tinggi menelurkan kurikulum spesifik terkait program studi perkapalan yang semestinya memimpin effort ini adalah pengurus Badan Kejuruan Perkapalan.

 

Tanggal 12 Juni 2016 ini Ikatan Alumni Teknik Unhas akan menyelenggarakan kegiatan yang sama di Gorontalo bekerjasama dengan PII Cabang setempat dalam rangka merekrut Anggota PII dan menambah jumlah Insinyur Profesional Indonesia.

 

(8) Foto Bersama

Salam Insinyur, Bravo Persatuan Insinyur Indonesia

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

PII Cabang Makassar dan Bone Menambah Jumlah Anggota PII melalui P3I, 27 – 29 Mei 2016

Kegiatan Program Pembinaan Profesi Insinyur berturut-turut diadakan secara massif dan sporadis di wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Adalah PII Cabang Makassar berhasil merekrut lebih dari 100 Anggota PII di dua kelas yakni kelas Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan kelas Umum Hotel Clarion yang dilaksanakan mulai Tanggal 27 sampai dengan 29 Mei 2016. Sekretaris PII Cabang Makassar melaporkan bahwa kelas UMI menghadirkan lebih dari 40 peserta yang didominasi oleh staff tenaga pengajar dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Fakultas Teknik. Tanggal 29 Mei 2016 bertepatan Hari Minggu, PII Cabang Bone tidak ketinggalan menyumbangkan anggota baru PII lebih dari 40 nama yang didominasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pengusaha konstruksi yang bekerja di Kabupaten ini.

Ngadiyanto Program Pembinaan Profesi Insinyur selain tujuannya untuk merekrut anggota PII tapi juga mengawal para anggota baru ini untuk segera menyelesaikan sertifikasi Insinyur Profesional paling lambat 3 tahun setelah UU No. 11 Tahun 2014 dikeluarkan. Ketentuan peralihan butir B menyatakan bahwa: “Setiap Insinyur, sarjana teknik, sarjana teknik terapan yang telah tersertifikasi dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan Undang-Undang ini paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan”.

MSP background TNPPPI kelas UMI, kelas umum bertempat di Hotel Clarion dan juga kelas Bone menghadirkan beberapa Instruktur antara lain: Ir. Sapri Pamulu, PhD tentang Hukum dan Advokasi Insinyur, Prof. Ir. Saleh Pallu membawakan Etika Profesi, Ir. Habibie Razak membawakan materi sertifikasi keinsinyuran Internasional, Ir. Ngadiyanto membawakan materi sosialisasi UU Keinsinyuran dan profil Organisasi Profesi, materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibawakan oleh Ir. Isradi Zainal. Workshop tata cara pengisian FAIP menghadirkan kolaborasi apik Dr. Ir. Rusman, Ir. Taufik Nur dan Ir. Oesman Reza. Peserta pada sesi workshop ini diharapkan melakukan pengisian FAIP langsung dari laptop masing-masing.

TN vs SubhanSertifikasi Keinsinyuran Internasional yang dipaparkan oleh Habibie terdiri dari ASEAN Engineer, ASEAN Chartered Professional Engineer dan APEC Engineer. Habibie menjelaskan latar belakang lahirnya ketiga sertifikasi ini dan syarat-syarat mendapatkannya. Ketiga sertifikasi ini mensyaratkan professional engineer Indonesia minimum tersertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM) dan memiliki pengalaman minimum 7 tahun di dunia keinsinyuran dan 2 tahun in-charge significant position. Materi ini banyak mengundang pertanyaan dari peserta dan memperlihatkan betapa kuatnya animo mereka mengikuti program sertifikasi tingkat internasional ini.

OR okPenutupan acara PPPI kelas Umum di Hotel Clarion kali ini mengundang decak kagum dari pesertanya karena salah satu peserta teridentifikasi berulang tahun hari itu dan Pengurus PII Cabang Makassar segera berinisiasi merayakan ulang tahun Saudara Ir. Nur Taufik atau biasa dikenal dengan panggilan Labank, alumni Fakultas Teknik perkapalan Universitas Hasanuddin.

Acara ditutup dengan foto bersama antara pengurus, panitia dan peserta PPPI ini.

 

Ultah dan Foto Bersama

Untuk kelas PPPI Bone, Ir. Ngadiyanto bersama Ir. Sapri dan Ir. Subhan harus menempuh perjalanan selama 5 Jam dari Makassar ke Watampone di mana kegiatannya dilaksanakan di Hotel Novena, salah satu hotel berbintang dua di kota Watampone.

Reportase oleh Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

 

 

 

Menjadi Anggota PII melalui PPPI dan Workshop Sertifikasi Insinyur, 12 Mei 2016

Hari Kamis, 12 Mei 2016, Program Pembinaan Profesi Insinyur kembali diadakan di Gedung BPPT. Program ini juga menghadirkan workshop yang berlangsung setengah hari yang terdiri dari pengenalan sertifikasi Insinyur Profesional, bakuan kompetensi Insinyur dan tata cara pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP).

Kegiatan PPPI ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan sebelumnya seperti rundown materi dan instruktur yang diberi tugas antara lain: Sosialisasi UU Keinsinyuran dipaparkan oleh Ir. Rudianto Handojo yang sekaligus membuka acara ini. Ir. Rudi Purwondho memberikan sesi pengenalan sistem sertifikasi Insinyur Profesional, Ir. Habibie Razak dengan sesi Profil Organisasi PII dan sesi terakhir adalah workshop tata cara pengisian FAIP oleh Ir. Ngadiyanto.

RP-1Kegiatan PPPI ini cukup interaktif dihadiri oleh 25 peserta dan hampir semua pesertanya mendapatkan kesempatan mengemukakan pendapat dan pertanyaan pada tiap sesi. Salah satu pertanyaan yang disampaikan oleh salah seorang peserta “Usaha-usaha apa yang saat ini dilakukan PII dalam rangka meningkatkan jumlah Insinyur Profesional Indonesia dan bagaimana membuat profesi Insinyur menjadi lebih seksi sehingga diminati sebagai profesi yang memberikan benefit bagi yang menggeluti?”

Habibie Razak menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai misi ini antara lain:

  • Terus-menerus menggiatkan sosialisasi UU No. 11 Tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran dan mendorong pemerintah untuk segera mengesahkan peraturan turunan UU keinsinyuran ini termasuk pengaturan standar kompensasi dan benefit para Insinyur yang sudah teregistrasi sebagai Insinyur Profesional.
  • Kebijakan pemerintah untuk tidak berorientasi pada penjualan hasil mentah atas SDA yang diperoleh dari bumi Indonesia dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar bagi sarjana teknik. Dengan bertambahnya industri mulai dari hulu, midstream sampai pada industri hilir akan menyerap lebih banyak tenaga Insinyur dan Insinyur profesional sehingga Insinyur Indonesia akan lebih banyak berkarya di dalam negeri.
  • Insentif dari pemerintah kepada profesi insinyur yang telah memperoleh sertifikat ASEAN. Sebab jika tidak ada penghargaan lebih atau insentif dari pemerintah, maka dorongan bagi insinyur untuk mengambil sertifikasi Insinyur Profesional ASEAN tidak akan terwujud.
  • Pemerintah perlu melakukan desentralisasi pendidikan tinggi di mana dibutuhkan lebih banyak Perguruan Tinggi berbasis keteknikan di luar Jawa. Para calon mahasiswa teknik untuk bisa mengecap pendidikan keinsinyuran tidak perlu lagi jauh-jauh ke pulau Jawa karena mereka sudah bisa mendaftar di perguruan tinggi di daerahnya dengan kualitas yang sama.
  • Pola pikir yang mengatakan bahwa profesi dokter lebih prospektif dari profesi Insinyur juga perlu dipatahkan dan secara berkelanjutan mempromosikan profesi Insinyur ini kepada masyarakat luas mulai dari Sabang sampai Merauke.

HR in action (4)Salah seorang peserta yang berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara pada sesi coffee break mengutarakan keinginannya untuk menginisiasi kegiatan workshop sertifikasi Insinyur di daerahnya dan rencana akan mengundang Gubernur Sulawesi Tenggara untuk membuka acara. Inisiatif-inisiatif seperti ini sangat patut untuk diapreasiasi dan perlu segera ditindaklanjuti oleh Pengurus Pusat. Sulawesi Tenggara terkenal kaya akan sumber daya mineral seperti tambang nikel dan emas. Saat ini, setidaknya ada 9 investor yang sementara membangun pabrik Nickel Smelter di  propinsi ini dan rencana tahun depan sudah ada beberapa di antaranya yang akan beroperasi.

Reportase oleh: Ir. Habibie Razak – Sekretaris Bidang Distribusi Gas PII Pusat

Silaturahim dan Workshop Pengisian Aplikasi ASEAN Engineer di Fakultas Teknologi Industri UMI, 7 Mei 2016

Undangan ini datang tak disangka sebelumnya. Adalah Ir. Taufik Nur, dosen muda dan enerjik Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI-UMI) yang juga adalah Sekretaris PII Cabang Makassar memfasilitasi saya bersilaturahim dengan Bapak Ir. Zakir Sabara, Dekan FTI-UMI dan jajarannya sekaligus menjadi narasumber pada Workshop pengisian aplikasi ASEAN Engineer-Registered (AER) yang diadakan di ruangan kerja Beliau.

Suasana SilaturahimHari Sabtu, 7 Mei 2016 tepatnya, saya diundang oleh Bapak Ir. Zakir Sabara untuk bersilaturahmi dan sekaligus memandu pengisian aplikasi AER yang dihadiri oleh 5 calon AER yang tidak lain adalah tim dosen FTI-UMI yang dikoordinir oleh Ir. Taufik Nur. Pengisian formulir AER terdiri dari formulir aplikasi yang harus diisi sendiri oleh applicant dan juga form khusus untuk country registrar atau endorser dari host institution di mana calon AER itu berada. PII Pusat dalam hal ini Direktur Eksekutif PII dan ketua Tim AFEO meeting yang akan mengendorse calon AER ini. Dekan FTI-UMI menyampaikan bahwa Beliau akan membayar biaya sertifikasi AER ini kepada seluruh staff dosen yang berhasil lulus tadi. Biayanya adalah sekitar USD 220 per orang.

Depan Meja Pak DekanFTI-UMI di bawah kepemimpinan Dekan Ir. Zakir Sabara setidaknya akan mengirimkan 5 berkas AER application di antaranya Dekan sendiri, Ir. Taufik Nur dan Ir. Nusran, Ph.D. Mereka sementara menyiapkan formulir dan Curriculum Vitae dan akan segera dikirimkan ke PII Pusat paling lambat 11 Mei ini untuk final review oleh PII Pusat. Curriculum Vitae adalah bagian yang paling vital pada aplikasi AER ini karena ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) Monitoring Committee mendasarkan assessment pada pengalaman keinsinyuran yang dimiliki oleh calon-calon tadi. Workshop ini memberikan presentase pembuatan CV dalam bentuk bahasa Inggris yang attraktif dan berisi.

Suasana WorkshopHari yang sama, FTI-UMI juga mengadakan seminar internasional yang dihadiri oleh beberapa rektor Universitas Swasta lainnya dan menghadirkan pembicara dari salah satu Universitas di Malaysia. Ir. Zakir Sabara telah menjabat Dekan FTI-UMI selama dua tahun dan telah memberikan banyak kontribusi terhadap kemajuan fakultas. Pencapaian-pencapaian telah dilakukan di bawah kepemimpinan Beliau di antaranya membawa UMI sebagai salah satu dari 40 Perguruan Tinggi di Indonesia yang diberikan mandat sebagai pelaksana Program Profesi Insinyur (PPI) dan juga menorehkan sejarah bahwa UMI satu-satunya Universitas Swasta di luar Jawa yang mendapatkan amanah ini. Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana terus dilakukan oleh Beliau termasuk pembangunan gedung perkuliahan, laboratorium dan terkhusus lagi Beliau sementara menyiapkan gedung khusus untuk kegiatan Program Profesi Insinyur (PPI) ini.  Ada satu lagi yang saya dapatkan menarik di fakultas ini bahwa semua dosen memiliki ruangan kerja sendiri yang tentunya memberikan kenyamanan dan ketenangan untuk bisa bekerja dan mengajar lebih baik lagi.

Dpn SpandukSaya adalah salah satu dari 10 calon pengajar PPI yang diusulkan oleh FTI-UMI yang akan mulai digulirkan bulan September 2016 ini. Sukses buat Universitas Muslim Indonesia (UMI) di bawah kepemimpinan Fakultas Teknologi Industri di dalam menelurkan Insinyur-Insinyur handal yang siap memajukan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Salam Insinyur.